BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Glikolisis adalah urutan reaksi-reaksi yang mengkonversi glukosa
menjadi piruvat bersamaan dengan produksi sejumlah ATP yang relatif
kecil. Pada organism erob, glikolisis adalah pendahuluan daur asam sitrat
dan rantai transfor electron, yang bersama-sama membebaskan sebagian
besar energi yang tersimpan pada glukosa. Pada keadaan erob, piruvat
masuk mitokondria, tempat piruvat dioksidasi lengkap menjadi CO 2 dan
H2O. jika penyediaan oksigen tidak mencukupi, seperti pada otot yang
sedang aktif berkontraksi, piruvat dikonversi menjadi laktat. Pada keadaan
anerob, ragi mengtransformasi piruvat menjadi etanol. Pembentukan
etanol dan laktat dari glukosa adalah contoh-contoh fermentasi.
Penjelasan tentang glikolisis mempunyai riwayat panjang.
Perkembangan biokimia dan penjabaran jalur utama ini berlangsung
bersamaan. Penemuan kunci oleh Hans Buchner dan Eduard Buchner
pada 1897 adalah secara kebetulan. Mereka tertarik pada pembuatan
ekstrak ragi bebas sel karena kemungkinan penggunaannya dalam terapi.
Ekstrak-ekstrak ini harus diawatkan tanpa memakai antiseptik seperti
fenol, dan mereka memutuskan untuk mencoba sukrosa, pengawet yang
lazim dipakai pada kimia dapur. Mereka mendapatkan hasil yang
mengejutkan: sukrosa dengan cepat mengalami fermentasi menjadi
alkohol oleh sari ragi. Arti penemuan ini besar sekali. Buchner dan
Buchner mendemonstrasikan untuk pertama kalinya bahwa fermentasi
dapat terjadi diluar sel hidup. Pandangan yang dapat diterima pada waktu
itu, yang oleh Louis Pasteur pada 1860, ialah bahwa fermentasi tidak
mungkin lepas dari keterkaitannya pada sel-sel hidup. Penemuan yang
kebetulan oleh Buchner dan Buchner menyangkal dogma vitalistik ini
membuka pintu menuju biokimia modern. Metabolisme menjadi kimia.
2
B. Rumusan Masalah.
1. Definisi glikolisis.
2. Tahapan glikolisis.
3. Proses Reaksi Glikolisis (respirasi aerob).
4. Definisi oksidasi biologis dalam biokimia, kepentingan
aksidasi dalam biomedik dan membahas enzim apa saja yg
terlibat di dalamnya.
C, Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi glikolisis.
2. Untuk mengetahui dan memahami tahapan glikolisis.
3. Untuk mengetahui dan memahami proses reaksi glikolisis
(respirasi aerob).
4. Untuk mengetahui apakah itu oksidasi biologis dalam
biokimia, mengetahui kepentingan aksidasi dalam biomedik
dan membahas enzim apa saja yg terlibat di dalamnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Glikolisis.
Glikolisis diperoleh daribahasa yunani glyk “manis”, dan lysis
“pemecahan”. Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi
senyawa triosa (C3) yaitu piruvat. Siklus asam sitrat atau siklus Krebs
merupaknan proses oksidasi senyawa trikarboksilat menjadi senyawa
sumber elektron atau sumber energi yang kemudian difosforilasi oksidatif
menjadi energi. Senyawa pada glikolisis dan siklus asam sitrat
menyediakan prekursor biosintesis asam amino.
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang
memiliki 6 atom C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki
3 atom C), NADH, dan ATP. NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida
Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H), sehingga disebut
sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan
senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya
menghasilkan energi. Pada proses glikolisis, setiap 1 molekul glukosa
diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Glikolisis
memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung
secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP,
serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan
(mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain. Pada sel
eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma(sitosol). Glikolisis terjadi melalui
10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan
pelepasan energi. Berikut ini reaksi glikolisis secara lengkap: Dari skema
tahapan glikolisis menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan pada tahap
penggunaan energi adalah 2 ATP. Sementara itu, energi yang dihasilkan
pada tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2 NADH. Dengan
demikian, selisih energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2 NADH.
5
B. Tahapan glikolisis.
Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau
dekomposisi. Melalui proses ini, satu molekul glukosa sepenuhnya
dipecah untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat, dua molekul ATP
dan dua NADH (Reduced nikotinamida adenin dinukleotida) radikal yang
membawa elektron yang dihasilkan. Butuh waktu bertahun-tahun
penelitian melelahkan dalam biokimia yang mengungkapkan tahap-tahap
glikolisis yang membuat respirasi selular mungkin. Berikut adalah
berbagai tahap yang disajikan dalam urutan awal terjadinya dengan
glukosa sebagai bahan baku utama. Seluruh proses melibatkan sepuluh
tahap dengan membentuk produk pada setiap tahap dan setiap tahap
diatur oleh enzim yang berbeda. Produksi berbagai senyawa di setiap
tahap menawarkan entry point yang berbeda ke dalam proses. Itu berarti,
proses ini dapat langsung mulai dari tahap peralihan jika senyawa yang
reaktan pada tahap yang langsung tersedia.
1. Tahap1: Fosforilasi Glukosa.
Tahap pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan
gugus fosfat). Reaksi ini dimungkinkan oleh heksokinase enzim,
yang memisahkan satu kelompok fosfat dari ATP (Adenosine
Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya
menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam proses satu ATP molekul, yang
merupakan mata uang energi tubuh, digunakan dan akan
ditransformasikan ke ADP (Adenosin difosfat), karena pemisahan
satu kelompok fosfat. Reaksi keseluruhan dapat diringkas sebagai
berikut:
Glukosa (C6H12O6) + + ATP heksokinase → Glukosa 6-
Fosfat (C6H11O6P1) + ADP
2. Tahap 2: Produksi Fruktosa-6 Fosfat.
Tahap kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat. Hal ini
dimungkinkan oleh aksi dari enzim phosphoglucoisomerase.
Kerjanya pada produk dari tahap sebelumnya, glukosa 6-fosfat dan
6
gugus fosfat) dan dalam waktu yang bersamaan, juga terjadi reaksi
dehidrogenasi (pelepasan atom H) yang ditangkap oleh akseptor
hidrogen, yaitu koenzim NAD. Dengan lepasnya 2 atom H,
fosfogliseraldehid berubah menjadi 2×1,3-asam difosfogliseral
kemudian berubah menjadi 2×3-asam fosfogliseral yang
menghasilkan (+2) energi ATP. Selanjutnya 2×3-asam fosfogliseral
tersebut berubah menjadi 2xasam piruvat dengan menghasilkan
(+2) energi ATP serta H2O (sebagai hasil sisa). Jadi, energi hasil
akhir bersih untuk mengubah glukosa menjadi 2 x asam piruvat,
adalah:
Energi yang dibutuhkan Tahap I : (-2) ATP
Energi yang dihasilkan Tahap II : (+4) ATP
Energi hasil akhir bersih : 2 ATP
Pada perjalanan reaksi berikutnya, asam piruvat tergantung pada
ketersediaan oksigen dalam sel. Jika oksigen cukup tersedia, asam
piruvat dalam mitokondria akan mengalami dekarboksilasi oksidatif yaitu
mengalami pelepasan CO2 dan reaksi oksidasi dengan pelepasan 2 atom
H (reaksidehidrogenasi). Selama proses tersebut berlangsung, maka
asam piruvat akan bergabung dengan koenzim A (KoA–SH) yang
membentuk asetil koenzim A (asetyl KoA). Dalam suasana aerob yang
berlangsung di membran krista mitakondria terbentuk juga hasil yang lain,
yaitu NADH2 dari NAD yang menangkap lepasnya 2 atom H yang berasal
dari reaksi dehidrogenasi. Kemudian kumpulan NADH2 diikat oleh rantai
respirasi di dalam mitokondria. Setelah asam piruvat bergabung dengan
koenzim dan membentuk asetil Co-A kemudian masuk dalam tahap siklus
Krebs.
Jika Anda amati lebih cermat lagi, Anda akan mengetahui pada
tahapan mana sajakah energi ( ATP) dibentuk. Nah, proses pembentukan
ATP inilah yang disebut fosforilasi. Pada tahapan glikolisis tersebut, enzim
mentransfer gugus fosfat dari substrat (molekul organik dalam glikolisis)
ke ADP sehingga prosesnya disebut fosforilasi tingkat substrat.
11
1. Enzim Okidase.
Enzim Oksidase Menggunakan Oksigen Sebagai Akseptor
Hidrogen. Enzim oksidase mengatalisis pengeluaran hydrogen dari
substrat dengan menggunakan oksigen sebagai akseptor
hidrogennya. Enzim-enzim tersebut membetuk air atau hydrogen
peroksida sebagai produk reaksi.
Sebagi Oksidase Mengandung Tembaga Sitokrom oksidase
merupakan hemoprotein yang tersebar luas dalam banyak jaringan,
dengan gugus prostetik heme yang secara khas ditemukan dalam
mioglobin, hemoglobin, serta sitrokom lain. Enzim ini merupakan
komponem terakhir pada rantai pembawa (carrier) respiratorik yang
ditemukan dalam mitokondria dan dengan demikian bertanggung
jawab atas reaksi pemindahan elektron yang dihasilkan dari
oksidasi molekul substrat oleh dehidrogenase kepada akseptornya
yang terakhir, yaitu oksigen. Gas karbon monoksida, sianida, dan
hydrogen sulfide merupakan racun bagi enzim sitokrom oksidase.
Sifat yang berlainan sehubungan dengan efek karbon monoksida
serta sianida.
Penelitian yang lebih mutakhir menunjukkan bahwa kedua
sitokrom tersebut bergabung dengan sebuah protein tunggal, dan
kompleks tersebut dikenal sebagai sitokrom. Oksidase Lain
Merupakan Flavoprotein Enzim flavoprotein memiliki flavin
mononukleotida (FMN) atau flavin adenin dinukleotida (FAD)
sebagai gugus prostetiknya. FMN dan FAD biasanya terikat erat-
tetapi tidak secara kovalen dengan masing-masing protein
apoenzimnya.banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau
lebih logam sebagai kofaktoresensial dan dikenal dengan nama
metaloflavoprotein. Enzim yang termasuk kedalam kelompok enzim
oksidase ini mencakup oksidase asam L-amino, suatu enzim terikat
–FMN yang ditemukan dalam ginjal dengan spesifisitas umum
untuk deaminasi oksidatif asam L-amino yang terdapat dialam.
24
jika kapasitas antai respirasi menjadi jenuh atau jika PO₂ turun
dibawah nilai Km untuk sitokrom a₃. terdapatpula kemungkinan
bahwa pengangkut ADP/ATP yangmemudahkan pemasukan ADP
sitosol ke dalam dan ATP ke luar mitokondria, menjadi suatu
penentu kecepatan respirasi mitokondria.
4. Banyak racun menghambat rantai respirasi Sebagian besar
informasi tantang rantai respirasi diperoleh dari penggunaan
inhibitor, dan sebaliknya, hal ini telah memberi pengetahan
mengenai mekanisme kerja beberapa jenis racun . untuk tujuan
deskriptif, inhibitor dapat dibagi menjadi inhibitor untuk rantai
respirasi sendiri, inhibitor fosforilasi oksidatif, pemutus pasangan
fosforilasi oksidatif. Inhibitor yang menghentikan respirasi dengan
menyekat rantai respirasi berkerja pada tiga tempat. Tempat pertaa
dihamba oleh olongan barbiturat seperti amobarbitual, anti biotic
pirisidin A, dan intektisida serta racun ikan rotenon. Semua inhibitor
ini mencegah oksidasi substrat yang berhubungan langsung
dengan rantai respirasi lewat enzim dehidrogenaseterikat NAD,
dengan menyekat pemindahan dari FeS ke Q. dalam takaran yang
cukup, pemberian inhibitor ini secara in vivo akan berakibat fatal.
Dimerkaprol dan antimisi A menghambat rantai respirasi antara
stokrom b dan sitokrom c. racun klasik seperti H₂S, karbon
monoksida serta sianida menghambat sitokrom oksidase dengan
demikian dapat menghentikan respirasi secara total. Karboksin dan
TCA secara spesifik menghambat dehidrogenase ke Q, sedangkan
manolat merupakan inhibitor kompentitif enzim suksinat
dehidrogenase. Anti biotic oligomisin menyebabkan penyekatan
(blockade) seluruhproses oksidasi dan fosforilasi dalam mitokondria
utuh. Pemutusan pasangan (uncoupler) bekerja memisahkan
proses oksidasi dalam rantai respirasi dari proses fosforilasi, dan
hal ini dapat menjelaskan kerja toksik senyawa – senyawa in vivo.
Pemisah kedua proses tersebut akan membuat respirasi tidak
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi senyawa
triosa (C3) yaitu piruvat.
Terdapat 10 tahap dalam pembentukan glikolisis yaitu: Fosforilasi
Glukosa, Produksi Fruktosa-6 Fosfat, Produksi Fruktosa 1,6-difosfat,
Pemecahan Fruktosa 1,6-difosfat, interkonversi Dua Glukosa,
Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric, Produksi ATP & 3-
fosfogliserat Asam, Relokasi Atom Fosfor, Penghapusan Air,
Pembentukan piruvat Asam & ATP.
Tahap glikolisis merupakan awal terjadinya respirasi sel. Glikolisis
terjadi dalam sitoplasma dan hasil akhir glikolisis berupa senyawa asam
piruvat. Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat
berlangsung secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim
ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah
memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul
yang lain.
Reaksi berlangsung spontan bila terjadi pelepasan energi bebas
(tG negatif) yaitu reaksi tersebut bersifat eksergonik, dan jika tG positif,
reaksi hanya berlangsung bila diperoleh energi bebas, reaksi ini bersifat
endergonik.
ATP adalah zat perantara penukar energi bebas, yang
merangkaikan proses-proses yang bersifat eksergonik dengan proses-
proses yang bersifat endergonik.
Enzym oksidase dan dehidrogenase memiliki peran utama dalam
proses rantai pernapasan.
Komplek-komplek enzym dalam rantai pernapasan menggunakan
potensial energi dari gradien proton untuk mensintesa ATP dari ADP dan
33
B. Saran.
Dari uraian makalah ini disarankan kepada para pembaca
khususnya mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah yang terkait
dengan isi makalah ini agar sebaiknya mencari literature lain baik dari
beberapa referensi buku maupun internet agar materi ini dapat
dikembangkan lebih luas dengan harapan wawasan dapat bertambah
mengenai Glikolisis dan Oksidasi Biologis.
34
DAFTAR PUSTAKA