Disusun Oleh :
SITI ANISAH
NIM : 202002T032
2020
KINETIKA ENZIM
A. Pengertian
Kinetika enzim merupakan bidang biokimia yang terkait dengan pengukuran kuantitatif
dari kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim dan pemeriksaan sistematik faktor-faktor yangg
mempengaruhi kecepatan tersebut. Analisis kinetik memungkinkan para ahli merekonstruksi
jumlah dan urutan tahap-tahap individual yang merupakan perubahan substrat oleh enzim
menjadi produk (Murray, R.K. 2006).
Mempelajari kinetik enzim juga merupakan dasar untuk mengidentifikasi kekuatan
pengobatan dari obat tertentu yang secara selektif menghambat kecepatan proses yang
dikatalisis oleh enzim. Bersama dengan mutagenesis yang disengaja dan teknik lain yang
mengganggu struktur protein, analisis kinetik juga mengungkapkan secara mendalam
mekanisme katalitik (Murray, R.K. 2006).
Aktivitas seperangkat enzim yg seimbang dan lengkap merupakan dasar penting untuk
mempertahankan homeostasis. Pemahaman tentang kinetik enzim penting untuk memahami
bagaimana stress fisiologis seperti anoksia, asidosis atau alkalosis metabolik, toksin dan
senyawa farmakologik mempengaruhi keseimbangan tersebut (Murray, R.K. 2006).
Enzim adalah molekul protein yang biasanya memanipulasi molekul lain - substrat
enzim. Ini target molekul mengikat ke situs aktif enzim dan diubah menjadi produk melalui
serangkaian langkah yang dikenal sebagai mekanisme enzimatik. Mekanisme ini dapat dibagi
ke dalam mekanisme tunggal-substrat dan multiple-substrat. Studi kinetik pada enzim yang
hanya mengikat satu substrat, seperti isomerase triosephosphate, bertujuan untuk mengukur
afinitas dengan enzim yang mengikat ini substrat dan tingkat turnover. Ketika enzim
mengikat substrat ganda, seperti dihydrofolate reduktase (ditampilkan kanan), kinetika enzim
juga dapat menunjukkan urutan di mana ini mengikat substrat dan urutan di mana produk
yang di. Contoh enzim yang mengikat substrat tunggal dan melepaskan beberapa produk
adalah protease, yang membelah satu protein substrat menjadi dua produk
polipeptida. Lainnya bergabung dengan dua substrat bersama-sama, seperti DNA polimerase
menghubungkan nukleotida pada DNA. Meskipun mekanisme ini sering serangkaian
kompleks langkah, ada biasanya satu tingkat-menentukan langkah yang menentukan kinetika
secara keseluruhan. Langkah tingkat-menentukan mungkin merupakan reaksi kimia atau
perubahan konformasi dari enzim atau substrat, seperti mereka yang terlibat dalam pelepasan
produk (s) dari enzim (Murray, R.K. 2006).
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan kinetika Enzim
1) Suhu
Reaksi yang menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada
suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi
reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein,
maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi
proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian
konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan
menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan
kecepatan reaksi.
Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak
terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetic dan frekuensi tubrukan dari
besarnya molekul. Bagaimanapun energy panas dapat meningkatkan energy kinetic
dari enzim ke titik yang mana kelebihan energy pelindung untuk dapat mengganggu
interaksi non-kovalen yang berfungsi mengatur struktur tiga dimensi dari enzim.
Cincin polipeptida kemudian mulai terbuka atau terdenaturasi, yang disertai dengan
pengurangan kecepatan dari aktivitas katalisis. Pada temperatur tertentu sebuah enzim
berada dalam keadaan stabil, konformasi.
Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara
enzim dengan substrat. Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang
disebut bagian aktif. Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya
menampung sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak
substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut. Dengan
demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan
makin besarnya kecepatan reaksi. Namun dalam keadaan ini, bertambah besarnya
konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks
enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
4) Konsentrasi enzim
Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini
besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan
bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan
menambah konsentrasi substrat.Inhibitor kompetitif misalnya malonat dan
oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan enzim
suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja pada substrat oseli suksinat.
Inhibitor nonkompetitif
Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada bagian
bukan sisi aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif berubah sehingga tidak
dapat berikatan dengan substrat. Inhibitor nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi
oleh konsentrasi substrat.
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat
dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan
bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya.
Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja enzim penyusun dinding
sel bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan
menambahkan konsentrasi substrat.
Prinsip aksi massa menyatakan bahwa untuk tahapan reaksi kimia yang tunggal dan
tidak dapat balik, laju reaksinya sebanding dengan konsentrasi reaktan yang terlibat dalam
proses tersebut. Tetapan kesebandingannya disebut tetapan laju (Kuchel dan Ralston, 2006).
Daftar Pustaka
Kuchel, P., dan Ralston, Gregory B. 2006. Schaum’s Easy Outlines Biokimia. Jakarta:
Erlangga
Murray, R.K. 2006. Biokimia Harper, Ed. 27. Alih Bahasa Oleh Pendit, B.U. Jakarta :EGC
Stryer, L. 2000. Biokimia. Vol 2. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.