Anda di halaman 1dari 15

4.

3 Glikogenesis dan Glikogenolisis

Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang terjadi


terutama di dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan
makanan yang dibentuk dari molekul glukosa hasil pencernaan makanan. Glukosa
akan saling berikatan dengan ikatan α 1-4 glikosidik untuk membentuk glikogen.
Molekul glikogen tersusun bercabang-cabang agar dapat tersimpan maksimal di
dalam sel.

Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan memicu disekresikannya hormon


insulin untuk memicu terjadinya glikogenesis. Glikogen ini dapat dipecah lagi
menjadi glukosa saat kadar glukosa darah menurun seperti dalam keadaan lapar
atau puasa.

Glikogenesis terjadi dengan cara penambahan molekul glukosa pada rantai


glikogen yang telah ada (disebut sebagai glikogen primer). Penambahan glukosa
akan terjadi secara bertahap, satu demi satu molekul glukosa akan memperpanjang
glikogen yang telah ada.

Sintesis glikogen melalui glikogenesis


Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut.

 Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh


enzim glukokinase/hexokinase.

 Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa


1-fosfat, dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase.

 Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi uridil
di phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-
fosfat uridil transferase.

 UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah


ada, dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C
pertama dari UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada
rantai glikogen primer dan membentuk ikatan α 1-4 glikosidik.

 Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan


memindahkan kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu glukosa
yang ada pada glikogen primer untuk membentuk titik cabang. Enam residu
gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C nomor 6 pada molekul glikogen
primer.

 Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin


panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.

 Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar
yang normal.

Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah penting


dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan tubuh untuk
menjalankan glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan timbulnya penyakit
diabetes melitus.
Ketika kadar gula dalam darah rendah, tubuh akan melakukan proses pemecahan
glikogen untuk dibentuk menjadi glukosa kembali. Proses pemecahan glikogen
menjadi glukosa disebut dengan glikogenolisis.

Glikogen sering disebut sebagai pati hewan karena merupakan cadangan makanan
pada hewan. Ikatan antar molekul glukosa antara glikogen dan amilum (pati) adalah
sama, yaitu ikatan α 1-4 glikosidik. Glikogen adalah cadangan makanan hewan,
sedangkan amilum adalah cadangan makanan tumbuhan. Perbedaan utama antara
glikogen dan amilum adalah adanya lebih banyak rantai cabang pada glikogen
dibandingkan dengan amilum.

Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum pada


biosintesis disakarida dan polisakarida. Pada jaringan tumbuhan, disakarida sukrosa
dihasilkan melalui reaksi kondensasi glukosa dan fruktosa yang diawali proses
glikogenesis. Dalam proses tersebut UDP-glukosa bereaksi dengan fruktosa 6-
fosfat dikatalisis oleh enzim sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat.
Kemudian enzim sukrosa fosfatase akan mengkatalisis sukrosa 6-fosfat menjadi
sukrosa.

Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang


terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan
makanan hewan yang tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan
ikatan α 1-4 glikosidik (untuk rantai lurus), dan ikatan α 1-6 glikosidik untuk titik
cabang. Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki banyak sekali
percabangan, hal tersebut diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan
maksimal di dalam sel.

Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika sedang
berolahraga. Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon,
berkebalikan dengan insulin yang akan mempengaruhi pembentukan glikogen
melalui glikogenesis. Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu
glikogen fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.
Proses glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai berikut.

 Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan


membebaskan glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan
terus berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik
cabang.

 Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung


cabang yang lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik
cabang yang terikat dengan ikatan α 1-6 glikosidik.

 Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang (α 1-6 glukosidase) akan


membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk
glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).

 Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan


glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut
agar dapat berubah menjadi glukosa.

Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat


menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami
pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-
fosfat akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam
bentuk ATP.

Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar gula
dalam darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk
memproduksi energi. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa
total hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot
tersebut.

4.4 Proses pelepasan energi dalam Glikolisis

Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom
C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP.
NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang
mengikat elektron (H), sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP
(adenosin trifosfat) merupakan senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus
fosfatnya menghasilkan energi.

Pada proses glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam
piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP.

Glikolisis memiliki sifat-sifat berikut:

 Glikolisis dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob, glikolisis


melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP
pada glikolisisadalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang
satu ke molekul yang lain.

 Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol).

 Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan


energi dan 5 tahapan pelepasan energi.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang tahap penggunaan dan pelepasan energi
pada glikolisis, mari simak uraian berikut.
a) Tahap penggunaan energi pada Glikolisis:

 Penambahan gugus fosfat pada molekul glukosa dengan bantuan enzim


heksokinase, sehingga terbentuk glukosa 6-fosfat.

 Glukosa 6-fosfat diubah menjadi isomer nya yaitu fruktosa 6-fosfat.

 Fosfofruktokinase mentransfer gugus fosfat dari ATP ke fruktosa 6-fosfat,


fruktosa 1,6 bisfosfat.

 Aldolase membagi molekul gula (fruktosa 1,6 bisfosfat) menjadi 2 molekul


gula yang berbeda dan merupakan isomernya.

 Dua molekul gliseraldehid postat masing-masing akan masuk pada tahapan


glikolisis selanjutnya.

b) Tahap pelepasan energi pada Glikolisis:

 Triosafosfat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan elektron dan H+ dari


substrat (gliseraldehid fosfat) ke NAD+ membentuk NADH.

 Glikolisis menghasilkan ATP. Gula telah diubah menjadi senyawa asam


organik oleh fosfogliserokinase.

 Gugus fosfat dipindahkan sehingga menjadi 2-fosfogliserat oleh


fosfogliseromutase.

 2-fosfogliserat melepaskan molekul H2O sehingga terbentuk fosfoenol


piruvat kinase oleh enolase.

 Piruvat kinase mentransfer gugus fosfat sehingga menghasilkan 2 ATP lagi.

Berdasarkan uraian mengenai tahap penggunaan dan pelepasan energi glikolisis di


atas, maka pada proses tersebut menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan pada
tahap penggunaan energi adalah 2 ATP. Sementara itu, energi yang dihasilkan pada
tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2 NADH.
Dengan demikian, selisih energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2
NADH.

Jika kita mengamati lebih cermat lagi, maka kita akan mengetahui pada tahapan
mana saja energi (ATP) dibentuk. Nah, proses pembentukan ATP inilah yang
disebut fosforilasi. Pada tahapan glikolisis tersebut, enzim mentransfer gugus fosfat
dari substrat (molekul organik dalam glikolisis) ke ADP sehingga prosesnya disebut
fosforilasi tingkat substrat. Maka dari itu, keseluruhan reaksi glikolisis dapat ditulis
dengan persamaan reaksi di bawah ini.

Glukosa + 2ADP + 2Pi + 2NAD+ menghasilkan 2 Piruvat + 2H2O + 2ATP +


2NADH + 2H+

Selain glukosa, bahan makanan yang setiap hari kita konsumsi tidak selalu
mengandung gula sederhana seperti glukosa saja. Kadang-kadang kita pun
mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung gula kompleks (karbohidrat
kompleks) seperti disakarida maltosa, laktosa, dan sukrosa. Menurut anda apakah
gula-gula atau karbohidrat yang kompleks tersebut bisa langsung dimetabolisme
oleh sel? Jawabannya tentu saja tidak bisa, karena bahan-bahan makanan yang
masih kompleks atau belum sederhana harus dirombak terlebih dahulu oleh tubuh
sehingga menjadi bahan makanan yang lebih sederhana dan dapat dimetabolisme
langsung oleh sel.

4.5 Siklus krebs adalah serangkaian reaksi yang digunakan oleh organisme aerobik
untuk menghasilkan energi dari oksidasi molekul asetil-CoA hasil tiga metabolisme
karbohidrat utama, Glikolisis, Jalur Pentosa Fosfat dan Jalur Entner-Doudoroff.

Molekul tersebut akan dioksidasi lebih lanjut untuk mendapatkan energi lebih
banyak, tergantung jenis mikroorganisme dan kondisi fisiologi lingkungan. Jadi,
siklus yang juga dikenal sebagai siklus asam sitrat dan siklus asam trikarboksilat
ini merupakan salah satu cara sel mengoksidasi secara total asam piruvat dalam
kondisi aerobik.

Sejarah Siklus Krebs

Siklus asam sitrat ini pertama kali dipelajari oleh ilmuwan peraih hadiah
Nobel, Albert Szent-Györgyi pada periode 1930-an dan berhasil mendeteksi salah
satu senyawa kunci dari siklus ini yakni asam fumarat.

Studi mengenai siklus ini akhirnya berhasil dirampungkan oleh Hans A. Krebs pada
tahun 1937 dan para ilmuwan sepakat menamai siklus yang ditemukannya ini siklus
krebs. Krebs akhirnya mendapat hadiah nobel fisiologi dan kedokteran pada tahun
1952.

(Sumber: Krebs, 1970)

Fungsi dan Peranan Siklus Krebs Bagi Makhluk Hidup

Peranan atau fungsi siklus krebs bagi makhluk hidup yang paling utama adalah
menghasilkan energi berupa ATP, NADH dan FADH dari metabolisme
biomolekul. Namun, siklus ini juga memiliki beberapa peranan atau fungsi lain
yang krusial bagi makhluk hidup.

Tempat Terjadinya TCA Dalam Sel Mikroorganisme


Untuk organisme eukariotik termasuk mikroorganisme eukariotik seperti cendawan
(khamir, kapang dan jamur), siklus krebs terjadi pada organel mitokondria, mesin
pemanen energi sel. Spesifiknya terletak pada matriks mitokondria

Sedangkan siklus krebs pada organisme prokariotik, terjadi langsung pada


sitoplasma sel, karena organisme prokariotik tidak memiliki organel endomembran
pengasil energi yakni mitokondria.

Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat

Sebelum memasuksi siklus Krebs, asam piruvat akan mengalami proses


dekarboksilasi oksidatif oleh piruvat dehidrogenase dengan bantuan NAD+ sebagai
reduktor yang akan mengoksidasi asam piruvat dan koenzim A. Reaksi tersebut,
secara kasar terjadi seperti persamaan dibawah ini

ringkasan siklus krebs

Asetil-CoA hasil reaksi ini umumnya dapat menjadi prekursor asam amino
dan asam lemak

Langkah-langkah Proses Siklus Krebs Secara Lengkap

Secara lengkap dan singkat, proses siklus krebs terjadi sebagai berikut
1. Penggabungan molekul asetil-KoA dengan oksaloasetat dan membentuk
asam sitrat. Enzim yang digunakan dalam reaksi ini adalah enzim asam
sitrat sintetase.

2. Tahap kedua yang disebut isomerase sitrat dibantu oleh enzim akonitase
yang menghasilkan isositrat.

3. Enzim isositrat dehidrogenase mengubah isositrat menjadi alfa-ketoglutarat


dengan bantuan NADH. Setiap satu reaksi melepaskan satu molekul karbon
dioksida.

4. Alfa ketoglutarat diubah menjadi suksinil-CoA. Reaksi dikatalisasi oleh


enzim alfa-ketoglutarat dehidrogenase.

5. Suksinil-CoA diubah menjadi suksinat dengan mengubah GDP + Pi


menjadi GTP. GTP digunakan untuk membentuk ATP.

6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan didehidrogenasi


menjadi fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase.

7. Terjadi hidrasi yaitu penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon ganda
(C=C) yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat.

8. Enzim malat dehidrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat.


Oksaloasetat yang dihasilkan berfungsi untuk menangkap asetil-CoA,
sehingga siklus Krebs akan terus berlangsung. Pada tahap ini juga
dihasilkan NADH ketiga dari NAD+.
Skema Proses Siklus Krebs Lengkap dan Enzim yang Terlibat

Enzim yang Terlibat dalam Siklus Krebs

1. Citrate synthase : Enzim yang menyintesis asam sitrat dengan cara


menggabungkan Asetil-coA dengan oksaloasetat. Reaksi kondensasi ini
dilakukan dengan menggunakan sebuah molekul air dan dilepaskan
molekul koenzim A.

2. Acotinate hydratase: Adalah enzim yang mengkatalis reaksi isomerasi asam


sitrat menjadi isositrat dengan molekul intermediet cis-aconitate

3. Isocitrate dehydrogenase: Enzim ini mengkatalis reaksi dekarboksilasi


oksidatif isositrat menjadi alfa-ketoglutarat dan karbon dioksida. Pada
reaksi ini juga terjadi pelepasan H+ yang digunakan untuk memproduksi
NADH

4. Alfaglutarat-dehidrogenase : Enzim yang berperan dalam dehidrogenasi


alfaketoglutarat
Intermediet dalam Proses Siklus Krebs Dapat Menjadi Bahan Sintesis
Biomolekul Esensial Sel

Beberapa intermediet ini dapat menjadi prekursor dalam reaksi biosintesis beberapa
molekul esensial sel seperti yang dirangkum dalam skema berikut:

Rangkuman Hasil Reaksi dalam TCA

Hasil reaksi dari siklus krebs adalah CO2 dan beberapa molekul berenergi tinggi
seperti NADH, NADPH, FADH dan ATP yang dirangkum dalam persamaan reaksi
berikut:

Molekul-molekul berenergi tinggi seperti NADH, NADPH dan FADH bukanlah


molekul berenergi yang dapat langsung dipakai oleh sel, kecuali dalam proses
biosintesis biomolekul.
Jadi, tiga molekul tersebut harus direduksi dalam rantai transport elektron untuk
menggerakkan proton motion force dan mensintesis ATP.

Regulasi Siklus Asam Sitrat

Siklus Krebs atau asam sitrat adalah siklus amfibolik yang menyuplai energi dan
prekursor-prekursor berbagai sintesis biomolekul dalam sel. Maka dari itu, Siklus
ini diregulasi berdasarkan status energi dalam sel dan ketersediaan intermediet yang
dihasilkan dari reaksi didalamnya.

Contohnya adalah keberadaan oksigen yang diperlukan sebagai aseptor elektron


saat molekul berenergi tinggi seperi NADH dan FADH direduksi untuk menyintesis
ATP, akan mengontrol enzim-enzim yang berperan dalam ini.

Contohnya adalah enzim 2-ketoglutarate dehydrogenase yang tidak diproduksi


secara anaerobik tanpa adanya aseptor elektron pengganti lain, nitrat misalnya.

Enzim yang berperan penting dalam regulasi siklus krebs adalah Citrate synthase
yang direpresi ekspresi gen penyandinya oleh NADH dan ATP atau keberadaan 2-
ketoglutarate yang terakumulasi.

Akumulasi tiga senyawa tersebut memberi sinyal pada sel bahwa telah tersedia
banyak energi dan prekursor untuk menjalankan aktivitas biologis sel.
Reaksi Anaplerotik Intermediet Siklus Krebs

Reaksi anaplerotik adalah reaksi pembentukan senyawa intermediet suatu siklus


metabolisme dari senyawa intermediet siklus lain.

Contohnya adalah saat suatu bakteri ditumbuhkan pada media minimal (glukosa
dan garam mineral saja) ternyata tidak mampu tumbuh, dapat diduga bahwa bakteri
tersebut adalah mutan yang memanfaatkan PEP karboksilase (1) sebagai sekuens
anaplerotiknya,

hingga hanya dapat tumbuh jika dalam medium tersebut juga diberi
beberapa intermediet hasil siklus krebs.

Reaksi anaplerotik yang melibatkan siklus krebs

Misalnya adalah penambahan glutamat pada medium yang akan dideaminasi


menjadi α-ketoglutarat oleh glutamate-dehydrogenase

yang selanjutnya akan masuk kedalam siklus TCA untuk menghasilkan energi
berupa ATP dan beberapa intermediet lain yang dibutuhkan dalam proses biologis
sel tersebut

Jumlah Energi (ATP) yang Dihasilkan Dalam Siklus Krebs

Total ATP yang dihasilkan adalah = 12 ATP


 3 NAD+ = 9 ATP

 1 FAD = 2 ATP

 1 ATP = 1 ATP

Dari seluruh proses diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya siklus krebs ini
mengubah asetil COA dan air menghasilkan CO2 dan molekul berenergi tinggi
seperti ATP, NADH dan FADH

Daftar Pustaka dan Ilustrasi

Jurtshuk P Jr.. Bacterial Metabolism. In: Baron S, editor. Medical Microbiology.


4th edition. Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at Galveston;
1996. Chapter 4. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK7919/

Kim, B.H., Gadd, M.G. Bacterial Physiology and Metabolism. Cambridge,


2008. ISBN 9780521712309
Moat, A.G., Foster, J.W., Spector, M.P. Microbial Physiology, 4th ed. Wiley-Liss,
Inc. New York, NY, 2002. ISBN 9780471461197

Krebs, HA. 1970. The history of the tricarboxylic acid cycle. Perspect Biol
Med. 1970 Autumn;14(1):154-70.

Anda mungkin juga menyukai