Anda di halaman 1dari 19

Tugas Biologi Molekuler

“MAKROMOLEKUL”

Disusun Oleh:

Oktadio Erikardo
22010119410011

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOMEDIK
SEMARANG
2019/2020
Tugas Biologi Molekuler

“MAKROMOLEKUL”

Disusun Oleh:

Euis Purbasari
22010119410012

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOMEDIK
SEMARANG
2019/2020
“Makromolekul”

Salah satu kebutuhan utama dari makhluk hidup, yaitu makanan. Makanan merupakan
bahan utama untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup. Proses
perubahan makanan menjadi energi terjadi di dalam sel, dimana sel ini merupakan satuan
fungsional dan struktural terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. Sel merupakan unit
penyusun terkecil, di dalam sel ini terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh manusia.
Metabolisme merupakan suatu mekanisme perubahan makanan menjadi energi dan
panas melalui proses fisika dan kimia, seperti proses pembentukan dan penguraian zat
didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme ini diawali oleh
substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir. Metabolisme terdiri dari anabolisme, yaitu
jalur metabolisme yang menyusun senyawa organik sederhana menjadi senyawa molekul
kompleks. Sedangkan, katabolisme merupakan jalur metabolisme untuk merombak molekul
kompleks menjadi komponen molekul sederhana.
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik mengandung atom karbon, hidrogen, dan
oksigen, dan umumnya unsur hidrogen dan oksigen akan menghasilkan H2O. Sumber
karbohidrat nabati dalam glikogen dijumpai pada otot dan hati, serta karbohidrat dalam
bentuk laktosa hanya ditemukan di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
dihasilkan dari reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel-sel tumbuhan
yang mengandung klorofil. Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang
utamanya menghasilkan energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori.
Makhluk hidup mendapatkan energi harus melalui suatu proses pemecahan senyawa
glukosa yang disebut dengan respirasi. Pada makhluk hidup khususnya manusia, dalam
proses pemecahan senyawa glukosa ini harus memerlukan oksigen sehingga dikenal dengan
respirasi aerob. Ada 4 tahapan dalam proses respirasi aerob, yaitu:
Metabolisme karbohidrat:

A. Glikolisis
Glikolisis adalah proses pengubahan glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat
dengan menghasilkan 2 ATP (Adenosin trifosfat) dan 2 NADH (Nikotinamida
Adenosin Dinukleotida Hidrogen). Glikolisis terjadi di sitoplasma dengan bantuan 10
jenis enzim yang berbeda.
PROSES HAL YANG TERJADI STRUKTUR KIMIA
1. Glukosa diubah menjadi
glukosa 6-fosfat oleh enzim
hexokinase dengan bantuan
energi dari adenosin trifosfat
(ATP). ATP yang telah
melepaskan energi akan
berubah menjadi adenosin
difosfat (ADP).
2. Glukosa 6-fosfat diubah
menjadi fruktosa 6-fosfat
dikatalisis oleh enzim
phosphoglucose isomerase.
Dalam reaksi ini tidak terjadi
penguraian maupun
pembentukan ATP.
3. Fruktosa 6-fosfat diubah
menjadi fruktosa 1,6-bifosfat
dikatalisis oleh enzim
phosphofructose kinase.
Dalam reaksi ini dibutuhkan
energi dari ATP.

4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom


C) dipecah menjadi
glyceraldehyde 3-phosphate (3
atom C) dan
dihydroxyacetone phosphate
(3 atom C). Reaksi ini
dikatalisis enzim aldolase.
5. 1 molekul dihydroxyacetone
phosphate yang terbentuk akan
diubah menjadi
glyceraldehyde 3-phosphate
oleh enzim triose phosphate
isomerase. Enzim ini berkerja
bolak-balik, artinya dapat juga
mengubah glyceraldehyde 3-
phosphate menjadi
dihydroxyacetone phosphate.
6. Glyceraldehyde 3-phosphate
diubah menjadi 1,3-
bisphosphoglycerate oleh
enzim phosphoglycerate dan
menghasilkan NAD+ dari
reduksi NADH.
7. 1,3-bisphosphoglycerate
diubah menjadi 3-
phosphoglycerate oleh enzim
phosphoglycerate kinase.
Dalam reaksi ini menghasilkan
energi dalam bentuk ATP.
8. 3-phosphoglycerate diubah
menjadi 2-phosphoglycerate
oleh enzim phosphoglycerate
mutase.

9. 2-phosphoglycerate diubah
menjadi phosphoenolpyruvate
oleh enzim enolase.

10. Phosphoenolpyruvate diubah


menjadi pyruvate yang
dikatalisis oleh enzim
pyruvate kinase. Pada tahap
ini menghasilkan energi dalam
bentuk ATP.
B. Dekarboksilasi Oksidatif

Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi pengubahan asam piruvat menjadi


asetil koenzim-A (CoA). Asam piruvat dari sitoplasma akan masuk ke dalam
mitokondria dan menuju matriks mitokondria. Lalu, gugus karboksil (COO-) dalam
piruvat dikeluarkan sebagai CO2 yang berdifusi keluar dari sel. Sisa 2 atom karbon
dari piruvat dalam bentuk CH3COO- akan mentransfer kelebihan elektronnya pada
molekul NAD+ sehingga terbentuk NADH dan molekul 2 atom karbon berubah
menjadi asetat. Akhirnya, koenzim A diikatkan pada asetat dan terbentuklah asetil
CoA. Hasil dari dekarboksilasi oksidatif, yaitu 2 molekul asetil CoA, 2 molekul
NADH, dan 2 CO2. Asetil CoA akan masuk ke dalam siklus krebs untuk diproses
lebih lanjut untuk menghasilkan energi.
C. Siklus Krebs

Siklus krebs terjadi di matriks mitokondria. Molekul asetil CoA akan masuk ke
dalam siklus krebs untuk menghasilkan 4 CO2, 6 FADH2, 2 NADH, dan 2 ATP. Satu
molekul asetil CoA yang menjalani siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3 NADH,
1 FADH2, dan 2 CO2. Reaksi di dalam siklus krebs ini akan terus menerus berputar
sehingga disebut siklus. Siklus krebs memiliki 8 tahapan, yaitu:
1. Asetil CoA berikatan dengan oxaloacetate membentuk citrate dikatalisis oleh enzim
citrate synthase.
2. Citrate diubah menjadi isocitrate melalui cis-Aconitate oleh enzim aconitase.
3. Isocitrate diubah menjadi alfa-ketoglutarate oleh enzum isocitrate dehydrogenase.
Reaksi ini melepaskan molekul CO2 dan menghasilkan NADH.
4. Alfa-ketoglutarate diubah menjadi succinyl-CoA oleh enzim alfa-ketoglutarate
dehydrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan dihasilkan NADH.
5. Succinyl-CoA diubah menjadi succinate oleh enzim succinyl-CoA synthetase.
Reaksi ini akan menghasilkan GTP yang kemudian berubah menjadi ATP.
6. Succinate diubah menjadi fumarate oleh enzim succinic dehydrogenase dan
menghasilkan FADH2.
7. Fumarate diubah menjadi malate oleh enzim fumarase.
8. Malate diubah menjadi oxaloacetate oleh enzim malate dehydrogenase dan
menghasilkan NADH.
D. Transpor Elektron

Transpor elektron merupakan proses akhir dari respirasi aerob yang menghasilkan
ATP dari NADH dan FADH2 hasil dari glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus
krebs. Satu molekul glukosa yang menjalani proses respirasi akan menghasilkan:
glikolisis 2 NADH, dekarboksilasi oksidatif 2 NADH, dan siklus krebs 6 NADH dan
2 FADH2. Transport elektron terjadi di membran dalam mitokondria, di dalam
membrane ini terdapat bagian yang berperan sebagai penerima elektron disebut
kompleks protein I, kompleks protein II, kompleks protein III, ubiquinon, dan
sitokrom c.
Elektron yang berasal dari NADH dan FADH2 mengalir dari satu penerima
menuju ke penerima lain dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang
lebih rendah. Penerima elektron terakhir adalah O2 yang akan membentuk H2O.
1. Transpor elektron NADH
a. Molekul NADH melepaskan elektronnya dan ditangkap oleh kompleks protein I,
dan berpindah menuju ubiquinon.
b. Ketika elektron meninggalkan kompleks protein I menyebabkan H+ dikeluarkan
menuju ruang antar membran.
c. Dari ubiquinon, elektron menuju kompleks protein III dan menuju sitokrom C.
d. Lalu, elektron meninggalkan kompleks protein III dan sebuah H+ akan dikeluarkan
menuju ruang antar membran.
e. Dari sitokrom C elektron akan menuju kompleks sitokrom IV, kemudian menuju
penerima elektron, yaitu O2.
f. Saat elektron meninggalkan kompleks protein IV menyebabkan sebuah H + juga ikut
dikeluarkan menuju ruang antar membran.
g. Setelah O2 menerima elektron, maka selanjutnya akan mengikat H+ dan membentuk
H2O.
h. Tiga H+ yang sudah dikeluarkan tadi akan masuk kembali melalui enzim ATP
sintase yang berada di membran tersebut.
i. Setiap H+ yang masuk melalui ATP sintase akan menghasilkan 1 molekul ATP,
maka total dari satu NADH akan menghasilkan 3 ATP.
2. Transpor elektron FADH2
a. Molekul FADH2 melepaskan elektronnya dan ditangkap kompleks protein II, lalu
berpindah ke ubiquinone. Tahap ini tidak menyebabkan H+ keluar.
b. Kemudian elektron meninggalkan ubiquinone dan menuju kompleks protein III,
sitokrom C, dan kompleks protein IV.
c. Ketika elektron melewati kompleks protein III dan IV, masing-masing menyebabkan
H+ dikeluarkan.
d. Sehingga hanya ada 2 H+ yang dikeluarkan yang nantinya masuk kembali melalui
ATP sintase dan terbentuk 2 ATP. Akhirnya elektron juga akan ditangkan O2 untuk
menghasilkan H2O.

Kesimpulan: NADH menghasilkan 3 molekul ATP, sedangkan FADH 2


menghasilkan 2 molekul ATP.

E. Glikogenesis
Kelebihan glukosa pada tubuh akan disimpan
dalam hati dan otot (glikogen) yang disebut
glikogenesis. Glukosa yang berlebih akan mengalami
fosforilasi menjadi glukosa-6-phospat. Pada otot,
reaksi ini dikatalis oleh enzim heksokinase,
sedangkan di hati dikatalis oleh glukokinase.
Glukosa-6-phospat diubah menjadi glukosa-1-
phospat dengan katalis fosfoglukomutase menjadi
glukosa-1,6-biphospat. Selanjutnya, glukosa-1-
phospat bereaksi dengan uridin triphospat (UTP)
untuk membentuk uridin biphospat glukosa
(UDPGlc) dengan katalis UDPGlc pirofosforilase.
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan UDP. Reaksi ini dikatalis oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen
sebelumnya harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat
terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glokogenin. Setelah rantai glikogen
primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11
residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 1 ke 4
(panjang minimal 6 residu glukosa pada rantai yang berdekatan untuk membentuk
rangkaian 1 ke 6 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang
ini akan tumbuh dengan penambahan cabang selanjutnya). Setelah jumlah residu
terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan
meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
F. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses perubahan glikogen menjadi glukosa (kebalikan
dari glikogenesis).

1. Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan membebaskan


glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus berlangsung
hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.
2. Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang yang
lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang terikat
dengan ikatan α 1-6 glikosidik.
3. Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang (α 1-6 glukosidase) akan
membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk glukosa
(bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).
4. Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan
glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut agar
dapat berubah menjadi glukosa.
5. Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat
menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami
pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-
fosfat akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam
bentuk ATP.
G. Glukoneogenesis
Glukoneogeneis adalah pembentukan glukosa dari senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses gluconeogenesis berlangsung
terutama di dalam hati.
Jalur glukoneogenesis:
1. Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat
karboksilase.
2. (Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus dikeluarkan
menuju sitoplasma, namun molekul tersebut tidak dapat melelui membran
mitokondria sebelum diubah menjadi malat. Jadi, oksaloasetat akan diubah menjadi
malat agar dapat keluar menuju sitoplasma dan segera diubah kembali menjadi
oksaloasetat).
3. Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat
dehidrogenase. Malat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma.
4. Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh
enzim malat dehidrogenase.
5. Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol piruvat, dikatalisis oleh
enzim phospoenolpiruvat karboksilase.
6. Phospoenol piruvat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh enzim
enolase.
7. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliseromutase.
8. 3-fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3-bifosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliserokinase.
9. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat, reaksi ini dikatalisis
oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase.
10. Gliseraldehida 3-fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (dengan
reaksi yang dapat bolak-balik) dikatalisis oleh enzim isomerase.
11. Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat akan disatukan dan menjadi
fruktosa 1,6-bifosfat yang dikatalisis enzim enolase.
12. Fruktosa 1,6-bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim fruktosa
difosfatase.
13. Kemudian, fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
fosfoglukoisomerase.
14. Terakhir, glukosa 6-fosfat akan diubah manjadi glukosa yang dikatalisis oleh enzim
glukosa 6-fosfatase.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh:
1. Utama: sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung
menjadi energi untuk aktivitas tubuh, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk
glikogen yang ditemukan di hati dan otot. Beberapa jaringan tubuh, seperti sistem
saraf dan eritrosit hanya menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak diubah menjadi energi, dimana ketika karbohidrat
yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan energi dalam tubuh dan jika tidak
cukup terdapat lemak dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam
tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil
energi. Apabila hal ini terjadi, protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai
zat pembangun dan jika berlangsung terus-menerus, maka keadaan kekurangan
energi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari.
3. Membantu metabolism lemak dan protein untuk mencegah terjadinya ketosis dan
pemecahan protein yang berlebihan.
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Jenis karbohidrat seperti laktosa berfungsi membantu penyerapan kalsium,
sedangkan ribose merupakan komponen penting dalam asam nukleat.
6. Beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna (mengandung serat/dietary
fiber) seperti selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat yang berfungsi
untuk pencernaan dan melancarkan defekasi.

2. Asam Lemak
Lemak merupakan sumber nutrisi disimpan oleh tubuh dan berasal dari makanan yang
dikonsumsi. Zat gizi ini menyumbangkan 60% dari total energi yang dibutuhkan saat istirahat
dan dibutuhkan dalam jumlah besar ketika berolahraga. Ketika mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak, maka lemak akan disimpan dalam tubuh. Apabila kelebihan konsumsi
protein dan karbohidrat, maka kedua zat ini akan diubah menjadi lemak. Namun, lemak tidak
dapat diubah menjadi protein ataupun karbohidrat kembali.
Lemak juga disebut dengan lipid. Lemak merupakan suatu zat yang kaya akan energi,
berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang beredar
di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber, yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati
yang dapat disimpan dalam sel lemak sebagai cadangan energi.
A. Sintesis De Novo asam lemak (Lipogenesis yang terjadi di dalam tubuh).
Sintesis De Novo adalah pembentukan asam lemak (palmitat) dari asetil koenzim-
A (CoA). Asetil koenzim-A (CoA) berasal dari proses glikolisis. Sintesis De Novo
terjadi terutama di dalam hati yang kemudian sebagian besar diangkut dan disimpan
dalam jaringan lemak dalam bentuk trigliserida (TG). Proses sintesis De Novo meliputi
pembentukan malonil-KoA dan sintesis palmitat dari asetil koenzim-A (CoA), dimana
asetil koenzim-A (CoA) berfungsi sebagai molekul pemula (primer). Urutan proses dari
sintesis De Novo meliputi:
1. Pembentukan malonil-KoA
Malonil-KoA adalah senyawa yang diperlukan sebagai penambah 2-atom C pada
sintesis De Novo. Malonil-KoA disintesis dari asetil koenzim-A (CoA) yang
mengalami karboksilasi dengan katalisis asetil koenzim-A (CoA) karboksilase.
Reaksi ini memerlukan energi yang diperoleh oleh ATP.
2. Sintesis palmitat dari asetil koenzim-A (CoA)
Asetil koenzim-A (CoA) yang berfungsi sebagai primer digunakan untuk sintesis
lemak. Seluruh reaksi ini dikatalisis oleh sejumlah enzim yang bergabung dalam
kompleks sintetase asam lemak. Kompleks ini berupa dimer yang terdiri dari 2
monomer identik. Tiap monomer tersusun atas rangkaian peptida yang terdiri atas 7
aktivitas enzim yang di bagian ujungnya terdapat suatu protein pengikat gugus asil
(Acyl Carrier Protein = ACP).
3. Kemudian, palmitat diesterifikasi membentuk TG atau fosfolipida atau kolesterol
ester. Sebagian lagi membentuk asam lemak baru dengan pemanjangan rantai,
desaturasi, atau gabungan keduanya (kedua proses palmitat harus diaktifkan terlebih
dahulu oleh enzim tiokinase untuk menjadi pamitil koenzim-A (CoA).
B. Prostaglandin
Prostaglandin adalah segolongan senyawa derivat asam polienoat yang
mengalami siklisasi dan memiliki sifat-sifat mirip hormon. Golongan senyawa ini
sangat poten, dengan kadar yang sangat kecil dapat menunjukkan efeknya. Saat ini
telah ditemukan 14 jenis prostaglandin dan pada umumnya mempengaruhi kontaktilitas
otot polos.
Penggunaan media untuk prostaglandin, antara lain untuk abortus (terapeutik),
induksi persalinan, kontrasepsi, pengobatan tekanan darah tinggi, pengobatan serangan
asthma bronchiole, dan lain-lain. Secara garis besar ada 3 seri prostaglandin, yaitu: Seri
PG1 (PGE1 dan PGF1) disintesis linoleat, PG2 (PGE2 dan PGF2) disintesis
arakhidonat, dan PG3 (PGE3 dan PGF3) yang merupakan derivate linolenat.
C. Sintesis Triasilgliserol (TG) dan Phospholipid
Tubuh manusia mensintesis TG untuk disimpan pada jaringan lemak atau untuk
ditranspor dalam lipoprotein pada epitel mukosa usus dan dalam sel parenkim hati, atau
untuk dikeluarkan dalam air susu pada glanula mamma bila keadaan laktasi. Sejumlah
kecil TG juga disintesis oleh otot dan ginjal.
Sintesis phospholipid terjadi di hati dan usus untuk menyusun lipoprotein plasma,
dan pada jaringan-jaringan tubuh lain dipergunakan sebagai penyusun membrane sel
pada jaringan yang bersangkutan.
Struktur phospholipid mirip dengan TG, merupakan ester asam lemak dari
gliserol. Dalam proses sintesisnya, gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi gliseol 3-phosphat dan asetil koenzim-A (CoA). Hal ini
menjadikan bahan dasar langsung sintesis TG dan phospholipid adalah gliseol 3-
phosphat dan asetil koenzim-A (CoA) dan juga membutuhkan amino alcohol (cholin,
etanolamin, serin) atau inositol.
 Sintesis TG:
Gliserol 3-phosphat terutama berasal dari glikolisis. Sebagian dari dihidroksinaseton-
phosphat (DHAP) yang terjadi pada glikolisis yang dikatalisis oleh gliserol 3-
phosphat dihidroginase dengan adanya NADH akan diubah menjadi gliserol 3-
phosphat. Pada jaringan yang banyak enzim gliserolkinase, seperti hati, usus, dan
ginjal. Gliserol 3-phosphat dapat dibentuk dengan jalan fosforilasi gliserol secara
langsung oleh ATP.
Gliserol 3-phosphat selanjutnya mengalami 2x asilasi membentuk 1,2 diasilgliserol
phosphate. Kemudian, senyawa ini dihidrolisis dan membebaskan gugus phosphat dan
membentuk 1,2-diasilgliserol. Diasilgliserol mengalami sekali lagi asilasi sehingga
menghasilkan trigliserida (TG).
Pada sel epitel usus, TG juga dapat disintesis langsung dari 70% 2-monoasil gliserol.
Jalur ini memegang peran utama dalam absorbs pada tractus digestivus. Dengan
adanya enzim monoasil gliserol asiltransferase 2-monoasil gliserol yang diabsorbsi
dari lumen usus diasilasi menjadi 1,2 diasilgliserol. Satu kali asilasi lagi pada senyawa
ini akhirnya menghasilkan TG.
 Sintesis Phospholipid:
Tahap awal sintesis phospholipid sama dengan tahap awal sintesis TG. Namun,
pada tahap akhirnya berbeda dikarenakan membentuk phospholipid gugus amino
alkohol-phosphat yang harus diikatkan pada kerangka gliserol. Phospholipid disintesis
dengan cara yang agak berbeda, seperti:
1. Sintesis phospotidil cholin dan phosphotidil etanolamin
Untuk dapat berikatan dengan gliserol, cholin, atau etanolamin harus diaktifkan
terlebih dahulu. Aktivasi pertama dilakukan ATP yang membentuk phosphocolin
atau phosphoetanolamin. Aktivasi kedua menggunakan CTP dan menghasilkan
CDP cholin atau CDP etanolamin. Kedua senyawa ini dapat bereaksi dengan 1,2
diasilgliserol membentuk phosphotidil cholin (lesitin) atau phosphotidil
etanolamin. Phosphotidil etanolamin dapat dibentuk dengan jalur karboksilasi
phosphotidil serin, sedangkan phosphotidil cholin dapat dibentuk melalui metilasi
phosphotidil etanolamin.
2. Sintesis phosphotidil inositol dan phosphotidil serin
Pada sintesis ini, yang diaktifkan bukan inositol atau serin, melainkan kerangka
gliserolnya, yakni phospatidat (1,2 diasilgliserol phosphat). Aktivasi dilakukan
dengan CTP membentuk CDP-diasilgliserol. Kemudian, inositol atau serin
langsung berikatan dengan senyawa ini membentuk senyawa-senyawa yang
bersangkutan. Phospatidilserin juga dapat dibentuk dengan pemindahan serin
menggantikan etanolamin yang terdapat pada phospatidil etanolamin.
Pada sintesis TG dan phospholipida, atom C1 dari kerangka gliserolnya mengikat
asam lemak jenuh, atom C2 membentuk ikatan ester dengan asam lemak jenuh,
sedangkan atom C3 (pada TG) dapat terisi oleh asam lemak jenuh maupun tak
jenuh.
D. Jalur pengangkutan lemak dalam darah
Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu:
1. Jalur eksogen: Trigliserida & kolesterol berasal dari makanan dalam usus dikemas
dalam bentuk partikel besar lipoprotein, disebut Kilomikron. Kilomikron akan
membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian, trigliserida dalam kilomikron tadi
mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam
lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan
lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan
energi. Sedangkan, kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga
menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati
diubah menjadi asam empedu dan akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi
seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian
lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme
menjadi asam empedu, kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke
jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang
tersisa (lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga
dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A
Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.
2. Jalur endogen: Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila
makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah
karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida ini
dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL).
VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL
(Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian, IDL melalui serangkaian proses
akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol.
Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung
partikel LDL. LDL bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol
yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama akan
berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang
kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah LDL-
Kolesterol disebut lemak jahat. dan HDL-Kolesterol disebut lemak baik, sehingga
rasio keduanya harus seimbang. Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal
dari makanan) dan mengirim trigliserida ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak
dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari
pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol
yang utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel
untuk dibuang.
E. Penyimpanan Lemak dalam Tubuh
Lemak disimpan dalam tubuh dibedakn menjadi dua jenis, yaitu:
 lemak subkutan: terdapat tepat dibawah jaringan kulit.
 lemak visceral: terdapat di dekat organ tubuh bagian dalam dan berfungsi untuk
melindungi organ-organ tubuh bagian dalam.
F. Fungsi Asam Lemak bagi Tubuh
1. Sumber cadangan energi yang disimpan dalam tubuh.
2. Alat transportasi beberapa vitamin yang larut dalam lemak (Vit. A, D, E, dan K).
3. Menekan rasa lapar dengan mekanisme memperlambat pengosongan pada lambung
sehingga rasa kenyang dapat bertahan lebih lama.
4. Sebagai sumber asam lemak esensial.
5. Sebagai isolator panas: jaringan lemak di bawah kulit mengurangi rasa panas tubuh.
6. Sebagai pelindung organ penting dari trauma mekanik.
7. Sebagai bahan penyusun membran sel.

3. Asam Amino
Asam amino bersama dengan karbohidrat dan asam lemak menjadi sumber energi bagi
tubuh. Sejumlah asam amino merupakan penyusun dari protein. Pada mamalia, asam amino
dibagi menjadi dua bagian, yaitu asam amino esensial dan non esensial. Asam amino esensial
merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh, seperti valin, histidin, lisin,
leusin, sedangkan asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh
tubuh tetapi diperlukan asupan dari makanan untuk menjaga keseimbangan asam amino
tersebut di dalam tubuh, contohnya alanin, asam glutamat, asparagin.
Metabolisme protein:
1. Protein yang terdapat dalam makanan akan dicerna dalam lambung dan usus
menjadi asam amino.
2. Kemudian, diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati.
3. Sebagian asam amino diambil oleh hati dan sebagian asam amino membentuk
protein yang dibutuhkan sel-sel tubuh.
4. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk biosintesis
protein, maka kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat
masuk ke dalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea.
5. Hati merupakan organ tubuh, dimana terjadi reaksi katabolisme maupun
anabolisme.
Penguraian protein dalam tubuh: asam amino dibuat dalam hati dari proses
katabolisme protein dan dibawa oleh darah ke jaringan untuk digunakan. Proses anabolik
ataupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam
darah berasal dari 3 sumber, yaitu absorbs melalui dinding usus, hasil penguraian protein
dalam sel, dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Dalam tubuh manusia, protein mengalami
perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda, dimana protei dalam darah,
hati, dan organ tubuh lain memiliki waktu paruh 2,5-10 hari. Sedangkan, protein dalam
jaringan, seperti otot selama 120 hari.
Asam amino dalam darah: jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah
yang diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan, protein dipecah menjadi
asam amino melalui proses hidrolisis oleh enzim-enzim. Setelah protein diubah menjadi asam
amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai ke
dalam pembuluh darah. Saat kondisi puasa, konsentrasi asam amino dalam darah mencapai
3,5-5 mg/100 mL, dan setelah makan makanan sumber protein akan meningkat 5-10 mg/100
mL. kemudian, setelah 4-6 jam konsentrasi akan turun kembali.
Reaksi metabolisme asam amino: tahap awal metabolisme asam amino melibatkan
pelepasan gugus asam amino melalui 2 proses, yaitu Transaminasi dan Deaminasi.
Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan atau
pelepasan asam amino (-NH2) dari satu asam amino ke asam amino yang lain. Asam amino
bersama asam piruvat akan diubah menjadi asam α keto dan alanine oleh enzim alanine
transaminase ataupun sebaliknya, dan asam amino bersama asam α ketoglutarat akan menjadi
asam α keto dan asam glutamat dibantu enzim glutamat transaminase. Pada reaksi
transaminasi ini, gugus amino (-NH2) yang dilepaskan diterima oleh suatu asam keto
sehingga terbentuk asam amino baru, yaitu alanin, asam glutamat, dan asam keto lain. Reaksi
transaminasi bersifat reversibel dan pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang
dikarenakan gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino (-NH2) diterima oleh asam keto.
Reaksi ini terjadi dalam mitokondria maupun sitoplasma.
Deaminasi oksidatif akan melepaskan gugus amino (-NH2) dalam bentuk ammonia
dan dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk urea dalam urine. Pada beberapa sel, seperti
bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif menggunakan glutamat
dihidroginase sebagai katalis.
Siklus urea terdiri beberapa siklus, yaitu:
1. Sintesis karbamil fosfat: 1 mol amonia bereaksi dengan 1 mol karbondioksida
dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini butuh energi, sehingga
melibatkan 2 mol ATP diubah menjadi ADP.
2. Pembentukan sitrulin: karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin
membentuk sitrulin. Bagian karbamil bergabung dengan ornitin dan memisahkan
gugus fosfat. Katalis pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase di bagian
mitokondria sel hati.
3. Pembentukan asam argininosuksinat: sitrulin bereaksi dengan asam aspartat
membentuk asam argininosuksinat sintetase. ATP menjadi sumber energi dengan
cara melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP (adenosine
monophosphate).
4. Penguraian asam argininosuksinat: asam argininosuksinat diurai menjadi arginin
dan asam fumarat. Reaksi ini dibantu enzim argininosuksinase yang terdapat dalam
hati dan ginjal.
5. Penguraian arginin: arginin diurai menjadi urea dan ornitin dibantu enzim arginase
yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis bereaksi
kembali dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin (reaksi 2).
Fungsi asam amino bagi tubuh manusia:
1. Sebagai biokatalis: enzim merupakan protein yang tersusun oleh asam amino.
Semua sistem kehidupan membutuhkan enzim dikarenakan reaksi-reaksi kimia
dikatalisis oleh enzim, enzim berperan juga menurunkan energi aktivasi suatu
reaksi. Namun, beberapa reaksi di dalam tubuh bisa terjadi tanpa adanya enzim,
tetapi dengan adanya enzim akan membuat reaksi menjadi lebih cepat. Contoh:
proses pernapasan dan pencernaan.
2. Sebagi pengangkut: hemoglobin contoh protein yang berfungsi sebagai pengangkut.
Oksigen dan karbon dioksida dalam darah diangkut dalam bentuk oksihemoglobin
(berwarna merah cerah) dan karboksihemoglobin (warna merah gelap).
3. Sebagai reseptor: sinyal biologis seperti protein di permukaan sel mampu menerima
sinyal dari protein lain, seperti hormon. Rhodopsin adalah protein khusus sebagai
fotoreseptor sel retina mata.
4. Sebagai pembawa pesan: hormon berfungsi sebagai pembawa pesan biokimiawi
yang strukturnya berupa protein, seperti insulin dan hormone pertumbuhan. Protein
kinase merupakan pembawa pesan sekunder.
5. Sebagai zat pembangun/struktural: protein yang berperan khusus sebagai
pembangun jaringan, seperti kolagen dan elastin yang membentuk jaringan ikat,
bahkan tulang dibangun oleh protein yang berinteraksi dengan mineral.
6. Sebagai pelindung: protein di saliva dan lender-lendir tubuh di dalam saluran cerna,
saluran pernapasan, saluran urine, dan endometrium rahim.
7. Pertahanan tubuh: molekul antibodi (Immunoglobulin) untuk melindungi tubuh dari
serangan patogen. Fibrinogen dan trombin sebagai pertahanan agar darah tidak
banyak terbuang dari tubuh saat luka.

4. Metabolisme asam nukleat


Asam nukleat merupakan makromolekul kimia kompleks, berbobot molekul tinggi
dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi genetik dan dapat diturunkan
ke generasi berikutnya. Asam nukleat terbagi menjadi dua, yaitu deoxyribonucleic acid
(DNA) dan ribonucleic acid (RNA).
DNA merupakan polimer atas molekul-molekul deoxyribonucleic yang terikat satu
sama lain sehingga membentuk rantai polinukleotida
yang panjang dan berisi informasi genetik. Secara
kimia, DNA mengandung karakteristi, yaitu:
1. Memiliki gugus gula deoxyribose
2. Basa nitrogen: guanine (G), cytosine (C),
timin (T), dan adenine (A)
3. Rantai double helixs
4. Kandungan basa nitrogen kedua rantai
sama banyak dan berpasangan
RNA adalah salah satu polimer terdiri dari molekul-molekul ribonucleic. RNA
memiliki 3 macam, yaitu
1. mRNA (messenger RNA): RNA hasil transkripsi DNA dan menjadi perantara
pembawa pesan ‘urutan protein’ dalam
proses translasi dari DNA ke ribosom.
2. rRNA (ribosomal RNA) : sebagai tempat
pembentukan protein, terdiri dari dari 2 sub
unit, yaitu sub unit keci dan sub unit besar.
3. tRNA (transfer RNA) : untuk penerjemah
kodon dari mRNA dan mengikat asam-asam
amino yang akan disusun menjadi protein
dan mengangkutnya ke ribosom. tRNA
terdapat di sitoplasma.

A. Sintesis nukeotida purin


Nukleosida purin terdiri atas AMP (Adenosin monofosfat) dan GMP (Guanosin
Monofosfat). AMP merupakan ester dari asam fosfat dan nukleosida disebut adenosin. AMP
terdiri dari gugus fosfat, gula ribosa, dan adenin nucleobase. GMP adalah ester dari asam
fosfat dengan nukleosida guanosin. GMP terdiri dari gugus fosfat, yaitu gula pentose ribosa
dan guanin nucleobase, sehingga disebut monofosfat ribonucleosida. AMP dan ADP
disintesis dari IMP (Inosin Monofosfat).
1. Pembentukan IMP: IMP disintesis melalui jalur de Novo menggunakan ribosa
5-fosfat dan enzim PRPP-sintetase menghasilkan phosphoribose-1-
pyrophosphate (PRPP).

2. Konversi IMP menjadi AMP dan GMP: IMP dikonversi menjadi AMP atau
GMP melalui jalur berbeda. IMP dikonversikan menjadi AMP dengan
mereaksi IMP dengan asam amino aspartat dan fumarat. IMP dikonversi
menjadi GMP menggunakan asam amino glutamin dan glutamat.
 Pembentukan AMP dari IMP

 Pembentukan GMP dari IMP

B. Sintesis nukleotida pirimidin


Nukleotida pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Sitidin
Monofosfat), dan TMP (Timidin Monofosfat). Proses ini dimulai dari pemberian
carbamoyl phosphate dan glutamate dari glutamin. Selanjutnya, carbamoyl
phosphate diubah menjadi UMP, CTP, dan TMP. Carbamoyl phosphate bereaksi
dengan aspartat membentuk senyawa orotate. Kemudian, orotate bergabung
dengan PRPP menghasilkan oritidin monofosfat dan reaksi lebih lanjut
menghasikan UMP. Untuk CTP, UMP diubah dahulu menjadi UTP dan kemudian
direaksikan dengan glutamin menghasikan CTP dan glutamat. TMP dibantu enzi
timidilate sintetase sehingga UMP terkonversi menjadi TMP.
C. Fungsi dari asam nukleat:
1. Untuk menyimpan, mentransmisi informasi genetik, dan mentranslasi
informasi genetik.
2. Sebagai metabolisme perantara (intermediary metabolism) dan reaksi
informasi energi.
3. Sebagai koenzim pembawa energi.
4. Sebagai koenzim reaksi oksidasi dan reduksi.
5. Sebagai koenzim perpindahan asam asetat, zat gula, senyawa amino dan
biomolekul lain.

Anda mungkin juga menyukai