.
Disusun oleh:
PUTRI KHAIRI H 201810220311096
NENENG ISNAINI W 201810220311095
NADIA RAHMA S 201810220311101
ACHMAD NAUFAL 201810220311100
M. REZA SUKMA D 201810220311106
SILVIA ADZILLIN A 201810220311107
BAB 1 ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 2
2.1 Asam Amino .............................................................................................................. 2
2.2 Asam Amino Tirosin .................................................................................................. 2
BAB 3 ................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
3.1. Asam amino ........................................................................................................ 4
3.2. Asam Amino Tirosin ............................................................................................ 4
3.3. Metabolisme Tirosin ........................................................................................... 5
3.4. Biosintesis Tirosin................................................................................................ 6
3.5. Peran Tirosin di dalam Tubuh. ............................................................................ 6
BAB IV.................................................................................................................................. 8
PENUTUP ............................................................................................................................. 8
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asam Amino
Tirosin merupakan salah satu asam amino yang terkandung dalam protein
yang dapat meningkatkan sintesis norepinefrin dan dopamin.3 Dopamin sendiri
merupakan salah satu neurotransmiter yang berhubungan dengan fungsi memori.
Tirosin merupakan asam amino non essensial yang pembentukannya dibantu oleh
asam amino essensial fenilalanin dengan bantuan enzim fenilalanin hidroksilase,
tirosin akan diubah menjadi dihidroksifenilalanin (DOPA) oleh enzim tirosin
hidroksilase dengan kofaktor tetrahidrobiopterin dan O2. kemudian
dihidroksifenilalanin (DOPA) diubah menjadi dopamine oleh enzim DOPA
dekarboksilase, kemudian oleh enzim dopamine β-hidroksilase dopamine diubah
menjadi norepinefrin. Norepinefrin akan merangsang otak untuk melakukan
peningkatan aktivitas seperti dalam meningkatkan kewaspadaan .( Appleby, 2015)
Biosintesis Tirosin
2|Page
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah
dari fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin,
hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom
oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan
yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang
dipertahankan dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme
dihydropteridine reductase (DHPR).
Manfaat Tirosin
Tirosin dapat memperlambat penuaan dan menekan pusat lapar pada
hipotalamus. Tirosin juga bertanggung jawab atas produksi melanin, fungsi
kelenjar adrenal, tiroid, dan pituitary
Akibat Kekurangan Tirosin
Asam amino triptofan dan tirosin yang juga banyak terdapat pada protein
hewani mempunyai efek antihipertensi karena adanya pembentukan serotonin
pada sistem syaraf pusat (Umesawa dkk, 2009). Phenylketonuria atau PKU ialah
suatu penyakit yang disebabkan karena seseorang tidak mampu merubah asam
amino fenilalanin menjadi tirosin. Jika tidak diobati, phenylalanin menumpuk dan
dapat mengakibatkan masalahmasalah neurologis, termasuk keterbelakangan
mental dan kejang (Afriansyah, 2007). Fenilalanin yang tak dapat dipecah tubuh
akhirnya terakumulasi dalam aliran darah dan menjadi racun dalam otak
(Rubiyanti, 2019).
3|Page
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Asam amino
Protein berasal dari kata Yunani Proteios yang artinya “pertama”. Protein
adalah poliamida dan hidrolisis protein menghasilkan asam- asam amino.
O O O O
NHCHCNHCHCH2O, H+H2NCHCO2H + H2NCHCO2H
R R’ kalor R R’
suatu protein asam-asam amino
Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein yang
memiliki fungsi metabolisme dalam tubuh dan dibagi dua kelompok yaitu asam
amino esensial dan non esensial (Mandila dan Hidajati, 2013). 75% asam amino
dibutuhkan untuk sintesis protein. Asam amino esensial merupakan asam amino
yang tidak dapat dibuat oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan sumber
protein. Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat oleh
tubuh manusia. Beberapa jenis asam amino non esensial, yaitu asam aspartat,
asam glutamat, serin, glisin, alanin, dan tirosin. Mutu protein dinilai dari
perbandingan asam-asam amino yang terkandung dalam protein tersebut
(Winarno, 2008).
3.2. Asam Amino Tirosin
Tirosin adalah asam amino esensial, yang juga merupakan asam amino
aromatik yang berasal dari hidroksilasi fenilalanin. Tirosin bersifat hidrofobik
namun lebih larut dalam air dibandingkan fenilalanin. Hidroksil fenol tirosin lebih
bersifat asam dibandingkan hidroksil alipatik serin maupun treonin denganpKa
sekitar 9,8 dalam polipeptida. Sebagai kelompok ionisasi lainnya, pKa tergantung
dari lingkungan treonin. Tirosin yang terdapat di permukaan protein secara umum
mempunyai pKa yang lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di dalam
protein.
4|Page
Tirosin menyerap radiasi ultraviolet dan berperan dalam absorbansi spektrum
protein. Kehilangan tirosin hanya 1/5 dari triptofan pada 280 nm, sehingga sangat
berperan terhadap absorbansi UV.
Terdapat fakta bahwa radikal bebas dapat terbentuk pada protein dan tirosin
merupakan asam amino yang sering dilaporkan sebagai tempat pembentukan
radikal bebas. Banyak enzim yang menggunakan radikal tirosil (hasil dari oksidasi
satu elektron tirosin) untuk mekanisme katalitik. Namun di sisi lain, radikal tirosil
dapat berbahaya bila tidak terkontrol, contohnya ketka peroksida bereaksi dengan
protein heme. Ketika satu elektron dilepas dari tirosin, radikal kation dibentuk,
dimana pada pH fisiologis akan segera menghasilkan oksigen proton.
3.3. Metabolisme Tirosin
5|Page
dioksigenase. Struktur cincin homogentisat dapat dipecah dan unit linear C8
didegradasi dalam dua reaksi menjadi fumarat dan asetoasetat
3.4. Biosintesis Tirosin
6|Page
sintesis katekolamin karena tirosin hidrolase jalur ini adalah isoenzim yang
merupakan hasil dari gen yang berbeda.
Tirosinemia adalah gangguan yang diturunkan pada metabolisme asam
amino, yang disebabkan oleh gangguan enzim-enzim katabolik tirosin sehingga
terjadi peningkatan tirosin dalam darah
7|Page
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini yaitu tirosin diproduksi
di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Tirosin memiliki peranan penting
dalam tubuh, yaitu sebagai pengatur suasana hati serta mengobati depresi, karena
tirosin merupakan prekursor neurotransmitter yang berperan dalam
menghantarkan impuls saraf dan penting untuk mencegah depresi. Selain itu,
tirosin juga mampu mencegah stress akibat kelelahan, dan kecanduan kokain.
Tirosin dapat menyebabkan gangguan penyakit dalam tubuh, diantaranya yaitu
alkaptonuria, albinisme, dan tirosinemia.
8|Page
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah, Nurfi. 2007. Informasi Makanan dan Gizi Tinjauan Terhadap
Keamanan Konsumsi Pemanis Aspartam. Jakarta: Gizi Indonesia. 30(2)
Appley M.2015. Bananas as Brain Food. http://healthyeating.sfgate.com/bananas-
brain-food-3892.htm (Diunduh, 27 Desember 2019)
Mandila, S.P. dan N. Hidajati. 2013. Identi-fikasi asam amino pada cacing sutra
(Tubifex sp.) yang diekstrak dengan pelarut asam asetat dan asam
laktat. UNESA J. of Chemistry, 2(1):103-109.
Mitsumasa U; Shinichi S; Hironori I; Akihiko K; Takashi S; Kazumasa Y; et al.
2009. Relations between protein intake and blood pressure in
Japanesemen and women: the Circulatory Risk in CommunitiesStudy
(CIRCS)1–3. Am J Clin Nutr Vol 90:377.
Rubiyanti, R. 2019. Review Artikel Mutasi Pada Penyakit Phenylketonuria
(PKU). Jurnal Farmaka. Vol 17(1). Hal:75-88
Winarno, F.G. 2008. Kimia pangan dan gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakar-
ta. 112hlm.
9|Page