Anda di halaman 1dari 29

Spektroskopi Infra

Merah
 Faktor-faktor
yang mempengaruhi
Frekuensi Vibrasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi frequensi vibrasi (n)
1. Kopling vibrasi
CH3

H
C
O O
O
IKATAN HIDROGEN
H INTRA MOLEKULER
O
ENOL

2. Ikatan hydrogen
Intramolekuler ( satu molekul) H
O
R
H
R O
ikatan hidrogen

H
O
ikatan hidrogen inter molekuler
Intermolekuler ( antar molekul) inter molekuler R

3. Efek elektronik O O

Resonansi (mesomeri) O
CH3
N ==
O

O
Induksi +M -M

O  str C=O turun  str C=O naik


O

Cl
1715 cm -1 1800 cm -1
4. Sudut Ikatan

O
O O

=
O O O
=

=
=
=

=
C
R R
normal
1815 1780 1745 1715 1715 1705 cm
-1
 C=O

sudut ikatan c-co-c makin berkurang keregangannya

5. Efek Ikatan
aksial O O CH3

=
ekuatorial Cl C CH3 C

=
O O
Cl
Cl
=

O
A C
B
Cl ekuatorial
C=O Lebih tinggi
Peralatan
Sumber Radiasi

Wadah Sampel

Fotometer

Grating/ Monokromator

Lima Bagian Utama dalam


Detektor/ thermocouple
Spektrofotometer IR Double Beam
 Prinsip sumber radiasi IR dipancarkan
oleh padatan lembam yang dipanaskan
sampai pijar dengan aliran listrik.

Sumber Radiasi
 Kawat nikhrom yang dipijar dengan aliran listrik
sampai temperature 1100 oC akan memancarkan
radiasi IR akan tetapi pancaran radiasi IR dari pijaran
kawat nikhrom ini memberikan bilangan gelombang
lebih dari 5000 cm-1 dengan intensitas yang lemah.
 Nernst Glower, juga sebagai hasil pijaran Zirkonium
oksida yang dijepit kedua ujungnya dengan keramik
pada temperature 1200 K – 2200 K
 Global, senyawa silicon karbida yang mempunyai
kehandalan dapat dipijarkan langsung sampai
temperature 1300 – 1500 K,sumber radiasi sangat
banyak dipakai

Tiga macam sumber radiasi IR


 Cuplikan atau sampel yang dianalisis dapat
berupa cairan,padatan,atau gas. Karna
energy vibrasi radiasi IR tidak terlalu besar,
sampel dapat diletakkan langsung
berhadapan dengan sumber radiasi IR karna
gelas kuarsa atau mortar dari batu porselen
memberikan kontaminasi yang menyerap
radiasi IR,hendaklah pemakaiannya dihindari
preparasi cuplikan harus memakai mortar
dari batu agate dan pengempaan dipakai
logam monel.

Wadah Sampel
 Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar
yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar
sinar yang masuk tetap konstan.

Fotometer
 Fungsinya sama seperti pada
spektrofotometer UV-Vis. Hanya saja
monokromator dalam spektrofotometer IR
tidak terbuat dari kwarsa (leburan silica )
tetapi terbuat dari garam NaCl, KBr, CsBr,
LiF. Oleh sebab itu, spektrofotometer IR
harus diletakkan disuatu tempat dengan
kelembapan yang rendah untuk
mencegah rusaknya peralatan optiknya.

Grating/ Monokromator
 Ada 2 macam monokromator dengan fungsi yang berbeda yang keduanya
sama fungsinya dengan monokromator spektrofotometer UV-Vis.
Monokromator celah berfungsi untuk lebih memurnikan radiasi IR yang
dari cuplikan sehingga masuk dalam rentang bilangan gelombang yang
dikehendaki.
 Monokromator prisma yang terbuat dari garam anorganik berfungsi
sebagai pengurai dan pengarah radiasi IR menuju detector.
Monokromator prisma yang terbuat dari hablur NaCl yang paling banyak
dipakai sebab memberikan resolusi radiasi IR yang terbaik dibanding
lainnya. Prisma leburan garam2 bromida pada umumnya dipakai sebagai
resolusi radiasi IR jauh, sedangkan garam flourida untuk radiasi IR dekat.
 Monokromator yang umum dipakai untuk spektrofotometer IR saat
ini adalah kisi difraksi (grating).
 Kisi difraksi terbuat dari kaca atau bahan plastic yang tertoreh
dengan halus permukaannya dan terlapisi oleh kondensasi uap aluminium
keunggulannya memberikan resolusi yang jauh lebih bagus dengan
dispersi yang sinambung lurus , disamping itu tetap menjaga keutuhan
radiasi IR menuju detector.

Cont’...
 Berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi
sinyal listrik yang sebanding dengan besaran
yang dapat diukur

 Syarat ideal sebuah detektor:


1. kepekaan yang tinggi
2. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising
tinggi
3. Respon konstan pada berbagai minimun tanpa
radiasi
4. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding
dengan tenaga radiasi

Detektor/ Thermocouple
 Macam-macam detektor:
1. Detektor foto (Photo detector)
2. Photocell
3. Phototube
4. Hantaran foto
5. Dioda foto
6. Detektor panas

Cont’...
 Spektrofotometri IR dan UV-Vis termasuk
kedalam spektrofotometri absorbsi.
Dimana spektrofotometri absorbsi itu
merupakan suatu metode analisis untuk
menentukan komposisi suatu sampel
secara kualitatif maupun kuantitatif
dengan menggunakan sifat
penyerapannya terhadap sinar.

PERSAMAAN SPEKTROFOTOMETRI
IR DENGAN UV-VIS
 Jika molekul menyerap sinar ultraviolet
atau sinar tampak, maka didalam molekul
itu terjadi perubahan tingkat energi
elektron, energi vibrasi dan energi rotasi.
Tapi jika molekul itu menyerap sinar IR
maka didalam molekul itu terjadi
perubahan tingkat energi vibrasi dan
tingkat energi rotasi.

PERBEDAAN SPEKTROFOTOMETRI
IR DENGAN UV-VIS
Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi C=O
Vibrasi Ulur
 Adanya ikatan C=C yang bertetangga
dengan gugus karbonil menyebabkan
terjadinya delokalisasi eletron π pada
ikatan karbonil dan ikatan rangkap,
konjugasi ini menaikkan sifat ikatan
tunggal C=O, maka tetapan kekuatan k
turun, sehingga frekuensi absorbsi C=O
turun

a. Efek Konjugasi
 Cincin 6 dengan gugus karbonil tidak begitu tegang,
sehingga C=O mengabsorbsi pada harga frekuensi
sesuai dengan yang diberikan pada tabel
 Penurunan ukuran cincin menaikkan frekuensi
absorbsi C=O karena terjadi coupling antara vibrasi
ulur ikatan tunggal C-C dengan vibrasi ulur C=O
 Semua gugus fungsional (anhidrida, asil klorida,
ester, aldehid, keton, asam karboksilat, amida) yang
dapat membentuk cincin, menyebabkan kenaikan
frekuensi absorbsi dengan naiknya ketegangan sudut.
 Keton dan ester penaikan sebesar 30 cm-1 setiap kali
berkurang satu atom karbon dari harga frekuensi
absorbsi C=O pada cincin 6 yang tidak tegang

b. Efek Ukuran cincin


c. Efek α-Substitusi
Bila atom karbon tetangga gugus karbonil
mempunyai substituen Cl (atau atom halogen lain
nya), pita karbonil akan bergeser ke frekuensi
yang lebih tinggi. Efek elektron withdrawing
mengalihkan elektron dari atom C ikatan C=O.

Ini dikompensasikan dengan jalan mengencangkan


(memendekan ikatan) maka tetapan kekuatan k
naik dan frekuensi absorpsi naik. Efek ini berlaku
bagi semua senyawa karbonil.
Ikatan hidrogen pada gugus karbonil akan
memperpanjang ikatan C=O, menurunkan tetapan
kekuatan k, sehingga frekuensi absorpsi C=O turun.

Contoh: penurunan frekuensi C=O pada metil


salisilat akibat ikatan hidrogen intermolekuler

d. Efek Ikatan Hidrogen


berkaitan dengan penetapan berapa banyak
suatu zat tertentu terkandung dalam sampel. Zat
yang ditetapkan tersebut sering disebut sebagai
analit atau konstituen. Jika analit tersebut
menyusun lebih dari 1% dari sampel dapat
dianggap sebagai konstituen utama. Bila jumlah
analit sekitar 0,01% - 1% dikategorikan sebagai
analit minor, dan bila kurang dari 0,01% disebut
sebagai konstituen perunut (trace).

Analisa Kuantitaif
Analisis kuantitatif juga biasa
diklasifikasikan berdasarkan ukuran sampel.
Jika sampel lebih besar dari 0,1 g,
diklasifikasikan sebagai analisis makro,
sampel antara 10 – 100 mg disebut analisis
semimikro, sementara analisis mikro untuk
sampel dengan ukuran antara 1 – 10 mg;
dan ultra mikro melingkupi sampel dalam
orde mikrogram ( 1 μ = 10 -6 g)
A = log Iₒ
It

Iₒ = Intensitas sumber radiasi


It = Intensitas yang diteruskan setelah melalui sampel
Langkah – langkah analisa
kuantitatif
Dari zat murni/standar
1. Pembuatan spektrum serapan
2. Pembuatan kurva kalibrasi

Diukur pada λ maksimum


1. Pembuatan larutan standar
2. Pengenceran sampel
Konsentrasi Io I1 A= log I0
zat X dalam I1
KBr
(mg/100mg)
0,284 93,4 64,5 0,160787
0,46 84,2 37,8 0,34782
0,69 78,8 23,0 0,534798
0,804 64,0 13,8 0,666301
1,02 70,0 12,8 0,737888

Pada penetapan kadar, ditimbang 0,92 mg sampel zat x ditambah


KBr ad 100 mg. pengukuran peak pada +- 1720 cm-1 dan
memberikan I0 = 64,8% dan I1 = 13,1%. Berapakah kadar zat X
dalam sampel tersebut?
Jawab:
y = a+bx
Y = A (serapan)  variabel independen
X = kadar zat X  variabel dependen
a = intersep
b = slope = tg α -1
A = log I0
It
Io = intensitas sumber
radiasi
α = Slope
It = intensitas yang
diteruskan setelah
melalu sample
x y
0,284 0,160787
0,46 0,34782
0,69 0,534798
0,804 0,666301
1,02 0,737888

y= -0,0364 + 0,8071x
r= 0,9849

a= -0,0364
b= 0,0871  α = 38,91o

Asample = 0,6943  0,6943 = -0,0364 + 0,0871X


0,7307 = 0,8071X
X = 0,905 mg
Kadar = 0,905/0,920 x 100% = 98,4%

Anda mungkin juga menyukai