Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANABOLISME

Nama : Gabriel Akerina


Kelas : XII IPA 2

BIOLOGI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara keseluruhan, metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber
energi dari sel. Setiap sel di dalam tubuh organisme, pada dasarnya berfungsi layaknya sebuah
miniatur pabrik yang melaksanakan berbagai reaksi biokimia yang berbeda-beda. Beberapa reaksi
tersebut ada yang menggunakan energi melalui proses anabolisme. Oleh karena itu, makalah ini buat
untuk mengetahui reaksi-reaksi biokimia apakah yang menggunakan energi melalui proses
anabolisme?.

1.2 Rumusan masalah:

1. Apa yang dimaksud dengan anabolisme?

2. Apa saja reaksi-reaksi yang menggunakan energi melalui proses anabolisme?

3. Bagaimana proses fotosintesis ?

4. Bagaimana proses biosintesis lemak ?

5. Bagaimana proses biosintesis asam amino?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian anabolisme.

2. Dapat mengetahui reaksi-reaksi yang menggunakan energi melalui proses

anabolisme.

3. Dapat menjelaskan proses fotosintesis.

4. Dapat menjelaskan proses biosintesis lemak.

5. Dapat menjelaskan proses biosintesis asam amino.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian anabolisme

Anabolisme adalah reaksi pembentukan molekul sederhana menjadi molekul yang kompleks.
Reaksi anabolisme merupakan peristiwa sintesis atau penyusunan sehingga memerlukan energi, dan
dibentuk reaksi endergonik. Contoh reaksi anabolisme di antaranya adalah fotosintesis atau sintesis
karbohidrat dengan bantuan energi cahaya matahari, kemosintesis dengan bantuan energi kimia.

2.2.1 Fotosintesis

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang artinya menyusun. Jadi,
fotosintesis artinya proses penyusunan molekul kompleks pada bagian tumbuhan yang mengandung
klorofil dengan bantuan cahaya matahari. Perangkat fotosintesis lainnya terdiri atas klorofil a, klorofil
b, karotenoid, dan akseptor elektron yang tergabung dalam suatu sistem yang disebut fotosistem.
Fotosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan II.

- Fotosistem I

Di dalam fotosistem I , terdapat molekul klorofil yang berbeda pada pusat reaksi dari fotosistem I
dinamakan P700. Disebut demikian karena sangat baik menyerap energi cahaya dengan panjang
gelombang 700 nm.

- Fotositem II

Di dalam fotosistem II, terdapat molekul klorofil yang berada pada pusat reaksi fotositem II dan
dinamakan P680, karena sangat baik menyerap energi cahaya dengan panjang gelombang 680 nm.

Reaksi- Reaksi Fotosintesis

Dari hasil penelitian Van Niel, menyatakan bahwa fotosintesis berlangsung dalam dua tahap. Tahap
pertama merupakan reaksi fotokimia atau reaksi terang dan tahap kedua merupakan reaksi termokimia
atau reaksi gelap.

Reaksi terang menggunakan energi cahaya, berlangsung di dalam membran tilakoid dari klorofil,
menghasilkan senyawa ATP dan NADPH. Kedua senyawa yang dihasilkan dalam reaksi terang ini
akan digunakan dalam reaksi gelap. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dari kloroplas dan
menghasilkan glukosa.

· Reaksi Terang

Reaksi terang atau reaksi fotokimia, membutuhkan cahaya (foton). Dalam reaksi terang terjadi tiga
proses yang berlangsung di dalam tilakoid, yaitu :

1. Pigmen fotosintesis menyerap energi cahaya dan melepaskan elektron yang akan masuk ke sistem
transport elektron.

2. Molekul air pecah, ATP dan NADPH terbentuk, serta oksigen dilepaskan.

3. Pigmen fotosintesis yang melepaskan elektron menerima kembali elektron sebagai penggantinya.

Ada dua jalur aliran elektron dalm sistem transpor elektron, yaitu siklik dan nonsiklik.
1) Siklik

Sistem transfor elektron jalur siklik hanya terjadi pada fotosistem I, yaitu dimulai dari P700 dan
kembali ke P700. Elektron yang dilepaskan P700 akan pindah dari akseptor yang satu ke akseptor
lainnya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi
hidrogen bersama-sama elektron. Dalam rangkaian transpor elektron, ATP dihasilkan. Produksi ATP
ini sebagai proses fotofosforilasi, sebab dalam pembentukannya melalui reaksi penambahan gugusan
fosfat pada senyawa ADP diatur oleh cahaya. Di dalam fotosintesis, ATP digunakan sebagai sumber
energi pembentukan glukosa.

2)Nonsiklik

Pada jalur nonsiklik terjadi aliran elektron dari air ke fotosistem II melalui sistem transpor, menuju ke
fotosistem I. Kemudian, melalui suatu sistem transpor, elektron akan diberikan ke NADP+. Proses ini
terjadi ketika fotosistem II yang ditandai dengan P680 sebagai pusat reaksi menyerap cukup energi
foton untuk melepaskan elektron. Pada saat masuknya energi ke dalam fotosistem II memacu
terjadinya fotolisis. Fotolisis adalah reaksi pecahnya molekul air menjadi oksigen, ion-ion hidrogen,
dan elektron-elektron. Elektron yang dilepaskan oleh P680 digantikan oleh elektron yang dilepaskan
oleh air. Jadi, dalam sistem transpor elektron jalur nonsiklik, NADP+ akan menerima 2 elektron dan 1
ion hidrogen membentuk NADPH. Bergeraknya ion hidrogen berperan dalam pembentukan ATP.
Pembentukan ATP terjadi pada protein yang disebut ATP sintase. Sesdangkan, oksigen dilepaskan ke
atmosfer yang nantinya akan berperan dalam respirasi aerob.

· Reaksi Gelap

Baik ATP maupun NADPH yang terbentuk pada fase terang, merupakan sumber energi yang
diperlukan pada reaksi gelap. Pembentukan glukosa memerlukan ATP sebagai sumber energi reaksi-
reaksi endergonik NADPH dan sebagai sumber elektron berenergi tinggi. Siklus zat pada reaksi gelap
ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson sehingga sering disebut siklus Calvin-Benson.
Siklus Calvin-Benson terjadi melalui tahapan berikut ini:

§ Karbon dioksida diikat oleh RuBP yang terdiri atas 5 karbon menjadi senyawa 6 karbon. Senyawa 6
karbon ini kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA).

§ Masing-masing PGA menerima gugus fosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta elektron dari
NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida)

§ Untuk setiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat akan dihasilkan 12 PGAL.

§ Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBP, dan seterusnya RuBP akan
mengikat CO2 yang baru.

§ Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa-6-fosfat. Molekul ini merupakan bahan
baku untuk produk akhir menjadi sukrosa atau tepung pati(amilum)Jadi, siang hari pada saat
fotosintesis terjadi penimbunan amilum di dalam kloroplas. Selama malam hari terjadi pengangkutan
karbon. Amilum dirombak kembali menjadi glukosa. Selanjutnya, glukosa dirombak menjadi sukrosa
untuk dapat diangkut dari jaringan daun menuju ke jaringan penimbunan karbohidrat.
2.2.2 BIOSINTESIS LEMAK

Lemak disintesis dari protein dan karbohidrat melalui asetil ko-enzim A. Metabolisme gliserol
memiliki cara sama dengan metabolisme karbohidrat, yaitu melalui jalan piruvat. Untuk mensintesis
lemak atau asam lemak diperlukan suatu ko-enzim A yang berfungsi memutuskan atau memecahkan
dua bagian atom C (karbon)nya untuk membentuk asetil Ko-A. Karena pemutusan rantai karbonnya
terjadi pada karbon (C) kedua pada mata rantai asam lemak, maka reaksinya dinamakan beta oksidasi.
Beta oksidasi adalah suatu proses yang berlangsung secara berulang-ulang sehingga semua atom
karbon (C) pada rantai lemak berubah menjadi asetil Ko-A.

Asetil Ko-A juga dapat diubah kembali menjadi asam lemak sehingga reaksi beta oksidasi disebut
pula sebagai reaksi reversible (yang dapat di balik). Asam piruvat sebagai hasil akhir metabolisme
gliserol, dan asetil Ko-A bersama-sama akhirnya memasuki siklus asam trikarboksilat yang
merupakan langkah terakhir dari metabolisme dalam tubuh. Oksigen yang diperlukan tubuh
memerlukan oksigen lebih banyak dalam proses oksidasi lemak untuk menghasilkan energi
dibandingkan dengan proses oksidasi karbohidrat.

2.2.3 BIOSINTESIS ASAM AMINO

Biosintesis yang terjadi pada asam amino adalah sebagai berikut:

a. Biosintesis glutamat dan aspartat

Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi sederhana. Katalisator
reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat

Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting glutamat adalah
sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai
prekursor ornitin untuk siklus urea.

b. Biosintesis alanin

Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot. Alanin dibentuk
dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan
secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan
dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin.
Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat
dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.

Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:

1. Secara langsung melalui degradasi protein

2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga dikenal
sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).

α-ketoglutarat + alaninàßGlutamat + piruvat Siklus glukosa-alanin


c. Biosintesis sistein

Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin dikatalisis oleh
enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)

SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi norepinefrin
menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein.
S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim
adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.

Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran S-
adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara esensial
oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1
sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.

Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan sistationin dengan
bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin liase sistationin diubah
menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.

Peran metionin dalam sintesis sistein

d. Biosintesis tirosin

Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari fenilalanin dibutuhkan
untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin
sampai dengan 50%.

Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke air dan
lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor
tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme
dihydropteridine reductase (DHPR).

Biosintesis tirosin dari fenilalanin

e. Biosintesis ornitin dan prolin

Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi intermediat titik
cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang
digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor karbamoil
fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis
poliamin. Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin
terbatas.

Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin dari
semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat,
ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi
aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan
menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent
reductase.
f. Biosintesis serin

Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-linked
dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk
transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat sebagai donor menghasilkan 3-
fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.

g. Biosintesis glisin

Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin hidroksimetiltransferase.
Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF),
menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.

h. Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin

Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat
dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi
aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain.
Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.

Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang terbentuk dikeluarkan dari
bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung bakterioid ( ke luar membran bakterioid) dan diubah
menjadi asam glutamat, senyawa amida seperti glutamin atau asparagin, atau senyawa yang kaya akan
nitrogen yang disebut ureida, seperti alantoin dan asam alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar
struktur bintil membantu mentranspor amida atau ureida ini ke xilem, yang selanjutnya akan
ditranspor ke pucuk.

Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase, AST. Reaksi
ini menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino.
Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.

Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan glutamin dari asam
α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini
merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh reaksi amidotransferas.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ø Anabolisme adalah reaksi pembentukan molekul sederhana menjadi molekul yang lebih kompleks.
Reaksi anabolisme merupakan peristiwa sintesis atau penyusunan sehingga memerlukan energi, dan
dibentuk reaksi endergonik.

Ø Reaksi-reaksi yang menggunakan energi melalui proses anabolisme yaitu

1) Fotosintesis

2) Biosintesis lemak

3) Biosintesis asam amino

Ø Dari hasil penelitian Van Niel, menyatakan bahwa fotosintesis berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama merupakan reaksi fotokimia atau reaksi terang dan tahap kedua merupakan reaksi
termokimia atau reaksi gelap.

- Reaksi Terang

Reaksi terang atau reaksi fotokimia, membutuhkan cahaya (foton). Dalam reaksi terang terjadi tiga
proses yang berlangsung di dalam tilakoid. Yaitu pigmen fotosintesis menyerap energi cahaya dan
melepaskan elektron yang akan masuk ke sistem transport elektron. Molekul air pecah, ATP dan
NADPH terbentuk, serta oksigen dilepaskan. Pigmen fotosintesis yang melepaskan elektron
menerima kembali elektron sebagai penggantinya. Ada dua jalur aliran elektron dalm sistem transpor
elektron, yaitu siklik dan nonsiklik. Sistem transfor elektron jalur Siklik hanya terjadi pada fotosistem
I, yaitu dimulai dari P700 dan kembali ke P700. Elektron yang dilepaskan P700 akan pindah dari
akseptor yang satu ke akseptor lainnya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor
lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Dalam rangkaian transpor elektron,
ATP dihasilkan. Produksi ATP ini sebagai proses fotofosforilasi, sebab dalam pembentukannya
melalui reaksi penambahan gugusan fosfat pada senyawa ADP diatur oleh cahaya. Di dalam
fotosintesis, ATP digunakan sebagai sumber energi pembentukan glukosa. Nonsiklik, pada jalur
nonsiklik terjadi aliran elektron dari air ke fotosistem II melalui sistem transpor, menuju ke fotosistem
I. Kemudian, melalui suatu sistem transpor, elektron akan diberikan ke NADP+. Proses ini terjadi
ketika fotosistem II yang ditandai dengan P680 sebagai pusat reaksi menyerap cukup energi foton
untuk melepaskan elektron. Pada saat masuknya energi ke dalam fotosistem II memacu terjadinya
fotolisis. Fotolisis adalah reaksi pecahnya molekul air menjadi oksigen, ion-ion hidrogen, dan
elektron-elektron. Elektron yang dilepaskan oleh P680 digantikan oleh elektron yang dilepaskan oleh
air. Jadi, dalam sistem transpor elektron jalur nonsiklik, NADP+ akan menerima 2 elektron dan 1 ion
hidrogen membentuk NADPH. Bergeraknya ion hidrogen berperan dalam pembentukan ATP.
Pembentukan ATP terjadi pada protein yang disebut ATP sintase. Sedangkan, oksigen dilepaskan ke
atmosfer yang nantinya akan berperan dalam respirasi aerob.

- Reaksi Gelap

Siklus zat pada reaksi gelap ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson sehingga sering
disebut siklus Calvin-Benson. Siklus Calvin-Benson terjadi melalui tahapan berikut ini:

Karbon dioksida diikat oleh RuBP yang terdiri atas 5 karbon menjadi senyawa 6 karbon. Senyawa 6
karbon ini kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA).

Masing-masing PGA menerima gugus fosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta elektron dari
NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida)

Untuk setiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat akan dihasilkan 12 PGAL.

Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBP, dan seterusnya RuBP akan
mengikat CO2 yang baru.

Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa-6-fosfat. Molekul ini merupakan bahan baku
untuk produk akhir menjadi sukrosa atau tepung pati(amilum). Jadi, siang hari pada saat fotosintesis
terjadi penimbunan amilum di dalam kloroplas. Selama malam hari terjadi pengangkutan karbon.
Amilum dirombak kembali menjadi glukosa. Selanjutnya, glukosa dirombak menjadi sukrosa untuk
dapat diangkut dari jaringan daun menuju ke jaringan penimbunan karbohidrat.

Ø Lemak disintesis dari protein dan karbohidrat melalui asetil ko-enzim A. Metabolisme gliserol
memiliki cara sama dengan metabolisme karbohidrat, yaitu melalui jalan piruvat. Untuk mensintesis
lemak atau asam lemak diperlukan suatu ko-enzim A yang berfungsi memutuskan atau memecahkan
dua bagian atom C (karbon)nya untuk membentuk asetil Ko-A. Karena pemutusan rantai karbonnya
terjadi pada karbon (C) kedua pada mata rantai asam lemak, maka reaksinya dinamakan beta oksidasi.
Beta oksidasi adalah suatu proses yang berlangsung secara berulang-ulang sehingga semua atom
karbon (C) pada rantai lemak berubah menjadi asetil Ko-A.

Asetil Ko-A juga dapat diubah kembali menjadi asam lemak sehingga reaksi beta oksidasi disebut
pula sebagai reaksi reversible (yang dapat di balik). Asam piruvat sebagai hasil akhir metabolisme
gliserol, dan asetil Ko-A bersama-sama akhirnya memasuki siklus asam trikarboksilat yang
merupakan langkah terakhir dari metabolisme dalam tubuh. Oksigen yang diperlukan tubuh
memerlukan oksigen lebih banyak dalam proses oksidasi lemak untuk menghasilkan energi
dibandingkan dengan proses oksidasi karbohidrat.

Ø Biosintesis yang terjadi pada asam amino adalah sebagai berikut:

a. Biosintesis glutamat dan aspartat

Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi sederhana. Katalisator
reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.
Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting glutamat adalah
sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai
prekursor ornitin untuk siklus urea.

b. Biosintesis alanin

Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot. Alanin dibentuk
dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan
secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan
dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin.
Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat
dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.

Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:

1. Secara langsung melalui degradasi protein

2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga dikenal
sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).

α-ketoglutarat + alaninàßGlutamat + piruvat

c. Biosintesis sistein

Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin dikatalisis oleh
enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).SAM merupakan
precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin).
Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-
adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim
adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.

Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran S-
adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara esensial
oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1
sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.

Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan sistationin dengan
bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin liase sistationin diubah
menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.

d. Biosintesis tirosin

Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari fenilalanin dibutuhkan
untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin
sampai dengan 50%.

Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke air dan
lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor
tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme
dihydropteridine reductase (DHPR).

e. Biosintesis ornitin dan prolin

Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi intermediat titik
cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang
digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor karbamoil
fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis
poliamin. Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin
terbatas.

Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin dari
semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat,
ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi
aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan
menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent
reductase.

f. Biosintesis serin

Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-linked
dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk
transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat sebagai donor menghasilkan 3-
fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.

g. Biosintesis glisin

Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin hidroksimetiltransferase.
Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF),
menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.

h. Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin

Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat
dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi
aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain.
Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.

Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang terbentuk dikeluarkan dari
bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung bakterioid ( ke luar membran bakterioid) dan diubah
menjadi asam glutamat, senyawa amida seperti glutamin atau asparagin, atau senyawa yang kaya akan
nitrogen yang disebut ureida, seperti alantoin dan asam alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar
struktur bintil membantu mentranspor amida atau ureida ini ke xilem, yang selanjutnya akan
ditranspor ke pucuk.

Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase, AST. Reaksi
ini menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino.
Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.

Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan glutamin dari asam
α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini
merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh reaksi amidotransferas.

Anda mungkin juga menyukai