Anda di halaman 1dari 22

Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam

piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal,
dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme.
Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan
dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawa
organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan
NADH.
Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (bahasa Inggris:
EMP pathway), yang pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof dan Jakub
Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan EntnerDoudoroff yang ditemukan oleh Michael
Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya pada sel prokariota, dan berbagai lintasan
heterofermentatif dan homofermentatif.
Ringkasan reaksi glikolisis pada lintasan EMP adalah sebagai berikut:
[1][2]




Sedangkan ringkasan reaksi dari glikolisis, siklus asam sitrat dan fosforilasi oksidatif adalah:
[3]



Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pencernaan Karbohidrat
2 Lintasan EMP
3 Catatan Kaki
4 Pranala luar
[sunting] Pencernaan Karbohidrat
Karbohidrat (sakarida atau gula) yang kita makan sebagai sumber energi masuk ke dalam tubuh
dalam bentuk senyawa kompleks, seperti disakarida (maltosa dan laktosa) dan polimer pati
(amilosa dan amilopektin). Agar dapat digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energi,
senyawa karbohidrat yang diserap dari dinding saluran pencernaan harus dipotong menjadi
senyawa gula sederhana yang disebut monosakarida, seperti glukosa.
Pencernaan polimer karbohidrat dimulai di mulut. Di dalam mulut, terdapat enzim amilase yang
dapat membantu memotong polimer karbohidrat menjadi struktur yang lebih sederhana.
[4]
Selain
itu, air liur di dalam mulut memiliki pH yang cukup asam untuk membantu pemotongan senyawa
karbohidrat kompleks. Pada tahap selanjutnya, pencernaan karbohidrat kompleks berlanjut di
daerah lambung. Enzim amilase yang masih ada akan segera berhenti bekerja karena pH
lambung yang sangat asam. Selain karbohidrat, beberapa senyawa lain, seperti protein dan
lemak, akan dicerna tubuh dengan bantuan enzim protease dan lipase.
[5]
Setelah menjadi
senyawa yang lebih sederhana, polimer karbohidrat kemudian masuk ke dalam usus pencernaan.
Di dalam usus, pemotongan karbohidrat dilakukan dengan bantuan enzim -amilase. Enzim ini
dihasilkan di pankreas dan memiliki aktivitas yang sama dengan enzim amilase yang ada di
mulut. Secara garis besar, enzim ini akan memecah disakarida dan oligosakarida menjadi
monosakarida. Enzim lain yang turut membantu pemecahan molekul kompleks karbohidrat di
usus adalah maltase, sukrase, laktase, dan trehelase.
[6]
Hasil dari pemotongan enzim-enzim ini
adalah molekul karbohidrat sederhana (monosakarida), seperti glukosa. Senyawa ini kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh dan akan dikonversi menjadi asam lemak, asam amino, glikogen, dan
lain-lain.
Di dalam tubuh, glukosa akan dioksidasi untuk menjadi senyawa lain sesuai dengan keperluan
masing-masing sel, seperti asam laktat dan asam piruvat.
[7]
Peristiwa oksidasi inilah yang umum
dikenal dengan istilah glikolisis. Glikolisis terjadi di sitosol dan merupakan langkah awal dari
proses produksi energi utama di dalam tubuh manusia dimana asam piruvat menjadi salah satu
senyawa prekursor terpenting.










>

Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa yang mempunyai
6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat yang mempunyai 3 atom C.
Reaksi ini berlangsung di dalam sitosol (sitoplasma). Reaksi glikolisis mempunyai sembilan
tahapan reaksi yang dikatalisis oleh enzim tertentu, tetapi disini tidak akan dibahas enzim-enzim
yang berperan dalam proses glikolisis ini. Dari sembilan tahapan reaksi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu fase investasi energi, yaitu dari tahap 1 sampai tahap 4,
dan fase pembelanjaan energi, yaitu dari tahap 5 sampai tahap 9.
Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu molekul ATP, yang
kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-fosfat. Setelah itu, glukosa 6-fosfat
diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu fruktosa 6-fosfat. Satu molekul ATP yang lain
memberikan satu gugus fosfatnya kepada fruktosa 6-fosfat, yang membuat ATP tersebut menjadi
ADP dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat
dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer satu sama lain, yaitu dihidroksi aseton fosfat
dan PGAL (fosfogliseraldehid atau gliseraldehid 3-fosfat). Tahapan-tahapan reaksi diatas itulah
yang disebut dengan fase investasi energi.
Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami oksidasi dan
mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami penambahan molekul fosfat
anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-difosfogliserat. Kemudian masing-masing 1,3-
difosfogliserat melepaskan satu gugus fosfatnya dan berubah menjadi 3-fosfogliserat, dimana
gugus fosfat yang dilepas oleh masing-masing 1,3-difosfogliserat dipindahkan ke dua molekul
ADP dan membentuk dua molekul ATP. Setelah itu, 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi
menjadi 2-fosfogliserat. Setelah menjadi 2-fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing
2-fosfogliserat dipisahkan, menghasilkan fosfoenolpiruvat. Terakhir, masing-masing
fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat terakhirnya, yang kemudian diterima oleh dua molekul
ADP untuk membentuk ATP, dan berubah menjadi asam piruvat.
Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan menghasilkan produk kotor
berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air. Akan
tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga hasil bersih reaksi ini
adalah 2 molekul asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, dan 2 molekul air.
Perlu dicatat, pencantuman air sebagai hasil glikolisis bersifat opsional, karena ada sumber lain
yang tidak mencantumkan air sebagai hasil glikolisis.



PROSES GLIKOLISIS
Glikolisis merupakan jalur, dimana pemecahan D-glukosa yang dioksidasi menjadi piruvat yang
kemudian dapat direduksi menjadi laktat. Jalur ini terkait dengan metabolisme glikogen lewat D-
glukosa 6-fosfat. Glikolisis bersangkutan dengan hal-hal berikut :
1. Pembentukan ATP dalam rangkaian ini molekul glukosa dioksidasi sebagian.
2. Produksi piruvat
3. Pembentukan senyawa antara bagi proses-proses biokimiawi lain misalnya, gliserol 3-fosfat.
Untuk biosintesis trigliserid dan fosfolipid, 2, 3bisfosfogliserat dalam eritrosit, piruvat untuk
biosintesis Lalanin, dan sebagainya.
Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup untuk
mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan anaerob (hipoksik), bila
kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem sitokrom mitokondrial dan bergantung pada
usaha temporer perubahan piruvat menjadi laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan
temporer pada piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan oksigen.
Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang oksigen.
Pemeliharaan kadar oksigen dan karbondioksida tertentu dalam sel essensial untuk fungsi
normalnya. Tetapi situasi abnormal dapat terjadi, bila tubuh menderita stres. Stres demikian
mungkin berupa keperluan energi tinggi misalnya, labihan ekstrim atau hiperventilasi esenfalitis,
apabila laju pengangkutan oksigen kedalam sel tidak sama kecepatannya dengan reaksi katabolik
oksidatif penghasil ATP. Karena reaksi-reaksi oksidatif ini dikaitkan dengan oksigen lewat
NAD+ / NADH dan sistem sitokrom, dan karena hal-hal tersebut tidak dapat berlangsung kecuali
NADH + H + diubah menjadi NAD+, diperlukan langkah darurat yang melibatkan piruvat. Hal
ini mengakibatkan konversi piruvat menjadi laktat. Bila kadar laktat dalam darah meningkat, pH
menurun, dan timbul tanda-tanda yang diperkirakan, yakni pernafasan cepat dan kehabisan
energi. Variasi kadar laktat darah yang mengikuti perubahan-perubahan dalam aktivitas jasmani.
Laktat yang diproduksi dan dilepaskan kedalam darah diubah kembali menjadi piruvat dalam
hati apabila diperoleh cukup oksigen.
Regenerasi NAD+ oleh piruvat.
Enzim yang mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai dalam sitoplasma sel.
Disinilah glikolisis berlangsung. Glikolisis dimulai dengan fosforilasi glukosa menjadi glukosa
6fosfat.
Gugus fosforil pada glukosa 6 fosfat berasal dari ATP. Nampaknya agak mengherankan karena
glikolisis merupakan lintasan katabolisme, kita mengharapkan memperoleh ATP, bukan
menggunakannya. Glukosa 6fosfat diubah menjadi fruktosa 6fosfat :
Fruktosa 6fosfat mengalami fosfosilasi menjadi fruktosa 1, 6difosfat dengan menggunakan
satu molekul ATP lagi yang diinvestasikan.
Setelah sel telah mengintenvestasikan dua molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang
dirombak. Perubahan fruktosa 6fosfat menjadi fruktosa 1, 6difosfat telah terbentuk, senyawa
ini harus terus mengalami lintasan glikolisis. Jadi, kita dikatakan bahwa fosforilasi fruktosa 6
fosfat menjadi 1,6difosfat adalah tahap wajib dari glikolisis.
Fruktosa 1,6difosfat sekarang terpecah menjadi, memberikan sepasang senyawa berkorban 3,
yaitu dihidroksiaseton fosfat dan gliserol dehida 3fosfat. Hanya gliseraldehid 3fosfat yang
akan digunakan dalam tahap lanjutan glikolisis. Tetapi, dihidroksiaseton bukanlah limbah. Alam
bersifat hemat dan sel mempunyai enzim yang mengubah dihidroksiaseton fosfat menjadi
gliseraldehida 3fosfat. Karena satu molekul glukosa telah menyediakan dua molekul
gliseraldehida 3fosfat, kita harus mengingatnya untuk membuat perhitungan keseluruhan.
Enzim kemudian mengubah gliseraldehida 3fosfat menjadi 1,3difosfogliserat dalam reaksi
oksidasi penghasil energi yang pertama dalam katabolisme glukosa. Enzim menggunakan NAD+
sebagai koenzim. NAD+ direduksi menjadi NADH dengan menerima dua elektron dan satu
proton dari substrat aldehida selama reaksi berlangsung. Gugus fosfosil yang baru pada produk
organik berasal dari ion. Fosfat anorganik yang ada dalam sitoplasma, sehingga tak ada ATP
yang dipakai disini. Kenyataannya, 1,3difosfogliserat sendiri adalah senyawa kaya energi, yaitu
anhidrida campuran dari asam karboksilat dan asam fosfat yang dapat mengalihkan gugus
fosforilnya kepada ADP. Pengalihan ini berlangsung pada tahap sesudah glikolisis.
Karena sel menginvestasikan dua molekul ATP dan sekarang mendapatkan dua, ini baru
mencapai titik impas. Dari titik ini, setiap ATP yang dihasilkan merupakan keuntungan. Tahap
berikutnya dalam glikoliis adalah pengalihan gugus fosforil pada 3Fosfogliserat :
Produk reaksi ini, yaitu 2Fosfogliserat melepaskan molekul air untuk menghasilkan
fosfoenolpiruvat.
Fosfoenolpiruvat adalah molekul fosfat yang kaya energi, yang mampu memberikan gugus
fosforilnya kepada ADP.
Karena perombakan satu molekul glukosa akhirnya menghasilkan dua molekul fosfoenolpiruvat,
maka dua molekul ADP dapat difosforilasi menjadi ATP jika fosfoenolpiruvat dari satu molekul
glukosa diubah menjadi piruvat. Kedua molekul ATP ini adalah keuntungan yang diperoleh
dalam glikolisis.
Pembentukan piruvat mengakhiri proses glikolisis aerob. Berikut ini adalah pokok yang terjadi
dalam oksidasi satu molekul glukosa :
1. Terbentuk dua molekul piruvat.
2. Dua molekul NAD+ telah direduksi menjadi NADH
3. Jumlah bersih sebesar dua molekul ADP telah difosforilasi menjadi ATP (empat molekul ATP
yang diperoleh dikurangi dua yang dinvestasikan).
Tabel 15.1. Mengikhtisarkan reaksi glikolisis :
1. Glukosa Glukosa 6-fosfat
2. Glukosa 6Fosfat Fruktosa 6fosfat
3. Fruktosa 6Fosfat Fruktosa 1,6difosfat
4. Fruktosa 1,6difosfat
Dihidroksiaseton fosfat Gliseraldehida 3-fosfat
5. Gliseraldehida 3Fosfat 1,3difosfogliserat
6. 1,3difosfogliserat 3Fosfogliserat
7. 3Fosfogliserat 2-Fosfogliserat
8. 2Fosfogliserat Fosfoenolpiruvat
9. Fosfoenolpiruvat piruvat
Contoh proses glikolisis itu sendiri terjadi pada Glikolisis pada sel ragi dan glikolisis pada sel
darah merah.
A. Glikolisis pada Sel Ragi
Pada hasil percobaan yang telah dilakukan didapat bahwa pada glikolisis sel ragi didapat pada
tabung ke 1 (suspensi ragi + larutan glukosa) ditambahkan pereaksi Benedict dan setelah
dipanaskan ternyata proses glikolisis berjalan dengan baik dan semua glukosa terhidrolisis. Pada
tabung ke 2 (suspensi ragi dipanaskan + larutan glukosa) ditambahkan pereaksi Benedict dan
setelah dipanaskan ternyata proses glikolisis masih berjalan, seharusnya proses glikolisis tidak
berjalan, hal ini disebabkan karena ragi yang dipanaskan sel ragi akan mati maka tidak terjadi
glikolisis. Pada tabung ke 3 (suspensi ragi + larutan glukosa + laruitan arsenat (AS2O3 1 %) +
pereaksi Benedict) setelah dipanaskan ternyata glikolisis tetap berjalan. Arsenat di sini
seharusnya sebgai penghambat/inhibitor agar tidak terjadi glikolisis, ternyata arsenat di sini tidak
menghambat glikolisis, glukosanya habis karena glikolisis tetap berjalan. Fungsi penambahan
arsenat di sini sebagai inhibitor/penghambat proses glikolisis dan glukosa yang dihasilkan tidak
habis (tidak semua glukosa terhidrolisis). Jika dilihat dari kadar glukosa, pada tabung ke 1 kadar
glukosanya lebih sedikit (endapan yang terlihat sedikit) sebelum dipanaskan dan setelah
dipanaskan endapan berwarna kuning kecoklatan, ini menandakan bahwa kadar glukosa
berkurang, proses glikolisis tetap terjadi tetapi hanya sedikit glukosa yang terhidrolisis. Begitu
juga hal ini pada tabung ke 2 endapan terlihat banyak (sebelum dipanaskan) terdapat endapan
kuning setelah dipanaskan, glikolisis juga tetap terjadi tetapi hanya sedikit. Pada tabung ke 3.
terdapat endapan kuning setelah dipanaskan, ini menandakan bahwa kadar glukoa telah
berkurang, walaupun pada tabung ke 3 ini sudah ditambahkan arsenat yang dijadikan sebagai
inhibitor/penghambat, tetapi arsenat tidak menghambat glikolisis, glikolisis dapat berjalan walau
hanya sedikit. Pereaksi Benedict di sini digunakan untuk indikasi banyak atau tidaknya glukosa.
Reaksi Glukosa + Benedict
2 Cu+ + 2 OH- Cu2O + H2O
(endapan)
b. Glikolisis pada Sel Darah Merah
Pada tabung ke 1 dan ke 2 digunakan sebagai kontrol positif dan negatif. Bertujuan untuk
membandingkan dengan tabung ke 3 dan ke 4 digunakan untuk melihat inhibitor. Pada tabung ke
1, ke 3, dan tabung ke 4 ditambahkan satu tetes darah . Masing-masing tabung ditambah larutan
buffer fosfat (7 ml). Lalu ketiga tabung tersebut dtambahkan dengan glukosa 2 % sebanyak 1 ml.
Pada tabung ke 4 dan ke 3 ditambah lagi dengan larutan arsenat pada tabung ke 4 dan ditambah
lagi dengan larutan Hg(CH3COO)2 pada tabung ke 3. Setelah itu keempat tabung reaksi tersebut
diinkubasi pada suhu 37 oC selama 30menit, kemudian dipanaskan selama 5 menit. Pada tiap
tabung terdapat endapan yang berwarna berbeda-beda. Pada tabung ke 1 dan ke 2, terdapat
endapan merah bata, ini menandakan semua glukosa terglikolisis. Sedangkan pada tabung ke 3
dan ke 4, tabung ke 3 endapan berwarna coklat dan tabung ke 4 berwarna kuning, ini
menandakan proses glikolisis tetap berjalan, walaupun ada ditambahkan larutan penghambat
(arsenat dan larutan Hg(CH3COO)2).
Dari warna endapan yang ada kita dapat membandingkan pada tabung ke 1 dan ke 2 proses
glikolisis berlangsung dengan baik karena kadar glukosa berkurang, glikolisis berjalan dengan
baik karena tidak ada yang menghambat. Sedangkan pada tabung ke 3 dan ke 4 yang sudah
diberi larutan penghambat/inhibitor (arsenat dan larutan Hg(CH3COO)2) glikolisis tetap
berjalan, karena kerja penghambat di sini hanya sedikit sekali menghambatnya, terlihat dari
berkurangnya sedikit glukosa dari warna endapan yang terlihat berbeda antara tabung ke 3 dan
ke 4 dengan tabung ke 1 dan ke 2
Reaksi Peragian
Reaksi Fermentasi Asam Laktat
Prosesnya :
1. Glukosa Asam piruvat (proses glikolisis)
2. Dehidrogenasi Asam Piruvat akan terbentuk Asam Laktat
Energi yang terbentuk dari glikolisis hingga terbentu asam laktat
8 ATP 2 NADH2 = 8 2 (3 ATP) = 2 ATP

2.siklus kreb

Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus Krebs adalah reaksi antara
asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian membentuk asam sitrat. Siklus Krebs
disebut juga dengan siklus asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus
tersebut, yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat.
Siklus KrebsPertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara
(dekarboksilasi oksidatif) masuk ke dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat
membentuk asam sitrat. Setelah mengantar asetil masuk ke dalam siklus Krebs, ko-A
memisahkan diri dari asetil dan keluar dari siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami
pengurangan dan penambahan satu molekul air sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam
isositrat mengalami oksidasi dengan melepas ion H+, yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi
NADH, dan melepaskan satu molekul CO2 dan membentuk asam a-ketoglutarat (baca: asam
alpha ketoglutarat). Setelah itu, asam a-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul CO2, dan
teroksidasi dengan melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH.
Selain itu, asam a-ketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk suksinil ko-A.
Setelah terbentuk suksinil ko-A, molekul ko-A kembali meninggalkan siklus, sehingga terbentuk
asam suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam suksinat
menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat
anorganik menjadi satu molekul ATP. Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi dan
melepaskan dua ion H+, yang kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan
terbentuklah asam fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan
menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat, karena itu asam fumarat
berubah menjadi asam malat. Terakhir, asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan
satu ion H+, yang kemudian diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam
oksaloasetat kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat asetil
ko-A dan kembali menjalani siklus Krebs.
Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2,
dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2 yang terbentuk akan menjalani rangkaian
terakhir respirasi aerob, yaitu rantai transpor elektron.

SIKLUS KREBS

Definisi Siklus Krebs
Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa katabolisme
residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi jaringan.
Residu asetyl dalam bentuk asetyl-KoA (CH3-CO-S-CoA, asetat aktif)

Tujuan Siklus Krebs

Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur biokimia
utama katabolisme tenaga
Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan hasil akhir metabolisme, namun
dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk proses lipogenesis.
Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur-jalur
metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.

Fungsi
Menghasilkan sebagian besar CO
2

Metabolisme lain yang menghasilkan CO
2
misalnya jalur pentosa phospat atau P3
(pentosa phospat pathway) atau kalau di harper heksosa monofosfat.
Sumber enzym-enzym tereduksi yang mendorong RR ( Rantai Respirasi)
Merupakan alat agar tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis lemak
sebelum pembentukan TG untuk penimbunan lemak
Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk sub-sub unit yang diperlukan dalam
sintesis berbagai molekul
Menyediakan mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk lain-lain
sistem enzym

Daur Siklus Krebs

Karbohidrat , Protein dan Lemak /Lipid akan dimetabolisme yang hasil akhirnya menjadi
asetyl Co-A, dimana asetyl Co-A merupakan substrat untuk siklus krebs.
Kemudian dari siklus krebs dihasilkan CO
2
, Hidrogen (FAD NAD) dan ATP.
Hidrogen (reducing ekivalen) merupakan substrat untuk rantai respirasi (RR).
Siklus krebs harus berjalan dalamSiklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)

Keterangan:
Substrat siklus krebs adalah asetyl Co-A.
Asetyl Co-A akan bereaksi dengan oksalo asetat (OAA) hasilnya sitrat
Asam sitrat rumusnya beda dengan asam askorbat (vitamin C), kalau vitamin C itu
rumusnya lebih mirip glukosa. Manusia tidak bisa menghasilkan vitamin C karena ada
suatu reaksi yang terputus dimana manusia itu tidak mempunyai enzim L-glunoluase
oksidase yang mengoksidasi glukosa menjadi vitamin C.
Dari isositrat ke QUOTE alfa-ketoglutarat membebaskan CO
2
dan NADH (koenzim).
Kalau menghasilkan NADH pasti membutuhkan NAD.
NAD dalam bentuk teroksidasi
NADH dalam bentuk tereduksi
NAD merupakan derivat vitamin B
3
.
1. B
1
thiamin
2. B
2
riboflavin
3. B
3
niasin
Koenzim yang terkait dengan ATP hanya vitamin B
2
dan B
3
.
Kekurangan vitamin B akan mengganggu metabolisme energi.
NADH enzimnya isositrat dehidrogenase.
NADH akan masuk ke rantai respirasi melepaskan hidrogen dan menghasilkan 3 ATP.
Sedangkan FADH menghasilkan 2 ATP
Dekarboksilasi oksidasi melepaskan CO
2
.
Dari QUOTE alfa-keto menjadi suksinil Co-A prosesnya dekarboksilasi oksidasi.
Dari succynyl Co-A menjadi succinate langsung dihasilkan ATP.
Reaksi yang menghasilkan ATP langsung: siklus krebs, glikolisis, fosforilasi oksidatif,
dan rantai respirasi.
Lemak penghasil ATP paling banyak tapi tidak menghasilkan ATP secara langsung.
Lemak banyak menghasilkan NADH dan FADH.
Dari succinate menjadi fumarate dihasilkan FADH
2
, membutuhkan koenzim FAD
(derivat vitamin B
2
), dihasilkan 2 ATP.
Dari malate ke oxaloacetat dihasilkan NADH 3 ATP.
Total ATP untuk 1 putaran (1 asetyl Co-A) siklus krebs 12 ATP.
Glikolisis 2 asetyl Co-A
Lemak 8 asetyl Co.A
1 mol glukosa 2 kali putaran
1 mol lemak 8 kali putaran
Karbohidrat disimpan di dalam becak-bercak sitoplasma di dalam hepar.
Hepar dapat bertahan menyimpan glikogen 0,5 gram
Berfungsi mengoksidasi hasil glikolisis mjd CO
2
dan juga menyimpan energi ke
bentuk molekul berenergi tinggi spt ATP, NADH, FADH
2

Sentral dalam siklus oksidatif dlm respirasi dimana semua makromolekul
dikatabolis (Karbohidrat, Lipid dan Protein)
Untuk kelangsungannya membutuhkan : NAD, FAD, ADP, Pyr (piruvat) dan OAA
Menghasilkan senyawa intermedier yg penting asetil Co A, a KG & OAA
Asam amino yang dihasilkan dari alfa-ketoglutarat melalui proses transamnasi
glutamat. Kalau asam oksaloasetat aspartat QUOTE
Merupakan prekursor untuk biosintesis makromolekul makromolekul
Siklus krebs selain sebagai jalur akhir karbohidrat , lemak dan protein, juga
merupakan jalur awal ari makromolekul-makromolekul.
Jalur akhir katabolisme mengubah KH asetyl Co.A
Jalur awal anabolisme
Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik
Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi
Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis
makromolekul
Jadi Dalam setiap siklus:
1 gugus asetil ( molekul 2C) masuk dan keluar sebagai 2 molekul CO
2

Dalam setiap siklus : OAA digunakan untuk membentuk sitrat setelah mengalami
reaksi yang panjang kembali diperoleh OAA
Terdiri dari 8 reaksi : 4 mrpkn oksidasi dimana energi digunakan utk mereduksi
NAD dan FAD
Dihasilkan: 2 ATP, 8 NADH, 2 FADH
2

Tidak diperlukan O
2
pada TCA, tetapi digunakan pada Fosforilasi oksidatif untuk
memberi pasokan NAD, shg piruvat dapat di ubah menjadi Asetil Co A

Glikolisis vs SIKLUS KREBS( TCA )

GLIKOLISIS SIKLUS KREBS
Reaksi
berjala
n linier
Lokasi di
sitoplas
ma
Reaksi siklis
Peran anabolisme dalam siklus krebs ditunjukkan oleh 4
senyawa intermediet, yaitu:
Sitrat
Dapat digunakan untuk membentuk kolestrol atau asam
lemak. Jika terjadi gangguan atau hambatan pada perubahan
sitrat menjadi sis-akusitrat sehingga sitrat menumpuk
misalnya, maka sitrat tersebut akan terakumulasi dan dapat
meningkatkan kolesterol atau asam lemak.
QUOTE Alfa-ketoglutarat
Melalui proses transaminasi menghasilkan asam amino
glutamat.
Purin jika terlalu banyak di dalam tubuh akan diubah
menjadi asam urat, bisa meningkatkan konsentrasi asam
urat di dalam darah. Asam urat di dalam tubuh berfungsi
sebagai antioksida endogen.
Succynil Co-A
Digunakan untuk mensitesis hem. Hem+protein globin
hemoglobin.
Kalau di dalam tanaman, succynil Co-A digunakan untuk
pembentukan klorofil.
Rumus hem dan rumus klorofil sama persis, bedanya kalau
hem mengikat logam di tengahnya adalah Fe, sedangkan
klorofil logam di tengahnya adalah Mg.
Oksalo asetat
Melalui proses transaminasi, enzimnya transaminase
menjadi aspartat, purin dan pirimidin.
PEMBEBASAN ATP oleh Siklus Krebs



Siklus Krebs sebagai jalur metabolisme amfibolik
Disebut amfibolik anabolisme dan katabolisme.
Contoh :
1. a-ketoglutarat +alanin glutamat + piruvat
2. oksaloasetat +alanin aspartat + piruvat
3. suksinil ko-A, merupakan prazat untuk biosintesis hem
4. Reaksi Siklus Krebs sebagai Jalur Metabolisme Amfibolik




Reaksi-reaksi Anaplerotik Siklus Krebs
Masukan banyak piruvat atau asetyl Ko-A ke dalam Siklus
Krebs dapat mengurangi persediaan okasaloasetat yang
digunakan untuk sintase sitrat.
Dua reaksi yang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan oksaloasetat disebut rx anaplerotik (memenuhi)
Piruvat menjadi oksaloasetat
Piruvat menjadi malat
Pada jaringan otot yang dilatih berat, AMP menjadi IMP
oleh deaminasi oksidatif. Hasil bersihnya membentuk
FUMARAT
Reaksi Anaplerotik Ketika produk intermedier TCA /siklus
krebs digunakan sbg prekursor biosintesis lainnya

Konsentrasi intermedier turun memperlambat kecepatan
TCA Ada 5 reaksi :
1. Piruvat O]C-) OAA dgn enzim piruvat
karboksilase
2. PEP O]C-) OAA dgn enzim PEP
karboksikinase
3. PEP O]C-) OAA dgn enzim PEP karboksilase
4. Piruvat O]C-) malat dg enzim malat
5. Reaksi transaminasi : aspartat O]C-) OAA dan
glutamat O]C-) -ketoglutarat


Sekali lagi dalam Siklkus Krebs kita bisa ketahui


Jalur metabolisme daur asam trikarboksilat (asam sitrat) pertama
diketemukan oleh Krebs (1937).
Oleh karena itu, jalur ini disebut pula daur Krebs. Jalur daur
ini merupakan ajlur metabolisme yang utama dari berbagai
senyawa hasil metabolisme, yaitu hasil katabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein.

Asetil ko-A (sebagai hasil katabolisme lemak dan karbohidrat),
oksalasetat, fumarat, dan -ketoglutarat (sebagaihasil
katabolismeasam amino dan protein), masuk kedalam daur
Krebs untuk selanjutnya dioksidasi melalui beberapa tahap
reaksi yang kompleks menjadi CO 2, H 2O dan energi ATP.
Kegiatan daur asam tri karboksilat terdapat dalam sel hewan,
tumbuhan, dan jasad renik yang aerob dan merupakan
metabolisme penghasil energi yang utama. Jasad yang anaerob
tidak menggunakan metabolisme daur ini sebagai penghasil
energinya.



Daur Krebs merupakan bagian rangkaian proses
pernafasan yang panjang dan kompleks, yaitu oksidasi
glukosa menjadi CO 2dan H 2O serta produksi ATP.
Proses pernafasan terdiri dari 4 tahap utama:
1. glikolisis (oksidasi glukosa menjadi piruvat)
2. konversi piruvat ke asetil ko-A
3. daur Krebs dan
4. proses pengangkutan elektron melalui rantai pernafasan
yang dirangkaikan degan sintesis ATP dari ADP = Pi melalui
proses fosforilasi bersifat oksidasi.
Didalam sel eukariota, metabolisme asam trikarboksilat
berlangsung didalam mitokondrion. Sebagian enzim dalam
metabolisme ini terdapat di dalam cairan matriks dan
sebagian lagi terikat pada bagian dalam membran
mitokondrion.

4. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH
+ H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya
siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan
elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan
tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP

1. Glikolisis:
Glukosa > 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA > 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 > 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H20 4 ATP

Total 38 ATP

Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 > 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan
energi sebanyak 38 ATP.
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu
hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya
oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu
dan fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat.
Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C6H12O6 > 2 C2H5OCOOH + Energi
enzim

Prosesnya :

1. Glukosa > asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C6H12O6 > 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 > 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa

Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
5. B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi
alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2
molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu
menghasilkan 38 molekul ATP.

Reaksinya :

1. Gula (C6H12O6) > asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

Asampiruvat > asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 > 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 > 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam
keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter
aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi
alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 > 2 C2H5OH > 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka

Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat ilustrasi transport elektron berikut:



Proses transport elektron merupakan suatu proses berantai yang melibatkan 5 protein integral pada
membran dalam mitokondria dan satu koenzim:
1. kompleks I:  NADH dehidrogenase
2. kompleks II: suksinat dehidrogenase
3. kompleks III: sitokrom b-c
4. kompleks IV: sitokrom oksidase
5. ATP sintase
6. Koenzim Q

Kompleks I, III, dan IV apabila teraktifasi (menerima elektron) akan berfungsi sebagai pompa proton (ion
H+) yang akan mengeluarkan masing-masing satu ion hidrogen dari matriks ke ruang antar membran
mitokondria, sedangkan kompleks II apabila teraktivasi hanya akan mengaktivasi kompleks III tanpa
memompa ion H ke luar. Penumpukan ion H di ruang antar membran akan mengakibatkan ketidak
seimbangan jumlah ion tersebut dengan yang ada di dalam matriks, sehingga ion H dari ruang antar
membran akan cenderung masuk kembali ke dalam matriks melalui ATP sintease. Pergerakan ion ini
akan menimbulkan energi yang digunakan oleh ATP sintetase untuk sintesis ATP (menempelkan satu Pi
dengan ADP). Energi dari satu ion H digunakan untuk sintesis satu molekul ATP

Perbedaan NADH dan FADH2 adalah kompleks yang akan mereka aktifkan dalam proses ini. NADH akan
mengaktifkan kompleks I, sehingga total pada keseluruhan reaksi berantai tersebut akan mengeluarkan
3 ion H yang kemudian akan digunakan untuk mensistesis 3 molekul ATP. Sedangkan FADH2 akan
mengaktifkan kompleks II, sehingga total hanya akan memompa 2 ion H ke luar yang kemudian akan
mensintesis 2 molekul ATP.
SISTEM TRANSPORT ELEKTRON
Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob.
Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal.
Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria.
Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan
pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs.
Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone),
sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.

Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang
berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q.
Energi yang dihasilkan ketika NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk
menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.
Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga
melepaskan 2 ion H+.
Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c.
Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup
energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.

Kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan ini merupakan akhir dari rantai transpor
elektron.
Sitokrom a ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan zat yang
paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor terakhir elektron.
Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini kemudian bergabung dengan ion H+ yang
dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O).
Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat
menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi ATP.
Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada transpor elektron yang menghasilkan ATP.
Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH sebanyak 10 dan FADH2 2
molekul.
Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut
mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut.
Setiap oksidasi NADH
menghasilkan kira-kira 3 ATP
Dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2.
Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP.
Ditambah dari hasil Glikolisis (2ATP) dan siklus Krebs (2 ATP), maka secara keseluruhan reaksi
respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP
Jadi dari satu molekul glukosa menghasilkan total 38 ATP.
Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari
setiap respirasi seluler adalah 36 ATP. (lihat gambar)

Anda mungkin juga menyukai