Anda di halaman 1dari 6

Makalah Biokimia Glikogenesis, Glikogenolisis, dan Glukoneogenesis

Nama : Rizqy Amalia Nur Arista


NIM : 1503329022
PROSUS 2015

A. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang
terjadi terutama di dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan
makanan yang dibentuk dari molekul glukosa hasil pencernaan makanan. Glukosa
akan saling berikatan dengan ikatan 1-4 glikosidik untuk membentuk glikogen.
Molekul glikogen tersusun bercabang-cabang agar dapat tersimpan maksimal di
dalam sel.
Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan memicu disekresikannya
hormon insulin untuk memicu terjadinya glikogenesis. Glikogen ini dapat dipecah
lagi menjadi glukosa saat kadar glukosa darah menurun seperti dalam keadaan lapar
atau puasa.
Glikogenesis terjadi dengan cara penambahan molekul glukosa pada rantai
glikogen yang telah ada (disebut sebagai glikogen primer). Penambahan glukosa akan
terjadi secara bertahap, satu demi satu molekul glukosa akan memperpanjang
glikogen yang telah ada.
Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut.
1. Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim
glukokinase/hexokinase.
2. Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat,
dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase.
3. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi uridil di
phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat uridil
transferase.
4. UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada,
dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C pertama dari
UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada rantai glikogen primer
dan membentuk ikatan 1-4 glikosidik.
5. Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan memindahkan
kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu glukosa yang ada pada
glikogen primer untuk membentuk titik cabang. Enam residu gukosa tersebut akan
diikatkan pada atom C nomor 6 pada molekul glikogen primer.
6. Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin
panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.
7. Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang
normal.
Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah
penting dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan tubuh
untuk menjalankan glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan timbulnya
penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus dapat menjadi penyakit yang berbahaya
dan mematikan karena memicu berbagai komplikasi seperti stroke, kerusakan
jaringan, dan kebutaan.
Ketika kadar gula dalam darah rendah, tubuh akan melakukan proses
pemecahan glikogen untuk dibentuk menjadi glukosa kembali. Proses pemecahan
glikogen menjadi glukosa disebut dengan glikogenolisis.
Glikogen sering disebut sebagai pati hewan karena merupakan cadangan
makanan pada hewan. Ikatan antar molekul glukosa antara glikogen dan amilum (pati)
adalah sama, yaitu ikatan 1-4 glikosidik. Glikogen adalah cadangan makanan
hewan, sedangkan amilum adalah cadangan makanan tumbuhan. Perbedaan utama
antara glikogen dan amilum adalah adanya lebih banyak rantai cabang pada glikogen
dibandingkan dengan amilum.
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum pada
biosintesis disakarida dan polisakarida. Pada jaringan tumbuhan, disakarida sukrosa
dihasilkan melalui reaksi kondensasi glukosa dan fruktosa yang diawali proses
glikogenesis. Dalam proses tersebut UDP-glukosa bereaksi dengan fruktosa 6-fosfat
dikatalisis oleh enzim sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat. Kemudian
enzim sukrosa fosfatase akan mengkatalisis sukrosa 6-fosfat menjadi sukrosa.

B. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang
terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan
makanan hewan yang tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan
1-4 glikosidik (untuk rantai lurus), dan ikatan 1-6 glikosidik untuk titik cabang.
Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki banyak sekali percabangan, hal
tersebut diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan maksimal di dalam sel.
Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika
sedang berolahraga. Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon,
berkebalikan dengan insulin yang akan mempengaruhi pembentukan glikogen melalui
glikogenesis. Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen
fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.
Proses glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai berikut.
1. Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan
membebaskan glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus
berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.
2. Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang yang
lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang terikat
dengan ikatan 1-6 glikosidik.
3. Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang ( 1-6 glukosidase) akan
membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk
glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).
4. Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan
glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut agar
dapat berubah menjadi glukosa.
Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat
menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami
pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat
akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam bentuk ATP.
Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar
gula dalam darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk
memproduksi energi. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total
hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot
tersebut.

C. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa dari non-karbohidrat sumber.Titik
awal glukoneogenesis adalah asam piruvat, meskipun asam oksaloasetat dan
fosfatdihidroksiaseton juga menyediakan titik masuk. Asam laktat, beberapa asam
amino dariprotein dan gliserol dari lemak dapat diubah menjadi glukosa.Pada
dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukankarbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesisberlangsung
terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapatdibawa oleh
darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melaluiserangkaian
reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula
baru).Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai
glukosa yang tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa
akhirnya berasal darikatabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah
merah dan otot dalamkeadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk
glukoneogenesis.Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan
glikolisis, tetapi demialasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan
kebalikan dari prosesglikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak
reversibel, artinyadiperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.glukokinase
1. Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP fosfofruktokinase
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP piruvatkinase.
3. Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATPEnzim glikolitik yang terdiri dari
glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvatkinase mengkatalisis reaksi yang
ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa.
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, makaproses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap
pertamaglukoneogenesis merupakan suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa
enzim danorganel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat
menjadi malatsebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.Tiga reaksi pengganti yang pertama
mengubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat(PEP), jadi membalik reaksi yang
dikatalisis oleh piruvat kinase. Perubahan ini dilakukandalam 4 langkah. Pertama,
piruvat mitokondria mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat. Reaksi ini
memerlukan ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh piruvatkarboksilase. Seperti
banyak enzim lainnya yang melakukan reaksi fiksasi CO2, padareaksi ini memerlukan
biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi menjadi malatoleh malat
dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara
singkatmengalami overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat. Malat
meninggalkan mitokondria dan dalam sitoplasma dioksidasi membentuk kembali
oksaloasetat.Kemudian oksaloasetat sitoplasma mengalami dekarboksilasi
membentuk PEP padareaksi yang tidak memerlukan GTP (guanosin trifosfat) yang
dikatalisis oleh PEP karboksikinase.Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis
oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-bisfosfatasemengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi
fruktosa-6-fosfat, jadi membalik reaksi yangdikatalisis oleh fosfofruktokinase.
Glukosa-6-fosfatase yang ditemukan pada permulaanmetabolisme glikogen,
mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis dan mengubahglukosa-6-fosfat menjadi
glukosa bebas.Dengan penggantian reaksi-reaksi pada glikolisis yang secara
termodinamikaireversibel, glukoneogenesis secara termodinamika seluruhnya
menguntungkan dandiubah dari lintasan yang menghasilkan energi menjadi lintasan
yang memerlukan energi.Dua fosfat berenergi tinggi digunakan untuk mengubah
piruvat menjadi PEP. ATPtambahan digunakan untuk melakukan fosforilasi 3-
fosfogliserat menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Diperlukan satu NADH pada perubahan
1,3-bisfosfogliserat menjadigliseraldehida-3-fosfat. Karena 2 molekul piruvat
digunakan pada sintesis satu glukosa,maka setiap molekul glukosa yang disintesis
dalam glukoneogenesis, sel memerlukan 6ATP dan 2 NADH. Glikolisis dan
glukoneogenesis tidak dapat bekerja pada saat yangsama. Oleh karena itu, ATP dan
NADH yang diperlukan pada glukoneogenesis harusberasal dari oksidasi bahan bakar
lain, terutama asam lemak.Walaupun lemak menyediakan sebagian besar energi untuk
glukoneogenesis, tetapi lemak hanya menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon
yang digunakan sebagai substrat. Inisebagai akibat struktur siklus asam sitrat. Asam
lemak yang paling banyak pada manusiayaitu asam lemak dengan jumlah atom
karbon genap didegradasi oleh enzim -oksidasimenjadi asetil-KoA. Asetil KoA
menyumbangkan fragmen 2-karbon ke siklus asam sitrat,tetapi pada permulaan siklus
2 karbon hilang sebagai CO2. Jadi, metabolisme asetil KoAtidak mengakibatkan
peningkatan jumlah oksaloasetat yang tersedia untuk glukoneogenesis. Bila
oksaloasetat dihilangkan dari siklus dan tidak diganti, kapasitaspembentukan ATP dari
sel akan segera membahayakan. Siklus asam sitrat tidak terganggu selama
glukoneogenesis karena oksaloasetat dibentuk dari piruvat melaluireaksi piruvat
karboksilase.Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa
disediakan olehkatabolisme asam amino. Beberapa asam amino yang umum
ditemukan mengalamidegradasi menjadi piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses
glukoneogenesis melaluireaksi piruvat karboksilase. Asam amino lainnya diubah
menjadi zat antara 4 atau 5 karbon dari siklus asam sitrat sehingga dapat membantu
meningkatkan kandunganoksaloasetat dan malat mitokondria. Dari 20 asam amino
yang sering ditemukan dalamprotein, hanya leusin dan lisin yang seluruhnya
didegradasi menjadi asetil-KoA yang menyebabkan tidak dapat menyediakan substrat
untuk glukoneogenesis.Pengaturan Glukoneogenesis Hati dapat membuat glukosa
melalui glukoneogenesis dan menggunakan glukosamelalui glikolisis sehingga harus
ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedualintasan ini bekerja
serentak.Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitasmetabolik hati sesuai
dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasadan menggunakan
glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisisdiatur secara
terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan insulindalam
sirkulasi.Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi
daricadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal
inimengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati.
Karenaasam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi
peningkatan kadarasam amino terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi
piruvat dan substrat lainglukoneogenesis. Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan
asetil-KoA semuanyamemegang peranan mengarahkan substrat masuk ke
glukoneogenesis dan mencegahpenggunaannya oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA
secara alosterik mengaktifkan piruvatkarboksilase dan menghambat piruvat
dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwapiruvat akan diubah menjadi
oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak danalanin, jadi menghambat
pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.Pengaturan hormonal
fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase diperantaraioleh senyawa yang baru
ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat. Pembentukan danpemecahan senyawa
pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh fosforilasidan defosforilasi.
Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahanuntuk glukosa
dan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak danberkurang bila
glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik
mengaktifkanfosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila
glukosa banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat. Bila kadar
glukosa turun peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-
2,6-bisfosfat danpenghambatan yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan
glukoneogenesis.

Anda mungkin juga menyukai