Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

“CARA MENGUKUR VISKOSITAS DENGAN VISKOMETER


OSTWALD”

Disusun oleh kelompok:

Komang Agus Sudyadana (19089016004) Progsus

Ni Komang Virginia Pradini (19089016022)

Putu Widma Dewi (19089016024) Progsus

Yohana Laura Silfia Pora (19089016028)

Deva Tamtama Saputra (19089016032)

LABORATORIUM FARMASI FISIKA JURUSAN FARMASI SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2020
CARA MENGUKUR VISKOSITAS DENGAN VISKOMETER OSTWALD

I. Tujuan Praktikum

Tujuan dari pratktikum kali ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara
mengukur suatu viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald.

II. Alat dan Bahan :

Alat :

1. Viskometer Oswald

2. Thermometer raksa

3. Gelas ukur

4. Beaker glass

5. Pipet filler

6. Piknometer

7. Waterbath

Bahan :
1. Gliserin

2. Aquadest

3. Tissue

III. Cara Kerja

A. Kalibrasi dan Pengenceran

1. Lakukan pengatan dengan mengukur air sejumlah 50 ml dalam gelas


ukur.

2. Tuang kedalam beaker glass dan tandai dengan label sebagai tanda batas
(5%)
3. Lakukan pengatan yang sama pada ke empat beaker glass untuk
menyiapkan empat konsentrasi gliserin yang berbeda (5%, 10%, 15%,
20%)
4. Tuang gliserin kedalam beaker glass dan ukur gliserin dengan gelas ukur
sesuai pengenceran yang diinginkan (3 ml)
5. Buang air sisa pengatan kedalam beaker glass dan gantikan dengan
gliserin yang telah diukur.
6. Pengatkan dengan aquadest hingga tanda batas. Pengatan dilakukan
dengan membilas gelas ukur untuk mengisi air kedalam beaker glass. Hal
ini dilakukan agar tak ada sisa gliserin yang tertinggal pada gelas ukur.
7. Lakukan hal yang sama pada pengenceran selanjutnya.

B. Pengukuran Viskositas

1. Pada pengukuran viskositas ini, akan dilakukan pengukuran viskositas


gliserin yang telah diencerkan pada suhu 30ºC dengan menggunakan
waterbath dan thermometer
2. Masukkan salah satu larutan dengan kadar tertentu sebanyak 5-10 ml
kedalam viskometer melalui bagian lubang pipa yang besar.
3. Kosongkan udara pada pipet filler dengan menekan tombol A. Pasangkan
pipet kapiler vikometer berlubang kecil dengan bagian bawah pipet filler.
4. Kemudian hisap larutan dengan menekan tombol sampai miniskus bawah
cairan tepat pada tanda batas atas viskometer.
5. Siapkan stopwatch, lepas pipet filler, lalu ukur waktu alir cairan hingga
tepat melalui garis tanda batas bawah.
6. Catat waktu yang didapat dan hitung viskositas masing-masing sampel.

IV. Pembahasan

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yangdiubah


baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari viskositas
adalah ketebalan atau pergesekan internal. Oleh karena itu, air yang tipis
memiliki viskositas yang lebih rendah, sedangkan madu dan minyak yang tebal
memiliki viskositas yang lebih tinggi. Salah satu metode untuk mengukur
viskositas cairan adalah metode Ostwald. Metode Ostwald ini dilakukan
dengan menggunakan viskometer yang disebut viskometer Ostwald, dengan
pipa A yang terhubung dengan pipas kapiler kecil dan pada lengan lainnya
yaitu pipa B terdapat sebuah buf atau bohlang dengan pipa yang lebih besar
berfungsi untuk mempertahankan tekanan hidrostatis cairan. Melewati pipa
kapiler kecil cairan mengalir dengan aliran yang terukur. Terdapat garis C dan
D pada atas dan bawah buf A untuk mengukur seberapa lama cairan mengalir
diantara garis tersebut. Viskositas cairan dapat dipengaruhi oleh massa jenis
cairan dan suhu.
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada
metode ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu
cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada
pipa visko meter. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah,
serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas
dengan metode viskometer Ostwal ini dilakukan dengan memasukkan cairan
(gliserin) ke dalam alat viskometer melalui pipa A kemudian dengan cara
menghisap cairan dibawa ke B sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan
mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke
bawah diukur. Masingmasing perlakuan diulangi tiga kali, hal ini dilakukan
karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat yang
digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari ketiga hasil
tersebut kemudian dirata-ratakan.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu Viskometer
Ostwald berfungsi untuk menghitung viskositas larutan atau fluida yang
digunakan dalam penelitian. Semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin
cepat pergerakan fluida tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi viskositas suatu
fluida, semakin lambat pergerakannya. Termometer raksa, termometer ini
digunakan karena dapat mengukur suhu yang sangat tinggi, mudah dilihat,
perubahan suhu lebih cepat, dan tidak membasahi dinding termometer. Gelas
ukur digunakan sebagai alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan
ketelitian yang tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisis kimia kualitatif
atau untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisis
titrimetri/volumetri. Beaker glass berfungsi sebagai wadah penampung yang
digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan. Pipet filler
digunakan untuk memindahkan sejumlah volume larutan, yang biasanya
disebut dengan aliquot. Filler merupakan alat untuk menyedot larutan yang
dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan
karet yang resisten bahan kimia. Piknometer, piknometer merupakan alat yang
berfungsi mengukur nilai suatu massa jenis atau densitas dari fluida. Waterbath
berfungsi sebagai pemanasan pada suhu rendah 30°-100°c, menguapkan
zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi, menginkubasi kultur mikrologi.
Dan bahan yang digunakan yaitu air sebagai pelarut sedangkan larutan
gliserin sebagai cairan uji. Pada percobaan ini yang pertama melakukan
Kalibrasi dan Pengenceran, lakukan pengatan dengan mengukur air (50 ml) ke
dalam gelas ukur. Kemudian tuang ke dalam beaker glass dan tandai dengan
label sebagai tanda batas. Lakukan pengatan yang sama untuk menyiapkan
empat konsentrasi gliserin yang berbeda dengan memasukkan ke dalam beaker
glass. Tuang gliserin kedalam beaker glass dan ukur gliserin dengan gelas ukur
sesuai pengenceran yang diinginkan. Selanjutnya pengatan dengan aquadest
hingga tanda batas. Pengatan dilakukan dengan membilas gelas ukur untuk
mengisi air kedalam beaker glass. Hal ini dilakukan agar tak ada sisa gliserin
yang tertinggal pada gelas ukur.
Yang kedua yaitu Pengukuran Viskositas, akan dilakukan pengukuran
viskositas gliserin yang telah diencerkan (30ºC) dengan menggunakan
waterbath dan thermometer. Kemudian masukkan salah satu larutan dengan
kadar tertentu ke dalam viskometer. Kosongkan udara pada pipet filler,
pasangkan pipet kapiler vikometer berlubang kecil dengan bagian bawah pipet
filler. Kemudian hisap larutan hingga cairan tepat pada tanda batas atas
viskometer. Siapkan stopwatch, lepas pipet filler, lalu ukur waktu alir cairan
hingga tepat melalui garis tanda batas bawah dan catat waktu yang didapat serta
hitung viskositas masing-masing sampel.
1. Manfaat Viskositas Dalam Tahap Formulasi Sediaan Farmasi

a. Dalam Suspensi

Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi


pengendapan dari partikelpartikel zat terdispersi perubahan dalam sifat-
sifat aliran dari suspensi bila wadahnya dikocok dan bila produk tersebut
dituang dari botol dan kualitas penyebaran dari cairan (lotio) bila
digunakan untuk suatu bagian permukaan yang akan diobati.
Pertimbangan rheologi juga penting dalam pembuatan suspensi.
Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada
penyimpanan adalah lantaran pengendapan dari partikel-partikel yang
tersuspensi. Gaya ini diabaikan dan bisa dibuang. Tetapi jika wadah
dikocok dan produk dituang dari botol terdapat laju shearing yang tinggi.
Zat pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang tinggi pada
shear yang dapat diabaikan yakni selama penyimpanan dan zat
pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang rendah pada laju
shearing yang tinggi yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan,
penuangan, dan penyebarannya ini.

b. Dalam Emulsi

Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear-


stress selama pembuatan atau penggunaanya. Pada kebanyakan proses ini
sifat aliran produk akan menjadi sangat penting untuk penampilan emulsi
yang tepat pada kondisi penggunana dan pembuatannya. Jadi penyebaran
produk dermatologik dan produk kosmetik harus dikontrol agar didapat
suatu preparat yang memuaskan. Aliran emulsi parenteral melalu jarum
hipodermik, pemindahan suatu emulsi dari botol atau tube dan sifat dari
satu emulsi dalam berbagai proses penggilingan yang digunakan dalam
pembuatan produk ini secara besar-besaran, menunjukkan perlunya
karakteristik aliran yang tepat. Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer
menunjukkan aliran non Newton yang mempersulit interpretasi data dan
perbandingan kuantitatif antara sistemsistem dan formulasi-formulasi
yang berbeda.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase terdispersi meliputi
perbandingan dengan fase terdispers meliputi perbandingan volume fase,
distribusi ukuran partikel dan viskositas dari fase dalam itu sendiri. Jadi,
jika konsentrasi volume dari fase terdispers rendah (kurang dari 0,05),
sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya konsentrasi volume,
sistem tersebut menjadi lebih tahan terhadap aliran dan menujukkan
karekteristik aliran pseudoplastis. Pada konsentrasi yang cukup tinggi,
terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi volume mendekati 0,74 mungkin
terjadi inversi dengna berubahnya viskositas secara nyata. Pengurangan
ukuran partikel rata-rata akan menaikkan viskositas. Makin luas
distribusi ukuran partikel, makin rendah viskositasnya jika dibandingkan
dengan sistem yang memiliki ukuran partikel rata-rata serupa tetapi
dengan distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.

c. Dalam Semi Solid

Pembuat salep farmasetik dan krim kosmetik menyadari adanya


keinginan untuk mengontrol konsistensi bahan non-Newton. Instrumen
yang paling baik untuk menentukan sifat-sifat rheologi dari semisolid di
bidang Farmasi adalah viskometer putar (rotational viscometer). Untuk
analisis semisolid yang berbentuk emusi dan suspensi digunakan cone-
plate viscometer. Viscometer Stormer terdiri dari cup yang stationer dan
bob yang berputar, dan alat ini juga baik untuk semisolid.

d. Sifat Aliran Pada Serbuk

Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton


menunjukkan aliran plastik dan kadang-kadang dilatansi partikel-partikel
dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai derajat yang bervariasi. Oleh
karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau melekat.
Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan,
dan kehalusan permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan
besarnya interaksi partikel-partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari
10µm), aliran partikel melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara
partikel besarnya sama dengan gaya gravitasi. Karena gaya yang terakhir
ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di naikkan pangkat tiga,
gaya-gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran partikel
meningkan dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah
aliran berkurang apabila ukuran partikel mendekati besarnya lubang
tersebut. Jika suatu serbuk mengandung sejumlah partikel-partikel kecil,
sifat-sifat aliran serbuk bisa diperbaiki dengan menghilangkan “fines”
atau mengadsorbsinya pada partikel-partikel yang lebih besar. Kadang
kadang, aliran yang jelek bisa diakibatkan karena adanya kelembapan
dalam hal mana pengeringan partikel-partikel akan mengurangi lekatnya
partikel-partikel tersebut. Partikel-partikel panjang atau plat cenderung
untuk mengepak walaupun dengan sangat longgar sehingga memberikan
serbuk yang mempunyai porositas tinggi. Partikel-partikel dengan
kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah cenderung untuk
mempunyai sifat-sifat bebas mengalir. Ini dapat dikurangi dengan
kasarnya permukaan, yang cenderung mengakibatkan karakteristik aliran
yang jelek disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan
banyak kesulitan pada industri farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang
seragam terbukti bergantung pada beberapa sifat granulat. Jika ukuran
granular berkurang, variasi berat tablet pun berkurang. Variasi berat
minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah 400 sampai
800 µm. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas
dan variasi berat granul meningkat. Distribusi ukuran partikel
mempengaruhi aliran dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
2. Cara Menaikkan Dan Atau Menurunkan Viskositas Dalam Suatu
Sediaan Farmasi
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang
dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan
antara lain:

a. Viskometer Brookfield

Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur


gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke dalam
sample. Viskometer Brookfield memungkinkan untuk mengukur
viskositas dengan menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur
kekentalan (yang juga dapat disebut viscosimeters) dapatmengukur
viskositas melalui kondisi aliran berbagai bahan sampel yang diuji.
Untuk dapat mengukur viskositas sampel dalam viskometer Brookfield,
bahan harus diam didalam wadah sementara poros bergerak sambil
direndam dalam cairan. (Atkins 1994)

b. Viskometer Oswald

Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan


oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan
gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Didalam percobaan
diukur waktu aliran untuk volume V (antara tanda a dan b) melalui pipa
kapiler yang vertical. Jumlah tekanan (P) dalam hokum Poiseuille adalah
perbedaan tekanan antara permukaan cairan, dan berbanding lurus
dengan r. (Moechtar,1990)

c. Viskometer Hoppler

Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola


untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya
gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan
kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum.
Kecepatan maksimum akan dicapai jika gaya gravitasi (g) sama dengan
gaya tahan medium (f) besarnya gaya tahan
(frictional resistance) untuk benda yang berbentuk bola stokes.
(Moechtar,1990)

d. Viskometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding


luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis
ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian
tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan
konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990)
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah
papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya
digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut
yang berputar (Moechtar,1990).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sifat Viskositas Suatu Sediaan

Farmasi

a. Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan


viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.

b. Temperatur

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas


gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan
molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan
bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan
demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
c. Kehadiran zat lain

Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya


bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada
minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan
viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin
encer, waktu alirnya semakin cepat.

d. Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju


aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan
kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga
tinggi.

e. Berat molekul

Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.

f. Kekuatan antar molekul

Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas


CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang
sama. (Bird, 1987)
PERCOBAAN I
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON
DENGAN VISKOSIMETER OSTWALD

Lembar Laporan Hasil Percobaan

Tanggal : 26 Juni 2020 Nama : 1. Komang Agus Sudyadana (19089016004) Prg


No : 2. Ni Komang Virginia Pradini (19089016022)
3. Putu Widma Dewi (19089016024) Prg
4. Yohana Laura Silfia Pora (19089016028)
5. Deva Tamtama Saputra (19089016032)
Golongan : S1 Farmasi

Data Percobaan
No Nama Zat Cair Kerapatan Waktu Viskositas
1. Air 1 gr/cm3 100 dt 1 cp
3. Larutan gliserin 1,25 gr/cm 80 dt 0,89 cp

Mengetahui,
Praktikan
……………….,……………
Asisten,

(…………………….) (…………………………)

Anda mungkin juga menyukai