Anda di halaman 1dari 25

MEIOSIS

&
M IT O S I S
Disusun oleh :
1. Hawalyah (A1C420015)
2. Yufrina Waruwu (A1C420025)
3. Indry Putri Patricia (A1C420060)
4. Putri Rezeki Pardosi (A1C420063)
5. Nadiva Aulia Izzati (AIC420093)
MITOSIS DAN MEIOSIS
MITOSIS
Tujuan Mitosis adalah mengganti sel-sel yang rusak dan
merupakan perkembangan dari satu sel menjadi banyak
membentuk individu baru.

 Kromosom hasil pembelahan mitosis berpasangan


sehingga disebut diploid (2n).
 Ada empat fase dalam pembelahan mitosis yaitu
profase, metaphase, anafase, dan telofase.
 Hasil akhir pembelahan ini adalah 2 sel anak yang
masing-masing memiliki sifat dan jumlah kromosom
yang sama dengan induknya.
PROFASE

 Membran inti mulai hilang.


 Nukleolus (anak inti) mulai
hilang.
 Kromosom terlihat tebal dan
panjang
( terdiri dari 2 kromatid)
 Di sitoplasma terdapat sentriol
yang membelah menjadi 2 dan
bergerak ke arah kutub yang
berlawanan, terbentuk benang
spindel.
METAFASE
 Fase ini ditandai dengan hilangnya
membran inti dan munculnya
serat-serat halus dari kutub yang
berlawanan.
 Serat-serat tersebut akan
menempel pada sentromer dan
menarik kromosom ke arah dua
kutub yang berlawanan.
 Daya tarik yang seimbang
menyebabkan kromosom akan
terletak di tengah sel, yaitu pada
suatu bidang imajinasi yang
dinamakan bidang ekuator.
ANAFASE
 Sentromer/ kinetokor membelah
menjadi 2.
 Masing-masing kromatid bersaudara
akan menjadi kromosom baru yang
bebas dan secara perlahan akan
bergerak kearah kutub yang
berlawanan.
 Bersamaan dengan itu, mikrotubula
kinetokor memendek.
 Pada fase akhir anafase, kedua daerah
kutub dari sel mempunyai kumpulan
sejumlah kromosom yang lengkap dan
satu sama lain.
TELOFASE
 Kromatid tunggal sampai di kutub
kembali menjadi benang kromatin,
membentuk dinding inti kembali.
 Sitokinesis berlangsung sehingga
terjadi dua anak sel yang identik.
 Serat gelendong menghilang.
MITOSIS
MEIOSIS

Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan


jumlah kromosom setengah jumlah kromosom sel induk.
Tujuan mendapatkan individu yang memiliki jumlah kromosom normal
(46) dan menghasilkan sel gamet/sel kelamin.
 Meiosis I: Profase I ( Leptoten, Zigoten, Pakiten, Diploten dan
Diakinesis) Metafase I, Anafase I, dan Telofase I
 Meiosis II: Profase II, Metafase II, Anafase II, dan Telofase II.
MEIOSIS I
Profase I
Profase meiosis membutuhkan waktu yang lama dan
lebih kompleks dari pada proses profase mitosis.
ProfaseI ini meliputi beberapa tahap, yakni leptoten,
zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis.
 Leptoten, benang-benang kromatin memendek dan menebal membentuk
kromosom tunggal yang ramping dan panjang. Kromosom mulai menjadi
lebih padat dan memendek.
 Zigoten, setiap kromososm dari pasangan kromosom homolog terdiri atas
dua kromatid kembar yang saling berpasangan. Keadaan tersebut
dinamakan sinapsis, karena adanya suatu struktur protein kompleks
sinaptonemal yang melekat pada kromosom homolog dengan kuat
bersama-sama sepanjang kromosom.
 Pakiten, bila sinaptonemal kompleks mengilang, masing-masing pasangan
kromosom akan membelah menjadi dua kromatid, sehingga di bawah
kromosom terlihat dalam bentuk tetrad, yaitu suatu kelompok homolog
yang masing-masing bereplikasi sehingga terdiri atas empat kromatid.
Sepanjang kromatid dari kromosom homolog saling menyilang.
Persilangan tersebut dinamakan khiasma (yang mengikat pasangan-
pasangan kromosom homolog bersama-sama).
 Diploten, sentrosom bergerak menjauhi satu sama lain dan gelendong
mikrotubula akan terbentuk diantara keduanya.
 Diakinesis, membran inti dan nukleolus menghilang. Sementara
komponen-komponen lain dari sel, menyiapkan diri untuk pembelahan inti.
Metafase I
 Kromosom-kromosom tersusun dalam bidang
ekuator dan tetap pada pasangan homolognya.
Mikrotubula kinetokor dalam satu kutub sel terikat
pada pasangannya sedangkan mikrotubula yang dari
arah berlawanan terikat pada pasangan homolognya.
Anafase I
 Seperti halnya dengan mitosis, benang kumparan
mengarahkan gerakan kromosom ke kutub-kutub.
Meskipun demikian, kromatid bersaudara tetap
melekat pada sentromernya sebagai satu kesatuan ke
arah kutub yang sama. Kromosom yang homolog
bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Hal ini
berbeda dengan perilaku kromosom selama mitosis
karena dalam mitosis yang berpisah adalah
kromatidnya.
Telofase I
 Setiap pasangan kromosom homolog terus bergerak
sampai mendekati kutub sel. Setiap kutub
mempunyai satu kromosom yang haploid, tetapi
setiap kromosom masih memiliki dua kromatid
kembar. Biasanya sitokinesis berlangsung dengan
telophase I, menghasilkan dua anak sel yang kembar.
Profase II
 Benang-benang kromatin berubah menjadi
kromosom dengan cepat pada bidang ekuator II. Dua
sentriol berpisah dan masing-masing bergerak ke
arah kutub yang berlawanan. Selanjutnya membrane
inti dan nucleolus menghilang serta terbentuk
benang-benang gelendong.
Metafase II
 Seluruh kromosom berada pada bidang ekuator II,
seperti yang tampak pada mitosis dengan kinetokor
dari setiap kromatid. Masing-masing kromosom
mengarah ke kutub yang berlawanan.

Anafase II
 Sentromer dari kromatid kembar akhirnya terpisah
dan kromatid saudara dari setiap pasangan sekarang
menjadi kromosom tersendiri, bergerak ke arah
kutub yang berlawanan dari sel.
Telofase II
 Kromosom sampai di kutub, kemudian berubah menjadi
benang kromatin. Nukleus terbentuk pada kedua kutub
yang berlawanan, selanjutnya berlangsung sitokinesis.
Pada sitokinesis yang sempurna, akan didapatkan empat
sel kembar. Masing-masing memiliki jumlah kromosom
yang haploid (n), yaitu mengandung setengah dari jumlah
kromosom sel induk yang diploid (2n).
MEIOSIS
Transpor Pasif ( tidak memerlukan energi)
Difusi
 Difusi adalah gerakan atau perpindahan zat secara acak dari daerah/ bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Zat-zat terlarut
berupa partikel-partikel, atom dan molekul yang berupa gas, cair, atau zat-zat
padat.
 Difusi terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi. Perbeadaan
konsentrasi akan menimbulkan
tekanan pada molekul sehingga
akan menyebar.
 Proses difusi bergantung pada
beberapa faktor yaitu, wujud
materi, suhu, ukuran molekul,
dan konsentrasi.
Difusi difasilitasi
• Zat-zat berdifusi dengan bantuan protein transpor yang terdapat didalam sel
yang disebut dengan difusi yang difasilitasi.
Difusi difasilitasi dibedakan menjadi 2
yaitu:
 Difusi dipermudah dengan protein
(Untuk melewati membran plasma
difasilitasi oleh protein integral
yang memiliki saluran hidrofilik
melintasi membran yang bersifat
selektif untuk zat terlarut tertentu).
 Difusi difasilitasi dengan protein
pembawa (Memiliki situs
pengikatan yang spesifik terhadap
molekul-molekul tertentu).
Osmosis
• Osmosis adalah perpindahan air atau zat
pelarut dari larutan yang potensial airnya
tinggi ke larutan yang potensial airnya rendah
membran semipermeabel yaitu membran yang
hanya dapat dilewati air dan zat-zat yang
sudah terseleksi.
• Zat pelarut dapat melewati membran sel secara
bolak-balik, tetapi zat terlarutnya hanya zat-zat
yang sudah terseleksi.
• Interaksi antara molekul suatu zat dengan sifat
kimia membran akan menentukan apakah zat
tersebut dapat masuk ke dalam sel atau tidak.
Bila masuk ke dalam sel maka volume sel akan
meningkat dan menimbulkan tekanan pada
dinding sel. Tekanan ini disebut tekanan turgor.
Transpor Aktif
 Transpor aktif adalah transpor yang membutuhkan energi untuk keluar dan
masuknya ion atau molekul zat yang melalui membrane plasma. Ada 2
ukuran zat yang melewati membran sel, ada transpor mikromolekul dan
transpor makromolekul.
 
Transpor mikromolekul
misalnya pada pompa
natrium-kalium.
Membran sel akan
memompa keluar sel dan
ke dalam sel.
 Endositosis adalah peristiwa memasukkan zat kedalam sitoplasma melalui
membran sel berlangsung melalui fagositosis dan pinositosis. Fagositosis
kedalam sel, sedangkan pinositosis zat yang masuk sel berupa cairan.
 Pinositosis adalah seluler yang
melibatkan pengambilan partikel
dari lingkungan, berukuran kecil
dan dapat larut, melalui
pembentukan vesikel kecil di
membran plasma sel.
 Fagositosis adalah salah satu
mekanisme seluler yang
memfasilitasi endositosis dan
juga disebut sebagai “fagositosis
makan”.
 Eksositosis adalah peristiwa pengeluaran zat melalui membrane dari sel atau
organel sel. Eksositosis terjadi dalam beberapa sel kelenjar pencernaan yang
menghasilkan getah pencernaan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai