1. Katabolisme merupakan penguraian suatu zat menjadi partikel yang lebih kecil
untuk dijadikan energi. Berdasarkan kebutuhan terhadap tersedianya oksigen bebas,
katabolisme dibedakan menjadi :
a. Respirasi aerob : respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen
merupakan penerima hidrogen terakhir.
b. Respirasi anaerob : respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Sebagai
penerima hidrogen terakhir bukan oksigen,tetapi senyawa lain seperti asam pyruvat
dan asetaldehid.
A. Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4 tahap, yaitu :
Glikolisis
Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
Daur Krebs
Sistem Transfer Elektron
1. Glikolisis :
Berlangsung di sitoplasma
Berlangsung secara anaerob
Mengubah satu molekul glukosa ( 6C ) menjadi dua molekul asam piruvat ( 3C )
Untuk setiap molekul glukosa dihasilkan energi 2 ATP dan 2 NADH
Dikenal sebagai Reaksi Embden dan Meyerhof
2. Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat :
Berlangsung pada matriks mitokondria
Mengubah asam piruvat (3C) menjadi Asetil Ko-A (2C)
Dihasilkan energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk setiap molekul glukosa
3. Siklus Krebs :
Berlangsung pada matriks mitokondria
Mengubah Asetil-KoA (2C) menjadi CO2 (senyawa berkarbon 1)
Untuk setiap molekul Asetil-KoA dihasilkan 1 ATP, 1 FADH dan 2 NADH
Glikolisis :
Alternatif 1 : Bila tidak tersedia cukup oksigen, akan berlangsung respirasi anaerob /
fermentasi, seperti pada diagram/skema di bawah ini :
ALTERNATIF 2 : Jika tersedia Oksigen, asam piruvat akan memasuki Siklus Krebs dan
Sistem Transpor Elektron :
Substrat untuk respirasi tidak selalu dalam bentuk karbohidrat, tetapi bisa juga
berupa protein atau lemak. Perhatikan skema hubungan antara berbagai substrat
tersebut dalam proses respirasi aerob di bawah ini :
2. Anabolisme merupakan reaksi untuk merangkai senyawa organik yang berasal
dari molekul-molekul tertentu untuk diserap oleh tubuh. Anabolisme meliputi tiga
tahapan dasar:
Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida.
Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif
menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan
kemosintesis.
1. Fotosintesis
Fotosintesis terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang berklorofil. Fotosintesis
merupakan proses penyusunan zat organik dari zat-zat anorganik dengan
menggunakan energi dari cahaya. Zat organik yang terbentuk dalam proses
fotosintesis berupa karbohidrat, dimana karbohidrat tersebut dapat digunakan untuk
membentuk zat-zat lain seperti protein dan lemak.
Reaksi umum dari fotosintesis dapat dituliskan sebagai :
cahaya
klorofil
Komponen yang mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis adalah bahan baku
(CO2 dan H2O), energi berupa cahaya, pigmen, molekul carrier enzim dan suhu yang
tepat. Jika salah satu dari komponen tersebut tidak ada, fotosintesis tidak dapat
berlangsung, sehingga komponen tersebut disebut komponen esensial.
Reaksi Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
dalam bentuk gula yang dihasilkan dari reduksi karbondioksida yang miskin energi.
Fotosintesis dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sederhana :
Pada dasarnya proses fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang
(reaksi tergantung cahaya) dan reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya).
a). Reaksi Terang (Reaksi Tergantung Cahaya)
Reaksi pertama dalam fotosintesis memang tergantung adanya cahaya, sehingga
disebut sebagai reaksi terang. Sering reaksi ini disebut reaksi fotokimia / reaksi
fotolisis / reaksi Hill, prosesnya berlangsung di Grana. Dalam reaksi terang terdapat
dua pusat reaksi, yaitu :
1. fotosistem I (FS I)
Pada FS I terdapat klorofil a.683 (kl A.683) dan karotenoid yang mampu menyerap
energi cahaya maksimum pada gelombang 700 nm (P 700).
2. fotosistem II (FS II)
FS II dengan P 680 diserap oleh klorofil a 673 (kl A.673) dan klorofil b. Jika
kloroplast mendapat cahaya, maka electron dari klorofil pada kedua fotosistem
akan tereksitasi. Elektron kaya energi ini kemudian dipindahkan melalui akseptor-
akseptor untuk dimanfaatkan energinya.
Pada fotolisis, O2 yang dibebaskan berasal dari dua molekul air ( 2 H2O ), Jadi pada
reaksi terang dihasilkan ATP, NADPH2 dan O2.
Keterangan :
hv : cahaya matahari
Kotak dalam adalah reaksi terang (reaksi tergantung cahaya)
Kotak luar adalah reaksi tak tergantung cahaya (siklus Calvin Benson)
2. Kemosintesis
Kemosintesis terjadi pada beberapa jenis bakteri yang menggunakan energi dari
reaksi kimia anorganik sederhana untuk sintesa karbohidrat, dan menggunakan
energi kimia dari luar tubuh.
Sumber karbon untuk kemosintesis berasal dari CO2.
Bahan baku anorganik adalah air dan karbon dioksida.
Sumber energi dari reaksi kimia (bukan dari cahaya).
Energi diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diserap dari
lingkungan; Seperti : hidrogen, hidrogen sulfida, sulfur (belerang), besi, amonia
dan nitrit.
Metabolisme pada Lemak, Karbohidrat, Protein dan Asam Nukleat
A. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O. Karbohidrat
setelah dicerna di usus, akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk
monosakarida. Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati,
dan sebagian lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu, dan mengalami proses
metabolisme lebih lanjut.
1. Glikogenesis
Glikogenesis adalah poses pembentukan glikogen dari glukosa. Proses pembentukan
glikogen sebagai berikut.
Ketika kadar gula dalam darah rendah, tubuh akan melakukan proses pemecahan
glikogen untuk dibentuk menjadi glukosa kembali. Proses pemecahan glikogen
menjadi glukosa disebut dengan glikogenolisis.
2. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang terjadi
terutama di hati dan otot. Proses pemecahan glikogen sebagai berikut.
3. Glikolisis
Glikolisis adalah proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat. Glukosa dalam
darah sebagian diubah menjadi glikogen.
Sifat-sifat peristiwa glikolisis, antara lain:
oksidasi glikogen/glukosa menjadi piruvat laktat;
dapat berlangsung secara aerob dan anaerob;
diperlukan adanya enzim dan energi;
menghasilkan senyawa karbohidrat beratom tiga;
terjadi sintesis ATP dari ADP + Pi.
Pada peristiwa glikolisis aerob dihasilkan piruvat, sedangkan pada glikolisis anaerob
dihasilkan laktat melalui piruvat.
Proses glikolisis secara keseluruhan ditunjukkan oleh skema pada Gambar berikut
ini.
Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.
1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang
telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim
fosfohexosa isomerase.
3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis
oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP.
4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3
atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh
enzim aldolase.
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja
bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi
dihdroksi aseton fosfat.
6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh
enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk
NADH.
7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat
kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat
mutase.
9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
4.Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari piruvat (kebalikan glikolisis).
Sifat-sifat peristiwa glukoneogenesis antara lain:
merupakan reaksi yang kompleks;
melibatkan beberapa enzim dan organel sel, yaitu mitokondrion;
terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat;
metabolisme piruvat diangkut ke dalam mitokondrion dengan cara
pengangkutan aktif melalui membran.
Dalam peristiwa glukoneogenesis diperlukan energy sebanding dengan 12 molekul
ATP. Proses glukoneogenesis secara keseluruhan ditunjukkan oleh skema pada
Gambar berikut ini.
Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat
karboksilase.
(Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus
dikeluarkan menuju sitoplasma, namun molekul tersebut tidak dapat melelui
membran mitokondria sebeum diubah menjadi malat. Jadi oksaloasetat akan
diubah menjadi malat agar dapat keluar menuju sitoplasma dan akan segera
diubah kembali menjadi oksaloasetat).
Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat
dehidrogenase. Malat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma.
Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh
enzim malat dehidrogenase.
Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol piruvat, dikatalisis oleh
enzim phospoenolpiruvat karboksilase.
Phospoenol piruvat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh enzim
enolase.
2-fosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliseromutase.
3-fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3 bifosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliserokinase.
1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat, reaksi ini dikatalisis
oleh enzim gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.
Gliseraldehida 3 fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (dengan
reaksi yang dapat bolak-balik) yang dikatalisis oleh enzim isomerase.
Gliseraldehida 3 fosfat dan dihidroksi aseton fosfat akan disatukan dan menjadi
fruktosa 1,6 bifosfat yang dkatalisis enzim enolase.
Fruktosa 1,6 bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim fruktosa
difosfatase.
Fruktosa 6 fosfat akan diubah menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim
fosfoglukoisomerase.
Dan terakhir glukosa 6 fosfat akan diubah manjadi glukosa yang dikatalisis
oleh enzim glukosa 6 fosfatase.
3. Daur Krebs
Piruvat diubah menjadi asam laktat, etanol, dan sebagian asetat. Asetat khususnya
asetil koenzim-A dapat diolah lebih lanjut dalam suatu proses siklis yang disebut
lingkaran trikarboksilat. Hal itu dikemukakan oleh Krebs (1937), sehingga disebut
juga Daur Krebs. Dalam proses siklik dihasilkan CO2 dan H2O, terlepas energi yang
mengandung tenaga kimia besar, yaitu ATP (Adenosin Tri Phosfat). Daur Krebs
merupakan jalur metabolisme yang utama dari berbagai senyawa hasil metabolisme,
yaitu hasil katabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Untuk lebih jelasnya, dapat
diamati dalam diagram berikut ini.
1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi ini
dikatalisis enzim sitrat sintase.
2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.
3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO2 dan dihasilkan NADH.
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa ketoglutarat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan dihasilkan NADH.
5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A sintetase.
Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat berupah menjadi ATP.
6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase. Pada
reaksi ini akan dihasilkan FADH2.
7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.
8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase. Pada
tahap ini juga dihasilkan NADH.
Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3 NADH,
1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua asetil ko-
A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs akan menghasilkan 2 ATP,
6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.
Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3 ATP,
sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.
B. Metabolisme lemak
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih
berupa monogliserid.Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena
porta) menuju hati.Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar
berada di sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam
sel epitel usus (enterosit).Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera
dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang
disebut kilomikron.Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe
dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.Kilomikron
ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-
asam lemak dan gliserol.Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut,
dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini
dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid,
trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan
menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan
ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak
dan gliserol.Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi jangka panjang.Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber
energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet
maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein,
asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA
dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan
sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA.Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol.Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid.Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik.Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian.
Diet Trigliserida
Asam lemak
Steroidogenesis
Protein
Asetil-KoA + ATP
Aseto asetat
Ketogenesis
Siklus asam
sitrat
hidroksi butirat Aseton
ATP H2O
CO2
Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber
energi.Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis.Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk
gliserol 3-fosfat.Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk
dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol
FFA Asil-KoA
Karnitin palmitoil
Asil-KoA transferase I Membran mitokondria eksterna
sintetase
(Tiokinase)
Asil-KoA KoA
Keterangan:
Frekuensi oksidasi adalah ( jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah ( jumlah atom C)
Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan
2 atom C adalah proses oksidasi dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil
KoA.
RNA
Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekul-molekul
ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan
antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa dengan
perantaraan gugus fosfat. Dibawah ini adalah gambar struktur sebagian dari molekul
RNA :
Meskipun banyak persamaannya dengan DNA , RNA mempunyai beberapa
perbedaan dengan DNA yaitu :
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
deoksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliks
ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai rantai ganda.
3. RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA , tetapi tidak
mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung Urasil. Dengan demikian
bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin DNA.
4. Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin, demikian
pula jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil.
Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA
(ribosomal RNA).Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda,
tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis
protein.
Sintesis RNA dan DNA
Asam nukleat tersusun atas monomer-monomer berupa nukeotida, yang
masing-masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah
basa N. dengan demikian, setiap nukeotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai
nukleosida monofosfat. Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya
adalah nukleosida dengan sebuah atau ebih gugus fosfat.Sebagai contoh, molekul
ATP (adenosine trifosfat) adalah nukleotida yang merupakan nukleosida dengan tiga
gugus fosfat.
Nukleosida terdiri atas nukleosida purin dan nukleosida purimidin.Nukleosida purin
merupakan kelompok nukleosida yang mengandung basa purin, sedangkan
nukleosida pirimidin merupakan kelompok nukleosida yang mengandung basa
piimidin.Jika gula pentosanya adalah ribose seperti halnya pada RNA, maka
nukleosidanya dapat berupa adenosine, guanosin, sitidin, dan uridin. Begitu pula,
nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosine monofosfat, guanosin
monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat. Sementara itu, jika gula
pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya DNA, maka nukleosidanya terdiri atas
deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimin.
IMP dikonversi menjadi baik AMP atau GMP oleh jalur berbeda. IMP dikonversikan
menjadi AMP dengan mereaksikan IMP dengan asam amino aspartat dan fumarat.
Adapun IMP dikonvesikan menjadi GMP dengan menggunakan asam amino
glutamine dan glutamate.
pembentukan AMP dari IMP
UMP + ATP <--> UDP + ADP UDP + ATP <--> UTP + ADP
D. Metabolisme Protein
Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang
menyebabkan baik pembentukan atau sintesis, asam amino menjadi protein dan
pemecahan, atau katabolisme, protein menjadi asam amino. Asam amino yang
beredar melalui darah dan masuk ke jaringan tubuh, dimana mereka disintesi
kembali menjadi protein. Keseimbangan antara sintesis protein dan katabolisme
adalah penting untuk mempertahankan fungsi sel yang normal.
Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau hasil degradasi protein di dalam tubuh
kita.
Asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk:
Struktur basa nitrogen DNA dan RNA
Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin,
sitokrom,enzim dll.
Asetil kolin dan neurotransmitter lainnya.
Hormon dan fosfolipid
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen,asam-asam amino dpat juga digunakan
sebagi sumber energi jiga nitrogen dilepas.
2. Deaminasi oksidatif
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion amonium
Contoh reaksi tranminasi. Alanin mengalami tranminasi menjadi glutamat dan
membutuhkan enzim alanin aminotranferase
Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus
asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.
Tempat masuknya asam amino ke dalam siklus asam sitrat untuk produksi energi
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amoniun (NH4) yang selanjutnya masuk ke
dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang
melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan
terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan
CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam reaksi diperlukan energi dari ATP.
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi
dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-
aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi
dari ATP.
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah
menjadifumarat dan L-ariginin.
5. Denan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea.
Oleh karena itu piropospat yang terbentuk dalam reaksi ini (PPi) terhidrolisis
lebih lanjut menjadi Fosfat, maka pembentukan satu molekul urea
membutuhkan emapat ikatan Fosfat yang berenergi tinggi.
Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh
otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma,
kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara
proporsionalmeningkatkan produksi urea.alanin dipindahkan dari otot ke hati
bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini
dinamakan siklus glukosa-alanin. Kuci dari siklus ini adalah bahwa 1 molekul
alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, dimana
rangka karbon diatur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu :
1. Secara langsung melalui degradasi protein
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase,
ALT (serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT)
Biosintesis sistein
Sulfur untuk sistesi sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin
dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-
adenosilmetionin (SAM).
SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil. Akibat dari
transfer metil adalah SAM menjadi S-adenosihomosistein. S-adenosihomosistein
selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim
adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh
metionin sintase.
reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini
peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi
homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam
produksi SAM ],semua fosfat dari ATP hilang : 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi.
Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan
sistationin dengan banuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim
sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan -ketobutirat. Gabungan dari
2 reaksi ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.
Biosistesis tirosin dengan fenilanin
Biosintesis serin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis olehsedrin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin
untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10 metilen-THF.
Oleh Kelompok 8 :
Wardatus Sholihah (161710101033)
Nadia Ika Oktaviana (161710101021)
Adelia Dwi Enjelina (161710101079)