Anda di halaman 1dari 3

REAKSI TURUNAN BENZENA

(Reaksi Orto,Meta,Para)

ZANIRA FAISAL HARHARA

Senyawa benzena mempunyai rumus molekul C6H6, dan termasuk dalam golongan
senyawa hidrokarbon aromatik. Nama aromatik digunakan karena senyawa tersebut berbau
harum, dari rumus molekulnya dapat diketahui bahwa benzena merupakan senyawa tidak jenuh
karena tidak memenuhi rumus CnH2n+2.Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain
yang mengandung 6 buah atom karbon, misalnya heksana (C6H14) dan sikloheksana (C6H12),
maka dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidak jenuhan yang tinggi. Dengan
dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena memiliki ciri-ciri khas seperti
yang dimiliki oleh alkena.

Benzena tidak dapat dibrominasi atau dilakukan pemutusan ikatan karena rantai
sikliknya maka jika terjadi tanda-tanda pemutusan ikatan dapat distabilkan oleh ikatan pi (π)
disebelahnya. Hal ini berhubungan dengan resonansi benzena. Resonansi adalah delokalisasi
elektron pada molekul atau ion poli atomic tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan
dalam satu truktur Lewis. Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokalisasi elektron
disebut dengan struktur resonan. Dan ini telah menjelaskan bahwa mengapa benzene sulit
untuk di lakukan pemutusan ikatannya. Namun jika direaksikan dengan katalis asaw Lewis
(acceptor proton) maka benzene dapat di brominasi. Adalah FeBr3 katalis dari teori asam Lewis
yang dapat membantu Br masuk kedalam ikatan benzene . Hal ini dikarenakan Fe dapat
menyerap elektron ikatan pada benzene. subtitusi yang terdapat dalam rantai siklo benzene
dapat digolongkan sebagai pengarah orto, para, dan meta.

 MEKANISME PENGARAH ORTO, PARA DAN GUGUS PENGARAH META

Gugus-gugus yang meningkatkan laju reaksi dinamakan gugus pengaktif sedangkan


gugus yang memperlambat laju reaksi disebut gugus pendeaktif. Gugus-gugus yang termasuk
kelompok pengarah orto-para sebagian bersifat pengaktif dan sebagian lainnya
bersifat pendeaktif, sedangkan gugus-gugus pengarah meta semuanya termasuk dalam
kelompok pendeaktif.

Halogen termasuk kelompok gugus pengarah orto-para, tetapi gugus ini mendeaktifkan
inti. Kekhususan pada halogen ini dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa efek induksinya
mempengaruhi kereaktifan dan efek resonansinya menentukan orientasi. Pada senyawa
klorobenzena, karena atom klor sangat elektronegatif maka diperkirakan terjadi penarikan
elektron pada inti benzena dan karena itu mendeaktifkan inti benzena dalam reaksi subtitusi
elektrofilik.

1. Gugus Pengarah Orto, Para

Kita lihat nitrasi pada toluena. Pada langkah pertama ion nitrium dapat menyerang
karbon cincin yang posisinya orto, meta atau para terhadap gugus metil.
Pada salah satu dari ketiga penyumbang resinansi pada ion Benzenonium antara (intermedia)
untuk subsitusi orto atau para, muatan positip berada pada karbon pembawa metil.
Penyumbang resonansi itu ialah karbo kation tersier dan lebih stabil dari pada penyumbang
lainnya yang merupakan karbo kation sekunder. Sebaliknya, dengan serangan meta, semua
penyumbang adalah karbo kation sekunder; muatan positif pada ion Benzenonium intermediet
tidak pernah bersebelahan dengan subsituen metil. Dengan demikian, gugus metil ialah
pengarah orto, para, karna pereaksi ini dapat berlangsung melalui karbo kation intermediet
yang paling stabil. Sama halnya, semua gugus alkil lainnya ialah pengarah orto, para. Sekarang
kita liat gugus pengarah orto, para yang tertera pada tabel 4.1. pada setiap gugus tersebut,
atom yang melekat pada cincin aromatik memiliki pasangan elektron bebas. Pasangan elektron
bebas ini dapat menstabilkan muatan positif di sebelahnya. Mari kita lihat contoh, yaitu
Brominasi fenol.

Baik dalam hal serangan orto atau para, salah satu penyumbang pada ion benzenonium
intermediet menempatkan muatan positif pada karbon pembawa hidroksil. Pergeseran
pasangan elektron bebas dari oksigen ke karbon positif menyebabkan muatan positif
terdelokalisasi lebih jauh, yaitu ke oksigen (lihat struktur dalam kotak biru). Tidak mungkin ada
struktur seperti ini pada serangan meta. Dengan begitu, gugus hidroksil ialah pengarah
orto,para.

2. Gugus Pengarah Meta

Sekarang mari kita periks nitrasi pada Nitro benzena dengan cara yang sama, untuk
melihat apakah kita dapat menjelaskan efek pengarah meta dari gugus nitro. Pada nitro
benzena, nitrogen memiliki muatan formal +1, sebagaiman ditunjukan pada strukturnya.
Persamaan untuk membentuk ion benzenonium intermediet ialah

Pada persamaan 4.30, salah satu penyumbang pada hibrid resonansi intermediet untuk
subsitusi orto atau para memiliki dua muatan positif yang bersebelahan, yaitu susunan yang
sangat tidak diinginkan, sebab muatan yang sama saling tolak menolak. Tidak ada intermediet
seperti ini pada substitusi meta (persamaan 4.31)

perhatikan bahwa setiap gugus pengarah meta dihubungkan ke cincin aromatik oleh
suatu atom yang merupakan bagian dari ikatan rangkap atau ikatan rangkap tiga, dengan ujung
lainnya ialah atom yang lebih elektronegatif daripada karbon ( contohnya, atom
oksigen/nitrogen). Dalam hal ini atom yyang melekat pada cincin benzena akan membawa
muatan positif parsial (seperti nitrogen pada gugus nitro). Ini karena penyumbang resonansi,
seperti semua gugus yang serupa itu akan menjadi pengarah meta karena alasan yang sama
sepertingugus nitro yang bersifat pengarah meta: untuk mengindari adanya dua muatan positif
yang bersebelahan dalam ion benzenonium intermedietnya. Kita dapat membuat generalisasi.
Semua gugus dengan atom yang langsung melekat pada cincin aromatik yang bermuatan
positif atom merupakan bagian ikatan majemuk dengan unsur yang lebih elektronegatif ialah
pengarah meta.

Anda mungkin juga menyukai