Pada Organisme bersel banyak yang eukariotik terjadi dua macam reproduksi sel, yaitu
mitosis dan meiosis.
1. MITOSIS
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-masing memiliki
sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Mitosis terjadi pada perbanyakan sel tubuh
(sel somatis). Sifat kromosomnya berpasangan sehingga disebut diploid (2n). Pembelahan mitosis
berlangsung dalam beberapa fase, yaitu;
Profase, pada fase ini sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua
sentriol dari kromosom, yang satu tetap di tempat, yang satu bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut
benang gelendong pembelahan (benang spindel) yang menghubungkan sentriol satu dengan
sentriol lain.
Membran inti masih tampak pada profase awal kemudian segera pecah-pecah. Lalu butiran
kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi
kromosom, dengan bagian yang menggenting disebut sentromer. Masing-masing sentromer
mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat.
Kemudian kromosom menduplikasi ke arah bujurnya menjadi dua bagian yang masing-masing
disebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti (nukleolus) mengecil ukurannya dan tidak
tampak atau menghilang. Dengan demikian, kromatid terjerat pada benang spindel. Sementara itu
benang spindel tampak meluas ke luar ke segala arah, disebut sebagai aster.
Di akhir profase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekad di beberapa benang spindel
di kinetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator.
Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang gelendong pembelahan ini terbentuk
di antara dua titik yang sebut titik kutub.
Metafase, periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase. Membran inti sudah
menghilang, kromosom berada di bidang ekuator, dengan sentromernya seolah kromosom
berpegang pada benang gelendong pembelahan. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas
Anafase, selama anafase, kromatid bergerak menuju ke arah kutub-kutub yang berlawanan.
Kinetokor yang masih melekat pada benang spindel berfungsi menunjukkan jalan, sedangkan
lengan kromosom mengikuti di belakang.
Interfase, disebut juga fase istirahat namun sebutan ini kurang tepat karena justru pada saat ini
sel mempersiapkan diri untuk pembelahan lagi dengan mengumpulkan materi dan energi. Pada
fase ini kromosom tidak tampak.
Akhirnya pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang masing-masing sel anakan
memiliki jumlah dan sifat kromosom yang sama dengan sel induknya. Pada pembelahan ini terjadi
pembagian inti (kariokinesis) dan pembagian plasma/sitoplasama (sitokenesis).
2. MEIOSIS
Meiosis, adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anak yang masing-masing
mengandung setengah jumlah kromosom sel induk. Pembelahan ini berlangsung melalui dua tahap
pembelahan tanpa melalui interfase, dikenal dengan meiosis I dan meiosis II.
a. Meiosis I
Tahap meiosis I terdiri dari interfase, profase I, metafase I, anafase I, Telofase I dan sitokenesis I
Interfase I
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan. Persiapannya
adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan. Tahap akhir interfase adalah
adanya dua salinan DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom.
Profase I
Pada profase I, DNA dikemas ke dalam kromosom. Pada akhir profase I, terbentuk kromosom
homolog yang berpasangan membentuk tetrad. Kromosom homolog adalah sepasang kromosom
yang terdiri dari dua kromosom identik (karena bentuk dan ukuran kedua kromosom sama, bahkan
mengandung gen dengan struktur dan jumlah yang sama).
Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan lainnya pada meiosis I karena memiliki
5 tahap, yaitu, leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis.
Pada tahap leptoten, kromatin berubah menjadi kromosom yang mengalami kondensasi dan terlihat
sebagai benang tunggal yang panjang.
Pada tahap zigoten, sentrosom membelah menjadi dua, kemudian bergerak menuju kutub yang
berlawanan. Kromosom homolog yang berasal dari gamet kedua orang tua termasuk bagian
kromomer saling berdekatan dan berpasangan, atau disebut melakukan sinapsis.
Pada tahap pakiten tiap kromosom melakukan penggandaan atau replikasi menjadi dua kromatid
dengan sentromer yang masih tetap menyatu dan belum membelah. Tiap kromosom yang
berpasangan mengandung empat kromatid disebut tetrad atau bivalen.
Pada tahap diploten kromosom homolog terlihat saling menjauhi. Saat kromosom homolog menjauh,
terjadi perlekatan berbentuk X pada suatu tempat tertentu di kromosom yang disebut kiasma.
Kiasma merupakan bentuk persilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom dengan pasangan
kromosom homolognya.
Pada tahap diakinesis terbentuk benang-benang spindel dari pergerakan dua sentriol (hasil
pembelahan) ke arah kutub yang berlawanan. Diakinesis diakhiri dengan menghilangnya nukleolus
dan membran nukleus serta tetrad mulai bergerak ke bidang ekuator.
Metafase I
Pada metafase I tetrad kromosom berada pada bidang ekuator. Pada bidang ekuator, benang-benang
spindel (mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom. Ujung benang spindel yang
lainnya membentang melekat di kedua kutub yang berlawanan.
Anafase I
Pada anafase I tiap kromosom homolog (yang berisi dua kromatid kembarannya) masing-masing
mulali ditarik oleh benang-benang spindel menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Tujuan anafase I adalah membagi isi kromosom diploid menjadi haploid.
Telofase I
Pada telofase I tiap kromosom homolog kini telah mencapai kutub pembelahan.
Sitokinesis i
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis menghasilkan
dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.
Interkinesis
Adalah tahap di antara dua pembelahan meiosis. Pada tahap interkinesis tidak terjadi perbanyakan
(replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang haploid (karena kini
sel anakan mengandung setengah pasang kromosom homolog). Meskipun demikian, perlu diingat
bahwa kromosom tersebut masih berisi sepasang kromatid, yang berarti kandungan DNAnya masih
rangkap. Tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru.
B. Meiosis II
Tahap meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, telofase II dan sitokinesis II.
Profase II
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom. Tahap ini kadang
terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.
Metafase II
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang ekuator.
Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan ujung yang lain
membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Anafase II
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan yang
berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak menuju
kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah ini kini dinamakan kromosom.
Telofase II
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub pembelahan. Hasil total
dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti mengandung setengah pasangan kromosom
(haploid).
Sitokinesis II
Pada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan empat sel
kembar haploid.
B. SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN
Ada dua cara yang berbeda untuk menghasilkan keturunan (reproduksi) pada makhluk hidup.
Pertama, reproduksi vegetatif (aseksual), yaitu reproduksi yang melibatkan satu induk saja.
Keturunannya terbentuk tanpa penyatuan dua gamet (sel kelamin). Reproduksi vegetatif umumnya
lebih sering terjadi pada tumbuhan dibandingkan hewan. Kedua, reproduksi generatif (seksual), yaitu
reproduksi yang melibatkan dua induk. Keturunannya terbentuk karena adanya penyatuan dua
gamet. Reproduksi generatif dapat terjadi pada tumbuhan dan hewan.
Penyerbukan (persarian)
Penyerbukan pada tumbuhan Gymnospermae merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari (polen) pada
liang bakal biji (mikrofil) yang berhubungan langsung dengan bakal biji. Sedangkan pada tumbuhan
Angiospermae penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk dari dari benang sari ke kepala putik.
Proses penyerbukan dipengaruhi oleh cara penyerbukan dan perantara penyerbukan.
Cara penyerbukan
Cara penyerbukan pada tumbuhan berbiji berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke liang bakal biji
atau serbuk sari dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Penyerbukan sendiri (autogami), yaitu jika serbuk sari yang jatuh berasal dari bunga itu sendiri.
2. Penyerbukan tetangga (geitonogami), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga lain pada
tumbuhan yang sama.
3. Penyerbukan silang (allogami atau xenogami), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga tumbuhan
lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
4. Penyerbukan bastar (hybridogami), jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang
berbeda jenisnya atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda.
Perantara penyerbukan
Penyerbukan memerlukan perantara atau vektor. Berdasarkan perantara atau vektor, penyerbukan
dikelompokkan menjadi:
1. Anemogami, merupakan penyerbukan dengan perantaraan angin.
2. Hidrogami, merupakan penyerbukan dengan perantaraan air.
3. Zoidiogami, merupakan penyerbukan dengan perantaraan hewan.
Pembuahan merupakan penyatuan gamet (sel kelamin) betina atau sel telur dengan gamet jantan
atau sperma. Pembuahan pada tumbuhan digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu pembuahan
tunggal dan pembuahan ganda. Pembuahan tunggal merupakan pembuahan yang hanya terjadi
sekali, yaitu penyatuan sel telur dan sperma yang kemudian berkembang menjadi lembaga (embrio).
Contoh pembuahan tunggal terjadi pada Gymnospermae, Pinus dan Cycas.
Sedangkan pembuahan ganda merupakan pembuahan yang terjadi dua kali. Pembuahan pertama
yaitu terjadinya penyatuan ovum dengan sperma yang berkembang menjadi lembaga. Sedangkan
pada pembuahan kedua terjadi penyatuan sperma lainnya dengan inti kandung lembaga sekunder
yang membentuk cadangan makanan (endosperm). Pembuahan ganda terjadi pada Angiospermae,
misalnya kelompok tumbuhan monokotil (jagung dan padi) serta kelompok tumbuhan dikotil (jeruk
dan pir).
Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan berbiji tertutup. Disebut demikian karena bakal biji
ditutupi (dikelilingi) oleh buah (daun buah/karpel). Selain itu, ciri utama Angiospermae adalah
memiliki bunga yang berfungsi sebagai organ reproduksi generatif. Bunga yang lengkap terdiri dari
kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, serta putik. Bagian bunga yang berfungsi sebagai organ
reproduksi adalah benang sari dan putik.
Perkembangan putik
Putik (pistilum) juga merupakan organ reproduksi Angiospermae, yaitu sebagai alat kelamin betina.
Putik terdiri dari kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan bakal buah ( ovarium). Bagian putik
yang berperan langsung terhadap reproduksi adalah bakal buah.
Bakal buah merupakan bagian putik yang membesar dan biasanya terleltak di tengah-tengah dasar
bunga. Di dalam bakal buah terdapat bakal biji atau kantung lembaga (ovulum). Bakal biji terdiri dari
kulit bakal biji (integumentum), badan bakal biji (nuselus) dan liang bakal biji (mikrofil). Badan bakal
biji disebut juga sebagai megasporangium. Di dalam megasporangium terdapat sel induk megaspora
atau sel induk kandung lembaga. Sel induk megaspora kemudian melakukan pembelahan secara
meiosois yang menghasilkan empat sel megaspora haploid (n). Tiga sel megaspora berdegenerasi,
sedangkan satu sel megaspora berkembang menjadi inti kandung lembaga primer.
Perkembangan inti kandung lembaga primer terjadi dengan pembesaran dan pemanjangan sel
megaspora. Awalnya inti sel megaspora membelah secara mitosis hingga menghasilkan dua inti.
Kedua inti tersebut bergerak menuju kutub yang berlawanan. Satu inti bergerak ke arah mikrofil,
sedangkan inti lainnya bergerak ke arah yang berlawanan dengan mikrofil yaitu kalaza.
Sesampainya di kutub, setiap inti akan membelah dua kali, sehingga pada masing-masing kutub
terdapat 4 inti dan total inti dalam sel megaspora adalah 8 inti. Satu inti dari setiap kutub akan
bergerak ke tengah dan bersatu menjadi inti kandung lembaga sekunder (sel polar) yang bersifat
diploid (2n). Kemudian, inti pada masing-masing kutub dikelilingi oleh sitoplasma, sehingga
membentuk sel. Tiga sel yang menempel pada dinding kalaza disebut sel antipoda. Sementara itu
satu sel yang diapit oleh dua sel pendamping di daerah mikrofil disebut ovum. Sedangkan dua sel
pendamping ovum di sebut sel sinergid.
Penyerbukan terjadi pada saat serbuk sari jatuh ke kepala putik. Saat serbuk sari mengadakan
kontak dengan kepala putik, serbuk sari akan melakukan imbibisi (penyerapan) air dari permukaan
kepala putik. Serbuk sari menyerap air agar dapat berkecmbah. Perkecambahan serbuk sari dimulai
dari pecahnya eksin dan memanjangnya intin yang membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari
akan terus tumbuh memanjang ke arah liang bakal biji. Di dalam buluh serbuk sari terdapat sel buluh
(sel vegetatif) dan sel generatif.
Sel buluh terletak di depan sel generatif yang berfungsi sebagai penunjuk jalan menuju liang bakal
biji. Sementara itu, inti sel generatif membelah secara mitosis membentuk dua sperma. Saat dekat
dengan liang bakal biji, sel buluh (sel vegetatif) akan berdegenerasi. Kemudian dua sperma masuk ke
dalam bakal biji (kandung lembaga). Di dalam bakal biji terjadi penghilangan sitoplasma sperma,
sehingga yang tinggal hanya inti sel.
Selanjutnya satu inti sel sperma membuahni ovum yang berada dekat liang bakal biji dan
menghasilkan zigot. Sebaliknya satu inti sel sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga
sekunder yang akan berkembang menjadi endosperm. Endosperm berfungsi sebagai cadangan
makanan. Oleh karena itu terjadi dua kali pembuahan pada Angiospermae, maka pembuahan itu
disebut pembuahan ganda.
Setelah terjadi pembuahan ovum dan sperma, maka terbentuk zigot yang kemudian berkembang
menjadi embrio atau lembaga di dalam biji. Biji terdapat di dalam buah. Buah yang telah matang
akan menyebarkan biji. Bila biji berada pada lingkungan yang sesuai, maka biji akan berkecambah.
Saat terjadi perkecambahan biji, embrio di dalamnya juga akan ikut berkecambah. Selanjutnya,
kecambah akan tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa akan menghasilkan bunga
dan siklus pertumbuhan akan terus berlanjut.
Pemencaran Tumbuhan
Pemencaran tumbuhan merupakan penyebaran alat reproduksi atau alat perkembangbiakan
tumbuhan, sehingga daerah distribusi tumbuhan yang bersangkutan akan semakin luas. Tumbuhan
yang daerah distribusinya luas disebut tumbuhan kosmopolit, misalnya rumput dan lumut.
Sedangkan tumbuhan yang daerah distribusinya sempit disebut tumbuhan endemik, misalnya
Rafflesia. Pemencaran tumbuhan dapat terjadi tanpa bantuan faktor luar dan dengan bantuan faktor
luar.
Pemencaran tumbuhan tanpa bantuan faktor luar, dapat terjadi secara vegetatif dan secara
generatif. Pemencaran tumbuhan secara vegetatif dapat dilakukan dengan tunas adventif, srisip,
stolon (geragih), rizoma dan umbi. Sedangkan secara generatif yaitu dengan mekanisme letupan
contohnya pada polong-polongan. Dan gerak higroskopis (terjadi karena perbedaan kadar air pada
kulit buah, misalnya pada tanaman pacar air.
C. REPRODUKSI HEWAN
a. Reproduksi Aseksual
Beberapa invertebrata, misalnya jenis cacing pipih (Planaria) berkembang biak dengan cara
fragmentasi. Fragmentasi merupakan pemutusan bagian tubuh. Setelah tumbuh mencapai ukuran
normal, Planaria secara spontan terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian berkembang
menjadi dewasa dan proses tersebut akan terulang kembali.
Invertebrata lain melakukan reproduksi aseksual dengan cara pertunasan (budding).
Pertunasan merupakan proses terbentuknya tunas kecil (yang serupa dengan induk) dari tubuh induk.
Keturunan berkembang sebagai tunas pada badan induk. Contoh invertebrata yang melakukan
perkembangan biakan dengan tunas adalah Hydra, cacing pita, koral (anemon laut).
Beberapa spesies invertebrata yang tingkatannya lebih tinggi berkembang biak dengan cara
yang disebut partenogenesis. Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan oleh hewan betina
yang berkembang menjadi individu baru tanap dibuahi. Contoh invertebrata yang melakukan
partenogenesis adalah serangga.
b. Reproduksi Seksual
Organ reproduksi wanita terbagi dua macam yaitu organ reproduksi luar dan organ reproduksi
dalam
1) Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar dapat dilihat, terdiri dari vulva, klitoris, dan perineum
Vulva
Vulva dibatasi oleh labium mayor (sama dengan scrotum pada pria). Labium mayor
terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minmyak). Setelah
puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labium minor terletak tepat di sebelah
dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.
Klitoris
Klitoris merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
Klitoris merupakan pertemuan antara labium minor kiri dan kanan yang bertemu di
depan. Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama
dengan kulit depan pada ujung penis pria)., yang membentuk tudung atau kulit
khatan untuk melindunginya.
Perineum
Perineum merupakan sesuatu jaringan fibromuskuler di antara vagina dan anus.
Perineum merupakan pertemuan labium mayor kiri dan kanan yang bertemu di bagian
belakang. Kulit yang membungkus perineum dan labium sama dengan kulit di bagian
tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik.
Rahim (uterus)
Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum. Rahim diikat oleh 6
ligamen. Rahim merupakan saluran berongga yang lebih besar dengan bagian
ujungnya bersatu membentuk saluran sempit, yaitu vagina. Rahim terletak di bagian
pusat sistem, berbentuk kantong tempat bayi berkembang. Tanpa bayi di dalamnya
rahim sangat kecil hanya 7 hingga 9 cm dengan berat 60 gram. Rahim terbagi
menjadi dua bagian yaitu serviks (leher rahim) dan korpus (badan rahim). Rahim
berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi.
Rahim terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis
otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium atau dinding rahim
tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan
banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat
ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita.
Vagina bermuara pada vulva yang merupakan alat kopulasi pada wanita. Vagina
mempunyai dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput
berlendir, bagian tengah berupa lapisan berotot dan bagian terdalam berupa jaringan
ikat berserat.
Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi
rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot
dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat
janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
B) Oogenesis
Proses pembentukan sel kelamin (ovum) disebut oogenesis. Proses pembentukan ovum
dipengaruhi oleh hormon :
I. FSH merangsang folikel degraaf mengadakan oogenesis
II. Dihasilkan hormon estrogen yang merangsang hipofisis mensekresikan LH yang akan
merangsang ovulasi
III. Folikel yang kosong dirangsang LH menjadi korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan
hormon progesterone untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Oogenesis pada wanita terjadi apabila sudah mengalami masa pubertas. Oosit primer
membelah secara meiosis menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil yaitu
badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu
oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang hanya berlangsung sampai terjadi
ovulasi. Jika tidak terjadi fertilasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Tetapi jika ada
penetrasi sperma, maka pembelahan meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali.
Pembelahan meiosis II pada oosit sekunder menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua.
Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang
setiap bulan tersebut akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari
pertama menstruasi sampai tepat satu hari sebelum menstruasi bulan berikutnya. Siklus menstruasi
berkisar antara 21-40 hari, dan hanya sekitar 10-15% wanita memiliki siklus 28 hari. Siklus
menstruasi dibagi menjadi 3 fase yaitu, fase folikuler, fase ovulatoir dan fase luteal. Siklus menstruasi
berkaitan dengan pembentukan ovum dan pembentukan endometrium.pSiklus menstruasi dipengaruhi
oleh serangkaian hormon yang diproduksi oleh tubuh yaitu Luteinizing Hormon , Follicle Stimulating
Hormone dan estrogen. Selain itu siklus juga dipengaruhi oleh kondisi psikis si wanita sehingga bisa
maju dan mundur. Untuk itu pemahaman mengenai bagaimana terjadinya menstruasi dan bagaimana
siklus menstruasi itu perlu dipahami kaum hawa secara rinci dan tugas. LH surge yaitu kenaikan LH
secara tiba-tiba akan mendorong sel telur keluar dari ovarium. Sel telur biasanya dilepaskan dalam
waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan LH. Beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada
bagian perut bawah pada saat hal ini terjadi.
1. Fase folikel
a) Kelenjar hipofisis menghasilkan FSH untuk merangsang pembentukan folikel
primer pada hari 1 – 14
b) Oogonium mengalami meiosis yang menghasilkan 1 sel telur haploid
c) Folikel menghasilkan estrogen yang merangsang keluarnya LH
2. Fase Luteal
a) Estrogen merangsang perbaikan dinding uterus, menghambat pembentukan FSH,
dan merangsang hipofisis menghasilkan LH
b) LH berfungsi merangsang folikel degraaf yang masak berovulasi pada hari 1 – 14
dan merangsang folikel menjadi badan kuning (korpus luteum)
3. Fase menstruasi
a) Progesteron menghambat FSH dan LH, membuat badan kuning mengecil dan
hilang sehingga produksi progesteron sendiri terhenti
b) Endometrium mengering, mengelupas, dan terjadi menstruasi
Masa subur wanita adalah sejak mengalami menstruasi (± umur 9 – 15 tahun) sampai
menopause (± umur 45 – 49 tahun). Pada saat menopause wanita sudah tidak dapat melakukan
ovulasi, karena semua oosit primer mengalami degradasi.
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis
struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis.
ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut
semenereksi.
2. Skrotum
skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk
secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh
(dan suhunya menjadi lebih hangat).
Proses Spermatogenesis :
Spermatogenesis atau proses pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel. Hal ini bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan
sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal atau sel epitel benih yang disebut
spermatogonia. Spermatogonia terus menerus membelah untuk memperbanyak diri. Sebagian dari
spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama dari spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung
23 kromosom yang berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang
masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah
secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid
merupakan calon sperma yang belum mempunyai ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23
kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berubah dalam waktu beberapa minggu
hingga menjadi spermatozoa atau sperma. Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut
spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala
dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran
permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim hialuronidase dan proteinase. Enzim ini berfungsi untuk menembus lapisan
pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma ini
banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli. Sel-sel sertoli
mempunyai fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon. Berbagai hormon tersebut adalah sebagai
berikut:
Testoteron, diseksresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini
penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan
meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luitenizing Hormone). LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi
sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone). FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan
berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma
(spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen. Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
Hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme
testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
C. FERTILISASI,KEHAMILAN,dan PERSALINAN
Pembuahan (Fertilisasi) merupakan salah satu proses reproduksi manusia.Pembuahan dapat
terjadi apabila sel sperma dari sang ayah bertemu dan melebur dengan sel telur(ovum) dari sang ibu
yang berlangsung di dalam oviduk sang ibu.hasil pembuahan tersebut akan berkembang membentuk
zigot,zigot kemudianmembelah secara mitosis membentuk morula dan berkembang lagi membenyik
blastula,blastula tersebut menempel (implantasi) pada dinding uterus.Pada hari ke 6 dinding uterus
tersebut akan melepaskan hormone korionik gonadotropin.Hormon ini berfungsi melindungi kehamilan
dengan cara menstimulasi hormone esterogen dan progesteron,sehingga terbentuk lapisan-lapisan
penting seperti ektoderm,mesoderm,dan endoderm.Setelah terbentuk ketiga lapisan tersebut
perkembangan berikutnya adalah organogenesis atau pembentukan jaringan,organ maupun system
organ. Perkembangan selanjutnya adalah embriogenesis sampai perkembangan menjadi janin.Pda
masa embiogenesis ,embrio terdiri dari 4 macam yaitu:kanong(kuning
telur/yolksac),Amnion,Alantois,dan koiron.
Kehamilan pada manusia terjadi sekitar 38 minggu dari waktu pembuahan.Wanita yang sudah
dalam keadaan hamil tidak akn mengalami mentruasi,karena hormon yang biasanya berfungsi
mematangkan sel telur berubah fungsi sebagai prenyedia makanan bagi bayi yang sedang
dikandung.Setelah kehamilan,proses berikutnya adalah persalinan. Persalinan merupakan proses
kelahiran bayi.Pada saat persalinan uterus secara perlahan menjadi lebih peka dan berkontraksi
secara berkala sampai bayi dilahirkan.Pada proses persalinan dipengaruhi oleh hormon
esterogen,oksitoksin prostaglandin dan relaksin.Esterogen dihasilkan oleh plasenta yang kontrasinya
meningkat pada saat persalinan.Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin dan berfungsi untuk
kontraksi uterus.Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin.Relaksin dihasilkan oleh korpus
luteum pada ovarium dan plasenta serta berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan
melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
Seusaibayi dilahirkan,bayi membutuhkan makanan dan perawatan.Menyusui merupakan cara
pemberian makan bayi yang paling efektif mengingat di dalam ASI ibu tersebut terdapat berbagai
kandungan unsur-unsur penting bagi tubuh bayi yang digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
Arti penting ASI bagi bayi antara lain:
a. Air susu yang pertama keluar (kolostrum) dan berwarna kuning merupakan susu yang bersih bagi
dan makan yang paling cocok untuk bayi serta mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi
dari penyakit menular.
b. ASI bernilai gizi tinggi untuk kecerdasan dan pertumbuhan bayi.
c. ASI mudah dicerna,bersih dn mempunyai suhu yang sesuai untuk bayi.
d. Saat bayi menyusu ibunya,terjalin hubungan yang erat antara keduanya.