Anda di halaman 1dari 16

 

🍩🍚METABOLISME
KARBOHIDRAT🍚🍩
Pada topik sebelumnya, kalian telah belajar tentang anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme dan katabolisme merupakan bagian dari metabolisme, yaitu seluruh
reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh organisme, termasuk yang terjadi pada
tingkat sel. Nah, bagaimana jika metabolisme terjadi pada karbohidrat? Pada topik
ini, kalian akan mempelajarinya. Yuk simak dengan saksama.
Kalian tentu sering makan nasi atau roti bukan? Nasi atau roti merupakan sumber
makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber
energi terbesar bagi tubuh.

        Apakah kalian juga bertanya-tanya seperti Beta? Bagaimana karbohidrat dapat


diubah menjadi energi? Untuk tahu jawabannya, simak uraian di bawah ini ya.
        Pada awalnya, karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi
glukosa. Glukosa diserap oleh usus halus dan diedarkan oleh darah hingga ke sel-sel
tubuh. Glukosa yang masuk ke dalam sel inilah yang akan mengalami metabolisme
dan menghasilkan energi. Metabolisme glukosa menjadi energi ini dibagi menjadi
beberapa tahapan, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer
elektron.

🍰 Glikolisis
Glikolisis berasal dari kata gliko yang artinya glukosa dan lisis yang artinya pecah
atau terurai. Glikolisis merupakan suatu proses penguraian molekul glukosa (6 atom
karbon (C)) secara enzimatik menjadi dua molekul asam piruvat (3 atom karbon (C))
seperti pada gambar berikut.
                  

        Proses di atas terlihat sederhana. Namun, sebenarnya masih banyak proses lagi
di dalamnya. Hal ini dikarenakan banyaknya enzim yang terlibat dalam proses
tersebut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

                          
        Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa reaksi glikolisis terdiri atas dua
tahapan utama, yaitu reaksi tahap I dan reaksi tahap II.
a. Reaksi Tahap I (Reaksi 1- 4)
Reaksi tahap I terdiri atas empat reaksi spesifik yang membutuhkan energi sebanyak
2 ATP. Reaksi ini diawali dengan fosforilasi glukosa menjadi glukosa-6-fosfat dengan
bantuan 1 ATP dan enzim heksokinase. Selanjutnya, glukosa-6-fosfat dipecah hingga
membentuk dua molekul gliseraldehid-3-fosfat dengan bantuan 1 ATP dan enzim
fosfoglukoisomerase, fosfofruktokinase, serta aldolase.
b. Reaksi Tahap II (reaksi 5 - 9)
Dua molekul gliseraldehid-3-fosfat hasil reaksi tahap I masing-masing diubah
menjadi asam piruvat melalui beberapa tahapan seperti pada gambar. Masing-
masing tahapan-tahapan tersebut dibantu oleh enzim triose fosfat dehidrogenase,
fosfogliserokinase, enolase, dan piruvat kinase
        Hasil akhir reaksi glikolisis ini sebenarnya adalah 4 molekul ATP. Oleh karena
pada reaksi tahap I membutuhkan 2 ATP, maka hasil bersih ATP dari glikolisis
adalah 2 molekul ATP. Selain itu, glikolisis juga menghasilkan 2 NADH (Nicotinamid
Adenin Dinucleotid Hidrogen) yang berasal dari awal reaksi tahap II.

🍰 Dekarboksilasi oksidatif
Reaksi lanjutan dari glikolisis adalah siklus Krebs. Akan tetapi, sebelum memasuki
siklus Krebs terjadi reaksi dekarboksilasi oksidatif terlebih dahulu. Setiap asam
piruvat yang dihasilkan dari glikolisis akan diubah menjadi asetil koenzim A (asetil
KoA) seperti pada gambar berikut.
                          

Hasil akhir proses dekarboksilasi oksidatif ini berupa 2 asetil KoA dan 2 molekul
NADH.
        

🍰 Siklus Krebs
Siklus Krebs pertama kali ditemukan oleh Hans Krebs, seorang ahli biokimia yang
banyak berjasa dalam penelitian tentang metabolisme karbohidrat. Siklus Krebs
yang disebut juga siklus asam sitrat digambarkan sebagai berikut.
                        

Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa sklus Krebs dibagi menjadi beberapa
tahapan berikut ini.
⓵ Asetil KoA (2C) masuk ke dalam siklus Krebs di dalam mitokondria dan bereaksi
dengan asam oksaloasetat (4C) membentuk asam sitrat (6C). Dalam proses ini, KoA
dibebaskan kembali.
⓶ Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa-ketoglutarat (5C) dengan
membebaskan CO₂ dan menghasilkan NADH.
⓷ Asam alfa-ketoglutarat diubah menjadi asam suksinat (4C) dengan bantuan
NAD⁺ dan ADP. Pada reaksi ini, CO₂ dibebaskan dan menghasilkan NADH dan ATP.
⓸ Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine
Dinucleotida) membentuk asam malat (4C) dan menghasilkan FADH₂.
⓹ Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD⁺ membentuk asam
oksaloasetat (4C) dan menghasilkan NADH. Asam oksaloasetat inilah yang akan
kembali bereaksi dengan asetil koA sehingga membentuk siklus.
        Dari tahapan-tahapan di atas, dapat diketahui bahwa siklus krebs mempunyai
tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH₂, ATP, serta membentuk kembali
asam oksaloasetat. Secara keseluruhan, dalam siklus krebs dihasilkan 6 NADH, 2
FADH₂, dan 2 ATP.

🍰 Transfer Elektron
Reaksi lanjutan dari siklus Krebs adalah transfer elektron. Reaksi ini merupakan
tahap akhir dari keseluruhan proses dalam metabolisme karbohidrat yang
menghasilkan 34 ATP. Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria.
Transfer elektron berakhir setelah elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen
membentuk H₂O (air). Proses transfer elektron dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
             

💡  Catatan
  
       
                    
Tahukah kalian bagaimana tumbuhan bisa menghasilkan amilum, oksigen, dan air?

                                     
        Hal tersebut terjadi karena tumbuhan melakukan proses fotosintesis.
Sebagaimana kalian ketahui bahwa cahaya merupakan salah satu faktor yang
membantu proses fotosintesis. Namun, apakah proses fotosintesis masih dapat
berlangsung jika tidak ada cahaya?
        Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu
reaksi terang, yaitu reaksi yang memerlukan cahaya dan reaksi gelap, yaitu reaksi
yang tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbondioksida. Apa itu reaksi
terang dan reaksi gelap? Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
          

🌿 Reaksi Terang
Reaksi terang merupakan tahap awal sistem fotosintesis yang memerlukan cahaya.
Reaksi ini memerlukan bahan utama berupa molekul air (H2O). Reaksi terang
berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Dalam tilakoid terdapat fotosistem
yang berperan dalam fotosintesis. Fotosistem adalah kumpulan klorofil, akseptor
elektron, dan karotenoid atau disebut juga pigmen antena.
        Fotosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II.
Perbedaan antara kedua fotosistem tersebut terletak pada klorofil yang digunakan.
Pada fotosistem I, klorofil a sensitif terhadap sinar dengan panjang gelombang 700
nm (P700). Pada fotosistem II, klorofil b sensitif terhadap sinar dengan panjang
gelombang 680 nm (P680). Fotosistem II---klorofil b---membantu penyerapan
cahaya yang tidak dapat diserap oleh klorofil a.

🔃 Siklus Siklik
Berlangsungnya reaksi terang berkaitan dengan fotosistem. Pada reaksi terang,
energi cahaya ditangkap oleh antena dan dikirim ke klorofil a (P700). Elektron pada
klorofil a akan tereksitasi (berpindah ke energi yang lebih tinggi).
        Elektron yang dilepaskan ini diterima oleh akseptor elektron. Oleh karena itu,
P700 yang menransfer elektron ke akseptor elektron ini, menjadi kekurangan
elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya. Perpindahan elektron dari
akseptor satu ke akseptor lain disertai transformasi hidrogen. Kemudian, dari rantai
transpor elektron akan kembali ke P700. Dengan kembalinya elektron ke P700,
fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya. Saat elektron berjalan ke P700
inilah dihasilkan ATP sebagai sumber energi pada reaksi gelap. Sintesis ATP ini
disebut dengan fotofosforilasi. Perjalanan elektron di atas disebut transportasi
elektron siklik (siklus siklik) karena elektron berawal dari P700 dan kembali ke
P700. Bentuk lain dari lintasan elektron adalah siklus nonsiklik.

🔃 Siklus Nonsiklik
Pada transfer elektron nonsiklik, elektron berasal dari P700 dan berakhir pada
NADPH. Ayo perhatikan gambar berikut.
        Ketika P680 menerima cahaya, elektronnya akan tereksitasi sehingga elektron
lepas dari P680 dan diterima oleh akseptor primer. Sementara itu, air (H 2O) akan
diurai menjadi dua ion hidrogen dan satu atom oksigen. Elektron yang berasal dari
H2O menggantikan elektron yang hilang pada P680. Transpor elektron pada reaksi
terang ini melalui rantai transpor elektron menuju fotosistem I (P700). Rantai
elektron tersebut adalah plastokuinon (Pq). Plastokuinon merupakan pembawa
elektron, kompleks sitokrom, dan plastosianin (Pc), yaitu protein yang mengandung
tembaga. Adanya aliran elektron ini akan menghasilkan energi-energi dalam bentuk
ATP. Pembentukan ATP---menggunakan energi cahaya---melalui aliran elektron non
siklik pada reaksi terang ini disebut fotofosforilasi non siklik.       

        Setelah elektron mencapai P700, elektron ditangkap oleh akseptor primer pada
fotosistem I. Elektron melalui rantai transpor elektron kedua, yaitu protein yang
mengandung besi atau feredoksin (Fd). Selanjutnya, enzim NADP+ reduktase
menransfer elektron ke NADP+, sehingga terbentuklah NADPH. NADPH berfungsi
untuk menyimpan elektron berenergi tinggi yang akan digunakan dalam sintesis gula
pada siklus berikutnya, yaitu siklus Calvin. Dari keterangan di atas kalian dapat
mengetahui ada tiga bahan yang dihasilkan saat reaksi terang, yaitu NADPH, ATP,
dan O2. NADPH dan ATP digunakan sebagai sumber energi reaksi gelap.

🌿 Reaksi Gelap (Siklus Calvin)


Reaksi gelap ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson. Oleh karena
itu, reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson. Reaksi gelap merupakan reaksi
lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis.
        Reaksi gelap terjadi pada stroma kloroplas dan dapat berlangsung dalam kondisi
gelap, karena enzim-enzim untuk fiksasi CO2 pada stroma kloroplas tidak
memerlukan energi cahaya tetapi membutuhkan ATP dan NADPH yang dihasilkan
dari reaksi terang. Reaksi gelap ini menghasilkan glukosa (C6H12O6) yang sangat
diperlukan bagi reaksi katabolisme. Perhatikan gambar berikut.
                

        Apa yang kalian lihat dari gambar di atas? Siklus Calvin-Benson dimulai dengan
fiksasi (pengikatan) CO2 oleh enzim ribulosa difosfat (RDP/ RuBP) yang ada dalam
stroma. RDP dan CO2 ini membentuk molekul dengan 6 atom karbon yang labil lalu
pecah menjadi 12 molekul asam fosfogliserat (APG) dengan 3 atom karbon.
Kemudian, APG mengalami fosforilasi kembali menjadi asam difosfogliserat dengan
sumber fosfat dari ATP. Selanjutnya, asam difosfogliserat berikatan dengan H 2---
yang dilepas dari NADPH2---menjadi fosfogliseraldehid (PGAL) dengan 3 atom
karbon. Glukosa yang terbentuk dari 3 PGAL dan RDP berfungsi untuk mengikat
CO2, sehingga fotosintesis terus berjalan dengan siklus elektron dan RDP---
memerlukan CO2---dan menghasilkan glukosa.
🍔🍔🍔 Metabolisme Lemak 🍔🍔🍔
Pada topik sebelumnya, kalian telah belajar tentang metabolisme karbohidrat,
protein, dan reaksi terang dan gelap. Pada topik ini, kalian akan belajar tentang
metabolisme lemak.

        Bagaimana metabolisme lemak berlangsung? Zat apa yang dihasilkan dari


metabolisme tersebut? Agar kalian mengetahui jawabannya, ayo cermati uraian pada
topik ini.

🍔 Fungsi Lemak
Manusia dan hewan memiliki cadangan makanan berupa lemak yang disimpan di
dalam tubuh. Lemak yang disimpan dalam tubuh dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
lemak subkutan dan lemak visceral. Lemak subkutan adalah lemak yang terdapat
tepat di bawah jaringan kulit, sedangkan lemak visceral adalah lemak yang terdapat
di dekat organ tubuh bagian dalam. Lemak visceral berfungsi untuk melindungi
organ-organ tubuh bagian dalam. Lemak juga memiliki banyak fungsi diantaranya
sebagai berikut.
1. Sebagai penyusun struktur membran sel.
2. Sebagai cadangan energi yang disimpan dalam jaringan adiposa.
3. Sebagai hormon yang mengatur komunikasi antarsel.
4. Sebagai vitamin yang membantu regulasi proses-proses biologis.
5. Media pelarut vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D,E, dan K).
6. Memperlambat pengosongan pada lambung, sehingga rasa kenyang dapat
bertahan lebih lama.
7. Pembentukan sel.
8. Sumber asam lemak esensial.
9. Memelihara suhu tubuh.

🍔 Proses Metabolisme Lemak


Kalian telah mengetahui bahwa lemak dicerna oleh sistem pencernaan menjadi asam
lemak dan gliserol. Jika tubuh masih memiliki cukup kalori, maka asam lemak akan
mengalami esterifikasi, yaitu reaksi antara ester dan gliserol membentuk trigliserida
sebagai cadangan energi. Jika kebutuhan energi dari karbohidrat tidak mencukupi,
maka akan terjadi oksidasi lemak untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh.
Bagaimana proses asam lemak dan gliserol menghasilkan ATP? Ayo perhatikan
gambar berikut.

        Berdasarkan pemecahan lemak di atas, kalian dapat melihat bahwa ada dua cara
lemak menghasilkan energi, yaitu dengan katabolisme gliserol dan oksidasi asam
lemak.
🌾 Katabolisme gliserol
Gliserol merupakan hasil hidrolisis lemak (trigliserida) yang dapat menjadi sumber
energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat, yaitu
glikolisis. Gliserol mendapat 1 gugus fosfat dari ATP untuk membentuk gliserol 3-
fosfat. Kemudian, gliserol 3-fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selanjutnya, asam
piruvat masuk ke dalam siklus Krebs untuk menghasilkan ATP.
🌾 Oksidasi asam lemak
Asam lemak yang dihasilkan dari hidrolisis trigliserida akan diproses dalam oksidasi
beta untuk menghasilkan energi. Asam lemak ini akan diubah menjadi asetil KoA
yang masuk ke dalam siklus Krebs. Sebelum dipecah dalam oksidasi beta, asam
lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asetil-KoA---contohnya asam
palmitat ---agar menjadi palmitoyl-KoA (C16). Selanjutnya, palmitoyl-KoA akan
mengalami tahap-tahap perubahan sebagai berikut.
1. Palmitoyl-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini akan
dihasilkan energi 2P (+2P).
2. Selanjutnya delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA.
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini akan
dihasilkan energi 3P (+3P).
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan miristoyl-
KoA (C14) yang telah kehilangan 2 atom C.
5. Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini, selanjutnya akan masuk siklus
asam sitrat atau Krebs.
        Oksidasi asam lemak, biasa disebut oksidasi beta, menghasilkan asetil KoA.
Asetil KoA akan memasuki siklus Krebs dan menghasilkan energi seperti
karbohidrat. Asam lemak berfungsi sebagai penghasil energi menggantikan glukosa
dalam siklus Krebs. Tahukah kalian berapa jumlah ATP yang dihasilkan dari oksidasi
asam lemak?
        Oksidasi asam lemak menghasilkan 44 ATP. Semakin panjang rantai karbon
yang menyusun asam lemak, semakin besar energi yang dihasilkan. Asam palmitat
yang mempunyai 16 atom C dapat menghasilkan 129 ATP. Bukan hanya itu, senyawa
lain hasil hidrolisis lemak, yaitu gliserol juga menghasilkan cukup banyak energi,
sekitar (36 ATP).
METABOLISME PROTEIN
Pada topik sebelumnya, kamu telah mempelajari metabolisme karbohidrat dan
metabolisme lipid. Sekarang, kamu akan mempelajari tentang Metabolisme
Protein. Protein tersusun dari molekul-molekul yang disebut asam amino.
Bagaimana proses metabolisme protein menjadi energi? Ayo cermati uraiannya pada
topik ini.

A. Fungsi Protein ◆◆◆--
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai ikatan peptida dan berasal
dari monomer asam amino. Protein sangat diperlukan oleh tubuh. Fungsi protein
tersebut sebagai berikut.
1. Sebagai zat pembangun untuk pertumbuhan.
2. Untuk pemeliharaan jaringan.
3. Untuk menggantikan sel-sel yang telah mati atau rusak.
4. Sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
5. Sebagai zat pengatur dalam proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon.
6. Menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen.
7. Menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan dari protein setara dengan glukosa
yaitu 36 ATP, tetapi lebih rendah dari lemak yang menghasilkan 44 ATP.

        Protein dicerna di dalam tubuh menjadi asam amino. Asam amino ini dihasilkan
dari proses hidrolisis protein. Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh,
tetapi disimpan dalam bentuk lemak. Jika jumlah asam amino dalam tubuh berlebih,
akan digunakan sebagai sumber energi.
        Asam amino terdiri atas asam amino esensial dan nonesensial. Asam amino
esensial yaitu asam amino yang tidak dibuat oleh tubuh sehingga kebutuhannya
dipasok dari makanan. Terdapat sembilan jenis asam amino esensial, yaitu isoleusin,
histidin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Asam amino
nonesensial yaitu asam amino yang dapat diproduksi tubuh. Jenis asam amino
nonesensial adalah alanin, asparagin, asam aspartat, dan asam glutamat.

B. Proses Metabolisme Protein ◆◆◆--


Bagaimana proses metabolisme protein di dalam sel tubuh? Tidak seperti
karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amino. Gugus
amino ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.

Dasar metabolisme protein


1. Deaminasi Oksidatif
Deaminasi oksidatif adalah suatu reaksi kimia pada metabolisme yang melepaskan
gugus amino dari molekul senyawa asam amino. Gugus amino yang terlepas menjadi
amonia. Gugus-gugus amino dilepaskan menjadi ion amonium (NH₄+) yang
selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea
yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urine.
2. Transaminasi
Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari asam amino yang satu ke asam amino yang lainnya. Pada proses
transaminasi tidak ada gugus amino yang hilang. Hal ini dikarenakan setiap gugus
amino yang lepas diikat oleh senyawa keton.
        Deaminasi oksidatif dan transaminasi merupakan proses perubahan protein
menjadi zat yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs. Zat hasil deaminasi atau
transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah alfa ketoglutarat, suksinil ko-A,
fumarat, oksaloasetat, dan sitrat.
        Setelah gugus amino dari asam amino dilepas, beberapa asam amino diubah
menjadi asam piruvat, asam glutamat, dan fumarat. Asam amino yang diubah ke
dalam asam piruvat yang selanjutnya menjadi asetil KoA adalah serin, alanin,
sistenin, triptofan, dan tirosin. Asam amino yang diubah menjadi glutamat yang
selanjutnya menjadi alfa ketoglutarat dalam siklus Krebs adalah arginin, glutamine,
histidin, dan prolin. Asam amino yang diubah menjadi aspartat yang selanjutnya
menjadi asam fumarat dalam siklus krebs adalah asparaginin.
        Metabolisme protein berhubungan erat dengan ekskresi NH₃ (urea). Urea
dihasilkan di dalam hati dan dikeluarkan melalui ginjal. Jika hati rusak atau ginjal
tidak mampu menyaring darah dengan sempurna, maka urea akan menumpuk di
dalam darah dan dapat menyebabkan uremia.

Anda mungkin juga menyukai