Anda di halaman 1dari 36

METABOLISME

Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme


meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap
bertahan hidup, tumbuh, dan melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh
makhluk hidup memerlukan energi agar proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel
menyimpan energi kimia dalam bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam
bentuk energi lain pada proses metabolisme. Metabolisme terbagi atas beberapa
jenis berdasarkan dua arah lintasan metabolic yaitu katabolisme dan anabolisme.

1. Katabolisme merupakan penguraian suatu zat menjadi partikel yang lebih kecil
untuk dijadikan energi. Berdasarkan kebutuhan terhadap tersedianya oksigen bebas,
katabolisme dibedakan menjadi :
a. Respirasi aerob : respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen
merupakan penerima hidrogen terakhir.
b. Respirasi anaerob : respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Sebagai
penerima hidrogen terakhir bukan oksigen,tetapi senyawa lain seperti asam pyruvat
dan asetaldehid.
A. Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4 tahap, yaitu :
Glikolisis
Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
Daur Krebs
Sistem Transfer Elektron

1. Glikolisis :
Berlangsung di sitoplasma
Berlangsung secara anaerob
Mengubah satu molekul glukosa ( 6C ) menjadi dua molekul asam piruvat ( 3C )
Untuk setiap molekul glukosa dihasilkan energi 2 ATP dan 2 NADH
Dikenal sebagai Reaksi Embden dan Meyerhof
2. Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat :
Berlangsung pada matriks mitokondria
Mengubah asam piruvat (3C) menjadi Asetil Ko-A (2C)
Dihasilkan energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk setiap molekul glukosa

3. Siklus Krebs :
Berlangsung pada matriks mitokondria
Mengubah Asetil-KoA (2C) menjadi CO2 (senyawa berkarbon 1)
Untuk setiap molekul Asetil-KoA dihasilkan 1 ATP, 1 FADH dan 2 NADH

4. Rantai Pengangkutan Elektron ;


NADH2 dan FADH2 merupakan senyawa pereduksi yang menghasilkan ion
hidrogen
Melalui rantai respirasi, hidrogen dari NADH2 dan FADH2 yang dihasilkan pada
proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dan daur Krebs dilepaskan
ke Oksigen (sebagai penerima hidrogen terakhir) untuk membentuk H2O dengan
melepas energi secara bertahap.
Satu molekul NADH2 akan menghasilkan 3 ATP, sedang satu molekul FADH2
menghasilkan 2 ATP.

Glikolisis :

Alternatif 1 : Bila tidak tersedia cukup oksigen, akan berlangsung respirasi anaerob /
fermentasi, seperti pada diagram/skema di bawah ini :

ALTERNATIF 2 : Jika tersedia Oksigen, asam piruvat akan memasuki Siklus Krebs dan
Sistem Transpor Elektron :

Substrat untuk respirasi tidak selalu dalam bentuk karbohidrat, tetapi bisa juga
berupa protein atau lemak. Perhatikan skema hubungan antara berbagai substrat
tersebut dalam proses respirasi aerob di bawah ini :
2. Anabolisme merupakan reaksi untuk merangkai senyawa organik yang berasal
dari molekul-molekul tertentu untuk diserap oleh tubuh. Anabolisme meliputi tiga
tahapan dasar:
Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida.
Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif
menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan
kemosintesis.
1. Fotosintesis
Fotosintesis terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang berklorofil. Fotosintesis
merupakan proses penyusunan zat organik dari zat-zat anorganik dengan
menggunakan energi dari cahaya. Zat organik yang terbentuk dalam proses
fotosintesis berupa karbohidrat, dimana karbohidrat tersebut dapat digunakan untuk
membentuk zat-zat lain seperti protein dan lemak.
Reaksi umum dari fotosintesis dapat dituliskan sebagai :

cahaya

6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

klorofil

1. Komponen-komponen Esensial Fotosintesis :

Komponen yang mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis adalah bahan baku
(CO2 dan H2O), energi berupa cahaya, pigmen, molekul carrier enzim dan suhu yang
tepat. Jika salah satu dari komponen tersebut tidak ada, fotosintesis tidak dapat
berlangsung, sehingga komponen tersebut disebut komponen esensial.

Reaksi Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
dalam bentuk gula yang dihasilkan dari reduksi karbondioksida yang miskin energi.
Fotosintesis dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sederhana :

6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

Pada dasarnya proses fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang
(reaksi tergantung cahaya) dan reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya).
a). Reaksi Terang (Reaksi Tergantung Cahaya)
Reaksi pertama dalam fotosintesis memang tergantung adanya cahaya, sehingga
disebut sebagai reaksi terang. Sering reaksi ini disebut reaksi fotokimia / reaksi
fotolisis / reaksi Hill, prosesnya berlangsung di Grana. Dalam reaksi terang terdapat
dua pusat reaksi, yaitu :
1. fotosistem I (FS I)
Pada FS I terdapat klorofil a.683 (kl A.683) dan karotenoid yang mampu menyerap
energi cahaya maksimum pada gelombang 700 nm (P 700).
2. fotosistem II (FS II)
FS II dengan P 680 diserap oleh klorofil a 673 (kl A.673) dan klorofil b. Jika
kloroplast mendapat cahaya, maka electron dari klorofil pada kedua fotosistem
akan tereksitasi. Elektron kaya energi ini kemudian dipindahkan melalui akseptor-
akseptor untuk dimanfaatkan energinya.
Pada fotolisis, O2 yang dibebaskan berasal dari dua molekul air ( 2 H2O ), Jadi pada
reaksi terang dihasilkan ATP, NADPH2 dan O2.

b). Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya)


Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya / Reaksi Blackman) adalah suatu
proses fiksasi CO2 untuk membentuk glukosa dengan menggunakan energi yang
dihasilkan oleh reaksi terang. Reaksi ini terjadi di stroma pada kloroplas dan tidak
memerlukan cahaya. Reaksi biokimiawinya berlangsung melalui suatu siklus yang
disebut siklus Calvin Benson.
PGAL yang terbentuk dalam reaksi gelap merupakan hasil berdih fotosintesis
secara keseluruhan. Untuk membentuk satu molekul glukosa diperlukan dua molekul
PGAL dan ini diperoleh dari mereduksi enam molekul CO 2. Dengan mereduksi enam
mulekul CO2, akan dihasilkan 12 molekul PGAL. Dua molekul PGAL digunakan untuk
membentuk glukosa, sedangkan 10 molekul lainnya akan direduksi kembali melalui
senyawa antara seperti fruktosa 1,6 difosfst (FDP) dan glukosa 5-fosfat (G 5-P) untuk
menghasilkan RuDP.
Untuk lebih jelasnya perhatikan skema fotosintesis, yang menunjukkan keterkaitan
antara reaksi terang dan reaksi gelap di bawah ini :

Keterangan :
hv : cahaya matahari
Kotak dalam adalah reaksi terang (reaksi tergantung cahaya)
Kotak luar adalah reaksi tak tergantung cahaya (siklus Calvin Benson)
2. Kemosintesis
Kemosintesis terjadi pada beberapa jenis bakteri yang menggunakan energi dari
reaksi kimia anorganik sederhana untuk sintesa karbohidrat, dan menggunakan
energi kimia dari luar tubuh.
Sumber karbon untuk kemosintesis berasal dari CO2.
Bahan baku anorganik adalah air dan karbon dioksida.
Sumber energi dari reaksi kimia (bukan dari cahaya).
Energi diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diserap dari
lingkungan; Seperti : hidrogen, hidrogen sulfida, sulfur (belerang), besi, amonia
dan nitrit.
Metabolisme pada Lemak, Karbohidrat, Protein dan Asam Nukleat

A. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O. Karbohidrat
setelah dicerna di usus, akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk
monosakarida. Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati,
dan sebagian lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu, dan mengalami proses
metabolisme lebih lanjut.

Macam-macam proses metabolisme karbohidrat

1. Glikogenesis
Glikogenesis adalah poses pembentukan glikogen dari glukosa. Proses pembentukan
glikogen sebagai berikut.

Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan


bantuan enzim glukokinase/hexokinase dan mendapat tambahan energi dari
ATP dan fosfat.
Glukosa-6-fosfat dengan enzim fosfoglukomutase menjadi glukosa-1-fosfat.
Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat) dikatalisis oleh
enzim glukosa 1-fosfat uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa
(UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).
Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa nomor
satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan
tambahan satu unit glukosa.
UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada,
dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C pertama dari
UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada rantai glikogen
primer dan membentuk ikatan 1-4 glikosidik.
Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan
memindahkan kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu glukosa
yang ada pada glikogen primer untuk membentuk titik cabang. Enam residu
gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C nomor 6 pada molekul glikogen
primer.
Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin
panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.
Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar
yang normal.
Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah penting
dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan tubuh untuk
menjalankan glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan timbulnya penyakit
diabetes melitus. Diabetes melitus dapat menjadi penyakit yang berbahaya dan
mematikan karena memicu berbagai komplikasi seperti stroke, kerusakan jaringan,
dan kebutaan.

Ketika kadar gula dalam darah rendah, tubuh akan melakukan proses pemecahan
glikogen untuk dibentuk menjadi glukosa kembali. Proses pemecahan glikogen
menjadi glukosa disebut dengan glikogenolisis.

2. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang terjadi
terutama di hati dan otot. Proses pemecahan glikogen sebagai berikut.

Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan


membebaskan glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan
terus berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik
cabang.
Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang
yang lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang
yang terikat dengan ikatan 1-6 glikosidik.
Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang ( 1-6 glukosidase) akan
membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk
glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).
Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan
glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut
agar dapat berubah menjadi glukosa.

Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat


menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami
pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-
fosfat akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam
bentuk ATP.

3. Glikolisis
Glikolisis adalah proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat. Glukosa dalam
darah sebagian diubah menjadi glikogen.
Sifat-sifat peristiwa glikolisis, antara lain:
oksidasi glikogen/glukosa menjadi piruvat laktat;
dapat berlangsung secara aerob dan anaerob;
diperlukan adanya enzim dan energi;
menghasilkan senyawa karbohidrat beratom tiga;
terjadi sintesis ATP dari ADP + Pi.

Pada peristiwa glikolisis aerob dihasilkan piruvat, sedangkan pada glikolisis anaerob
dihasilkan laktat melalui piruvat.
Proses glikolisis secara keseluruhan ditunjukkan oleh skema pada Gambar berikut
ini.
Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.
1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang
telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim
fosfohexosa isomerase.
3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis
oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP.
4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3
atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh
enzim aldolase.
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja
bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi
dihdroksi aseton fosfat.
6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh
enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk
NADH.
7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat
kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat
mutase.
9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.

4.Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari piruvat (kebalikan glikolisis).
Sifat-sifat peristiwa glukoneogenesis antara lain:
merupakan reaksi yang kompleks;
melibatkan beberapa enzim dan organel sel, yaitu mitokondrion;
terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat;
metabolisme piruvat diangkut ke dalam mitokondrion dengan cara
pengangkutan aktif melalui membran.
Dalam peristiwa glukoneogenesis diperlukan energy sebanding dengan 12 molekul
ATP. Proses glukoneogenesis secara keseluruhan ditunjukkan oleh skema pada
Gambar berikut ini.
Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat
karboksilase.
(Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus
dikeluarkan menuju sitoplasma, namun molekul tersebut tidak dapat melelui
membran mitokondria sebeum diubah menjadi malat. Jadi oksaloasetat akan
diubah menjadi malat agar dapat keluar menuju sitoplasma dan akan segera
diubah kembali menjadi oksaloasetat).
Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat
dehidrogenase. Malat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma.
Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh
enzim malat dehidrogenase.
Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol piruvat, dikatalisis oleh
enzim phospoenolpiruvat karboksilase.
Phospoenol piruvat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh enzim
enolase.
2-fosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliseromutase.
3-fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3 bifosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliserokinase.
1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat, reaksi ini dikatalisis
oleh enzim gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.
Gliseraldehida 3 fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (dengan
reaksi yang dapat bolak-balik) yang dikatalisis oleh enzim isomerase.
Gliseraldehida 3 fosfat dan dihidroksi aseton fosfat akan disatukan dan menjadi
fruktosa 1,6 bifosfat yang dkatalisis enzim enolase.
Fruktosa 1,6 bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim fruktosa
difosfatase.
Fruktosa 6 fosfat akan diubah menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim
fosfoglukoisomerase.
Dan terakhir glukosa 6 fosfat akan diubah manjadi glukosa yang dikatalisis
oleh enzim glukosa 6 fosfatase.

3. Daur Krebs
Piruvat diubah menjadi asam laktat, etanol, dan sebagian asetat. Asetat khususnya
asetil koenzim-A dapat diolah lebih lanjut dalam suatu proses siklis yang disebut
lingkaran trikarboksilat. Hal itu dikemukakan oleh Krebs (1937), sehingga disebut
juga Daur Krebs. Dalam proses siklik dihasilkan CO2 dan H2O, terlepas energi yang
mengandung tenaga kimia besar, yaitu ATP (Adenosin Tri Phosfat). Daur Krebs
merupakan jalur metabolisme yang utama dari berbagai senyawa hasil metabolisme,
yaitu hasil katabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Untuk lebih jelasnya, dapat
diamati dalam diagram berikut ini.

1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi ini
dikatalisis enzim sitrat sintase.
2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.
3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO2 dan dihasilkan NADH.
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa ketoglutarat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan dihasilkan NADH.
5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A sintetase.
Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat berupah menjadi ATP.
6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase. Pada
reaksi ini akan dihasilkan FADH2.
7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.
8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase. Pada
tahap ini juga dihasilkan NADH.

Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3 NADH,
1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua asetil ko-
A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs akan menghasilkan 2 ATP,
6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.
Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3 ATP,
sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.

B. Metabolisme lemak
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih
berupa monogliserid.Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena
porta) menuju hati.Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar
berada di sisi dalam

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam
sel epitel usus (enterosit).Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera
dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang
disebut kilomikron.Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe
dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.Kilomikron
ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida

Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-
asam lemak dan gliserol.Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut,
dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini
dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid,
trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan
menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan
ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak
dan gliserol.Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi jangka panjang.Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber
energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet
maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein,
asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA
dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan
sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA.Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol.Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid.Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik.Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian.

Diet Trigliserida

Esterifikasi Lipolisis Steroid

Asam lemak
Steroidogenesis

Lipid Lipogenesis Oksidasi beta


Kolesterogenesis
Karbohidrat Kolesterol

Protein

Asetil-KoA + ATP

Aseto asetat
Ketogenesis

Siklus asam
sitrat
hidroksi butirat Aseton

ATP H2O

CO2

Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber
energi.Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis.Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk
gliserol 3-fosfat.Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk
dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol

Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)


Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang
dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak
harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA.Dengan adanya ATP dan Koenzim
A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA


Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam
lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan
senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
ATP + KoA AMP + PPi

FFA Asil-KoA

Karnitin palmitoil
Asil-KoA transferase I Membran mitokondria eksterna
sintetase
(Tiokinase)

Asil-KoA KoA

Karnitin Asil karnitin

Karnitin Membran mitokondria interna


Karnitin palmitoil Asil karnitin
transferase II translokase

KoA Karnitin Asil karnitin

Asil karnitin Asil-KoA Beta oksidasi

Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui


mekanisme pengangkutan karnitin

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai


berikut:
Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil
karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus
membran interna mitokondria.
Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan
karnitin keluar.
Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA
dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di
membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan
proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil
KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi
ini, karbon asam lemak dioksidasi menjadi keton.

Oksidasi karbon menjadi keton

Keterangan:
Frekuensi oksidasi adalah ( jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah ( jumlah atom C)

Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan
2 atom C adalah proses oksidasi dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil
KoA.

C. Metabolisme Asam Nukleat


Asam nukleat merupakan molekul raksasa yang memiliki fungsi khusus yaitu,
menyimpan informasi genetik dan meneruskannya kepada keturunanya. Susunan
asam nukleat yang menentukan apakah mahluk itu menjadi hewan, tumbuhan,
maupun manusia. Begitu pula susunan dalam sel, apakah sel itu menjadi sel otot
maupun sel darah. Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan,
menstransmisi, danmentranslasi informasi genetik; metabolisme antara
(intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa
energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul
lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.
Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau
asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik DNA
maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat
basa.Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon.Senyawa gabungan antara
protein danasam nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan
polimer sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida. Salah satu contoh
nukleutida asam nukleat bebas adalah ATP yang berfungsi sebagai pembawa energy.
1. DNA
DNA (deoxyribose nucleic acid) merupakan komponen penyusun kehidupan.Zat
inilah yang membuat lebah adalah seekor lebah dan kanguru adalah kanguru. DNA
adalah apa yang membuat tiap-tiap individual (apapun jenis dan spesiesnya) unik.
DNA terdapat pada semua organisme hidup dari mulai bakteri terkecil sampai ikan
paus raksasa. Molekul ini tidak hanya menentukan sifat fisik, seperti warna rambut
dan warna mata, tapi juga kemungkinan penyakit yang dimiliki. DNA adalah material
pembawa sifat yang dapat ditemukan pada sel. Ia menyediakan instruksi untuk
membuat, menjaga, dan mengatur kerja sel dan organisme.
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida
yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang.
Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan
atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara
kimia DNA mengandung karakteristik/sifat sebagai berikut:
1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.
2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
3. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
Pada tahun 1953, berdasarkan hasil penelitian dari Rosalind Franklin, James Watson
and Francis Crick, DNA diketahui berbentuk double helix. Terdiri dari dua pita yang
berpilin menjadi satu.Double helix terdiri dari dua rantai, satu berwarna biru, dan
satunya kuning.Contoh helix misalnya pada rajutan tali, seperti pada gambar sebelah
kanan.
Interaksi ikatan hidrogen antara masing-masing basa nitrogen menyebabkan bentuk
dari dua rantai DNA menjadi sedemikian rupa, bentuk ini disebut double helix.
Interaksi spesifik ini terjadi antara basa A dengan T, dan C dengan G. Sehingga jika
double helix dibayang kan sebagai sebuah tangga spiral, maka ikatan basa-basa ini
sebagai anak tangga-nya. Lebar dari anak tangga adalah sama, karena pasangan
basa selalu terdiri dari satu primidin dan satu purin.

RNA
Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekul-molekul
ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan
antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa dengan
perantaraan gugus fosfat. Dibawah ini adalah gambar struktur sebagian dari molekul
RNA :
Meskipun banyak persamaannya dengan DNA , RNA mempunyai beberapa
perbedaan dengan DNA yaitu :
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
deoksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliks
ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai rantai ganda.
3. RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA , tetapi tidak
mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung Urasil. Dengan demikian
bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin DNA.
4. Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin, demikian
pula jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil.
Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA
(ribosomal RNA).Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda,
tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis
protein.
Sintesis RNA dan DNA
Asam nukleat tersusun atas monomer-monomer berupa nukeotida, yang
masing-masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah
basa N. dengan demikian, setiap nukeotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai
nukleosida monofosfat. Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya
adalah nukleosida dengan sebuah atau ebih gugus fosfat.Sebagai contoh, molekul
ATP (adenosine trifosfat) adalah nukleotida yang merupakan nukleosida dengan tiga
gugus fosfat.
Nukleosida terdiri atas nukleosida purin dan nukleosida purimidin.Nukleosida purin
merupakan kelompok nukleosida yang mengandung basa purin, sedangkan
nukleosida pirimidin merupakan kelompok nukleosida yang mengandung basa
piimidin.Jika gula pentosanya adalah ribose seperti halnya pada RNA, maka
nukleosidanya dapat berupa adenosine, guanosin, sitidin, dan uridin. Begitu pula,
nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosine monofosfat, guanosin
monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat. Sementara itu, jika gula
pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya DNA, maka nukleosidanya terdiri atas
deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimin.

1. Sintesis Nukleotida Purin


Nukleosida purin terdiri atasatas AMP (Adenosin Monofosfat) dan GMP (Guanosin
Monofosfat).AMP adalah ester dari asam fosfat dan nukleosida yang disebut
adenosin.AMP terdiri dari gugus fosfat, gula ribose dan adenin nucleobase.Adapun
GMP adalah ester dari asam fosfat dengan nukleosida guanosin.GMP terdiri dari
gugus fosfat, yaitu gula pentose ribosa dan guanin nucleobase, karena itulah disebut
monofosfat ribonucleosida.AMP dan ADP disintesis dari IMP (Inosin Monofosfat).
a. Pembentukan IMP
Inosin monofosfat disintesis melalui jalur de Novo dengan menggunakan ribose-5-
fosfat dan enzim PRPP-sintetase menghasilkan phosphoribose-1- pyrophosphate
(PRPP).

b. Konversi IMP menjadi AMP dan GMP

IMP dikonversi menjadi baik AMP atau GMP oleh jalur berbeda. IMP dikonversikan
menjadi AMP dengan mereaksikan IMP dengan asam amino aspartat dan fumarat.
Adapun IMP dikonvesikan menjadi GMP dengan menggunakan asam amino
glutamine dan glutamate.
pembentukan AMP dari IMP

Pembentukan GMP dari IMP


Sintesis Nukleotida Pirimidin
Nukleotida pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Sitidin Monofosfat),
dan TMP (Timidin Monofosfat).Sintesis nukleotida pirimidin dimulai dari
pembentuan carbamoyl phosphate dan glutamate dari glutamine. Selanjutnya
carbamoyl phosphate ini yang akan diubah menjadi UMP, CTP, dan TMP. Carbamoyl
phosphate bereaksi dengan aspartat membentuk senyawa Orotate. Senyawa orotate
sellanjutnya bergabung dengan PPRP menghasilkan Oritidin Monofosfat dan reaksi
lebih lanjut akan menghasilkan Uridin Monofosfat (UMP). Untuk menghasilkan CTP,
UMP diubah terlebih dahulu menjadi UTP dan kemudian diraksikan dengan
glutamine hingga menghasilkan CTP dan glutamate.
Adapun pembentukan TMP dilakukan oleh enzim timidilate sintetase sehingga UMP
terkonversi menjadi TMP.Berikut adalah reaksi-reaksinya.
Reaksi pembentukan carbamoyl phosphate

Sintesis Nukleotida Pirimidin


Nukleotida pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Sitidin Monofosfat),
dan TMP (Timidin Monofosfat).Sintesis nukleotida pirimidin dimulai dari
pembentuan carbamoyl phosphate dan glutamate dari glutamine. Selanjutnya
carbamoyl phosphate ini yang akan diubah menjadi UMP, CTP, dan TMP. Carbamoyl
phosphate bereaksi dengan aspartat membentuk senyawa Orotate. Senyawa orotate
sellanjutnya bergabung dengan PPRP menghasilkan Oritidin Monofosfat dan reaksi
lebih lanjut akan menghasilkan Uridin Monofosfat (UMP). Untuk menghasilkan CTP,
UMP diubah terlebih dahulu menjadi UTP dan kemudian diraksikan dengan
glutamine hingga menghasilkan CTP dan glutamate.
Adapun pembentukan TMP dilakukan oleh enzim timidilate sintetase sehingga UMP
terkonversi menjadi TMP.Berikut adalah reaksi-reaksinya.
Reaksi pembentukan carbamoyl phosphate
Reaksi pembentukan senyawa Orotate

Reaksi pembentukan UMP

Reaksi pembentukan CTP

UMP + ATP <--> UDP + ADP UDP + ATP <--> UTP + ADP

(nucleoside monophosphate kinase) (nucleoside diphosphate kinase)

Reaksi pembentukan TMP


Nukleotida-nuleotida yang terbentuk inikemudian akan disintesis menjadi DNA atau
RNA. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin
dan timin.
Selanjutnya DNA dan RNA yang terbentuk akan mengalami elongasi
(pemanjangan/polimerisasi) dan berhenti pada tahap terminasi.

Katabolisme Asam Nukleat


Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim.Tahapan katabolisme asam nukleat yaitu
berturut-turut menjadi nukleotida, nuleosida, purin, pirimidin, dan asam urat.

b. Katabolisme Asam Nukleat Menjadi Nukleotida


Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai
nukleoprotein.Nukleoprotein dalam pencernaaan akan dipecah jadi molekul yang
lebih kecil yaitu asam nukleat dan protein. Asam nukleat dan protein selanjutnya
terpisah ke jalur metabolism masing-masing.Asam nukleat yang tersusun atas
monomer-monomer berupa nukleotida dipecah sehingga menghasilkan nukleotida.

b. Katabolisme Nukleotida Menjadi Nukleosida


Nukleosida merupakan sebutan dari nukleotida tanpa gugus fosfat. Dengan
demikian, nukleosida tersusun dari gula ribosa/deoksiribosa dan basa nitrogen.
Tahapan penguraian nukleotida menjadi nukleosida adalah sebagai berikut.
Di dalam usus halus terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh endonuklease
(pankreas) menghasilkanoligonukleotida.
Oligonukleotida dipecah lebih lanjut oleh fosfodiesterase menghasilkan monofosfat.
Kemudian dipecah lebih lanjut oleh nukleotidase menghasilkan nukleosida and
orthophosphate. Nukleosida yang terbentuk adalah Sitidin, Uridin, Adenosin, dan
Guanosin

2.3.4 Katabolisme Purin Menjadi Asam Urat


Nukleosida purin yang dihasilkan dari degradasi nukleotida akan terdegradasi lebih
lanjut menghasilkan asam urat yang selanjutnya diekskresikan dalam urin. Proses
pembentukan asam urat dapat melalui dua jalur. Pertama, Tahap penguraian
nukleosida purin menjadi asam urat dimulai dari proses deaminasi adenosine
menjadi inosin, kemudian membelah membentuk hipoxantin. Hipoxantin dioksidasi
menjadi xantin dan selanjutnya xantin diubah menjadi asam urat.Kedua, tahap yang
dimulai dari guanosin.Guanosin diubah menjadi guanine yang selanjutnya
dideaminasi menghasilkan xantin.Langkah selanjutnya, xantin dioksidasi menjadi
asam urat.Berikut adalah reaksi penguraian nukleosida menjadi asam urat.
2.3.3 2.3.5 Katabolisme Pirimidin
Pada katabolisme pirimidin terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut.
1. Konversi sitidin menjadi uridin oleh enzim sitidin deaminase

2. Fosforilasi deoksitimidin menjadi timin dan deoksiribosa-1-fosfat

D. Metabolisme Protein
Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang
menyebabkan baik pembentukan atau sintesis, asam amino menjadi protein dan
pemecahan, atau katabolisme, protein menjadi asam amino. Asam amino yang
beredar melalui darah dan masuk ke jaringan tubuh, dimana mereka disintesi
kembali menjadi protein. Keseimbangan antara sintesis protein dan katabolisme
adalah penting untuk mempertahankan fungsi sel yang normal.
Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau hasil degradasi protein di dalam tubuh
kita.
Asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk:
Struktur basa nitrogen DNA dan RNA
Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin,
sitokrom,enzim dll.
Asetil kolin dan neurotransmitter lainnya.
Hormon dan fosfolipid
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen,asam-asam amino dpat juga digunakan
sebagi sumber energi jiga nitrogen dilepas.

Jalur metabolik utama dari asam amino


Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas yang pertama produksi
asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein serta sistesis asam
amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino, sedangkan ketiga
adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea
sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat
adalag sistesi protein dari asam-asam amino.

Jalur metabolik utama asam amino


Katabolisme asam amino
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh.jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan lipid), tubuh
akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat
dan lipid, asam amino memerlukan pelepasangugus amin. Gugus amin ini kemudian
dibuangkarena bersifat toksik bagi tubuh.
Ada 2 tahap pelepasan gugus amino dari asam amino, yaitu:
1. Transminasi
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada -ketoglutarat
menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat

2. Deaminasi oksidatif
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion amonium
Contoh reaksi tranminasi. Alanin mengalami tranminasi menjadi glutamat dan
membutuhkan enzim alanin aminotranferase

Contok reaksi deaminasi

Reaksi skematik transminasi dan deaminasi

Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus
asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.

Tempat masuknya asam amino ke dalam siklus asam sitrat untuk produksi energi

Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amoniun (NH4) yang selanjutnya masuk ke
dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang
melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan
terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan
CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam reaksi diperlukan energi dari ATP.
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi
dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-
aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi
dari ATP.
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah
menjadifumarat dan L-ariginin.
5. Denan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea.

Tahapan proses siklus urea


Siklus urea
Dalam uraian tentang metabolisme asam amino telah diketahui bahwa NH3
dapat dilepaskan dari asam amino melalui reaksi transaminasi dan deaminasi. Pada
reaksi transaminasi gugus NH2 yang dilepaskan diterima oleh suatu keto lain,
sedangkan pada reaksi deaminasi, gugus NH2 dilepaskan dalam bentuk amonia yang
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk urea dalam urine. Amonia
dengan kadar yang tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia.
Hans Krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkain
reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk
dari amonia dan karbondioksida melalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus,
yang bdinamakan siklus urea. Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam
air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Biosintesis urea terdiri atas beberapa tahap reaksi yang merupakan suatu siklus
sebagi berikut :
1. Reaksi 1. Sintesis karbamil fosfat
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol amonia bereaksi
dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat
sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi karena reaksi ini melibatkan dua
mol ATP yang diubah menjadi ADP.

2. Reaksi dua pembentukan Sitrulin


Karbamil Fosfat yang terbentuk bereaksi dengan Ornitin membentuk Sitrullin.
Dalam reaksi bagian Karbamil bergabung dengan Ornitin dan memisahkan
gugus Fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan Sitrulin adalah Ornitin
Transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati.

3. Reaksi tiga pembentukan Asam Argininosuksinat


Selanjutnya, Sitrulin bereaksi dengan Asam Aspaktat membentuk
Asamargininosuksunat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim
Argininosuksinat Sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber
energi dengan jalan melepaskan gugus Fosfat dan berubah menjadi ANP

4. Reaksi empat penguraian Asamargininosuksinat


Dalam reaksi ini, Asamargininosuksinat diuraikan menjadi Arginin dan Asam
Fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim Arginosuksinase,
suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal.

5. Reaksi lima penguraian Arginin


Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea, reaksi
inidiuraikan menjadi Urea dan Ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi penguraian ini ialah Arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin
yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi kembali dengan
karbamilfosfat untuk membentuk Sitrulin(reaksi dua). Reaksi berlangsung
secara berulang sehingga merupakan suatu siklus. Adapaun Urea
yangterbentuk dikeluarkan dari tubuh melalui Urine. Reaksi keseluruhan
reaksi ini ialah sebagai berikut:

2NH3 + CO2 + 3ATP + 2H2O Urea + 2ADP + AMP + 2Pi + Ppi

Oleh karena itu piropospat yang terbentuk dalam reaksi ini (PPi) terhidrolisis
lebih lanjut menjadi Fosfat, maka pembentukan satu molekul urea
membutuhkan emapat ikatan Fosfat yang berenergi tinggi.

Sintesis asam amino


Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino non
esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon
non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung
nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme protein
nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam
amino dikeluarkan melalui transminasi, deaminasi dan pembentukan urea.
Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur
glukineogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak.
Berkaitan dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori
yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik.
Asam amino glikogenik adalah asam-asam ammno yang dapat masuk ke
jalur produksi piruvat atau intermediet siklus asam sitrat seperti -
ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam amino ini merupakan prekusor
untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam amino kecuali lisin
dan leusin mengandung glukogenik.lisin dan leusin adalah asa amino yang
semata-matq ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediet asetil-KoA
atau asetoasetil KoA.
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin,
triptofan, dan tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Dari 20 jenis asam
amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada
dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino
esensial. Selabihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam
amino lain. Asam amino inin dinamakan asam amino non-esensial.

Asam amino non- Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamate,


esensial Glutamine, Glycine, Proline,Serine, Tyrosine
Asam amino esensial Arginine, Histidine, Isoleucune, Leucine, Lysine,
Methionine, Phenylalanine, Threonine, Tryptophan,
Valine

Biosintesis glutamat dan aspartat


glutamat dan aspartat disitesis dari asam -keto dengan reaksi transaminasi
sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan
selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat


Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran
penting glutamat adalah sebagai donor amino intraselular utama untuk
reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursoe orniton
ungtuk siklus urea

Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh
otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma,
kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara
proporsionalmeningkatkan produksi urea.alanin dipindahkan dari otot ke hati
bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini
dinamakan siklus glukosa-alanin. Kuci dari siklus ini adalah bahwa 1 molekul
alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, dimana
rangka karbon diatur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu :
1. Secara langsung melalui degradasi protein
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase,
ALT (serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT)

Glutamat + piruvat -ketoglutarat + alanin


Siklus glukosa-alanin

Biosintesis sistein
Sulfur untuk sistesi sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin
dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-
adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)

SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil. Akibat dari
transfer metil adalah SAM menjadi S-adenosihomosistein. S-adenosihomosistein
selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim
adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh
metionin sintase.
reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini
peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi
homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam
produksi SAM ],semua fosfat dari ATP hilang : 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi.
Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan
sistationin dengan banuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim
sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan -ketobutirat. Gabungan dari
2 reaksi ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.
Biosistesis tirosin dengan fenilanin

Biosistesis ornitin dan prolin


Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semi aldehid
menjadi intermediet titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lannya. Ornitin
berfungsi sebagai akseptor untuk sintesis poliamin. Penggunaan glutamat semi
aldehid tergantung pada kondisi selular. Produksi ornitin dari semi aldehid melalui
reaksi glutamat-dependen transaminasi. Ketika konsentrasi ariginin meningkat,
ornitin didapatka n dari siklus urea ditambah dari glutamat semi aldehid yang
menghambat reaksi aminotranferase. Hasilnta adalah akumulasi semi aldehid.semi
aldehid didaur secara spontan menjadi 1 pyrroline-5-carboxylate yang kemudian
direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependen reductase.

Biosintesis serin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis olehsedrin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin
untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10 metilen-THF.

Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin


Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif -ketoglutarat yang dikatalisis oleh
glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga
dihasilkan oleh reaksi aminotranferase yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan
oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga glutamat merupaka kolektor umum
nitrogen asam amino.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalis oleh aspartat
transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam -keto aspartat,
oksaloasetat,dan glutamat sebagai donor amino. Aspartatjuga dapat dibentuk
dengan deaminasi asparagin yang dikatalis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksiasparagin dan
glutamin dari asam -amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dnegan
inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi
asparagin terbentuk oleh reaksi amidotranferase.
METABOLISME

Oleh Kelompok 8 :
Wardatus Sholihah (161710101033)
Nadia Ika Oktaviana (161710101021)
Adelia Dwi Enjelina (161710101079)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

Anda mungkin juga menyukai