Anda di halaman 1dari 23

Mitosis

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel
yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M)
pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetik yang sama dengan sel awal.

Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik
mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada
jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda
yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani
pembelahan yang disebut pembelahan biner.

Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering


digunakan untuk menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel
yang melakukan mitosis dan sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal
dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan misalnya oleh fungi dan slime moulds.
Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi terpisah, misalnya pada
tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.

Garis besar
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel
anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang
berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan
fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik
dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum
melakukan mitosis. Proses penggandaan DNA terjadi pada pertengahan
interfase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.

Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister
kromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer.
Sister kromatid itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.

Lihat pula Meiosis dan Mitosis


Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang mampu
menghasilkan 2 sel anakan yang serupa secara genetis. Artinya, kedua sel
anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama dengan
induknya. Hampir semua makhluk hidup mengalami proses mitosis yang sama,
kecuali pada prokaryot (makhluk hidup yang tidak memiliki inti sejati) seperti
bakteri, virus dan ganggang biru.
Siklus miotik dari sebuah sel dapat dibedakan atas dua stadia, yaitu
interfase (stadium istirahat) dan mitosis (stadium pembelahan). Interfase
Interfase adalah periode antara pembelahan yang satu dengan yang berikutnya
dalam siklus pembelahan sel. Periode ini terjadi bila suatu sel molekul DNA
yang berada dalam inti akan mengadakan replikasi atau membuat turunan
seperti dirinya sendiri. Membran inti berhubungan dengan rangka dalam dari
sitoplasma, di mana terdapat granula berwarna kelam dan disebut ribosom.
Ribosom ini kaya akan asam ribonukleotida (ARN) dan mempunyai
peranan penting dalam sintesa protein. Di dalam nukleus interfase, dapat
dibedakan 2 komponen utama, yaitu karyolimf (cairan inti yang tampak jernih
tak berwarna dan kolloidal) dan nukleolus (inti dari nukleus). Sisanya terdiri
dari kromatin, berupa benang-benang halus yang tersusun atas asam
deoksiribonukleat (ADN) dan protein sehingga membentuk nukleoprotein. Di
dalam sitoplasma, tampak adanya mitokondria, yaitu organel di mana
berlangsung pernafasan dari sel.
Stadium interfase dibedakan atas beberapa fase:
1. G1 : secara spesifik, pada tahap G1 ukuran sel bertambah besar akibat
pertumbuhan sel.
2. S : Pada tahap S, terjadi duplikasi kromosom dan sintesis DNA (replikasi
DNA). Kromosom yang semula tunggal akhirnya berubah menjadi ganda.
3. G2 : Pada tahap G2, sel tumbuh sempurna sebagai persiapan untuk
pembelahan sel. Pada fase ini, ADN cepat sekali bertambah kompleks dengan
protein kromosom dan pembentukan ARN (asam ribonukleat) serta protein
berlangsung. Mitosis dibedakan atas beberapa fase, yaitu profase, metafase,
anafase dan telofase.

Profase

Begitu fase G2 berakhir, maka dimulailah profase. Pada tahap profase, terjadi
perubahan pada nukleus dan sitoplasma. Di dalam nukleus, benang-benang
kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom. Kromosom tersebut
dapat diamatidi bawah mikroskop cahaya. Tiap lengan kromosom, berduplikasi
membentuk dua kromatid (kromatid kembar) yang terikat pada sentromer.
Selama profase, nukleolus dan membran nukleus menghilang. Mendekati akhir
profase, terbentuklah spindel (gelendong pembelahan yang terdiri atas
mikrotubula dan protein). Dengan berakhirnya profase, kromosom-kromosom
yang dobel dan memanjang itu menempatkan diri di bidang ekuator dari sel.

Metafase

Fase ini adalah fase paling mudah untuk menghitung banyaknya kromosom dan
mempelajari morfologinya, karena kromosom-kromosom tersebar di bidang
tengah dari sel. Hal ini terjadi karena pada fase ini sentromer dari kromosom-
kromosom dobel longitudinal terletak di bidang ekuator dari sel.Pada
metafase ,kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator
atautengah-tengah sel. Pada awal fase ini, membran nukleus dan nukleolus
lenyap. Sentromer,suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom, melekat pada
serabut gelendong yangbertanggung jawab terhadap arah pembelahan
kromosom selama pembelahan.Metafase dicirikan oleh barisan kromosom yang
amat rapi sepanjang bidang equatorial. Pada tahapan ini sedikit terlihat adanya
gambaran benang-benang spindelnya. Pada tahap ini kromosom atau kromatid
mudah diamati atau dipelajari.Mudahnya, setiap kromosom yang terdiri dari
sepasang kromatida menuju ketengah seldan berkumpul pada bidang
pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui
sentromer atau kinetokor.

Anafase

Pada fase ini, sentromer membelah dan kedua buah kromatid memisahkan diri
dan bergerak menuju ke kutub sel dari spindel yang berlawanan. Tiap kromatid
hasil Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang equator
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing-masing
satukromatida.Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan
menuju kekutubyang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kromatida sampai
pada kutub masing-masing. Pembelahan itu memiliki sifat keturunan yang
sama. Pada saat itu kromosom-kromosom tersebut berlaku sebagai kromosom
baru.

Telofase

Datangnya kromosom anakan yang tunggal di kutub spindel merupakan tanda


dimulainya telofase. Terbentuklah membran nukleus baru, spindel menghilang
dan nukleolus dibentuk oleh nucleolar organizer dari sebuah kromosom.
Dengan terbentuknya dua buah nuklei baru, maka di tengah sel terjadi dinding
baru. Berlangsunglah sitokenesis (pembelahan sel).
Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan
4 sel anakan haploid (n) yang berasal dari sel induk diploid (2n). Pada kejadian
ini, setiap sel anakan mempunyai separuh kromosom sel induk. Reproduksi
seksual mencakup pembentukan gamet-gamet (gametogenesis) dan
pembuahannya (fertilisasi).
Gametogenesis berlangsung di dalam alat reproduksi (gametangium).
Gamet bersifat haploid (n) tetapi berasal dari sebuah sel induk diploid (2n).
Berhubungan dengan hal tersebut, pembentukan gamet harus didahului dengan
pembelahan reduksi dari jumlah kromosom dan pembelahan ini disebut dengan
meiosis. Berbeda dengan mitosis, meiosis ini berlangsung dalam 2 tingkat
Meiosis I Pada meiosis tingkat ini, dibedakan menjadi 4 tahap, yaitu profase I,
metafase I, anafase I, dan telofase I.

Profase I

Tahap profase pada meiosis berbeda dengan mitosis, yaitu bahwa kromosom-
kromosom homolog membentuk pasangan, yang dinamakan bivalen. Proses
berpasangannya kromosom homolog dinamakan sinapsis. Kemudian setiap
anggota bivalen membelah memanjang, sehingga terbentuklah 4 kromatid. Ke
empat kromatid padad satu bivalen dinamakan tetrad. Selama sinapsis, dapat
terjadi pindah silang (crossing over), yaitu peristiwa penukaran segmen dari
kromatid-kromatid dalam sebuah tetrad. Metafase I

Pada tahap ini, bivalen-bivalen menempatkan diri di bidang tengah dari


sel secara acakan (random). Pasangan kromosom (bivalen) menjadi diatur pada
pelat metafase dan melekat pada meiosismembentuk poros sepenuhnya
sekarang.
Para sentriol berada di kutub yang berlawanan dari sel.
Pasangankromosom homolog (yang bivalen), sekarang sebagai melingkar erat
dan kentalkarena mereka akan berada dalam meiosis, menjadi diatur pada
pesawat berjarak sama darikutub disebut pelat metafase. Spindle serat dari satu
kutub sel melekat pada satu kromosom masing-masing pasangan(dilihat sebagai
kromatid kakak), dan spindle serat dari kutub berlawanan melekat
padakromosom homolog (lagi, dilihat sebagai kromatid kakak Anafase I
Kromosom homolog yang mengadakan sinapsis mulai bergerak untuk
berpisah. Kromatid-kromatid serupa yang menyusun tiap kromosom tetap
berhubungan pada daerah sentromer. Daerah kromosom tersebut dalam tiap
bivalen menjauhkan diri dan bergerak ke kutub spindel yang berlawanan
letaknya. Artinya, setiap krmosom masih tersusun atas dua kromatid yang masih
berhubungan pada daerah sentromer.

Telofase I Tibanya kromosom di kutub spindel menandakan berakhirnya


anafase I dan dimulainya telofase I. Dinding nukleus dan nukleolus terbentuk
lagi, jumlah kromosom haploid terdapat dalam nukleus yang baru dibentuk.
Tiap kromosom terdiri dari dua kromatid.
Apabila kita menghitung banyaknya kromatid, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa reduksi jumlah kromosom belum berlangsung secara
sempurna. Akibatnya terdapatlah dua genom, yaitu dua set gen atau informasi
genetik yang lengkap. Untuk tercapainya reduksi dalam pengandungan genom
maupun kromosom, maka diperlukan berlangsung pembelahan meiosis II.
Meiosis II Pada meiosis tingkat ini, dibedakan menjadi 4 tahap, yaitu profase II,
metafase II, anafase II, dan telofase II.

Profase II

Pada tahap ini, serabut serabut gelendong terbentuk lagi. Berikut adalah
gambarannya

Metafase II

Sentromer-sentromer menempatkan diri di tengah sel.

Anafase II

Sentromer dari tiap kromosom membelah, kromatid-kromatid memisahkan diri


dan bergerak ke kutub yang berlawanan dan merupakan kromosom. Berikut
merupakan gambar dari anafase II.

Telofase II

Berlangsunglah sitokenesis lagi, diikuti dengan terbentuknya dinding inti.


Jadi pada sebuah Meiosis, sebuah sel induk diploid akhirnya menghasilkan
empat sel anakan masing-masing haploid. Agar lebih memahami materi,
pembahasan selanjutnya adalah gametogenesis.
Hasil akhir dari meiosis biasanya tidak langsung berupa gamet,
melainkan memerlukan sedikit waktu untuk berkembangn menjadi gamet.
Proses ini disebut maturasi. Pembelahan meiosis terjadi pada organ reproduksi
dengan menghasilkan sel-sel kelamin yang haploid (n).

Pembelahan meiosis yang menghasilkan sel-sel kelamin (gamet) disebut


gametogenesis. Gametogenesis yang terjadi pada sel hewan dan manusia
dikenal sebagai spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan
proses pembentukan sel sperma. Spermatogenesis menghasilkan 4 sel sperma
dari 4 sel anakan pembelahan meiosis. Oogenesis hanya menghasilkan 1 sel
telur dari 4 kemungkinan sel anakan.

Dalam hal ini, 3 sel anakan lainnya mengalami degenerasi dan hancur.
gametogenesis pada sel tumbuhan dikenal sebagai mikrosporogenesis (proses
pembentukan sel kelamin jantan) dan makrosporogenesis (proses pembentukan
sel kelamin betina).
Pembelahan meiosis ini menjadi penting karena dapat mempertahankan
jumlah kromosom suatu individu tetap diploid. Artinya, ketika terjadi peleburan
sel kelamin jantan dan betina yang masing-masingnya haploid, akan terbentuk
individu diploid. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pada pembelahan meiosis terjadi pengurangan atau reduksi kromosom. Sel yang
semula mengandung 2n kromosom (diploid), berubah menjadi n kromosom
(haploid). Oleh karena itu, pembelahn meiosis dikenal juga sebagai pembelahan
reduktif

Meiosis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Proses dalam meiosis

Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan secara
meiosis adalah:

1. Terjadi di sel kelamin

2. Jumlah sel anaknya 4

3. Jumlah kromosen 1/2 induknya

4. Pembelahan terjadi 2 kali


Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis,
terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom
induk terhadap sel anak. Di samping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan
sel, yaitu:

1. Pembelahan I (meiosis I).

2. Pembelahan II (meiosis II).

Pada proses Meiosis I pada tahap Pofase I DNA dikemas dalam kromosom.

Pada akhir Profase I terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad.

Tahap Profase I dibagi menjadi 5 subfase, yaitu:

1. Leptonema : Benang-benang kromatin memendek dan menebal ,serta mudah


menyerap zat warna dan membentuk kromosom mengalami Kondensasi.

2. Zigonema : Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak kearah kutub yang
berlawanan,sementara itu kromosom homolog saling berpasangan ( Sinapsis).

3. Pakinema : Terjadi duplikasi kromosom.

4. Diplonema : Kromosom homolog saling menjauhi, terjadi pelekatan berbentuk X


yang disebut Kiasma dan merupakan tempat terjadinya 'Crossing Over'.

5. Diakenesis : Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada kutub yang
berlawanan, membran inti dan nukleus menghilang.

TAHAP Metafase I : Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator. Sentromer


menuju kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.

TAHAP Anafase I : Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.
Benang spindel dan seluruh isi sel memanjang ke arah kutub.

Pada manusia dan hewan, meiosis terjadi di dalam gonad dan menghasilkan sel gamet seperti
spermatosit atau sel telur.

Pada tumbuhan, meiosis terjadi pada anthers dan ovaries dan menghasiklan meiospor yang
perlahan terdiferensiasi menjadi sel gamet juga. [1]
Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariot.
Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam pembelahan
mitosis ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang sama persis.
Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan sitoplasma.
Pembelahan mitosis ini di awali dengan pembelahan inti. Oleh karena itu, bila kita
melihat kumpulan sel yang sedang membelah, mungkin kita akan menemukan satu
atau beberapa sel yang mempunyai dua inti. Hal ini berarti sel telah selesai melakukan
pembelahan inti tetapi belum melakukan pembelahan sitoplasma.
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan
titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis
terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Fase mitosis
tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar
antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan
terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel
anak menjadi terpisah.

Dengan mitosis terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ
tubuh makhluk hidup. Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat
induk kepada kedua sel anaknya. Pewarisan sifat induk kepada kedua sel anaknya
terjadi secara bertahap fase demi fase. Fase-fase dalam pembelahan mitosis adalah
sebagai berikut:
Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi
dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi
ke sisi berlawanan dari inti.
Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk
benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan,
mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan,
kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk
pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-
benang spindel terlihat memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
Metafase. Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-
masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara
itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase
(metaphasic plate) (Campbell et al. 1999).

Anafase. Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan


masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik
oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).

Telofase. Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing,


mulainya telofase. Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai,
terpulas kuat dengan pewarna histologi (Campbell et al. 1999).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak
terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik
dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti
(Campbell et al. 1999).
Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membran
sel dan lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak.
Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh protein aktin dan myosin (Campbell et al.
1999).
Makhluk hidup uniselular dapat bereproduksi hanya dengan membelah diri. Pada
makhluk hidup multiselular, reproduksi diawali oleh pembentukan sel spora atau
gamet (sel telur atau sel sperma), kemudian sel-sel gamet tersebut bersatu melalui
proses fertilisasi.

Manusia memiliki jumlah kromosom sel somatis sebanyak 46 buah. Jika sel gamet
manusia memiliki jumlah kromosom lengkap, melalui proses fertilisasi keturunan
yang dihasilkan akan memiliki 92 kromosom. Keturunan selanjutnya akan memiliki
jumlah kromosom 184, 368, 736, dan seterusnya. Akan tetapi, akumulasi kromosom
makhluk hidup tidak terjadi seperti itu. Terdapat suatu proses yang menyebabkan
jumlah kromosom keturunan sama dengan jumlah induknya, meskipun berasal dari
peleburan dua sel. Proses tersebut adalah pembelahan meiosis.

Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena jumlah kromosom sel
hasil pembelahan ini berkurang setengahnya. Pada saat fertilisasi, jumlah kromosom
sel zigot akan kembali utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan sel gamet betina.
Kromosom dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari gamet
betina.

Sel yang mengandung dua set kromosom homolog disebut diploid. Sel somatis (sel
tubuh) pada tumbuhan, hewan, dan manusia memiliki kromosom diploid. Adapun sel
gametnya telah tereduksi dan hanya memiliki satu set kromosom disebut haploid. Satu
set kromosom disimbolkan dengan huruf n sehingga set diploid adalah 2n dan set
haploid adalah n.
Selain reduksi kromosom, pembelahan meiosis memiliki fungsi penting lain.
Meiosis menyebabkan terjadinya variasi antara induk dengan keturunannya serta
antarketurunan itu sendiri. Hal tersebut terjadi melalui pengelompokan kromosom
secara bebas dan pindah silang (crossing over).

Meiosis terjadi melalui dua tahap pembelahan sel. Meskipun tahap meiosis mirip
dengan tahap pada mitosis, terdapat perbedaan besar pada perilaku kromosom dalam
kedua proses tersebut. Dua tahap pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid
dari satu sel diploid. Pada pembelahan meiosis I terjadi pemisahan kromosom
homolog ke dalam dua sel anak. Pembelahan meiosis II tidak diikuti oleh fase S pada
interfase sehingga replikasi DNA dan duplikasi kromosom tidak terjadi pada kedua sel
anak.
Meiosis I
Sama halnya dengan pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan,
terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA
yang menghasilkan duplikasi kromosom. Tahap meiosis I terdiri atas profase I,
metafae I, anafase I, dan telofase I.

Profase I
Pada awal profase I, terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. Mirip profase
pada mitosis. Namun, pada meiosis, setiap pasangan kromosom homolog saling
mendekat dan berpasangan membentuk struktur dengan empat kromatid yang disebut
tetrad. Proses kromosom homolog yang berpasangan ini disebut sinapsis. Setiap
pasangan kromosom ini disebut bivalen. Sama halnya dengan fase profase mitosis,
pada profase I membran inti sel melebur. Pada sel hewan terjadi duplikasi senteriol.
Penampakan kromosom semakin jelas ketika mendekati akhir profase I.

Tahap interfase dan profase I

Pada akhir profase I, ikatan kromosom homolog tidak terlalu kuat dan pasangan
kromosom homolog mulai terpisah. Pasangan kromosom homolog masih saling
berikatan pada beberapa titik. Titik kromatid homolog berikatan ini disebut kiasma
(jamak, kiasmata). Pada kiasma inilah kemungkinan pindah silang dapat terjadi.
Karena pengaruh gengen pada satu kromosom (atau kromatid) dapat berbeda dengan
gen-gen pada pasangan homolognya dapat berbeda, pindah silang dapat mengubah
urutan gen-gen pada kromosom. Pengaruh pindah silang dapat Anda pelajari pada
pembahasan tentang pewarisan sifat.
Metafase I
Pada metafase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang
ekuator. Benang spindel melekat pada kinetokor sentromer. Benang spindel dari satu
kutub hanya akan melekat pada salah satu kromosom homolog dari setiap tetrad.
Benang spindel dari kutub lain akan melekat pada kromosom homolog lain dari tetrad
tersebut. Dengan demikian, setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog
hanya dapat tertarik pada kutub yang berlawanan. Perhatikan Gambar berikut.

Tahap metafase I

Anafase I
Berdasarkan pengaturan pelekatan benang spindel pada metafase I, pada anafase I
setiap kromosom dupleks dari pasangan kromosom homolog bergerak menuju kutub
yang berlawanan sehingga ikatan tetrad saja yang terpisah. Hal ini berbeda dengan
anafase pada mitosis yang terjadi pemisahan kromatid. Pada fase ini jumlah
kromosom bagi calon sel anak sudah tereduksi. Perhatikan berikut.

Tahap anafase I
Telofase I dan Sitokinesis
Pada telofase I, kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ini setiap
kutub sel memiliki jumlah kromosom haploid dan kromosomnya masih dalam bentuk
dupleks, dengan dua kromatid. Biasanya sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase
I dan menghasilkan dua sel anak haploid. Jika meiosis ini terjadi pada sel gamet
manusia, jumlah kromosom tubuh yang 46 buah akan tereduksi menjadi 23 buah pada
akhir meioisis I. Perhatikan berikut.

Tahap telofase I

Meiosis II
Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meisosis II. Tedapat perbedaan
dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II, tidak terjadi replikasi DNA sehingga
kromosom dalam kedua sel tersebut berada dalam keadaan dupleks. Oleh karena,
kemiripannya dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara keseluruhan dapat dikatakan
sebagai mitosis haploid.

Profase II
Pada tahap ini benang kromatin yang semula terurai setelah telofase I mengalami
kondensasi kembali membentuk kromosom. Kromosom yang terbentuk masih dalam
keadaan dupleks, dengan dua kromatid. Membran inti mulai melebur. Perhatikan
Gambar berikut.

Tahap metafase II dan profase II


Metafase II
Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan benang-
benang spindel. Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya
akan menarik pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan, perhatikan gambar
berikut.

Tahap metafase II

Anafase II
Anafase II mirip dengan anafase pada mitosis. Tahap ini diawali pemisahan sentromer
dan setiap kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan, perhatikan gambar
berikut.

Tahap anafase II
Telofase dan Sitokinesis
Tahap telofase II berlanjut dengan terbentuknya membran inti yang menyelimuti
kromosom pada masing-masing kutub. Kromosom terurai kembali menjadi benang-
benang kromatin dan diikuti oleh sitokinesis.

Sitokinesis pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid. Pada hewan jantan,
empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma. Pada bagian bunga jantan, dapat
menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau bagian bunga betina, pembentukan
gametnya lebih kompleks.
Meiosis atau pembelahan reduksi adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel
anakan dengan jumlah kromosom setengah jumlah kromosom sel induk.

Pembelahan meiosis sangat penting bagi organisme yang berkembang biak secara
seksual, yaitu dalam proses pembentukan gamet (gametogenesis). Pembelahan
meiosis berlangsung dalam dua tahap pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.
Pada meiosis I terjadi reduksi (pengurangan) jumlah kromosom, sedangkan pada
meiosis II terjadi proses sama dengan pembelahan mitosis.

a. Meiosis I

Meiosis I terdiri atas empat tahap yaitu profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.
Pada awal meiosis I, nukleus membesar sehingga penyerapan air dari sitoplasma oleh
inti mencapai 3 kali lipat. Berikut akan dibahas tahap pembelahan meiosis pada sel
hewan yang memiliki dua kromosom atau sepasang kromosom homolog.

1) Profase I

Profase I terdiri atas beberapa tahap berikut

a) Leptonema (Leptoten) Terlihat benang-benang halus di bagian inti sel dan mulai
terbentuk kromosom.

b) Zigonema (Zigoten)

(1) Pembentukan kembaran kromosom (geminus).

(2) Kromosom homolog yang berpasangan disebut bivalen, sedangkan peristiwa


berpasangannya antarkromosom homolog dinamakan sinapsis.

c) Pakinema (Pakiten) Geminus (kembaran kromosom) terbentuk secara sempurna.


d) Diplonema (Diploten)

(1) Kromosom membelah membujur sehingga setiap kelompok sinapsis terbentuk


empat kromatid dan letaknya saling menjauh. Namun, pada titik-titik tertentu masih
ada hubungan disebut kiasma. Adanya kiasma ini memungkinkan terjadinya pindah
silang (crossing over).

(2) Pasangan kromosom homolog memisahkan diri.

e) Diakinesis

(1) Kromosom makin tebal.

(2) Geminus menyebar di sepanjang inti.

2) Metafase I

Pada metafase I terjadi tahap-tahap berikut ini

a) Dinding inti dan nukleolus (anak inti) menghilang.

b) Terbentuk benang-benang spindel.

c) Kromosom homolog (geminus) bergerak ke bidang ekuator dengan sentromer


mengarah ke kutub.

3) Anafase I

Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub berlawanan tanpa pemisahan


sentromer

4) Telofase I

Pada telofase I terjadi tahap-tahap berikut ini

a) Retikulum endoplasma membentuk membran inti di sekitar kelompok kromosom


yang telah sampai di kutub pembelahan.

b) Membran inti dan anak inti (nukleolus) kembali terbentuk.

c) Pembentukan membran plasma untuk memisahkan sel anakan.

d) Terbentuk 2 sel anakan yang haploid (n).


b. Meiosis II

Pada pembelahan tahap kedua ini (meiosis II) berlangsung seperti mitosis, tetapi sel-
selnya bersifat haploid (n). Meiosis II juga berlangsung dalam empat tahap
pembelahan, yaitu profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II.

1) Profase II

Peristiwa yang terjadi sebagai berikut.

a) Pembelahan dua buah sentriol menjadi dua pasang sentriol baru.

b) Setiap pasang sentriol bermigrasi ke arah kutub yang berlawanan.

c) Mikrotubul membentuk spindel dan membran inti.

d) Nukleus lenyap, kromosom berubah menjadi kromatid.

2) Metafase II

Peristiwa yang terjadi sebagai berikut.

a) Spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.

b) Kromatid tertarik ke bidang ekuator.

3) Anafase II

Peristiwa yang terjadi sebagai berikut.

a) Seluruh isi sel serta benang-benang spindel dari gelendong bertambah panjang.
Bersamaan dengan itu sentromer membelah menjadi dua.

b) Kromatid yang berpasangan saling berpisah dan masing-masing kromatid bergerak


ke arah kutub yang berlawanan.

4) Telofase II

Peristiwa yang terjadi sebagai berikut.

a) Benang-benang kromatid yang telah sampai di kutub berubah menjadi benang-


benang kromatin.

b) Karioteka dan nukleus terbentuk kembali.

c) Pada bidang pembelahan terbentuk sekat yang membagi sitoplasma menjadi dua
bagian.

d) Terbentuk 4 sel baru dengan jumlah kromosom 1/2


Perhatikan Gambar tahapan meiosis berikut agar lebih memahami gambaran meiosis
secaranyata.

Kita telah memahami materi pembelahan reduksi (meiosis). Apakah sebenarnya arti
penting pembelahan meiosis bagi makhluk hidup ? Berikut uraiannya.

Salah satu kunci kelangsungan hidup organisme tergantung pada kemampuan


beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Oleh karena itu, sangat perlu untuk
melahirkan keturunan yang berbeda (dalam hal variasi genetik) dengan induknya.
Variasi yang adaptif akan dapat bertahan terhadap perubahan lingkungan.

Melalui pembelahan meiosis, paling tidak ada tiga cara untuk menghasilkan variasi
baru. Ketiga cara itu dijelaskan seperti berikut.

a. Produksi dan penggabungan sel-sel gamet (haploid)

Variasi dalam keturunan dapat dihasilkan oleh percampuran genotif dari induk-induk
mereka, yaitu melalui perkembangbiakan seksual. Sel-sel kelamin mengandung
setengah jumlah kromosom sel induk sehingga memungkinkan adanya penggabungan
sifat di antara dua sel kelamin (sperma dan ovum).
b. Variasi genetik melalui distribusi acak selama metafase I

Saat metafase I berlangsung, secara acak pasangan kromosom homolog mengatur diri
pada bidang ekuator. Meskipun masing-masing pasangan kromosom membawa ciri-
ciri umum sama, tetapi sebenarnya secara rinci mereka membawa ciri-ciri yang
berbeda. Penyebaran secara random dan pemasangan secara bebas pada kromosom ini
akan menghasilkan kombinasi genetik baru.

c. Variasi genetik melalui pindah silang di antara kromosom homolog

Selama profase I, bagian yang sama dari homolog mungkin berubah. Dengan cara ini
dapat dihasilkan kombinasi genetik dan pemisahan gen-gen yang terpaut (lingked).

Bagaimana Pembelahan Amitosis

Pembelahan amitosis tidak didahului dengan pembentukan gelendong pembelahan dan


peleburan inti. Amitosis merupakan salah satu cara reproduksi aseksual pada
organisme uniselular, misalnya bakteri dan Protozoa.

Pembelahan amitosis digolongkan sebagai reproduksi aseksual. Pada pembelahan ini


setiap sel membelah menjadi dua (pembelahan biner). Pembelahan inti diikuti dengan
pembagian sitoplasma. Sel-sel anakan mempunyai ukuran dan struktur genetik yang
serupa.

Pembelahan ini diawali dengan penggandaan DNA yang diikuti pembelahan


kromosom sehingga terbentuk dua benang kromosom yang identik. Selanjutnya,
terbentuk membran pemisah yang terbentang di antara kedua kromosom tersebut.

Demikianlah Penjelasan Pembelahan Meiosis (Pembelahan Reduksi), semoga


bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai