Anda di halaman 1dari 34

METABOLISME BIOMOLEKUL

Disusun oleh :
KELOMPOK 15
DINY AMBAR LESTARI

NIM 151710101099

SAKINAH

NIM 151710101012

WAHYUNI EKA PUTRI

NIM 151710101060

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.

METABOLISME BIOMOLEKUL
Metabolisme dapat diartikan sebagai gabungan atau kumpulan dari seluruh reaksi kimia

yang terjadi di dalam sel pada makhluk hidup. Proses kimia pada makhluk hidup tersebut
mendapatkan senyawa kimianya pada lingkungan sekitar, yang kemudian mengubahnya
maupun menggunakannya bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Metabolisme itu sendiri terdiri atas dua macam reaksi yakni reaksi katabolisme yang biasanya
berkaitan dengan reaksi degradasi namun untuk reaksi anabolisme yang berhubungan dengan
reaksi sintesis. Umunya metabolisme biomolekul terjadi pada dua tempat yakni iluar sel
maupun didalam sel. Metabolisme yang utama dalam sel makhluk hidup dinamakan
metabolisme primer yang berhubungan dengan reaksi katabolisme dan anabolisme
biomolekul protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. Sedangkan metabolisme sekunder
berhubungan dengan pembentukan produk khusus yang dibutuhkan oleh sel untuk jumlah
yang tidak banyak seperti hormon, antibiotika, toksin dan lain-lain. Semua proses
metabolisme baik metabolisme primer terhadap makromolekul maupun metabolisme
sekunder terhadap prosuk khususnya, semua itu hanya dapat berlangsung apabila ada katalis
enzim. Enzim tersebut sebagai biokatalisator yang dapat mempercepat reaksi biologi tanpa
mengalami adanya perubahan struktur kimia yang terjadi
Metabolisme biomolekul dibagi menjadi 4 yakni sebagai berikut :
1. METABOLISME KARBOHIDRAT

Karbohidrat atau nama lainnya yakni sakarida adalah polihidroksi aldehid atau
polihidroksi keton maupun suatu senyawa yang telah mengalami proses hidrolisis dari
keduanya. Penyusun utama dari karbohidrat yakni atom karbon, hidrogen dan oksigen.
Metabolisme karbohidrat merupakan suatu proses pembentukan maupun pemecahan
makromolekul yakni karbohidrat dimana reaksinya melibatkan adanya energi dan enzim.
Metabolisme dari karbohidrat sama dengan metabolisme yang lain yakni terdiri dari reaksi
katabolisme dan reaksi anabolisme. Katabolisme karbohidrat bertujuan memperoleh energi
yang tersimpan dalam senyawanya dan energi yang telah dihasilkan tersebut biasanya
disimpan kembali dalam suatu senyawa berenergi tinggi untuk sebelum digunakan,
sedangkan pada anabolisme bertujuan menjadi pendistribusi karbohidrat pada makhluk hidup
sebagai salah satu dari nutrien utama yang dibuat dari suatu senyawa yang sederhana seperti
karbondioksida dan lain-lain. Berikut beberapa metabolisme pada karbohidrat, diantaranya :

a) GLIKOLISIS
Glikolisis merupakan suatu rangkaian reaksi untuk pengubahan molekul glukosa yang
terdiri dari 6 atom C menjadi asam piruvat yang memiliki atom C sebanyak 3 serta
dihasilkannya NADH dan ATP, proses atau reaksi ini berlangsungdi dalam sitosol. Reaksi
penguraian tersebut terjasi baik dalam keadaan ada atau tidaknya oksigen. Sifat dari glikolisis
ialah dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob, dalam glikolisis terdapat kegiatan
enzimatis, ATP dan ADN, serta ADP maupun ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari
molekul satu ke molekul yang lain.
Untuk tahap yang pertama,glukosa mengalami proses fosforilasi yang merupakan
penambahan satu fosfat oleh ATP terhadap glukosa dengan adanya bantuan enzim
Heksokinase yang kemudian menghasilkan glukosa 6-Fosfat dan menghasilkan energy dalam
bentuk ADP.selanjutnya glukosa 6Fosfat

tersebut

mengalami

isomeraisasi dengan adanya enzim


fosfoglukoisomerase hingga menjadi
fruktosa 6-Fosfat.
Lalu

Fruktosa

6-Fosfat

ini

dengan bantuan energi dan enzim


fosfofruktokinase

menghasilkan

energi dalam bentuk ADP dan


fruktosa 1,6-bifosfat. Dari sinilah
dimulai glikolisis yakni perubahan
fruktosa 1.6-bifosfat yang memiliki
6 buah atom C menjadi menjadi
dihidrosiaseton

fosfat

dan

gliseraldehida fosfat dengan adanya


bantuan

enzim

Aldose,.

Kedua

molekul triosa tersebut mengalami


dehidrogenasi
bantuan

dengan

enzim

dehydrogenase

adanya
triosafosfat

dan energi

yang

diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat


serta energi dalam bentuk NADH.
Kemudian terjadilah proses reaksi pengubahan dari yang semula asam 1,3-difosfogliserat

menjadi asam 3-fosfogliserat dengan bantuan dari enzim fosfogliserokinase dan energi (ATP).
Untuk selanjutnya enzim fosfogliseromutase mengubah 3fosfogliserat menjadi 2fosfogliserat. Lalu 2-fosfogliserat akan mengalami dekondensasi dengan adanya enzim
enolase

yang

menghasilkan

fosfoenol

piruvat.Tahap

terakhir

dari

glikolisis

ini,

fosfoenolpiruvat melepas gugus fosfat terakhirnya. Pelepasan fosfat berenergi tinggi dari
fosfoenolpiruvat yang kemudian diterima oleh dua molekul ADP untuk dapat membentuk
ATP atau energi serta berubah menjadi dua molekul asam piruvat. Hasil yang diperoleh dari
proses glikolisis yakni dua asam piruvat, 2 ATP dan 2 NADH
b) GLIKOGENESIS
Glikogenesis merupakan suatu proses dari pembentukan glikogen yang semulanya berupa
glukosa yang kemudian hasil dari proses tersebut disimpan dalam hati dan otot.
Tahap awal dari Glikogenesis,
dimana glukosa mengalami proses
fosforilasi yang kemudian menjadi
glukosa 6-fosfat melalui bantuan
dari enzim heksokinase didalam
otot dan glukokinase yang berada
didalam hati. Kemudian glukosa 6fosfat

tersebut

dikatalisir

oleh

enzim oleh fosfoglukomutase hingga menjadi glukosa 1-fosfat.Selanjutnya glukosa 1fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk suatu uridin difosfat
glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir dengan adanya bantuan dari enzim UDPG
pirofosforilase.Lalu setiap adanya penambahan satu glukosa pada glikogen akan
dikatalisir oleh enzim yakni enzim glikogen sintase yang kemudian akan membentuk
suatu rantai yang lurus dari glikogen. Tahap selanjutnya kumpulan glukosa dalam
rantai linier atau lurus tersebut dpat terputus hingga menjadi cabang-cabang yang
pada glikogen dikatalis dengan enzim pembentuk cabang.
c) GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis adalah suatu senyawa yang bukan karbohidrat yang umum
pada hewan dan manusia yang akan mengalami proses pembentukan glukosa. Proses
glukoneogenesis ini akan berlangsung tertama dalam hati dan ada pula di ginjal.
Proses pembentukan glukosa pada glukoneogenesis bukanlah tahapan yang
berkebalikan dengan glikolisis karena adanya tiga reaksi pada glikolisis yang tidak
dapat kembali disebabkan oleh enzim yang digunakan berbeda.

Tahap pertama dalam reaksi glukoneogenesis yakni asam laktat akan


mengalami dehidrogenasi menggunakan energi berupa ATP yang kemudian
mengalami

katalisir

dengan

bantuan

enzim

lactate

dehydrogenase

hingga

menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat selanjutnya dikatalisir oleh pyruvate


carboxylase menggunakan energi sehingga akan dihasilkan oxaloacetate. Tahap
selanjutnya

Oxaloacetate

Carboxykinase

sehingga

menggunakan

energi

dihasilkannya

lalu

dikatalisir

fosfoenolpyruvate.

oleh

PEP

Kemudian

fosfoenolpyruvate mengalami dekondensasi dengan katalisir oleh bantuan dari enzim


enolase lalu dihasilkan 2-fosfogliserat.Kemudian 2-fosfogliserat dikatalisir dengan
enzim yakni enzim fosfogliserat mutase menghasilkan 3-fosfogliserat. 3-fosfogliserat
dikatalisir kembali menggunakan energy dan bantuan enzim fosfogliserat kinase yang
menghasilkan 1,3-bifosfogliserat serta energy dalam bentuk energi ADP. 1,3bifosfogliserat selanjutnya yang akan mengalami dehidrogenasi menggunakan energi
oleh

enzim

gliseraldehid-3-fosfat

dehydrogenase

sehingga

dihasilkannya

gliseraldehid-3-fosfat. Yang selanjutnya gliseraldehid-3-fosfat akan bereaksi dengan


Dihydroxyacetone-fosfat oleh adanya enzim Triosefosfat Isomerase. Lalu dengan
adanya enzim Aldolase akan terbentuklah fructose-1,6-fosfat. Dan Fructose-1,6-fosfat
selanjutnya akan mengalami hidrolisi dengan adanya katalisir oleh bantuan enzim

fructose-1,6-fosfatase sehingga dihasilkannya fructose-6-fosfat. Fructose-6-fosfat


yang dihasilkan tersebut akan mengalami isomerasi oleh enzim fosfoglukose
isomerase dan terbentuknya glukosa-6-fosfat.Selanjutnyan glukosa-6-fosfat tersebut
akan mengalami proses hidrolisi dan tahap yang terakhir akan dikatalisir oleh
glukosa-6-fosfatase sehingga dihasilkannya glukosa pada tahap akhir tersebut. Asetat
dan asetil Ko A bisa menjadi substrat dari proses ini melalui adanya pemecahan dari
dua karbon yang melewati tahap siklus krebs. Namun dalam reaksi tersebut tidak akan
terjadi penambahan total jumlah atom karbon yang menyebabkan tidak adanya
peningkatan dalam substrat glukoneogenesis.
d) GLIKOGENOLISIS
Proses pemecahan dari glikogen menjadi glukosa yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan kadar gula dalam tubuh tepatnya di dalam plasma darah
disebut proses glikogenolisis. Peristiwa ini berkebalikan dengan proses sebelumnya
yakni glikogenesis.
Awalnya

glikogen

mengalami
dengan

akan

fosforilasi
adanya

glikogen

enzim

fosforilase

menjadi glukosa 1-fosfat.


Yang selanjutnya glukosa 1fosfat akan diubah menjadi
glukosa

6-fosfat

oleh

bantuan enzim fosfosglukomutase. Dan kemudian glukosa 6-fosfat yang dihasilkan


dari proses Glikogenolisis dikatalisir dengan glukosa 6-fosfatase hingga melepas
gugus fosfat sehingga akan terbentuklah glukosa pada hasil akhir proses.
e) SIKLUS KREBS
Siklus krebs adalah serangkaian dari reaksi-reaksi yang bertujuan untuk dapat
mengubah yang semula asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Siklus
krebs berlangsung di matriks mitokondria.

Pada

tahap

pertama, asam piruvat


akan

mengalami

dehidrogenasi
menggunakan

energy

dan selanjutnya bereaksi


dengan CoASH yang
dikatalisir oleh pyruvate
dehydrogenase sehingga
menghasilkan

Acetyl

CoA dan energy serta


melepas CO2.Kemudian
Acetyl CoA yang dihasilkan tersebut terhidrolisis dan tersintesis oleh enzim citrate
synthase sehingga menghasilkan Citrate serta melepaskan CoASH.Citrate dikatalisir
dengan enzim aconitase sehingga mengasilkan Isocitrate.Selanjutnya Isocitrate
mengalami dehidrogenasi menggunakan energi yang dikatalisir oleh enzim isocitrate
dehydrogenase

menghasilkan

Oxalosuccinate

dan

energy

dalam

bentuk

NADH.Oxalosuccinate terdehidrogenasi lagi menghasilkan -ketoglutarate dan


melepas CO2.-ketoglutarate mengalami dehidrogenasi kembali dengan menggunakan
energi kemudian bereaksi dengan CoASH dan dikatalisir oleh -ketoglutarate
dehydrogenase sehingga menghasilkan Succinyl CoA dan melepaskan CO 2.
Selanjutnya Succinyl CoA dikatalisir dengan succinyl-CoA synthetase menggunakan
energy sehingga melepas CO2 dan menghasilkan Succinate serta energy dalam bentuk
GTP.Kemudian Succinate mengalami dehidrogenasi dengan bantuan energy dan
enzim succinate dehydrogenase sehingga menghasilkan energy dalam bentuk FADH2
dan Fumarate. Fumarate akan mengalami hidrolisis dan dikatalisir oleh enzim
fumarase menghasilkan Malate. Kemudian malate mengalami dehidrogenasi
menggunakan energy dan dikatalisir oleh enzim malate dehydrogenase menghasilkan
Oxaloacetate. Selanjutnya Oxaloacetate akan mengalami siklus perubahan menjadi
Citrate dan mengulang kembali siklus krebs ini.
f) JALUR PENTOSA FOSFAT
Selain proses-proses yang telah dijelaskan diatas, metabolisme karbohidrat
juga ada yang melalui jalur pentosa fosfat yakni dimana oksidasi dari glukosa 6 fosfat

yang memiliki fungsi sebagai produksi NADPH untuk melakukan sintesis reduktif
seperti biosintesis asam lemak serta steroid dan produksi dari residu ribosa untuk
biosintesis nukleotida seta asam nukleat.
pada tahap yang awal, glukosa mengalami
hidrolisis menggunakan energi sehingga
dapat menghasilkan ribulosa 5-fosfat dan
mampu melepaskan CO2. Selanjutnya
ketiga ribulosa 5-fosfat dan xilulosa 5fosfat bereaksi dengan ribulosa 5-fosfat
menadi

gliseraldehid

3-fosfat

dan

sedoheptutosa 7-fosfat. Tahap selanjutnya


sdoheptutosa 7-fosfat akan bereaksi dengan
gliseral

3-fosfat

dan

menghasilkan

fruktosa-6-fosfat serta eritrosa 4-fosfat


yang

kemudian akan bereaksi denga

xilulosa 5-fosfat dari ketiga senyawa


pertama tadi sehingga akan dihasilkannya
fruktosa 6-fosat dan gliseraldehid 3-fosfat.
Dan tahap akhir dari proses ini dimana gliseraldehid 3-fosfat akan diubah menjadi asam
piruvat.
2. METABOLISME LIPIDA
Secara umum lipid merupakan suatu senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air
namun dapat diekstraksi dengan pelarut non polar. Lipid juga biomolekul yang telah dibahas
sebelumnya yang juga terus menerus dirombak dan disintesis melalui berbagai proses
metabolisme. Metabolisme lipida merupakan kajian yang cukup luas dikarenakan banyaknya
golongan biomolekul ini.
A. Oksidasi
Pengertian mengenai reaksi oksidasi yakni Oksidasi adalah suatu reaksi katabolisme
yang dapat memecah nutrien dan mampu untuk menghasilkan energi.
Reaksi oksidasi terdiri atas 4 proses utama yakni :

Dehidrogenasi
Hidratasi
Dehidrogenasi

Thiolisis
Pada tahap yang pertama dehidrogenasi atau dapat juga disebut

oksidasi merupakan proses pengurangan hidrogen karena terjadi adanya


ikatan rangkap. Pembentukan rantai ganda antara atom C 2 C3 di dalam
proses ini terjadi, Mempunyai akseptor hidrogen FAD+. Antara asam
lemak yg berbeda panjangnya,
Proses

yang

kedua

Hidratasi

yang

merupakan

proses

penambahan H2O. Enzim ini memiliki sifat stereospesifik. Dimana


hidratasi enoil KoA mampu membuka jalan bagi reaksi oksidasi kedua,
yang mengubah gugus hidroksil pada C3 hingga menjadi gugus keto
dan menghasilkan NAD. Oksidasi ini dikatalisis oleh L-3-Hidroksiasil
KoA dehidrogenase.

Selanjutnya pada proses ketiga dehidrogenasi atau oksidasi ,


proses ini tidaklah sama atau berbeda dengan proses oksidasi yang
pertama , hal tersebut dikarenakan pada proses ini berfungsi untuk
mengkatalisis oksidasi -OH
pada C no. 3 atau C menjadi keton.Akseptor electron yang
berperan yakni NAD+ karena melanjutkan proses dari hidratasi.

Dan terakhir yakni pada proses yang keempat thiolisis


adalah pemecahan pembentukan tiol.Yang semula asetil KoA
dilepaskan dan hanya tersisa asam lemak asil KoA yang terhubung
dengan thio sistein melalui adanya ikatan tioester. Sistein thiol
digantikan oleh HSCoA yang menghasilkan fatty acyl-CoA yang
telah berkurang 2 C. Dan selanjutnya pada proses ini mampu
dihasilkan fatty-acyl-Co.A sisa dan Asetil-Co.A. Pemecahan 3 3
ketoasil KoA yang dilakukan oleh gugus tiol dari molekul KoA lain, yang akan menghasilkan
asetil KoA rantai karbonnya dua atom karbon lebih pendek. Memendeknya Asil KoA

selanjutnya akan mengalami daur oksidasi berikutnya, yang diawali dengan adanya reaksi
yang dikatalisis oleh asil KoA dehidrogenase.
B. Biosintesis Kolesterol
Biosintesis

pada

kolestrol

dibagi

dalam

tiga

tahap

berdasarkan

deretan

reaksi

pembentukannya yang antara lain sebagai berikut :


1. Pembentukan senyawa intermediate mevalonat.
Reaksi pengabunggan 2 molekul asetil-KoA akan mengawali proses atau tahapan ini,
yang dikatalis oleh bantuan dari enzim tiolase, dan dihasilkannya asetoasetil-SKoA.
Selanjutnya, asetoasetil-SKoA akan bereaksi dengan 1 molekul asetil-SKoA lagi membentuk
senyawa -OH, -CH3-SKoA (HMG-SKoA). Lalu reaksi ini akan mengalami katalisis
dengan adanya bantuan daari enzim HMG-SKoA sintesis. Dan yang akhirnya HMG-SKoA
mulai direduksi oleh NADPH + H+, yang dikatalis oleh enzim HMG-SKoA reduktase, dan
akhirnya terbentuklah mavelonat.
2. Pembentukan kolestrol
Dalam proses perubahan mevalonat menjadi senyawa sterol pertama berupa
lenosterol, berlangsung melalui pembentukan dua senyawa intermediate, yakni berupa
senyawa unit isoprenoid dan skualen. Diturunkannya kolesterol dari lenosterol melalui
pembentukan senyawa intermediate berupa senyawa 14-desmetillano-sterol, zimosterol, 7,
24 kolestadienol, desmosterol dan pada akhirnya akan terbentuklah kolestrol.
3. Pembentukan kolesterol dari skualin
Untuk proses atau tahapan terakhir proses biosintesis kolestrol, skualin akan mulai
bereaksi dengan oksigen dan akan menghasilkan skualin-2,3-epoksida. Selanjutnya reaksi
tersebut akan mengalami katalisis oleh skualin monooksigenase. Kemudian skualin-2.3epoksida mengalami proses suklisasi, yang akan mengalami proses katalis oleh adanya
bantuan dari enzim skualin epoksida lanosterol-siklase, yang akan menghasilkan lenosterol.
Perubahan dari linosterol menjadi kolestrol akan berlangsung dengan dilepaskannya tiga
gugus metal (dua atom karbon nomor empat dan satu dari atom karbon nomor 14), lalu
adanya reduksi ikatan rangkap dari rantai samping kolestrol, dan juga adanya perpindahan
ikatan rangkap dari posisi-8,9 ke posisi-5,6 dalam cincin B. Pada perubahan linosterol

tersebut dapat berlangsung melalui salah satu dari dua jalur reaksi, yaitu melalui jalur
pembentukan desmoserol atau melalui 7-dehidroksikolestrol.

C. SintesisAsamLemak
Dalm adanya pengubahan dari karbohidrat menjadi lemak akan memerlukan
produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam akan teresterifikasi.
Asam lemak yang dibentuk oleh kondensasi berganda unit aserar dari asetil CoA.
Selanjutnya Asetat ini akan diserap oleh plastid dan diubah hingga berubah menjadi
asetil CoA, yang kemudian akan digunakan untuk membentuk asam lemak dan lipid
yang lainnya. Pada reaksi sintesa asam lemak, enzim CoA dan protein pembawa asil
(ACP) memiliki peranan yang cukup penting. Enzim enzim tersebut akan berperan
membentuk rantai asam lemak dengan digabungkannya secara bertahap satu gugus
asetil turunan dari asetat dalam bentuk asetil CoA dengan membawa n gugus malonil
yakni turunan dari malonat falam bentuk malonil CoA, seperti apa yang ditunjukkan
pada reaksi berikut :

Acetil CoA + n Maloni CoA +2n H`

CH3(CH2-CH2)n CO CoA

+n CO2+nCoASH+ 2n NADP+ + (n-1)H2O

Sintesa asam lemak akan berlangsung secara bertahap dengan siklus reaksi
perpanjangan rantai asam lemak hingga membentuk rantai komplit C16 dan C18. Tahapan
reaksi tersebut dapat ditunjukkan dalam bentuk lintasan biosintesis pada gambar dibawah ini

Yang menjadi bahan utama untuk digunakan pada biosintesis asam lemak adalah
senyawa asetil CoA dan juga senyawa malonil CoA. Malonil CoA disintesis dari asetil CoA
dengan adanya penambahan CO2 oleh asetil CoA karboksilase. Untuk reaksi yang pertama
pada biosintesis asam lemak adalah pemindahan dari gugus asetil dan gugus malonil dari
CoA ke ACP dengan adanya katalis CoA, ACP transilase dan malonil CoA, serta ACP
transilase. Dan pada reaksi berikutnya adalah adanya pengkondensasian gugus malonil, yang
tahapan selanjutnya terdiri dari urutan reaksi reduksi dengan katalis 3-Ketoasil ACP
reduktase, reaksi dehidrasi dengan katalis 3-hidroksi ACP dehidrase, dan reaksi reduksi
dengan katalis enoil ACPreduktase. Urutan reaksi-reaksi tersebut merupakan siklus lintasan
pembentukan dan penambahan panjang rantai asam lemak. Hasil akhir dari sintesa urutan
reaksi ini adalah molekul asam lemak yang terikat dengan ACP.
Yang diperoleh atau hasil sintesa awal pada prose tersebut adalah asam lemak rendah
yang mempunyai jumlah atom karbon sebanyak 4. Hasil sintesa ini selanjutnya akan kembali
memasuki siklus yang disebut kondensasi reduksi-dehidrase-reduksi yang bertujuan untuk
menambah panjang rantai asam lemak dengan 2 atom karbon. Namun apabila panjang rantai
dari molekul asam lemak hasil sintesis masih belum cukup, sintesis akan dilanjutkan dan
berlangsung kembali melalui siklus yang sama pula. Hasil sintesis asam lemak tersebut dapat
terikat dengan ACP dan CoA. Kemudian CoA akan mengalami terhidrolisis dan akan keluar
apabila asam lemak dapat bergabung dengan gliserol selama pembentukan lemak atau lipid
membran sebagai berikut.

H2COH + CoA-OC(CH2)nCH3
O
HCOH + CoA-OC (CH2)nCH3
O
H2COH + CoA-OC(CH2)nCH3
Gliesrol Asil CoA

H2C-O-C-(CH2)nCH3
O
HC-O-C-(CH2)nCH3
O
H2C-O-C-(CH2)nCH3
Molekul lemak

Sesungguhnya pada tahapan reaksi pembentukan asam lemak dibutuhkan banyak


energi, dimana dua pasang elektron (2NADPH) dan satu ATP akan diperlukan untuk tiap
gugus asetil. Lintasan pembentukan asam lemak dari piruvat melalui tahapan pembentukan
asetil CoA dan malonil CoA pada plastid.
D. Proses Ketogenesis

Pada proses ketogenesis ini terjadi melalui tahapan sebagai berikut: dimana dua mol
asetil KoA hasil -oksidasi akan bergabung dan membentuk asetoasetil KoA yang kemudian
dikatalisis oleh enzim tiolase. Asetoasetil KoA yang baru saja terbentuk tersebut akan
bergabung dengan molekul asetil KoA yang lain untuk dapat membentuk -hidroksi -metil

glutaril BKoA (HMG-KoA). HMG-KoA selanjutnya akan dipecah menjadi asetoasetat dan
diikuti melepasnya asetil KoA oleh HMG-KoA liase. Asetoasetat secara spontan dapat
mengalami dekarboksilasi sehingga akan membentuk aseton yang termasuk kedalam salah
satu senyawa keton. Selanjutnya asetoasetat juga akan dapat tereduksi hingga menjadi hidroksibutirat.
E. Sintesis Triasilgliserol

Proses sintesis triasilgliserol ini terjadi melalui tahapan sebagai berikut. Yang
pertama Gliserol 3-fosfat yang telah tersedia (baik dari fosforilasi gliserol maupun dari jalur
glikolisis) akan ditambahkan dengan grup asil. Proses ini kemudian akan dikatalisis oleh
gliserol 3-fosfat asiltransferase sehingga akan terbentuk asam lysofosfatidat. Grup asil
lainnya akan ditambahkan pada asam lysofosfatdat untuk dapat membentuk asam fosfatidat.
Pada proses ini juga tidak luput dari adanya atau dikatalisisnya dengan bantuan dari enzim
asiltransferase. Asam fosfatidat

akan mengalami defosforilasi dan dihasilkannya

diasilgliserol. Dimana diasilgliserol akan bergabung dengan grup asil yang lain yang
dikatalisis oleh asiltransferase hingga membentuk triasilgliserol.
F. SINTESIS KOLESTEROL

Proses sintesis dari kolesterol dapat pula dijelaskan dalam beberapa tahapannya sebagai
berikut :
1. Sintesis HMG KoA

Yang awalnya dua molekul asetil KoA akan berkondensasi membentuk asetoasetil KoA.
Dan molekul asetil KoA yang lain ditambahkan hingga dapat menghasilkan HMG KoA.
Untuk proses pembentukan HMG KoA dalam sintesis kolesteol ini dapat terjadi di
sitoplasma.
2. Pembentukan mevalonat

HMG KoA akan direduksi dengan adanya bantuan dari enzim HMG KoA menjadi
mevalonat. Dan enzim HMG KoA ini berada pada retikulum endoplasma. Pada proses
reduksi ini dibutuhkan ekivalen pereduksi yang disuplai oleh NADPH.
3. Produksi unit isoprenoid
Berikutnya yakni mevalonat mulai mengalami fosforilasi oleh energi ATP. Dan kemudian
mevalonat akan dikonversi oleh mevalonat kinase menjadi 3-fosfo 5-pirofosfomevalonat.
Dan yang terjadi berikutnya adalah dekarboksilasi oleh enzim fosfomevalonat sehingga
terbentuklah isopentenil pirofosfat.
4. Sintesis skualen
Ketiganya yakni Isopentenil pirofosfat (Isopentenyl pyrophosphate, IPP) dan 3,3dimetilalil pirofosfat (dimethylallyl pyrophosphate, DPP) akan berkondensasi dengan
membentuk geranil pirofosfat (GPP) (10C).
Untuk tahapan ini akan terjadi penambahan sebanyak satu unit isoprenoid kembali untuk
menghasilkan farnesil pirofosfat. Dimana unit pirofosfat tersebut ditambahkan adalah satu
molekul IPP. Dan molekul IPP itu sendiri akan berkondensasi dengan GPP untuk membentuk
farnesil pirofosfar. Berikutnya dua unit farnesil pirofosfat akan bergabung dan akan direduksi
sehingga akan dihasilkannya skualen (30C)
5. Pengubahan skualen menjadi kolesterol
Pada pengubahan skualen menjadi kolesterol meruapakan tahapan yang terakhir dimana
reaksi selanjutnya enzim skualen monooksigenase akan mengubah skualen menjadi skualen
2,3 epoksida. Untuk terjadinya reaksi ini dibutuhkannya NADPH dan oksigen molekular
(O2). Kemudian skualen 2,3 epoksida akan mengalami siklisasi untuk menghasilkan
lanosterol. Lanosterol kemudian mengalami reaksi reaksi yang nantinya akan menghasilkan
kolesterol.

3. METABOLISME PROTEIN
Protein merupakan salah satu senyawa yang tersusun atasa karbon (C). Oksigen,
hidrogen dan juga nitrogen dengan adanya komponen dari asam amino yang berikatan
dengan ikatan peptida pada gugus aminanya. Bahan baku penyusun protein adalah molekulmolekul asam amino. Dan protein itu sendiri dibagi atas bagian besarnya yakini asam amino
esensial dan non esensial.
1. Asam amino esensial merupakan salah satu dari asam amino

PROTEIN

dibutuhkan oleh tubuh, namun tubuh tidak dapat dihasilkan

yang
sendiri

dan hanya didapatkan dari asupan makanan.


Contoh

asam

amino

esensial

Histidine,

isoluesin, leusin, lisin, tryptofan dan lain

Stimulate mukosa
lambung hormone
gastrin

sebagainya.

dan berbeda dengan asam amino esensial, asam

Stimulate sekresi HCl


oleh sel parietal &
pepsinogen oleh chief
cell

amino

pH rendah antiseptic

2. Asam amino non esensial yakni salah satu dari


asam amino juga yang di butuhkan oleh tubuh
non

esensial

pada

tubuh

mampu

menghasilkannya sendiri. Contoh asam amino


non esensial : Alanin, arginin, asparagin, asam
aspartat dan lain sebagainnya.

& protein mengalami


degradasi mudah dipecah
oleh enzim2

Metabolisme yang terjadi pada protein terjadi


saat protein pada makanan mengalami degradasi
yang terjadi pada saluran pencernaan
Masuknya as.Amino : stimulate
sekresi hormone cholecystokinin
Kondisi pH
Zymogen mjd aktif:
Tripsinogen
Trypsin, (oleh
enteropeptidase)

Menetralisir
pH 7

Sekresi
bikarbon
at

Sekresi bbrp enzim:


trypsinogen,
chymotrypsinogen,
procarboxypeptidase

Trypsin activate
chymotrypsin,
Secret
carboxypeptidase
aminopeptidase

diputus 42 aa pd N terminal
Pepsin menghidrolisis iktn
peptide pd N terminal dkt Tyr,
Phe and Trp

Pankreas

Kondisi
asam
sekresi
hormone
sekretin

pepsinogen pepsin oleh


aktifitas pepsin sendiri

Asam Amino
Bebas

Yang dinamakan proses Transminasi adalah proses dimana suatu gugus amino
dipindahkan, yang biasannya dari glukosa menjadi keto acid. Pada reaksi ini akan
dihasilkan asam amino -ketoglutarat. Dan reaksi ini mendapat bantuan oleh enzim
tranminase atau aminotransferase.

Untuk terjadinya reaksi transminasi dibutuhkan bantuan pula dari koenzim piridoxal phospat
(PLP).
Selanjutnya asam amino akan mengalami degradasi yang berlanjut dengan
pelepasannya gugus amino yang terjadi didalam mitokondria, dimana akan terjadi reaksi
deaminasi oksidatif yang dibantu oleh adanya enzim L-glutamate dehydrogenase.

Berikutnya dilanjutkan dengan proses Transdeminasi dimana Alanin akan bereaksi


dengan - ketoglutarat yang dibantu adanya enzim anminotransterase yang mampu
menghasilkan piruvat dan glutamat. Pada reaksi glutamat denga hidrogen dan juga energi
dengan adanya bantuan oelh enzim glutamate dehydrogenase akan dihasilkannya ketoglutarat, amoniak dan juga energi.
Proses yang terjadi setelahnya yakni proses Deaminasi yang dapat berlangsung
setelah terjadinya proses Transdeaminasi. Theronin dan serin dalam asam amino amino dapat
di deaminasi.

Dimana serin akan bereaksi dengan koenzim PLP dengan adanya bantuan dari serin
dehidratase dan dihasilkannya piruvat serta amoniak. Pada reaksi threonin ini, asam amino
threonin akan bereaksi dengan adanya koenzim PLP yang dibantu oleh enzim threonin
dihidratase dan akan menghasilkan -ketoglutarat serta amoniak.

Transport Amonia dari ke hati lalu ke otot, namun sesungguhnya amonia adalah
toksit bagi hati maka dari itu diubah dahulu menjadi glutamin dikarenakan glutamin bukan
toksin dalam hati.
Dengan bantuan energi, glutamat mampu melepaskan hidrogen dengan bantuan
enzim glutamin sintetase pulan dan menghasilkan glutamin. Selanjutnya glutamin masuk ke
hati dengan adanya bantuan oleh enzim glutaminase dan hidrogen yang kemudian dihasilkan
gutamat dan amoniak. Gutamat itu sendiri digunakan untuk metabolisme dalam hati dan juga
amoniak yang masuk dalam siklus urea. Untuk sisi yang lain dari otot amoniak akan bereaksi
dengan glukosa dan -ketoglutarat dengan adanya bantuan dari enzim glutama dehidrogenase
yang menghasilkan piruvat dan alanin yang kemudian akan masuk ke dalam hati dengan

tahap atau proses siklus glukosa-alanin, dimana piruvat akan mensintesisi glukosa dan
bereaksi dengan alanin yang dihasilkkan adalah glukosa dan -ketoglutarat. Serta pada reaksi
antara -ketoglutarat dan glukosa dihasilkan amoniak yang kemudian masuk kedalam siklus
krebs.
Siklus Urea
Untuk siklus urea itu sendiri di awali pada mitokondria. CO2 + NH4+ +2 ATP + H2O dibantu
oleh enzim Cp synthetase menghasilkan Carbamoyl phosphat + 2 ADP + Pi + 3H +.
selanjutnya pada reaksi berikutnya Carbamoyl phosphat bereaksi dengan ornithine dengan
dibantu adanya enzim ornithine transcar bemoylase menghasilkan citruline. Lalu citruline
dibantu dengan energi dari ATP dan enzim argininosuccinate syntetase akan menghasilkan
AMP, PPi, dan Argininosuccinate. Kemudian berlanjut Argininosuccinate dengan bantuan
enzim argininosuccinase menghasilkan arginine. Selepas itu arginin akan mengalami hidrolisi
yang dibantu dengan enzim arginase menghasilkan urea dan juga ornithine. Dan kembali
bereaksi dengan Carbamoyl phosphat didalam mitokondria dan siklus ini akan berlangsung
secara terus menerus.

Pada argininosuccinate dengan bantuan enzim argininosuccinase selain menghasilkan


arginine juga akan menghasilkan fumarate, yang kemudian fumarate tersebut mengalami
hidrolisis dan menghasilkan malate. Dan dengan adanya bantuan energi NAD+ , malate

dibantu untuk dapat menghasilkan NADH+ atau energi dan Oxaloacetate. Kemudian
Oxaloacetate akan mengalami transminasi dengan bantuan enzim transminase dan juga reaksi
antara glutamate dan ketoglutarat dihasilkannya aspartate. Setelah itu aspartate dengan
adanya bantuan dari argininosuccinate syntetase mampu menghasilkan agrininosuccinate dan
pada siklus ini akan terus-menerus berlangsung.
Siklus Krebs
Untuk siklus krebs oxaloacetate bereaksi dengan acetyl koenzim A dan dibantu oleh
enzim citrate synthase untuk melepaskan hidrogen dan menghasilkan koenzim A SH dan
juga citrate. Citrate yang bereaksi dengan fluroacetate dengan dibantu oleh adanya enzim
aconitase mampu melepaskan hidrogen dan dihasilkannya cis aconitate. Pada proses
selanjutnya cis aconitate yang dibantu dengan enzim aconitase melepaskan hidrogen dan
menghasilkan isocitrate yang dilanjutkan dengan isocitrate dibantu dengan enzim isocritate
dehydrogenase mengalami dehirogenasi

menghasilkan energi dan oxalosuccinate.

Oxalosuccinate yang dibantu enzim isocitrate dehydrogenase mengalami dehydroginasi


menghasilkan CO2 dan ketoglutarat bereaksi dengan arsenite melepaskan CO 2

serta

dibantu dengan adanya koenzim A - SH yang mengkatalis dan bantuan enzim ketoglutarat
dehydrogenase complex

dan bantuan energi sekaligus menghasilkan energi dan

menghasilkan succinyl koenzim A.

Kemudian succinylkoenzim A dibantu dengan adanya enzim succinate thiokinase


akan melepaskan koenzim ASH, ATP,ADP, dan PPi serta menghasilkan succinate. Succinate
kemudian bereaksi dengan malonate dan dibantu dengan adanya enzim succinate
dehydrogenase akan mengalami dehyrogenesis yakni melepaskan FADH2 dan FAD serta
mampu menghasilkan fumarate. Fumarate dibantu oleh enzim fumarase akan melepaskan
hidrogen dan menghasilkan LMalate yang kemudian LMalate tersebut dengan bantuan
enzim

malate

dehydrogenase

mangalami

dehidroganasi

mnghasilkan

energi

dan

menghasilkan oxaloacetate.Dan siklus ini sama halnya dengan yang telah dijelaskan
sebelumnya yakni berlangsung secara terus menerus.
a. Transpor elektron (rantai respirasi )
Respirasi atau yang umumnya dikenal bernafas adalah proses katabolisme glukosa
menjadi CO2 dan H2O untuk mendapatkan energi yang terjadi di membran dalam mitokondia.
Molekul-molekul yang memiliki peranan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan
FADH2, yang dapat dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, serta siklus
Krebs. Selain itu molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q
(Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.
Tahap transpor elektron:
1. NADH dan FADH2 yang berasal dari siklus
krebs

akan

mengalami

oksidasi

oleh

elektron yang berenergi tinggi yang berasal


dari

reaksi

oksidasi,

yang

kemudian

ditransfer ke koenzim Q (ubikuinon).


Energi yang dihasilkan dapat digunakan
untuk merubah ADP+Pi menjadi ATP.
2. Koenzim Q dikondensasikan oleh sitokrom
b sehingga mampu melepaskan 2 elektron
dan juga melepaskan 2 H+.
3. Sitokrom b dikondensasi oleh sitokrom c
sehingga dapat menghasilkan energi dan
melepaskan

elektron.

Energi

yang

dihasilkan setelah kondensasi tersebut digunakan untuk merubah ADP+Pi menjadi ATP.
4. Sitokrom c akan mereduksi sitokrom a hingga mengeluarkan 2 elektron.

5. Sitokrom a selanjutnya akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen yang merupakan zat
yang paling elektronegatif dan merupakan akseptor terakhir elektron.
6. 2H yang berasal dari terkondensasinya sitokrom b oleh koenzim Q selanjutnya akan
bereaksi dengan oksigen membentuk air (H2O) dan menghasilkan energi yang akan
digunakan untuk dapat mengubah ADP+Pi menjadi ATP. Hasil yang didapatkan dari
rangkaian transpor elektron ini adalah 3 ATP dan H2O (air).
4. METABOLISME ASAM NUKLEAT
Asam nukleat memiliki beberapa fungsi diantaranya yakni menyimpan,
mentransmisi dan mentranslasikan informasi genetik; metabolisme antara ; reaksireaksi informasi energi ; koenzim pembawa energi ; koenzim pemindah asam asetat,
zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya ; koenzim reaksi oksidasi reduksi.
Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yakni DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam
deoksiribonukleat dan juga RNA (ribonucleic acid ). DNA dalam inti sel terikat pada
histon. Senyawa gabungan antara protein dan asam nukleat disebut nucleoprotein
DNA
DNA adalah materi genetik sel yang menyimpan energi penentu sifat sel dan
bagaimana cara sel untuk tumbuh dan membelah. DNA (deoxyribose nucleic acid)
terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada
molekul deoksiribosa melalui sebuah gugus yakni gugus fosfat. Secara kimia DNA
memiliki gugus gula deoksiribosa, basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T)
dan adenin (A), dan juga memiliki rantai heliks ganda anti .
DNA berbentuk double helix yakni terdiri atas dua pita yang berpilin menjadi satu.
Double helix juga terdiri dari dua rantai, satu memiliki warna biru, dan satunya
berwarna kuning. DNA dalam sel bakteri berada dalam bentuk untaian tunggal,
sedangkan jika pada organisme lebih tinggi DNAnya rantai ganda yang berhubungan
dengan histon.

5.
6. Gambar 1. Contoh Double helix
Interaksi ikatan hidrogen antara masing-masing basa nitrogen akan menyebabkan
bentuk dari dua rantai DNA tersebut menjadi sedemikian rupa, bentuk ini yang
disebut double helix. Interaksi terjadi antara basa A dengan T, dan C dengan G.

Sehingga jika double helix seperti sebuah tangga spiral, maka ikatan basa-basa ini
yang sebagai anak tangga-nya.

RNA
Asam ribonukleat atau singkatannya RNA merupakan salah satu polimer yang
terdiri atas molekul-molekul ribonukleotida yang secara umum ditemukan dalam
organisme hidup. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan
antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa melalui gugus
fosfat.
Sintesis RNA dan DNA
DNA dan RNA merupakan dua makromolekul yang tersusun atas banyaknya
nukleotida atau polinukleotida yang dihubungkan dengan ikatan ester. Untuk asam
nukleat nukleosida terdiri atas nukleosida purin dan nukleosida purimidin. Nukleosida
purin adalah kelompok dari nukleosida yang mengandung adanya basa pirimidin.
Apabila gula pentosanya ribosa seperti halnya pada RNA maka nukleosidanya yang
berupa sitidin, uridin, adenosime dan monofosfat.

Sementara itu, jika gula

pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya DNA, maka nukleosidanya terdiri atas
deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimin. Nukleosida purin adalah suatu
kelompok nukleosida yang memiliki kandungan basa purin, sedangkan nukleosida
pirimidin sebaliknya yakni kelompok nukleosida yang mengandung basa pirimidin.
Biosintesis Nukleotida Purin
Sintesis dari nukleotida purin dimulai dengan RPPP yang mengarah pada
nukleotida yang membentuk 5 inosin monophosphate (IMP). Pada jalur ini
merupakan basis purin tanpa adanya gugus ribosa yang dinamakan hipoksantin. Basis
purin yang dibangun diatas ribosa dengan beberapa amidotranferase serta reasksi
transformylation. Sintesis IMP itu sendiri membutuhkan lima mol ATAP, dua mil
glutamin, salah satu dari mol glisin, satu mol CO2, satu mol aspartate dan juga dua
mol formate. Pada gugus formil dilakukan pada tetrahydrofolate (THF) dalam bentuk
N 5, N 10-methenyl-THF dan N 10-formil-THF.

Berikut keterangan dari nama-nama enzim pada gambar diatas :


1. Glutamin amidotransferase phosphoribosylpyrophosphate
2. Glycinamide sintase ribotide
3. Glycinamide transformylase ribotide
4. Formylglycinamide sintase
5. Sintase ribotide aminoimidazole
6. Karboksilase ribotide aminoimidazole
7. Succinylaminoimidazolecarboxamide sintase ribotide
8. Adenylosuccinate lyase
9. Transformylase aminoimidazole ribotide karboksamida
10. IMP cyclohydrolase
Sintesis nukleotida purin membentuk monofosfat inosin, IMP dimulai dengan
5-phospho--ribosyl-1-pirofosfat,

PRPP

melalui

reaksi

menggunakan

ATP,

tetrahydrofolate (THF) derivatif, glutamin, glisin dan aspartate IMP. Reaksi ini
dikatalisis oleh glutamin amidotransferase PRPP. Struktur nucleobase dari IMP
(hipoksantin) ditunjukkan. IMP merupakan titik cabang untuk biosintesis purin,
karena dapat dikonversi menjadi baik AMP atau GMP melalui dua jalur reaksi yang
berbeda. Jalur yang menuju ke AMP membutuhkan energi dalam bentuk GTP; yang
menuju ke GMP memerlukan energi dalam bentuk ATP. Pemanfaatan GTP dalam
sintesis AMP memungkinkan sel untuk mengontrol proporsi AMP dan GMP untuk
melihat kesamaannya. Akumulasi dari GTP berlebih akan menyebabkan sintesis AMP
dipercepat dari IMP dengan mengorbankan sintesis GMP karena konversi IMP untuk

GMP membutuhkan ATP, akumulasi dari kelebihan ATP menyebabkan sintesis


dipercepat GMP atas bahwa dari AMP.

Peraturan Sintesis Nukleotida Purine


Biosintesis purin terjadi pada langkah pertama

pada dua jalur tersebut.

Sintesis PRPP oleh sintetase PRPP adalah umpan balik yang dihambat oleh purin-5'nukleotida (terutama AMP dan GMP). Kombinatorial pengaruh kedua nukleotida
yang terbesar misalnya, inhibisi maksimal ketika ada konsentrasi yang benar dari
kedua adenin dan guanin nukleotida dicapai.
Reaksi amidotransferase dikatalisis oleh amidotransferase PRPP juga umpan
balik dihambat allosterically dengan mengikat ATP, ADP dan AMP. Pada satu situs
hambat dan GTP, PDB dan GMP aktivitas enzim akan dirangsang oleh PRPP.
Selain itu, biosintesis purin diatur dalam jalur cabang dari IMP dengan AMP dan
GMP. Akumulasi dari kelebihan ATP menyebabkan sintesis percepatan GMP, dan
kelebihan GTP menyebabkan sintesis AMP dipercepat.
Katabolisme dan Pengangkatan Nukleotida Purine
Katabolisme dari nukleotida purin menjadi produksi asam urat yang larut dan
diekskresikan dalam urin sebagai kristal natrium urat.

Katabolisme Nukleotida Purine


Sintesis nukleotida dari basa purin dan nukleosida purin terjadi dalam
serangkaian langkah-langkah yang dikenal sebagai jalur penyelamatan. Purin, adenin,
guanin, dan hipoksantin, dapat dikonversi untuk nukleotida yang sesuai mereka
dengan phosphoribosylation. Dua enzim transferase kunci yang terlibat dalam
penyelamatan dari purin: fosforibosiltransferase adenosin (Aprt), yang mengkatalisis
reaksi berikut:
adenine + PRPP <> AMP + PP i adenin + PRPP <-> AMP + PP i
dan-guanin fosforibosiltransferase hipoksantin (HGPRT), yang mengkatalisis reaksi
berikut:
hypoxanthine + PRPP <> IMP + PP i hipoksantin + PRPP <-> IMP + PP i
guanine + PRPP <> GMP + PP i guanin + PRPP <-> GMP + PP i
enzim purin dengan cepat membagi sel adalah deaminase adenosin (ADA) yang
mengkatalisis deaminasi adenosin untuk inosin. Kekurangan dalam hasil ADA dalam
gangguan yang disebut imunodefisiensi gabungan yang berat, SCID (dan secara
singkat diuraikan di bawah).

Siklus nukleotida purin melayani fungsi penting dalam berolahraga otot.


Generasi fumarat menyediakan otot rangka dengan hanya sumber atas substrat
anapleurotic untuk siklus TCA . Dalam rangka untuk melanjutkan operasi dari siklus
selama latihan, protein otot harus dimanfaatkan untuk memasok nitrogen amino untuk
generasi aspartate. Generasi asparate terjadi oleh reaksi transaminasi standar yang
interconvert asam amino dengan -ketoglutarate untuk membentuk glutamat dan
glutamat dengan oksaloasetat untuk membentuk aspartat. Myoadenylate deaminase
adalah khusus isoenzyme AMP deaminase otot, dan kekurangan dalam deaminase
myoadenylate menyebabkan kelelahan pasca-latihan, kram dan mialgia.

Biosintesis Nukleotida pirimidin


Sintesis dari pirimidin kurang kompleks dibandingkan dengan purin, karena
dasar jauh lebih sederhana. Basis menyelesaikan pertama adalah berasal dari 1 mol
glutamin, salah satu mol ATP dan satu mol CO

(yang merupakan karbamoilfosfat)

dan satu mol aspartate. Sebuah mol tambahan glutamin dan ATP yang diperlukan
dalam konversi UTP untuk CTP adalah. Jalur biosintesis pirimidin yang digambarkan
di bawah ini. Karbamoilfosfat digunakan untuk sintesis nukleotida pirimidin berasal
dari glutamin dan bikarbonat, dalam sitosol, yang bertentangan dengan siklus
karbamoil fosfat urea berasal dari amonia dan bikarbonat dalam mitokondria. Reaksi
siklus urea dikatalisis oleh sintetase karbamoilfosfat I (CPS-I) sedangkan prekursor
nukleotida pirimidin disintesis oleh CPS-II. karbamoilfosfat kemudian kental dengan
aspartat dalam reaksi dikatalisis oleh enzim yang membatasi laju biosintesis
nukleotida pirimidin, transcarbamoylase aspartate (ATCase).

Nama enzim :
1. Aspartate transcarbamoylase, ATCase
2. Karbamoil dehydratase aspartate
3. Dihydroorotate dehidrogenase
4. Orotate fosforibosiltransferase
5.-5'-fosfat karboksilase orotidine
Sintesis UMP dari karbamoilfosfat. Karbamoil fosfat digunakan dalam sintesis
nukleotida pirimidin berbeda dari yang disintesis pada siklus urea, melainkan
disintesis dari glutamin bukan amonia dan disintesis dalam sitosol. Reaksi ini
dikatalisis oleh sintetase karbamoil fosfat II (CPS-II). Selanjutnya karbamoilfosfat
dimasukkan ke dalam jalur biosintesis nukleotida pirimidin melalui aksi
transcarbamoylase aspartat, ATCase (enzim # 1) yang adalah tingkat membatasi
langkah dalam biosintesis pirimidin. Setelah penyelesaian sintesis UMP dapat
difosforilasi menjadi UTP dan digunakan sebagai substrat untuk sintase CTP untuk
sintesis nukleotida CTP uridin. juga merupakan prekursor untuk sintesis de novo dari
nukleotida timin. Tempatkan mouse di atas nama menengah hijau untuk melihat
struktur.
Sintesis pirimidin berbeda dalam dua cara yang signifikan dari tahun
purin.Pertama, struktur cincin dipasang sebagai basa bebas, tidak dibangun di atas
PRPP. PRPP ditambahkan ke base pirimidin terbentuk penuh pertama (asam orotic),
membentuk monofosfat orotate (OMP), yang kemudian dekarboksilasi untuk UMP..
Kedua, tidak ada cabang di jalur sintesis pirimidin. UMP adalah fosforilasi dua kali

untuk menghasilkan UTP (ATP merupakan donor fosfat). Yang pertama adalah
fosforilasi dikatalisis oleh kinase uridylate dan yang kedua oleh nukleosida difosfat
kinase mana-mana. Akhirnya UTP aminated oleh aksi sintase CTP, menghasilkan
CTP. Para nukleotida timin pada gilirannya diturunkan oleh sintesis de novo dari
DUMP atau dengan jalur penyelamatan dari deoxyuridine atau deoxythymidine.

Sintesis CTP dari UTP


Peraturan Biosintesis pirimidin
Peraturan sintesis pirimidin terjadi terutama pada langkah pertama yang
dikatalisis oleh aspartat transcarbamoylase, ATCase. Dihambat oleh CTP dan diaktifkan
oleh ATP, ATCase adalah protein multifungsi dalam sel mamalia. Hal ini mampu
mengkatalisis pembentukan karbamoilfosfat, aspartate karbamoil, dan dihydroorotate.
Kegiatan sintetase karbamoil dari kompleks ini disebut II karbamoil fosfat sintetase
(CPS-II) sebagai lawan CPS-I, yang terlibat dalam siklus urea . ATCase, dan karenanya
kegiatan CPS-II, yang diterjemahkan ke sitoplasma dan lebih suka glutamin sebagai
substrat. CPS-I dari siklus urea terlokalisir di mitokondria dan menggunakan amonia.
The-II domain CPS diaktifkan oleh ATP dan dihambat oleh UDP, UTP, dUTP, dan CTP.
Peran glisin dalam peraturan ATCase adalah untuk bertindak sebagai inhibitor
kompetitif pengikatan situs glutamin,. Seperti dalam peraturan purin sintesis ATP
tingkat juga mengatur biosintesis pirimidin pada tingkat pembentukan PRPP.
Peningkatan

tingkat

hasil

PRPP

dalam

aktivasi

sintesis

pirimidin.

Ada juga peraturan dekarboksilase OMP: kompetitif enzim ini dihambat oleh UMP dan,
pada tingkat yang lebih rendah, oleh CMP. Akhirnya sintase CTP merupakan umpan
sebagai umpan balik yang dihambat oleh CTP dan diaktifkan oleh GTP.

Katabolisme Asam Nukleat

Mula-mula asam nukleat akan dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih


kecil oleh bermacam-macam enzim yang ada pada saluran pencernaan. Selanjutnya
DNA dan RNA akan terhidrolisis oleh adanya enzim deoksiribonuklease dan juga enzim
ribonuklease. Dan letak dari kedua enzim tersebut terdapat dalam getah pankreas. DNA
dan juga RNA akan dipecah dalam getah usus oleh adanya enzim polinukleotidase atau
fosfodiesterase. Berikutnya hasil kerja dari enzim-enzim nukleosidase dalam getah
usus, nukleosida akan mengalami degradasi lebih lanjut menjadi basanya purin serta
pirimidin dang juga menjadi gula. Kemudian enzim yang terakhir ini akan melibatkan
adanya pemindahan gugus fosfat sehingga akan menghasilkan purin ataupun pirimidin
bebas serta pentosa fosfat.

II.

KETERKAITAN ANTAR PROSES METABOLISME


Antara katabolisme dan anabolisme sebenarnya prosesnya saling melengkapi dan
saling berkaitan satu sama lain. Proses katabolisme dan anabolisme haruslah berjalan
seiring

dikarenakan

setiap

proses

menyediakan

energi

atau

bahan

yang

dibutuhkan

oleh

pasangan

yang

lain.

Berikut

skema

hubungan

antar

metabolisme
biomolekul :
Hubunganantar
makromolekul ini erat
kaitannya

dengan

degradasi. Dalam suatu


proses

metabolisme

degradasi
dibagi

molekul
menjadi

tiga

langkah.

Langkah

awalnya,

dimana

polisakarida
dihidrolisis

akan
menjadi

monosakarida, protein akan terhidrolisis menjadi suatu komponen asam amino dan
triasilgliserol dan pada lipid yang sumber utamanya ditemukan pada bahan pangan
terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Namun untuk asam nukleat akan
mengalami proses hidrolisis dengan hasil yang didapatkan mononuleotida. Proses
degradasi dari ketiga makromolekul yang pertama tersebut berhubungan dengan energi.
Hidrolitik ini prosesnya dan dilepaskannya energi dari ketiga makromolekul tersebut
yakni karbohidrat, lipida dan protein berperan untuk menyediakan energi bagi makhluk
hidup.

Selanjutnya langkah atau tahapan yang kedua, akan didegradasi lanjut hingga
membentuk asetil KoA melalui proses pembentukan beberapa senyawa dari fosfat yang
kaya akan energi. Yang didegradasi tersebut yakni monosakarida, gliserol dan asam
lemak. Pada proses glikolisis, heksosa akan diubah menjadi piruvat yang selanjutnya
akan menjadi asetil KoA. Sama halnya dengan yang terjadi pada asam lemak yang
berantai panjang, yang dioksidasi lalu menjadi asetil KoA, sedangkan gliserol diubah
menjadi piruvat serta asetil KoA melalui suatu rangkaian glikolitik. Dan untuk
mononukleotida akan didegradasi menjadi gula pentosa, basa nitrogen serta yang lain.
Namun untuk degradasi asam amino berbeda, pada tahap yang kedua asam amino
alanin, treonin, sistein, glisin dan serin akan didegradasi menjadi piruvat dan kembali
diubah menjadi asetil KoA. Untuk asam amino arginin, prolin, histidin, dan glutamin
akan terdegradasi menjadi asam glutamat melalui suatu proses transaminasi
menghasilkan -ketoglutarat, molekul antara siklus asam trikarboksilat. Selanjutnya
asam asparagin dan asam aspartat akan ditransminasi menjadi oksalat yakni molekul
antara dalam siklus asam trikarboksilat. Dan asam amino yang terdegradasi menjadi
asetoasetil KoA serta diubah kembali menjadi asetil KoA yakni leusin, lisin, tirosin,
fenilanin dan triptofan. Sedangkan untuk asam-asam amino seperti metionin, valin, dan
isoleusin akan diubah menjadi suksinil KoA selama degradasi. Terbentuknya asam
fumarat dengan didegradasi secara oksidatif dilakukan pada fenilanin dan tirosin.
Melalui tahapan-tahapan tersebut, kerangka karbon asam amino dapat menghasilkan
senyawa antara untuk proses siklus asetil KoA atau asam sitrat. Dihasilkan pula produk
yang sama pada karbohidrat atau lipid selama oksidasi senyawa tersebut. Dan pada
tahapan yang terakhir, ATP yang kaya akan energi dihasilkan melalui proses fosforilasi
oksidatif.
Sama halnya dengan anabolisme makromolekul yang juga berlangsung melalui 3
tahapan. Pada tahap yang pertama akan dimulainya sintesis protein dari pembentukan
asam -keto. Lalu sintesis lipida yang dimulai dengan pembentukan molekul asetat,
malonat dan yang lainnya. Awal tahap untuk sintesis asam nukleat dimulai dari
pembentukan molekul kecil karbamoilfosfat, ribosa dan juga molekul yang lain. Dan
untuk tahap yang awal ini, sintesis karbohidrat memulai dari molekul priuvat, malat dan
sebagainya. Kemudian untuk tahapan yang kedua, asam -keto akan teraminasi oleh
donor dari gugus amino yang membentuk asam amino, lalu gugus asetil akan menjadi
asam lemak, malat dan piruvat menjadi prekursor untuk pembentukan daari

monosakarida dan pembentukan mononukleotida dari gula pentosa, basa nitrogen dan
asam fosfat. Selanjutnya tahap yang akhir dari anabolisme ini, asam amino disusun
menjadi rantai polipeptida membentuk berbagai jenis protein, asam lemak dan molekul
yang lain yang dirangkaikan membentuk berbagai lipida, mononukleotida yang ditata
membentuk polinukleotida atau asam nukleat dan mononukleotida yang diatur menjadi
berbagai polisakarida karbohidrat.

Anda mungkin juga menyukai