Anda di halaman 1dari 11

2.

1 REPRODUKSI TINGKAT SEL (AMITOSIS, MITOSIS DAN MIOSIS)


2.1.1 Pengertian Reproduksi Sel
Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri,
baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel pada organisme
uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya.
Sedangkan, bagi organisme multiseluler merupakan pembelahan sel yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan organisme. Misalnya, pada manusia, sel-sel
memperbanyak diri sehingga tubuh manusia tersebut menjadi besar dan tinggi. Selain itu,
reproduksi sel pada organisme multiseluler juga menghasilkan sel-sel gamet yang berguna
pada saat perbanyakan secara generatif (reproduksi organisme melalui proses
perkawinan). Jadi Reproduksi sel merupakan proses penggandaan materi genetik (DNA)
yang terdapat di dalam nukleus sehingga menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki
materi genetik yang sama.
Tujuan sel bereproduksi adalah perbanyakan sel sehingga terjadi pertumbuhan,
pembentukan sel baru yang tentu lebih muda dan sama dengan yang sebelumnya dan
pembentukan jaringan dan regenerasi sel. Sel induk memindahkan salinan informasi
genetiknya (DNA) ke sel anak. Untuk menyampaikan informasi genetik tersebut tentu sel
induk harus melipat gandakan informasi genetik yang dimilikinya (DNA) melalui replikasi
(duplikasi) sebelum melaksanakan pembelahan atau reproduksi sel, replikasi itu terjadi
pada waktu Interfase ( istirahat sel tidak membelah) tepatnya pada fase Sintesa (S).
KROMOSOM
Sentromer merupakan bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Jumlah
kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya
mengandung separoh dari jumlah kromosom yang terdapat dalam sel somatis, karena itu
jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu stel dari kromosom
dinamakan genom. Kromosom dibagi menjadi 2 yaitu kromosom autosom (kromosom
tubuh) dan kromosom kelamin (kromosom seks). Manusia memiliki 46 kromosom, terdiri
dari 44 autosom dan 2 kromosom kelamin (seks).
3 Bentuk-bentuk Pembelahan sel
1.Pembelahan Amitosis
Amitosis adalah penggabungan dari kata a = tidak, mitos = benang jadi
amitosis adalah proses pembelahan sel secara langsung dan sederhana, yang
didahului dengan pembelahan inti tanpa pembentukan benang-benang kumparan
sperma (kromosom). Pada organisme uniseluler misalnya bakteri, protozoa, dan
ganggang bersel satu misalnya paramecium, atau alga biru dan amoeba, terjadi
proses pembelahan secara langsung, yang artinya proses pembelahan itu tidak
melalui tahapan-tahapan pembelahan.
Pada pembelahan ini nukleus langsung membelah menjadi dua lalu
didistribusikan pada sel anak tanpa didahului oleh pembentukan benang spindel,
peleburan membran inti, penampakan kromosom, atau ciri lain. Setiap sel
membelah menjadi dua sel yang sama (identik) sehingga disebut juga pembelahan
biner. Pembelahan biner terjadi misalnya pada perkembangbiakan amoeba.

2.Pembelahan Mitosis
Gamet betina setelah dibuahi oleh gamet jantan akan bersifat diploid (2n)
dan dinamakan zigot. Dalam perkembangannya, zigot ini akan membelah berkali-
kali dan proses pembelahan sel ini dinamakan mitosis.
Pembelahan ini bertujuan untuk mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh
yang sudah rusak, pertumbuhan (perbanyakan sel, baik kwantitas dan
kwalitasnya bertambah).
Pembelahan ini memiliki ciri sebagai berikut: Terjadi pada pembelahan sel
tubuh (somatis), bertujuan untuk pertumbuhan dan regenerasi, menghasilkan dua
sel anak yang identik dengan sel induk semula (diploid menjadi diploid/haploid
menjadi haploid dan berlangsung dalam satu kali PMAT.
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel yang melalui tahap-tahap
pembelahan tertentu, yaitu: interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase
(PMAT).
Tahap-tahap yang berlangsung pada pembelahan mitosis adalah sebagai
berikut:
1. Interfase: sel siap untuk mulai membelah, tetapi belum memperlihatkan
kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh, lambat laun nampak benang-
benang kromatin yang halus.
2. Profase: fase pembelahan yang paling lama dan paling banyak
memerlukan energi. Peristiwa yang berlangsung selama profase adalah
sebagai berikut:

  Benang-benang kromatin makin menjadi pendek, sehingga menjadi


tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom, lalu kromosom
mengganda menjadi dua kromatid tetapi masih melekat dalam satu
sentromer.
  Membran inti dan nukleolus lenyap.
 Sentrosom memisah menjadi dua sentriole, dan diantaranya terbentang
benang spindel.

3. Metafase : Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang


ekuator. Bagian sentromer kromosom berikatan dengan kinetokor yang
berhubungan dengan benang spindel. Pada fase ini kromosom tampak
paling jelas terlihat sehingga jumlahnya mudah diidentifikasi. Metafase
adalah tahap yang memerlukan energi terkecil dan waktu yang paling
singkat.

4. Anafase : Sentromer membelah dan kedua buah kromatid memisahkan


diri dan bergerak menuju ke kutub kutub sel yang berlawanan.
Pergerakan kromosom tersebut dipengaruhi oleh enzim dynein. Tiap
kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai
saat ini kromatid-kromatid itu berlaku sebagai kromosom baru.

5. Telofase : Di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik serabut
gelendong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma
sel terbagi menjadi 2 bagian, proses ini disebut sitokinese.
Pada sel hewan sitokinese ditandai dengan melekuknya sel ke
dalam, sedang pada tumbuhan karena dinding selnya berdinding, maka
sitokinese ditandai denganterbentuk dinding pemisah ditengah-tengah sel.
Jelaslah bahwa pada mitosis, tiap sel induk yang diploid (2n)
menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid
serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel induknya.

 Pembelahan Mitosis


Gambar: Pembelahan Mitosis

3.Pembelahan Meiosis
Reproduksi seksual mencakup pembentukan gamet-gamet
(gametogenesis) dan pembuahannya (fertilisasi). Gametogenesis berlangsung di
dalam alat reproduksi (gametangium).
Gamet bersifat haploid (n) tetapi berasal dari sebuah sel induk diploid (2n).
Berhubung dengan itu pembentukan gamet harus didahului dengan pembelahan
reduksi dari jumlah kromosom dan pembelahan ini lazim disebut miosis.
Pembelahan ini terjadi bukan di sel kelamin namun di kelenjar kelamin
seperti testis atau ovarium dimana pembelahan untuk membentuk sel kelamin (n)
dari sel tubuh (2n/diploid) , sel tubuh yang membentuk tidak sembarangan sel tubuh
tetapi Spermatogonium dan Oogonium kedua induk itu terus dibentuk namun jelas
secara mitosis ( 2n -2n).
Pembelahan meiosis bertujuan untuk membentuk sel-sel kelamin,
pengurangan jumlah kromosom (mereduksi), pereduksian bertujuan untuk
membentuk hasil zygot dari pertemuan dua sel kelamin yang selalu sama dengan
individu yang ada/individu sebelumnya dan untuk mencapainya pembelahan
meiosis yang berlangsung melalui dua tahapan pembelahan, yaitu miosis 1 dan
miosis 2 secara langsung tanpa penggandaan lagi karena harus ada reduksi
kromosom.
Tahap-tahap yang berlangsung pada miosis I adalah sebagai berikut:
1. Interfase: sel siap untuk mulai membelah, tetapi belum memperlihatkan
kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh, lambat laun nampak benang-
benang kromatin yang halus.
2. Profase I: Ini berbeda dari profase pada mitosis, yaitu bahwa kromosom-
kromosom homolog membentuk pasangan, yang dinamakan bivalen.
Proses berpasangannya kromosom homolog dinamakan sinapsis.
Kemudian setiap anggota bivalen membelah memanjang, sehingga
terbentuklah 4 kromatid. Ke empat kromatid pada satu bivalen
dinamakan tetrad. Selama sinapsisdapat terjadi pindah silang (crossing
over), yaitu peristiwa penukaran segmen dari kromatid-kromatid dalam
sebuah tetrad.
3. Metafase I: Bivalen-bivalen menempatkan diri dibidang tengah dari sel
secara acakan.
4. Anafase I: Sentromer belum membelah. Kini kromosom homolog
(masing-masing terdiri dari 2 kromatid) saling memisahkan diri dan
bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Berarti jumlah
kromosom telah diparoh, dari keadan diploid (2n) menjadi haploid (n).

Sekarang berlangsung sitokinese, sehingga sel induk yang mula-


mula diploid itu telah menjadi dua sel anakan masing-masing haploid.
Miosis I berakhir. Waktu yang pendek antara miosis I dan miosis II
dinamakan interkinese.
Miosis II, yang dibedakan atas beberapa fase:
5. Profase II: Serabut-serabut gelendong terbentuk lagi
6. Metafase II: Sentromer-sentromer menempatkan diri ditengah sel
7. Anafase II: Sentromer dari tiap kromosom membelah, kromatid-
kromatid memisahkan diri dan bergerak ke kutub yang berlawanan dan
merupakan kromosom.
8. Telofase II: Berlangsunglah sitokinese lagi, diikuti dengan terbentuknya
dinding inti.
Jadi pada miosis, maka sebuah sel induk diploid akhirnya
menghasilkan empat sel anakan masing-masing haploid.

 Proses Pembelahan Meiosis :

 Perbedaan antara Mitosis dan Meiosis


Adapun perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis adalah:
Pembeda Mitosis Meiosis
Tahap pembelahan Satu kali Dua kali
Jumlah sel anak Dua sel Empat sel
Jumlah kromosom sel anak Sama dengan sel induk Setengah dari sel anak
Sifat kromosom anak Diploid (2n) Haploid (n)
Tempat pembelahan Sel tubuh Sel kelamin

 Gambar perbedaan antara Mitosis dan Miosis

PROSES PEMBENTUKAN GAMET (GAMETOGENESIS)


Gametogenesis adalah proses pembentukkan sel-sel gamet, baik jantan
maupun betina yang terjadi secara meiosis di dalam alat perkembang biakan.
Gametogenesis terjadi pada hewan tingkat tinggi (pada manusia). Gametogenesis
terjadi di testis dan ovarium.
1. Spermatogenesis
Merupakan proses pembentukkan sperma yang terjadi di dalam testis. Sel
kelamin jantan atau spermatozoid (sperma) berbentuk kecil, lonjong, dan
berflagel dan secara keseluruhan bentuknya menyerupai kecebong. Flagela
tersebut digunakan sebagai alat gerak di dalam medium cair. Organ penghasil
sperma disebut testis.
Didalam testis terdapat saluran-saluran kecil (tubulus seminiferus) dan pada
dinding saluran sebelah dalam itulah terjadi proses spermatogenesis. Pada
bagian tersebut terdapat sel-sel induk sperma yang disebut spermatogonium.
Spermatogonium mengalami mitosis menjadi spermatoist primer (sel sperma
primer). Selanjutnya, satu spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua
sel spermatosit sekunder (haploid). Tiap-tiap sel spermatosit sekunder
mengalami meiosis II sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar, yang
haploid. Mula-mula spermatid berbentuk bulat, kemudian tumbuh menjadi sel
sperma yang berflagela dan dapat bergerak aktif. Jadi, dari satu spermatosit
primer akan dihasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya berbentuk 4 sel
sperma.   
 Tahapan spermatogenesis adalah:

Keterangan:
Miosis 1 (sebelah kiri) terjadi pengurangan (reduksi) kromosom 2n – n.
Spermatogonium ( 2n) - spermatosit primer (2n) - jadi 2 spermatosit sekunder (n)
sedangkan pada miosis Ke 2 (gambar sebelah kanan) sebenarnya itu terjadi
mitosis karena dari n - n2 Spermatocyt II membelah mitosis - 4 spermatid (n) -
yang akhirnya muncul ekor membentuk spermatozoid (n) yang berjumlah empat
sel anakan sperma yang semua hidup.
2. Oogenesis
Sel telur atau ovum adalah sel kelamin betina. Bentuknya lebih besar dari
pada sperma dan tidak dapat bergerak (pasif). Sel telur dihasilkan oleh sepasang
ovarium atau kelenjar telur, kiri dan kanan. Berbeda dengan testis yang berada di
luar tubuh, ovarium berada di dalam rongga tubuh, di sekitar pinggang.
Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului oleh
pembelahan mitosis sel induk ovum (oogonium). Hasil pembelahan adalah oosit
primer (masih diploid). Pada proses meiosis I jumlah kromosom diparoh,
kemudian sel membelah menjadi sebuah sel berukuran besar disebut oosit
sekunder dan satu sel lagi berukuran kecil, disebut badan kutub primer. Badan
kutub mengalami degenerasi (sangat mundur) dan tidak ikut mengambil bagian
dalam pembuahan.
Pada proses meiosis II dari oosit sekunder (n) membelah menjadi dua sel
yang tidak sama besarnya. Satu sel berukuran besar disebut ootid yang
mengandung nukleus, kuning telur dan sitoplasma sel. Sedangkan satu sel yang
lain berukuran kecil dan hanya mengandung nukleus dan disebut badan kutub
sekunder. Badan kutub primer juga mengalami meiosis  II membentuk dua sel
kecil badan kutub ke dua. Dengan demikian pada akhir meiosis II berbentuk 4
buah sel, yaitu satu sel besar yang disebut ootid, dan tiga sel kecil yang disebut
dengan badan kutub (polosit).
Ootid dapat tumbuh menjadi ovum dewasa tanpa mengalami pembelahan
sel lagi. Sementara itu tiga sel badan kutub yang berukuran kecil mengalami
degenerasi (penyusutan) dan tidak berfungsi. Sehingga pada akhir proses
oogenesis  hanya satu sel ovum yang fungsional. Satu sel ovum tersebut
mengandung nukleus, kuning telur, sitoplasma, ribosom, dan organel sel lainnya
dalam jumlah yang cukup. Keadaan demikian penting untuk proses pertumbuhan
zigot kelak dikemudian hari.
Persatuan gamet jantan dan betina dinamakan fertilisasi. Sel telur yang
dibuahi menjadi zigot (bersifat diploid) yang kemudian berkembang menjadi
janin (embryo) melalui mitosis berkali-kali.
Gambar: Proses Oogenesis
 Perbedaan antara  Spermatogenesis dengan Oogenesis terletak pada:
1. Jumlah sel anakan yang fungsional
2. Ukurannya dan tempat terjadinya.
 Persamaan antara Spermatogenesis dengan Oogenesis terletak pada:
1. Miosis
2. Membentuk kromosom haploid
3. Membentuk 4 sel anakan dan harus terjadi pada individu dewasa.

Hubungan pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat.


Telah diuraikan bahwa sifat makhluk hidup tersimpan di dalam kromosom dalam
bentuk sepenggal DNA yang dikenal sebagai gen. Agar sifat-sifat induk dapat
diwariskan kepada keturunannya, maka diperlukan mekanisme pembagian gen.
Mekanisme pembagian gen pembawa sifat itu berlangsung pada proses  pembelahan
mitosis dan meiosis.
1. Mitosis
Pada profase akhir, setiap sel kromosom menggandakan diri menjadi dua set
kromosom. Artinya setiap alel (gen dan pasangannya) membentuk alel baru yang
identik. Pada metafase berlangsung pembagian kromosom, agar tiap sel anak
nantinya mendpatkan jumlah set kromosom yang sama dan identik, sehingga saat
telofase yaitu saat sel telah membelah menjadi dua sel anak memiliki set
kromosom yang sama dengan sel induk. Ini berarti bahwa:
a. Semua sifat induk diwariskam kepada kedua sel anak.
b. Setiap sel anak memiliki sifat iddentik dengan sel induk
Mitosis berlangsung diseluruh jaringan tubuh, kecuali di organ pembentuk
gamet. Mitosis dimulai dari pembelahan zigot hingga proses pertumbuhan
berlangsung. Karena itu hasil mitosis, yakni sel-sel somatik (sel-sel tubuh),
senantiasa identik.
Pada tumbuhan, perbanyakan melalui setek dan cangkok senantiasa
menghasilkan keturunan yang identik. Keturunan yang identik juga dapat
dihasilkan melalui kultur jaringan tumbuhan. Demikian pula pada kultur jaringan
hewan,. Proses perbanyakan untuk menghasilkan individu yang identik itu disebut
juga sebagai pengklonaan disebut individu satu klona.
2. Meiosis
Jika pada pembelahan mitosis satu sel induk menghasilkan dua sel anak
identik, maka pada pembelahan meiosis satu sel induk menghasilkan empat sel
anak. Setiap sel anak hasil meiosis mewarisi setengah set kromosom sel induk.
Mula-mula sel induk memiliki 2n kromosom (sel diploid) dan akhirnya terbentuk 4
sel anak masing-masing memiliki n kromosom sel (haploid).
Baik sel sperma maupun sel ovum memiliki setengah set kromosom sel induk.
Jadi, masing-masing merupakan sel haploid. Jika terjadi fertilisasi, ovum dan
sperma melebur membentuk satu sel zigot. Sel zigot mengandung 2n kromosom
(sel diploid). Jadi, didalam sel zigot terkandung setengah set kromosom induk
jantan dan setengah set kromosom induk betina. Artinya, zigot memiliki separo
sifat induk jantan dan separo sifat induk betina.

Anda mungkin juga menyukai