Anda di halaman 1dari 17

REPRODUKSI

A. SISTEM REPRODUKSI SEL

Pada Organisme bersel banyak yang eukariotik terjadi dua macam reproduksi sel, yaitu
mitosis dan meiosis.

1. MITOSIS
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-masing memiliki
sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Mitosis terjadi pada perbanyakan sel tubuh
(sel somatis). Sifat kromosomnya berpasangan sehingga disebut diploid (2n). Pembelahan mitosis
berlangsung dalam beberapa fase, yaitu;

 Profase, pada fase ini sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua
sentriol dari kromosom, yang satu tetap di tempat, yang satu bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut
benang gelendong pembelahan (benang spindel) yang menghubungkan sentriol satu dengan
sentriol lain.
Membran inti masih tampak pada profase awal kemudian segera pecah-pecah. Lalu butiran
kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi
kromosom, dengan bagian yang menggenting disebut sentromer. Masing-masing sentromer
mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat.
Kemudian kromosom menduplikasi ke arah bujurnya menjadi dua bagian yang masing-masing
disebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti (nukleolus) mengecil ukurannya dan tidak
tampak atau menghilang. Dengan demikian, kromatid terjerat pada benang spindel. Sementara itu
benang spindel tampak meluas ke luar ke segala arah, disebut sebagai aster.
Di akhir profase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekad di beberapa benang spindel
di kinetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator.
Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang gelendong pembelahan ini terbentuk
di antara dua titik yang sebut titik kutub.

 Metafase, periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase. Membran inti sudah
menghilang, kromosom berada di bidang ekuator, dengan sentromernya seolah kromosom
berpegang pada benang gelendong pembelahan. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas

 Anafase, selama anafase, kromatid bergerak menuju ke arah kutub-kutub yang berlawanan.
Kinetokor yang masih melekat pada benang spindel berfungsi menunjukkan jalan, sedangkan
lengan kromosom mengikuti di belakang.

 Telofase, kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub. Benang gelendong menghilang,


kromatid menjadi kusut dan butiran-butiran kromatin muncul kembali. Selaput inti terbentuk
kembali dan nukleolus terlihat lagi. Pada bagian ekuator terjadi lekukan yang makin lama makin
ke dalam hingga sel induk terbagi menjadi dua yang masing-masing mempunyai sifat dan jumlah
kromosom yang sama dengan induknya.

 Interfase, disebut juga fase istirahat namun sebutan ini kurang tepat karena justru pada saat ini
sel mempersiapkan diri untuk pembelahan lagi dengan mengumpulkan materi dan energi. Pada
fase ini kromosom tidak tampak.
Akhirnya pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang masing-masing sel anakan
memiliki jumlah dan sifat kromosom yang sama dengan sel induknya. Pada pembelahan ini terjadi
pembagian inti (kariokinesis) dan pembagian plasma/sitoplasama (sitokenesis).
2. MEIOSIS
Meiosis, adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anak yang masing-masing
mengandung setengah jumlah kromosom sel induk. Pembelahan ini berlangsung melalui dua tahap
pembelahan tanpa melalui interfase, dikenal dengan meiosis I dan meiosis II.

a. Meiosis I
Tahap meiosis I terdiri dari interfase, profase I, metafase I, anafase I, Telofase I dan sitokenesis I

 Interfase I
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan. Persiapannya
adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan. Tahap akhir interfase adalah
adanya dua salinan DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom.

 Profase I
Pada profase I, DNA dikemas ke dalam kromosom. Pada akhir profase I, terbentuk kromosom
homolog yang berpasangan membentuk tetrad. Kromosom homolog adalah sepasang kromosom
yang terdiri dari dua kromosom identik (karena bentuk dan ukuran kedua kromosom sama, bahkan
mengandung gen dengan struktur dan jumlah yang sama).
Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan lainnya pada meiosis I karena memiliki
5 tahap, yaitu, leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis.
Pada tahap leptoten, kromatin berubah menjadi kromosom yang mengalami kondensasi dan terlihat
sebagai benang tunggal yang panjang.
Pada tahap zigoten, sentrosom membelah menjadi dua, kemudian bergerak menuju kutub yang
berlawanan. Kromosom homolog yang berasal dari gamet kedua orang tua termasuk bagian
kromomer saling berdekatan dan berpasangan, atau disebut melakukan sinapsis.
Pada tahap pakiten tiap kromosom melakukan penggandaan atau replikasi menjadi dua kromatid
dengan sentromer yang masih tetap menyatu dan belum membelah. Tiap kromosom yang
berpasangan mengandung empat kromatid disebut tetrad atau bivalen.
Pada tahap diploten kromosom homolog terlihat saling menjauhi. Saat kromosom homolog menjauh,
terjadi perlekatan berbentuk X pada suatu tempat tertentu di kromosom yang disebut kiasma.
Kiasma merupakan bentuk persilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom dengan pasangan
kromosom homolognya.
Pada tahap diakinesis terbentuk benang-benang spindel dari pergerakan dua sentriol (hasil
pembelahan) ke arah kutub yang berlawanan. Diakinesis diakhiri dengan menghilangnya nukleolus
dan membran nukleus serta tetrad mulai bergerak ke bidang ekuator.

 Metafase I
Pada metafase I tetrad kromosom berada pada bidang ekuator. Pada bidang ekuator, benang-benang
spindel (mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom. Ujung benang spindel yang
lainnya membentang melekat di kedua kutub yang berlawanan.
 Anafase I
Pada anafase I tiap kromosom homolog (yang berisi dua kromatid kembarannya) masing-masing
mulali ditarik oleh benang-benang spindel menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Tujuan anafase I adalah membagi isi kromosom diploid menjadi haploid.

 Telofase I
Pada telofase I tiap kromosom homolog kini telah mencapai kutub pembelahan.

 Sitokinesis i
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis menghasilkan
dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.

Interkinesis
Adalah tahap di antara dua pembelahan meiosis. Pada tahap interkinesis tidak terjadi perbanyakan
(replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang haploid (karena kini
sel anakan mengandung setengah pasang kromosom homolog). Meskipun demikian, perlu diingat
bahwa kromosom tersebut masih berisi sepasang kromatid, yang berarti kandungan DNAnya masih
rangkap. Tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru.

B. Meiosis II
Tahap meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, telofase II dan sitokinesis II.
 Profase II
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom. Tahap ini kadang
terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.
 Metafase II
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang ekuator.
Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan ujung yang lain
membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
 Anafase II
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan yang
berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak menuju
kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah ini kini dinamakan kromosom.
 Telofase II
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub pembelahan. Hasil total
dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti mengandung setengah pasangan kromosom
(haploid).
 Sitokinesis II
Pada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan empat sel
kembar haploid.
B. SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN

Ada dua cara yang berbeda untuk menghasilkan keturunan (reproduksi) pada makhluk hidup.
Pertama, reproduksi vegetatif (aseksual), yaitu reproduksi yang melibatkan satu induk saja.
Keturunannya terbentuk tanpa penyatuan dua gamet (sel kelamin). Reproduksi vegetatif umumnya
lebih sering terjadi pada tumbuhan dibandingkan hewan. Kedua, reproduksi generatif (seksual), yaitu
reproduksi yang melibatkan dua induk. Keturunannya terbentuk karena adanya penyatuan dua
gamet. Reproduksi generatif dapat terjadi pada tumbuhan dan hewan.

Reproduksi Vegetatif (Aseksual)


Reproduksi vegetatif (aseksual) pada tumbuhan merupakan perkembangbiakan tumbuhan
yang tidak melibatkan penyatuan dua gamet atau sel kelamin. Hasil reproduksi vegetatif memiliki
beberapa kelebihan, antara lain sifat tumbuhan (keturunan) baru identik dengan sifat tumbuhan
induk dan cepat menghasilkan buah. Namun demikian, hasil reproduksi vegetatif juga memiliki
beberapa kekurangan yaitu tumbuhan tersebut kurang kokoh, terutama pda tumbuhan dikotil. Hal ini
disebabkan sistem perakaran yang terbentuk mempunyai akar tunggang. Reproduksi vegetatif dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Reproduksi vegetatif alami


Merupakan reproduksi yang terjadi secara alami dan tidak melibatkan campur tangan manusia.
Reproduksi vegetatif alami meliputi:
 Pembentukan spora, spora dihasilkan dari pembelahan sel tertentu pada sporangium (kotak
spora). Sporangium terletak pada tumbuhan penghasil spora (sporofit). Spora yang dihasilkan
sporangium, bila jatuh di tempat yang lembab akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Reproduksi dengan pembentukan spora dapat ditemukan pada tumbuhan lumut dan paku.
 Pembentukan tunas, tunas terjadi pada batang yang memiliki bakal tunas. Batang tanaman
ini biasanya tertimbun di dalam tanah. Dengan bantuan suhu, pH, kelembaban dan terutama
cadangan makanan yang cukup maka bakal tunas akan tumbuh. Selanjutnya tunas tersebut
akan lepas dari induknya, lalu tumbuh dan hidup sebagai individu baru. Contoh tanaman yang
melakukan reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas adalah tebu, bambu, dan pisang.
 Tunas adventif (tunas liar), merupakan tunas yang dapat tumbuh dari daun atau akar. Tunas
yang tumbuh pada daun atau akar jika dipisahkan dari tumbuhan induk akan membentuk
tumbuhan baru. Contoh tunas yang tumbuh pada akar adalah tanaman sukun dan cemara.
Contoh tunas yang tumbuh pada daun yaitu tanaman cocor bebek.
 Srisip, merupakan tunas yang berkembang dari bagian pangkal tumbuhan. Hampir semua
jenis rumput menghasilkan srisip. Srisip sangat berperan dalam reproduksi vegetatif dan
mumnya muncul sebelum pembungaan.
 Stolon (geragih), merupakan batang yang tumbuh secara horizontal di atas tanah. Buku-buku
batang yang mengarah ke atas menumbuhkan tunas baru dan ke bawah menumbuhkan akar
(akar serabut). Tunas pada buku-buku beserta akar-akarnya masing-masing dapat tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Stolon ada 2 macam, yaitu yang merayap di atas tanah contohnya
pada tapak liman dan stroberi dan stolon yang merayap di bawah tanh, misalnya pada
rumput teki
 Rizoma (rimpang/akar tinggal), merupakan batang beserta daun yang tumbuh mendatar di
dalam tanah dan bercabang-cabang. Pada ujung rizoma terdapat tunas yang dapat tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Rizoma selain merupakan alat reproduksi, juga merupakan tempat
penimbunan cadangan makanan.
 Umbi batang, merupakan bagian tumbuhan yang membengkak dengan bentuk bulat, seperti
kerucut, atau tidak beraturan, yang merupakan tempan penimbunan makanan. Umbi batang
merupakan umbi yang berasal dari modifikasi batang. Umbi batang umumnya tidak
mempunyai sisa-sisa daun. Pada umbi batang terlihat adanya mata (kuncup) yang jika
waktunya tiba dapat tumbuh tunas dan menghasilkan tanaman baru. Contoh umbi batang
adalah tanaman kentang.
 Umbi lapis, merupakan umbi yang berasal dari modifikasi batang dan daun. Umbi lapis
biasanya terdiri dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging. Daun-daun ini
merupakan bagian umbi yang menyimpan zat cadangan makanan. Contoh umbi lapis adalah
bawang merah.

2. Reproduksi vegetatif buatan


Merupkan reproduksi vegetatif yang dengan sengaja dilakukan oleh manusia. Reproduksi
vegetatiff buatan bertujuan untuk memperoleh tanaman baru dalam waktu yang relatif singkat
dengan hasil tanaman yang mempunyai sifat sama dengan tanaman induk. Beberapa cara
reproduksi vegetatif buatan antara lain:
 Mencangkok, merupakan perbanyakan tanaman dengan menyayat atau membuang kulit kayu
cabang (ranting) tanaman sehingga dapat berakar. Jenis-jenis tanaman yang dapat
dicangkok adalah tanaman dikotil khususnya tanaman buah-buahan.
 Merunduk, merupakan cara perbanyakan tanaman dengan pembengkokan atau pelengkungan
sebagian cabang tanaman yang telah disayat lalu dibenamkan kedalam tanah. Sedangkan
ujung-ujung cabang dibiarkan muncul di atas permukaan tanah. Perbanyakan dengan cara
merunduk banyak dilakukan dalam pembibitan buah apel.
 Menyetek, merupakan pemisahan atau pemotongan beberapa bagian dari tanaman (akar,
batang, daun dan tunas) dengan tujuan akar bagian-bagian tersebut dapat membentuk akar.
Keuntungan dan kerugian reproduksi vegetatif tumbuhan bagi manusia.
Reproduksi vegetatif alami maupun buatan pada tumbuhan dapat menguntungkan dan merugikan
bila dilihat dari aspek kepentingan manusia.

Keuntungan reproduksi vegetatif tumbuhan adalah sebagai berikut.


1. Keturunan yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat baik yang sama dengan tanaman induknya.
2. Pada kasus reproduksi vegetatif buatan, tanaman menjadi cepat berbunga dan berbuah, walaupun
tanaman masih pendek.
3. Tanaman hasil reproduksi vegetatif buatan dapat tumbuh baik di tempat yang permukaan air
tanahnya dangkal karena tidak mempunyai akar tunggang, melainkan akar serabut.
4. Tanaman dapat dikembangbiakkan dan dilestarikan
Kerugian reproduksi vegetatif tumbuhan adalah sebagai berikut.
1. Tanaman hasil reproduksi vegetatif buatan, selain membawa sifat-sifat baik dari pohon induknya,
juga membawa sifat-sifat buruk.
2. Reproduksi vegetatif buatan menghasilkan perakaran yang tidak dalam, sehingga apabila ada
angin besar tanaman menjadi mudah roboh dan pada waktu musim kemarau tanamn dapat
kekurangan air.
3. Dari reproduksi vegetatif buatan, sukar diperoleh banyak tanaman dari satu pohon induk
sekaligus.

Reproduksi Generatif (Seksual)

Reproduksi generatif (seksual) pada tumbuhan tingkat tinggi atau Spermatophyta


(tumbuhan berbiji) diawali terjadinya penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan (fertilisasi).
Pernyerbukan dan pembuahan kelompok Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka berbeda dengan
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).

Penyerbukan (persarian)
Penyerbukan pada tumbuhan Gymnospermae merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari (polen) pada
liang bakal biji (mikrofil) yang berhubungan langsung dengan bakal biji. Sedangkan pada tumbuhan
Angiospermae penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk dari dari benang sari ke kepala putik.
Proses penyerbukan dipengaruhi oleh cara penyerbukan dan perantara penyerbukan.

Cara penyerbukan
Cara penyerbukan pada tumbuhan berbiji berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke liang bakal biji
atau serbuk sari dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Penyerbukan sendiri (autogami), yaitu jika serbuk sari yang jatuh berasal dari bunga itu sendiri.
2. Penyerbukan tetangga (geitonogami), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga lain pada
tumbuhan yang sama.

3. Penyerbukan silang (allogami atau xenogami), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga tumbuhan
lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
4. Penyerbukan bastar (hybridogami), jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang
berbeda jenisnya atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda.
Perantara penyerbukan
Penyerbukan memerlukan perantara atau vektor. Berdasarkan perantara atau vektor, penyerbukan
dikelompokkan menjadi:
1. Anemogami, merupakan penyerbukan dengan perantaraan angin.
2. Hidrogami, merupakan penyerbukan dengan perantaraan air.
3. Zoidiogami, merupakan penyerbukan dengan perantaraan hewan.

Pembuahan atau Fertilisasi

Pembuahan merupakan penyatuan gamet (sel kelamin) betina atau sel telur dengan gamet jantan
atau sperma. Pembuahan pada tumbuhan digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu pembuahan
tunggal dan pembuahan ganda. Pembuahan tunggal merupakan pembuahan yang hanya terjadi
sekali, yaitu penyatuan sel telur dan sperma yang kemudian berkembang menjadi lembaga (embrio).
Contoh pembuahan tunggal terjadi pada Gymnospermae, Pinus dan Cycas.
Sedangkan pembuahan ganda merupakan pembuahan yang terjadi dua kali. Pembuahan pertama
yaitu terjadinya penyatuan ovum dengan sperma yang berkembang menjadi lembaga. Sedangkan
pada pembuahan kedua terjadi penyatuan sperma lainnya dengan inti kandung lembaga sekunder
yang membentuk cadangan makanan (endosperm). Pembuahan ganda terjadi pada Angiospermae,
misalnya kelompok tumbuhan monokotil (jagung dan padi) serta kelompok tumbuhan dikotil (jeruk
dan pir).

Perkembangbiakan pada Gymnospermae


Gymnospermae merupakan kelompok tumbuhan berbiji terbuka. Gymnospermae tidak mempunyai
organ reproduksi generatif berupa bunga. Organ atau alat reproduksi Gymnospermae berada di
dalam strobilus. Strobilus atau runjung (konus) merupakan kumpulan sporofil yang bentuknya
menyerupai kerucut. Sporofil penyusun strobilus merupakan daun hasil modifikasi yang berfungsi
sebagai penghasil spora. Sporofil strobilus disebut juga sisik strobilus.

Perkembangan strobilus jantan


Strobilus jantan tersusun dari mikrosporofil (sisik strobilus jantan). Setiap mikrosporofil mengandung
sel induk mikrosporofil mengandung sel induk mikrospora yang akan mengalami meiosis. Hasil
meiosis tersebut berupa empat mikrospora. Mikrospora hasil meiosis akan membelah berulang-ulang
secara mitosis. Hasil pembelahan mikrospora tersebut berupa jaringan gametofit jantan yang
bersayap. Jaringan gametofit jantan yang belum matang disebut serbuk sari. Tiap serbuk sari atau
gametofit jantan mengandung dua sel, yaitu sel generatif dan sel buluh (sel vegetatif. Dari sel
generatif akan dihasilkan sperma pada saat pematangan gametofit jantan di dalam liang bakal biji.

Perkembangan strobilus betina


Strobilus betina tersusun dari megasporofil/makrosporofil (sisik strobilus betina). Setiap megasprofil
mengandung dua bakal biji. Bakal biji Gymnospermae tidak dilingkupi oleh bakal buah, sehingga
Gymnospermae disebut juga tumbuhan berbiji telanjang. Pada bakal biji terdapat megasporangium
atau nuselus yang di dalamnya mengandung sel induk megaspora. Sel induk megaspora akan
membelah secara meiosis hingga menghasilkan empat megaspora. Tiga megaspora mengalami
reduksi dan hanya tinggal satu megaspora yang akan membelah berulang-ulang secara mitosis
hingga berkembang menjadi jaringan gametofit betina. Jaringan gametofit betina yang dekat dengan
liang bakal biji (mikrofil) akan membentuk arkegonium. Arkegonium berbentuk seperti botol yuang
dibagian pangkalnya membengkok dan mengandung ovum.

Penyerbukan dan pembuahan Gymnospermae


Penyerbukan pada Gymnospermae, misalnya Pinus terjadi dengan menempelnya serbuk sari pada
liang bakal biji. Serbuk sari dapat menempel pada liang bakal biji karena di sekitar liang bakal biji
terdapat tetes penyerbukan. Tetes penyerbukan merupakan cairan yang berfungsi mengikat serbuk
sari. Serbuk sari yang masuk melalui liang bakal biji akan membentuk buluh serbuk sari. Buluh
serbuk sari terbentuk dari sel buluh yang terletak di depan sel generatif yang berada di dalam serbuk
sari. Buluh serbuk sari akan tumbuh mengarah pada ovum yang terdapat di dalam arkegonium.
Sementara itu, sel generatif di dalam buluh serbuk sari akan membelah menjadi dua sel, yaitu sel
diskolator (tangkai sel) dan spermatogen (sel tubuh). Selanjutnya spermatogen membelah menjadi
dua spermatozoid (sperma) yang berukuran besar dan kecil. Saat mencapai ovum, sel diskolator dan
sperma yang kecil akan berdegenerasi, sedangkan sperma yang berukuran besar akan bersatu
dengan ovum. Penyatuan sperma dengan ovum (pembuahan) akan menghasilkan zigot, maka yang
kemudian tumbuh menjadi embrio atau lembaga. Oleh karena pembuahan Gymnospermae hanya
menghasilkan zigot, maka disebut pembuahan tunggal.
Perkembangbiakan pada Angiospermae

Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan berbiji tertutup. Disebut demikian karena bakal biji
ditutupi (dikelilingi) oleh buah (daun buah/karpel). Selain itu, ciri utama Angiospermae adalah
memiliki bunga yang berfungsi sebagai organ reproduksi generatif. Bunga yang lengkap terdiri dari
kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, serta putik. Bagian bunga yang berfungsi sebagai organ
reproduksi adalah benang sari dan putik.

Perkembangan benang sari.


Benang sari atau stamen merupakan alat kelamin jantan. Benang sari terdiri dari kepala sari (antera)
dan tangkai sari (fiamentum). Kepala sari merupakan bagian benang sari yang terdapat pada ujung
tangkai sari. Umumnya kepala sari mempunyai dua ruang sari (teka). Masing-masing ruang sari
terdiri dari dua ruangan kecil yang disebut kantung sari atau mikrosporangium
(lokulur/lokulumentum). Mikrosporangium mengandung sel induk mikrospora yang melakukan
meiosis hingga membentul empat sel mikrospora. Masing-masing sel mikrospora mengadakan
pembelahan berulang-ulang secara mitosis sehingga dihasilkan gametofit jantan (belum matang)
atau serbuk sari. Tiap serbuk sari dibungkus oleh selaput pembungkus dalam (intin) dan selaput
pembungkus luar (eksin).
Di dalam serbuk sari terdapat sel buluh (sel vegetatif) dan sel generatif. Sel generatif akan membelah
menjadi sperma apabila terjadi penyerbukan.

Perkembangan putik
Putik (pistilum) juga merupakan organ reproduksi Angiospermae, yaitu sebagai alat kelamin betina.
Putik terdiri dari kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan bakal buah ( ovarium). Bagian putik
yang berperan langsung terhadap reproduksi adalah bakal buah.
Bakal buah merupakan bagian putik yang membesar dan biasanya terleltak di tengah-tengah dasar
bunga. Di dalam bakal buah terdapat bakal biji atau kantung lembaga (ovulum). Bakal biji terdiri dari
kulit bakal biji (integumentum), badan bakal biji (nuselus) dan liang bakal biji (mikrofil). Badan bakal
biji disebut juga sebagai megasporangium. Di dalam megasporangium terdapat sel induk megaspora
atau sel induk kandung lembaga. Sel induk megaspora kemudian melakukan pembelahan secara
meiosois yang menghasilkan empat sel megaspora haploid (n). Tiga sel megaspora berdegenerasi,
sedangkan satu sel megaspora berkembang menjadi inti kandung lembaga primer.
Perkembangan inti kandung lembaga primer terjadi dengan pembesaran dan pemanjangan sel
megaspora. Awalnya inti sel megaspora membelah secara mitosis hingga menghasilkan dua inti.
Kedua inti tersebut bergerak menuju kutub yang berlawanan. Satu inti bergerak ke arah mikrofil,
sedangkan inti lainnya bergerak ke arah yang berlawanan dengan mikrofil yaitu kalaza.
Sesampainya di kutub, setiap inti akan membelah dua kali, sehingga pada masing-masing kutub
terdapat 4 inti dan total inti dalam sel megaspora adalah 8 inti. Satu inti dari setiap kutub akan
bergerak ke tengah dan bersatu menjadi inti kandung lembaga sekunder (sel polar) yang bersifat
diploid (2n). Kemudian, inti pada masing-masing kutub dikelilingi oleh sitoplasma, sehingga
membentuk sel. Tiga sel yang menempel pada dinding kalaza disebut sel antipoda. Sementara itu
satu sel yang diapit oleh dua sel pendamping di daerah mikrofil disebut ovum. Sedangkan dua sel
pendamping ovum di sebut sel sinergid.

Penyerbukan dan pembuahan Angiospermae

Penyerbukan terjadi pada saat serbuk sari jatuh ke kepala putik. Saat serbuk sari mengadakan
kontak dengan kepala putik, serbuk sari akan melakukan imbibisi (penyerapan) air dari permukaan
kepala putik. Serbuk sari menyerap air agar dapat berkecmbah. Perkecambahan serbuk sari dimulai
dari pecahnya eksin dan memanjangnya intin yang membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari
akan terus tumbuh memanjang ke arah liang bakal biji. Di dalam buluh serbuk sari terdapat sel buluh
(sel vegetatif) dan sel generatif.
Sel buluh terletak di depan sel generatif yang berfungsi sebagai penunjuk jalan menuju liang bakal
biji. Sementara itu, inti sel generatif membelah secara mitosis membentuk dua sperma. Saat dekat
dengan liang bakal biji, sel buluh (sel vegetatif) akan berdegenerasi. Kemudian dua sperma masuk ke
dalam bakal biji (kandung lembaga). Di dalam bakal biji terjadi penghilangan sitoplasma sperma,
sehingga yang tinggal hanya inti sel.
Selanjutnya satu inti sel sperma membuahni ovum yang berada dekat liang bakal biji dan
menghasilkan zigot. Sebaliknya satu inti sel sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga
sekunder yang akan berkembang menjadi endosperm. Endosperm berfungsi sebagai cadangan
makanan. Oleh karena itu terjadi dua kali pembuahan pada Angiospermae, maka pembuahan itu
disebut pembuahan ganda.
Setelah terjadi pembuahan ovum dan sperma, maka terbentuk zigot yang kemudian berkembang
menjadi embrio atau lembaga di dalam biji. Biji terdapat di dalam buah. Buah yang telah matang
akan menyebarkan biji. Bila biji berada pada lingkungan yang sesuai, maka biji akan berkecambah.
Saat terjadi perkecambahan biji, embrio di dalamnya juga akan ikut berkecambah. Selanjutnya,
kecambah akan tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa akan menghasilkan bunga
dan siklus pertumbuhan akan terus berlanjut.

Pemencaran Tumbuhan
Pemencaran tumbuhan merupakan penyebaran alat reproduksi atau alat perkembangbiakan
tumbuhan, sehingga daerah distribusi tumbuhan yang bersangkutan akan semakin luas. Tumbuhan
yang daerah distribusinya luas disebut tumbuhan kosmopolit, misalnya rumput dan lumut.
Sedangkan tumbuhan yang daerah distribusinya sempit disebut tumbuhan endemik, misalnya
Rafflesia. Pemencaran tumbuhan dapat terjadi tanpa bantuan faktor luar dan dengan bantuan faktor
luar.

Pemencaran tumbuhan tanpa bantuan faktor luar, dapat terjadi secara vegetatif dan secara
generatif. Pemencaran tumbuhan secara vegetatif dapat dilakukan dengan tunas adventif, srisip,
stolon (geragih), rizoma dan umbi. Sedangkan secara generatif yaitu dengan mekanisme letupan
contohnya pada polong-polongan. Dan gerak higroskopis (terjadi karena perbedaan kadar air pada
kulit buah, misalnya pada tanaman pacar air.

Pemencaran tumbuhan dengan bantuan faktor luar, dikelompokkan berdasarkan agen


pembantunya. Pengelompokan tersebut yaitu:
 Anemokori, merupakan pemencaran alat reproduksi tumbuhan dengan bantuan angin.
 Hidrokori, merupakan pemencaran alat reproduksi tumbuhan dengan bantuan air.
 Zookori, merupakan pemencaran alat reproduksi tumbuhan dengan bantuan hewan.
 Antropokori, merupakan pemencaran alat reproduksi tumbuhan dengan bantuan manusia.

C. REPRODUKSI HEWAN

1. REPRODUKSI PADA INVERTEBRATA

a. Reproduksi Aseksual
Beberapa invertebrata, misalnya jenis cacing pipih (Planaria) berkembang biak dengan cara
fragmentasi. Fragmentasi merupakan pemutusan bagian tubuh. Setelah tumbuh mencapai ukuran
normal, Planaria secara spontan terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian berkembang
menjadi dewasa dan proses tersebut akan terulang kembali.
Invertebrata lain melakukan reproduksi aseksual dengan cara pertunasan (budding).
Pertunasan merupakan proses terbentuknya tunas kecil (yang serupa dengan induk) dari tubuh induk.
Keturunan berkembang sebagai tunas pada badan induk. Contoh invertebrata yang melakukan
perkembangan biakan dengan tunas adalah Hydra, cacing pita, koral (anemon laut).
Beberapa spesies invertebrata yang tingkatannya lebih tinggi berkembang biak dengan cara
yang disebut partenogenesis. Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan oleh hewan betina
yang berkembang menjadi individu baru tanap dibuahi. Contoh invertebrata yang melakukan
partenogenesis adalah serangga.

b. Reproduksi Seksual

Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi seksual


dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum. Fertilisasi pada invertebrata
sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat hermafrodit, cacing tanah tidak dapat melakukan
fertilisasi sendiri, melainkan dengan pasangan cacing tanah lainnya.

2. REPRODUKSI PADA VERTEBRATA


a. Reproduksi Ikan(Pisces)
Ikan atau Pisces merupakan kelompok hewan yang bersifat ovipar. Ikan betina dan ikan jantan
tidak mempunyai alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang,
namun ikan betina mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak
dibuahi oleh sperma. Apabila akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun oleh
tumbuhan air atau di antara bebatuan di dalam air. Ikan betina mengeluarkan ovum dari ovarium
(kelenjar kelamin betina) melalui oviduk (saluran telur) dan dikeluarkan melalui kloaka (saluran
tunggal tempat bermuaranya saluran kelamin, saluran kemih dan saluran makanan).
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dan testis (kelenjar kelamin
jantan) yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan
keluar melalui kloaka, sehingga terjadi fertilisasi di dalam air atau fertilisasi luar (fertilisasi
eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada
tumbuhan air atau pada celah-celah bebatuan.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini
akan menetas dalam waktu 24-40 jam. Kemudian anak ikan yang baru menetas akan mendapat
makanan pertama dari sisa kuning telurnya. Sisa kuning telur tampak seperti gumpalan di dalam
perutnya yang masih jernih.

b. Reproduksi Amfibi (Amphibia)


Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Pada saat kawin, katak betina
dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak betina dan katak jantan jantan akan
menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina
akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi
oleh selaput telur atau membran vitelin.
Sebelumnya ovum katak yang telah matang yang berjumlah sepasang ditampung oleh suatu
corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat pangkal oviduk
pada katak betina dewasa, saluran ini menggembung yang disebut kantung telur atau uterus.
Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan
bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, maka katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke
dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas
deferens sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti
cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi, kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang
keluar dari gumpalan telaur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat
isap. Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal ini merupakan herbivor.
Berudu awal berkembang lebih lanjut dengan mengganti makanannya dari herbivor menjadi
karnivor atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang
hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah insang
digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Setelah anggota gerak
depan menjadi sempurna, anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga paru-
parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas dengan dua organ, yaitu insang dan
paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek
hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

c. Reproduksi Reptil (reptilia)


Kelompok reptil, misalnya kadal, ular, dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya
terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar dengan telur yang
keluar dari induk hewan betina telah terisi zigot. Namun, ada juga reptil yang bersifat ovovivipar,
misalnya ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk
hewan betina. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang
ovuduk menuju kloaka. Sedangkan reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma
bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari
epididimis, sperma bergerak menuju vas derens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis
merupakan dua penis yang dihubungan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari
pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi (kawin) hanya
satu hemipenis yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi oleh sperma dari reptil jantan akan melalui oviduk. Saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini
akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah.
Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah-limpah.
Hewan reptil, seperti kadal, iguana laut, beberapa ular, dan kura-kura serta berbagai jenis buaya
melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun, mereka kembali ke daratan ketika
meletakkan telurnya.

d. Reproduksi Burung (Aves)


Kelompok burung atau aves merupakan hewan yang sesungguhnya bersifat ovipar. Kelompok
burung tidak mempunyai alat kelamin luar. Walaupun demikian, vertilisasi tetap terjadi di dalam
tubuh. Perkawinan burung betina dan burung jantan dilakukan dengan saling menempelkan
kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap keci disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum
yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada
kloaka. Sebaliknya, pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter
dan bermuara pada kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di
daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang
berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

e. Reproduksi Mamalia (Mammalia)


Semua jenis mamalia (hewan menyusui), misalnya kambing, sapi, dan marmut merupakan
hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia betina dan jantan memiliki alat kelamin luar sehingga
pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini
mamalia betina. Alat reproduksi mamalia betina terdiri dari ovarium yang menghasilkan ovum.
Ovum bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks atau liang
rahim yang berakhir pada vagina. Perkawinan terjadi dengan masuknya kelamin jantan (penis)
ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang, dan terletak dalam suatu kantung testis (skrotum).
Sperma yang dihasilkan oleh testis disalurkan melalui vas deferens. Vas deferens tersebut
bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat.
Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidupnya sperma. Sperma
yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari
ovum.
Sperma yang membuahi ovum akan membentuk zigot. Selanjutnya zigot akan menempel pada
dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan
dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen.
Zat makanan dan oksigen tersebut diperoleh dari uterus induk betinanya dengan perantara
plasenta (ari-ari) dan tali pusat.

3. REPRODUKSI PADA MANUSIA

a. Sistem reproduksi Wanita


Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, proses oogenesis, dan menstruasi.

A) Organ Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita terbagi dua macam yaitu organ reproduksi luar dan organ reproduksi
dalam
1) Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar dapat dilihat, terdiri dari vulva, klitoris, dan perineum
 Vulva
Vulva dibatasi oleh labium mayor (sama dengan scrotum pada pria). Labium mayor
terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minmyak). Setelah
puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labium minor terletak tepat di sebelah
dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.

 Klitoris

Klitoris merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
Klitoris merupakan pertemuan antara labium minor kiri dan kanan yang bertemu di
depan. Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama
dengan kulit depan pada ujung penis pria)., yang membentuk tudung atau kulit
khatan untuk melindunginya.

 Perineum
Perineum merupakan sesuatu jaringan fibromuskuler di antara vagina dan anus.
Perineum merupakan pertemuan labium mayor kiri dan kanan yang bertemu di bagian
belakang. Kulit yang membungkus perineum dan labium sama dengan kulit di bagian
tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik.

2) Organ reproduksi dalam


Organ reproduksi dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri atas
sepasang indung telur (ovarium), sepasang saluran
telur (tuba fallopi), dan rahim (uterus)
 Sepasang indung telur (ovarium)

Ovarium atau indung telur adalah kelenjar


kelamin wanita. Setiap wanita memiliki
sepasang ovarium. Masing-masing ovarium
berada di sisi kanan dan kiri rahim serta
berukuran sama besar yaitu sebesar kacang kecil. Sepasang ovarium ini secara
bergantian memiliki tugas memproduksi telur setiap bulan. Dalam ovarium terdapat
folikel de Graff yang akan berkembang menjadi sel telur (ovum). Proses
perkembangan sel telur disebut oogenesis. Di dalam proses ini sel telur akan disertai
dengan suatu kelompok sel yang disebut sel folikel. Pada manusia, perkembangan
oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi pada embrio dalam kandungan dan
oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai dimulainya masa pubertas. Pada
masa pubertas, ovum yang sudah matang akan dilepaskan dari sel folikel dan
dikeluarkan dari ovarium. Proses pelepasan dari ovarium disebut ovulasi. Sel ovum
siap untuk dibuahi oleh sel spermatozoa dari pria, yang apaabila berhasil bergabung
akan membentuk zigot. Ovarium berfungsi mengeluarkan hormo steroid dan peptida
seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas
wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam
persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga
berperan dalam memberikan sinyal kepada kelenjar hipotalamus dan pituitari dalam
mengatur sikuls

 Sepasang saluran telur (tuba fallopii/oviduk)


Wanita memiliki sepasang saluran telur, yang masing-masing menyambungkan antara
masing-masing ovarium dengan rahim pada setiap sisinya. Panjang masing-masing
saluran telur ini sekitar 10-12 sentimeter dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Ujung
kiri dan kanan dari saluran telur ini membentuk corong yang disebut infundibulum
sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnya ketika
dilepaskan dari ovarium. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Oviduk
berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.

 Rahim (uterus)

Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum. Rahim diikat oleh 6
ligamen. Rahim merupakan saluran berongga yang lebih besar dengan bagian
ujungnya bersatu membentuk saluran sempit, yaitu vagina. Rahim terletak di bagian
pusat sistem, berbentuk kantong tempat bayi berkembang. Tanpa bayi di dalamnya
rahim sangat kecil hanya 7 hingga 9 cm dengan berat 60 gram. Rahim terbagi
menjadi dua bagian yaitu serviks (leher rahim) dan korpus (badan rahim). Rahim
berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi.
Rahim terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis
otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium atau dinding rahim
tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan
banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat
ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.

 Liang Senggama (vagina)

Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita.
Vagina bermuara pada vulva yang merupakan alat kopulasi pada wanita. Vagina
mempunyai dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput
berlendir, bagian tengah berupa lapisan berotot dan bagian terdalam berupa jaringan
ikat berserat.
Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi
rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot
dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat
janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.

B) Oogenesis
Proses pembentukan sel kelamin (ovum) disebut oogenesis. Proses pembentukan ovum
dipengaruhi oleh hormon :
I. FSH merangsang folikel degraaf mengadakan oogenesis
II. Dihasilkan hormon estrogen yang merangsang hipofisis mensekresikan LH yang akan
merangsang ovulasi
III. Folikel yang kosong dirangsang LH menjadi korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan
hormon progesterone untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Oogenesis pada wanita terjadi apabila sudah mengalami masa pubertas. Oosit primer
membelah secara meiosis menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil yaitu
badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu
oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang hanya berlangsung sampai terjadi
ovulasi. Jika tidak terjadi fertilasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Tetapi jika ada
penetrasi sperma, maka pembelahan meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali.
Pembelahan meiosis II pada oosit sekunder menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua.
Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.

Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang
setiap bulan tersebut akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari
pertama menstruasi sampai tepat satu hari sebelum menstruasi bulan berikutnya. Siklus menstruasi
berkisar antara 21-40 hari, dan hanya sekitar 10-15% wanita memiliki siklus 28 hari. Siklus
menstruasi dibagi menjadi 3 fase yaitu, fase folikuler, fase ovulatoir dan fase luteal. Siklus menstruasi
berkaitan dengan pembentukan ovum dan pembentukan endometrium.pSiklus menstruasi dipengaruhi
oleh serangkaian hormon yang diproduksi oleh tubuh yaitu Luteinizing Hormon , Follicle Stimulating
Hormone dan estrogen. Selain itu siklus juga dipengaruhi oleh kondisi psikis si wanita sehingga bisa
maju dan mundur. Untuk itu pemahaman mengenai bagaimana terjadinya menstruasi dan bagaimana
siklus menstruasi itu perlu dipahami kaum hawa secara rinci dan tugas. LH surge yaitu kenaikan LH
secara tiba-tiba akan mendorong sel telur keluar dari ovarium. Sel telur biasanya dilepaskan dalam
waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan LH. Beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada
bagian perut bawah pada saat hal ini terjadi.

Fase-fase menstruasi adalah sebagai berikut :

1. Fase folikel
a) Kelenjar hipofisis menghasilkan FSH untuk merangsang pembentukan folikel
primer pada hari 1 – 14
b) Oogonium mengalami meiosis yang menghasilkan 1 sel telur haploid
c) Folikel menghasilkan estrogen yang merangsang keluarnya LH
2. Fase Luteal
a) Estrogen merangsang perbaikan dinding uterus, menghambat pembentukan FSH,
dan merangsang hipofisis menghasilkan LH
b) LH berfungsi merangsang folikel degraaf yang masak berovulasi pada hari 1 – 14
dan merangsang folikel menjadi badan kuning (korpus luteum)
3. Fase menstruasi
a) Progesteron menghambat FSH dan LH, membuat badan kuning mengecil dan
hilang sehingga produksi progesteron sendiri terhenti
b) Endometrium mengering, mengelupas, dan terjadi menstruasi

Masa subur wanita adalah sejak mengalami menstruasi (± umur 9 – 15 tahun) sampai
menopause (± umur 45 – 49 tahun). Pada saat menopause wanita sudah tidak dapat melakukan
ovulasi, karena semua oosit primer mengalami degradasi.

B. SISTEM REPRODUKSI PRIA

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis
struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.

sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis.
ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut
semenereksi.

Organ reproduksi luar


1. Penis, terdiri dari:
- akar (menempel pada didnding perut)
- badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan
- rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami
ereksi).

2. Skrotum
skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk
secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh
(dan suhunya menjadi lebih hangat).

Organ Reproduksi Dalam


1. Testis
testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis berjumlah sepasang yang terdapat di
bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri
dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria
yang utama).
2. Saluran Pengeluaran
- Epididimis terletak di atas testis dan merupakan saluran sepanjang 6 meter.
epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk
proses pematangan sperma.
- Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.saluran ini berjalan ke
bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika.
- Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi
sebagai: 1) saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan 2) saluran untuk membuang
urin dari kantung kemih.
3. Kelenjar asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang
dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah dari kelenjar asesoris berfungsi untuk
mempertahankan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin
yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Vesikula seminalis, atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang
terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar Prostat, melingkari bagian atas uretra dan terletak dibagian bawah kantung kemih. Kelenjar
prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yg berperan utk
kelangsungan hidup sperma.

Proses Spermatogenesis :
Spermatogenesis atau proses pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel. Hal ini bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan
sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal atau sel epitel benih yang disebut
spermatogonia. Spermatogonia terus menerus membelah untuk memperbanyak diri. Sebagian dari
spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama dari spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung
23 kromosom yang berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang
masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah
secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid
merupakan calon sperma yang belum mempunyai ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23
kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berubah dalam waktu beberapa minggu
hingga menjadi spermatozoa atau sperma. Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut
spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala
dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran
permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim hialuronidase dan proteinase. Enzim ini berfungsi untuk menembus lapisan
pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma ini
banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli. Sel-sel sertoli
mempunyai fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon. Berbagai hormon tersebut adalah sebagai
berikut:
 Testoteron, diseksresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini
penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan
meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
 LH (Luitenizing Hormone). LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi
sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
 FSH (Follicle Stimulating Hormone). FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan
berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma
(spermiasi) tidak akan terjadi.
 Estrogen. Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
 Hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme
testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

C. FERTILISASI,KEHAMILAN,dan PERSALINAN
Pembuahan (Fertilisasi) merupakan salah satu proses reproduksi manusia.Pembuahan dapat
terjadi apabila sel sperma dari sang ayah bertemu dan melebur dengan sel telur(ovum) dari sang ibu
yang berlangsung di dalam oviduk sang ibu.hasil pembuahan tersebut akan berkembang membentuk
zigot,zigot kemudianmembelah secara mitosis membentuk morula dan berkembang lagi membenyik
blastula,blastula tersebut menempel (implantasi) pada dinding uterus.Pada hari ke 6 dinding uterus
tersebut akan melepaskan hormone korionik gonadotropin.Hormon ini berfungsi melindungi kehamilan
dengan cara menstimulasi hormone esterogen dan progesteron,sehingga terbentuk lapisan-lapisan
penting seperti ektoderm,mesoderm,dan endoderm.Setelah terbentuk ketiga lapisan tersebut
perkembangan berikutnya adalah organogenesis atau pembentukan jaringan,organ maupun system
organ. Perkembangan selanjutnya adalah embriogenesis sampai perkembangan menjadi janin.Pda
masa embiogenesis ,embrio terdiri dari 4 macam yaitu:kanong(kuning
telur/yolksac),Amnion,Alantois,dan koiron.
Kehamilan pada manusia terjadi sekitar 38 minggu dari waktu pembuahan.Wanita yang sudah
dalam keadaan hamil tidak akn mengalami mentruasi,karena hormon yang biasanya berfungsi
mematangkan sel telur berubah fungsi sebagai prenyedia makanan bagi bayi yang sedang
dikandung.Setelah kehamilan,proses berikutnya adalah persalinan. Persalinan merupakan proses
kelahiran bayi.Pada saat persalinan uterus secara perlahan menjadi lebih peka dan berkontraksi
secara berkala sampai bayi dilahirkan.Pada proses persalinan dipengaruhi oleh hormon
esterogen,oksitoksin prostaglandin dan relaksin.Esterogen dihasilkan oleh plasenta yang kontrasinya
meningkat pada saat persalinan.Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin dan berfungsi untuk
kontraksi uterus.Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin.Relaksin dihasilkan oleh korpus
luteum pada ovarium dan plasenta serta berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan
melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
Seusaibayi dilahirkan,bayi membutuhkan makanan dan perawatan.Menyusui merupakan cara
pemberian makan bayi yang paling efektif mengingat di dalam ASI ibu tersebut terdapat berbagai
kandungan unsur-unsur penting bagi tubuh bayi yang digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
Arti penting ASI bagi bayi antara lain:
a. Air susu yang pertama keluar (kolostrum) dan berwarna kuning merupakan susu yang bersih bagi
dan makan yang paling cocok untuk bayi serta mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi
dari penyakit menular.
b. ASI bernilai gizi tinggi untuk kecerdasan dan pertumbuhan bayi.
c. ASI mudah dicerna,bersih dn mempunyai suhu yang sesuai untuk bayi.
d. Saat bayi menyusu ibunya,terjalin hubungan yang erat antara keduanya.

D. PENYAKIT dan GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

1. Penyakit Menular Seksual (PMS)


PMS adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
o Gonorhoe(GO),penyebabnya adalah bkteri Neisseria gonorrhoeae.Dengan tanda-tanda
penyakitnya adalah nyeri,merah,bengkak,dan bernanah pada alat kelamin.
o Sifilis (raja singa),penyebabnya adalah virus Treponema pallidum.dengan tanda-tanda timbul
benjolan di sekitar alat kelamin,pusing dan nyeri tulang.
o Herpes genital,penyebabnya adalah virus Herpes simplex.Dengan tanda-tanda bintil-bintil berair
pada sekitar alat kelamin.
o Penyakit HIV/AIDS penyakit yang menyerang system kekebalan tubuh.HIV hanya terdapat pada
sperma,darah,dan cairan vagina.

2. Gangguan System Reproduksi Manusia.


Gangguan pada system reproduksi wanita.
Gangguan pada system reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi, kanker
genitalia,endometriosis dan infeksi vagina.
Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi terdiri dari amenore primer dan amenore sekunder. Amenoreprimer adalah
tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual
sekunder.Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-5 bulan atau lebih pada
orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina,serviks,dan ovarium. Kanker vagina tidak
diketahui penyebabnya mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh virus.Pengibatannya dengan
cara kemoterapi dan bedah laser.
Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim yaitu dapat
tumbuh di sekitar ovarium,oviduk atau jalur di luar rahim misalnya di paru-paru.Gejalanya berupa
nyeri perut,pinggang terasa sakit,dan nyeri pada saat menstruasi.Jika tidak ditangani akan
menyebabkan sulit terjadinya kehamilan.Penangananya dengan pemberian obat-
obatan,laparoskopi,atau bedah laser.
Infeksi vagina
Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal.Infeksi ini menyerang wanita usia usia produktif
terutama yang menikah.Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.

Gangguan pada system reproduksi pria.


Gangguan pada system reproduksi pria dapat berupa hipogonadisme,kriptorkidisme,
prostatitis,epididimitis,dan orkitis
Hipogonadisme
Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi
hormon,seperti hormone androgen dan esterogen.Gangguan ini menyebabkan
infertilitas,impotensi,dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.Penangannya dapat dilakukan dengan
terapi hormone.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen
ke dalam scrotum pada waktu bayi.
Uretritis
Uretritis merupakan perandangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil.Penyebabnya adalah Chalamydia trachomatis,Ureplasma urealyticum,atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis merupakan peradangan prostat.Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coli ataupun
bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.Penyebabnya
adalah E.coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada
pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas

Anda mungkin juga menyukai