Anda di halaman 1dari 7

ANABOLISME

Proses penyusunan senyawa kompleks dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana


disebut anabolisme. Proses ini membutuhkan energi bebas dari lingkungannya. Energi yang
digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut,
selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa
yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi
tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Reaksi yang termasuk dalam reaksi anabolisme yaitu fotosintesis dan kemosintesis.
Fotosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi cahaya. sedangkan kemosintesis
ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi kimia. Berikut akan di jelaskan lebih lanjut
mengenai kedua proses tersebut.

2. 2. 1 FOTOSINTESIS
Fotosintesis berasal dari kata foton = cahaya dan sintesis = penyusunan. Fotosintesis
adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zar anorganik (air, karbondioksida) dengan
pertolongan energi cahaya. Oleh karena bahan baku yang digunakan adalah zat karbon (karbon
dioksida), maka fotosintesis dapat juga disebut asimilasi karbon.

Fotosintesis adalah proses pengubahan zat-zat anorganik yaitu H2O dan CO2 oleh klorofil
menjadi zat organik yaitu karbohidrat dengan pertolongan cahaya. Tumbuhan menangkap cahaya
menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada
tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya
yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun.
Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta
kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan
yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah
terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.
Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini
dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya
terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.
Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentukgrana

(kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat
terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid.
Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a,
klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA,
gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe),
maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan,
pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir
berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan
sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).
A. Reaksi Terang

Reaksi terang terjadi jika ada cahaya. Warna cahaya yang paling efektif diserap klorofil
adalah merah dan biru. Reaksi terang terjadi pada membran tilakoid. Pada membran tersebut
terdapat fotosistem yang tersusun dari pigmen-pigmen seperti klorofil a, klorofil b, dan
karotenoid. Fotosistem yang terlibat dalam fotosintesis adalah fotosistem I dan II. Fotosistem
I (P700), mengandung klorofil a yang menyerap kuat energi cahaya dengan panjang
gelombang 700 nm. Fotosistem II (P680), mengandung klorofil a yang menyerap kuat energi
cahay dengan panjang gelombang 680 nm.

Pigmen-pigmen dalam fotosistem berfungsi untuk menangkap energi cahaya. Energi


tersebut digubakan oleh klorofil a untuk melepaskan elektronnya. Ada dua macam aliran
elektron, yaitu :

 Jalur Elektron Siklik


Elektron yang dilepaskan oleh fotosistem I akan ditangkap oleh transport elektron. Elektron
tersebut selanjutnya diteruskan menuju sistem feredoksin (Fd) dan selanjutnya diteruskan menuju
kompleks sitokrom dan akhitnya kembali fotosistem I. Jalur elketron siklik menghasilkan ATP.
 Jalur Elekton Nonsiklik
Reaksi ini dimulai ketika fotosistem II menyerap enegri cahaya. Energi tersebut
ditangkap oleh klorofil untuk memecah molekul air (fotolisis). Elektron yang dilepaskan
dari hasil fotolisis diteruskna menuju akseptor elektron ke sistem transport elektron.
Dalam proses ini terbentuk ATP. Pada akhirnya eletron tersebut akan diterima oleh
fotosistem I. Pada saat yang bersamaan, fotosistem I menyerap energi cahaya dan juga

melepaskan eletron. Elektron tersebut diteruskan menuju akseptor elektron ks istem


transport elektron (feredoksin). Pada akhirnya, elektron tersebut akan ditangkap oleh
NADP+, ion H+ hasil fotosintesis akan diikat oleh NADP+ membentuk NADPH2.
Reaksi terang dan gelap menghasilkan ATP dan NADPH 2. Kedua senyawa tersebut akan
disunakan dalam reaksi gelap.

B. Reaksi Gelap

Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma tanpa memerlukan energi cahaya.

Reaksi ini memiliki tiga tahapan, yaitu fiksasi, reduksi dan regenerasi.
 Tahap Fiksasi
Pada tahap ini CO2 berikatan dengan ribulosa bifosfat (RuBP) membentuk dua molekul 3-
fosfogliserat (PGA) dengan bantuan enzim RuBP karboksilase (rubikso).

 Tahap Reduksi
Pada tahap ini PGA dirubah menjadi DPGA (1,3-difosfogliserat) melalui penambahan gugus fosfat
dari ATP. Selanjutnya, NADPH mereduksi DPGA menjadi fosfogliseraldehid (PGAL).

 Tahap Regenerasi
Pada tahap ini molekul PGAL disusun ulang menjadi 3 molekul RuBP. Untuk
menyelesaikna proses ini, siklus membutuhkan 3 ATP. Adapun PGAL yang lain
digunakan untuk membentuk glukosa.

2. 2. 2 KEMOSINTESIS

Proses penyusunan bahan organik dari H2O dan CO2 dengan menggunakan energi kimia disebut
kemosintesis. Kemosisntesis terjadi pada berbagai kelompok bakteri. Pelakunya disebut sebagai
organisme kemosintetik atau kemoautotrof, misalnya bakteri nitrifikasi, bakteri belerang, bakteri
besi, bakteri hidrogen, dan bakteri metana. Cahaya digunakan sebagai sumber energi untuk
emmecahkan molekul air. Hasil akhir yang terbentuk adalah gula (selanjutnya diubah menjadi
amilum) yang akan digunakan sebagai cadangan makanan. Jadi energi cahaya diubah menjadi
energi yang tersimpan dalam bentuk ikatan kimia.
Akan tetapi sumber energi tidak hanya cahaya. Beberapa mikroorganisme ada yang dapat
memperoleh energi dengan jalan mengoksidasi senyawa kimia. Misalnya bakteri belerang,
bakteri nitrit, dan bakteri besi. Bakteri belerang mengoksidasi H2S untuk memperoleh energi,
selanjutnya energi yang diperoleh digunakan untuk melakukan pembentukan senyawa karbon.
Oleh karena penyusunan bahan organik itu menggunakan energi dari pemecahan senyawa
kimia, maka disebut kemositosis.

Anda mungkin juga menyukai