Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik
formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi/pembakuan obat
serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta
penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani disebut farmakon yang
berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari
tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu (meracik) hingga
siap digunakan sebagai obat (Susanti, 2016).
Di dalam farmasi terdapat ilmu botani yang mempelajari tentang tumbuhan
dan hampir semua organisme eukariotik yang dapat berfotosintesis. Botani
farmasi mempelajari morfologi dan anatomi tumbuhan serta pemanfaatannya
untuk identifikasi maupun determinasi tanaman obat. Botani farmasi juga
mempelajari tata nama dan taksonomi tumbuhan obat, termasuk ciri-ciri famili
tanaman obat, spesies tanaman, serta kandungan utama dalam tanaman tersebut.
Adapun cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang sel dikenal dengan
istilah “sitologi”. Sitologi berasal dari dua kata yaitu cytos yang berarti sel dan
logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi definisi sitologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel didalamnya, proses kehidupan
dalam sel, serta hubungan antar satu sel dengan sel lainnya atau dikenal juga
biologi sel (Herawadi, 2020)
Dalam mempelajari anatomi dan morfologi tumbuhan terdapat istilah yang
dikenal dengan “sel”. Sel adalah unit struktural, fungsional dan reproduksi terkecil
pada suatu individu. Tumbuhan memiliki dinding sel yang menyebabkan struktur
luarnya lebih keras dibandingkan sel hewan. Sel tumbuhan memiliki vakuola
sentral yang lebih besar daripada sel hewan, dimana salah satu fungsi vakuola ini
adalah untuk menyimpan senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan. Selain
itu, sel tumbuhan memiliki plastida yang mengandung klorofil (pigmen hijau)
sehingga dapat melakukan fotosintesis. (Dhaniaputri, 2017)

1
Di dalam sel tersusun atas organel-organel sel yang dapat dilihat dengan jelas
menggunakan mikroskop. Mikroskop berasal dari kata micro yang berarti kecil
dan scopein yang berarti penglihatan jadi Mikroskop adalah alat yang digunakan
untuk melihat benda yang berukuran sangat kecil. Mikroskop zaman dulu sangat
sedarhana karena hanya memiliki satu lensa, berbeda dengan mikroskop yang
banyak digunakan sekarang yang tergolong mikroskop majemuk yang terdiri atas
dua lensa atau lebih (Widyatmoko,2008).
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum botani farmasi
mengenai sel tumbuhan khususnya pada bawang merah (Allium cepa bulbus),
daun kemangi (Ocimum basilium folium), ubi kayu (Manihot utilisma tuber), dan
wortel (Daucus carota)
1.2 Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan melihat bagian-bagian sel yang
hidup dan mati seperti dinding sel, nuklues (inti sel), membran sel, protoplasma,
sitoplasma.
1.3 Manfaat Praktikum
Untuk mengetahui dan melihat bagian-bagian sel yang hidup dan mati
seperti dinding sel, nuklues (inti sel), membran sel, protoplasma, sitoplasma.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Sel Tumbuhan
Sel merupakan kesatuan struktur dan fungsional fisiologis yang terkecil
dari organisme hidup. Sel tumbuhan pada dasarnya terdiri dari protoplas yang
dikelilingi oleh sel, dinding sel biasanya dianggap sebagai bagian yang mati
sedangkan protoplas adalah bagian hidup dari suatu sel. Karena itu protoplas tidak
terdapat pada tumbuhan yang telah mati. Protoplas tersusun oleh bahan hidup
dalam bentuk sederhana yang disebut protoplasma. Istilah protoplasma
dimaksudkan sebagai zat dalam sel yang merupakan koloid berstruktur kompleks,
sedangkan protoplasma diartikan sebagai keseluruhan isi sel. Jadi dapat dikatakan
protoplsma terdiri atas sitoplasma dimana terdapat pula plastida dan mitokondria
beserta nukleus. Sitoplasma merupakan cairan yang lebih pekat dari air dan
bening. Susunan kimia maupun fisiknya sangat kompleks. Zat-zat pembentuknya
yang paling penting adalah protein, lipida dan karbohidrat, sedangkan senyawa-
senyawa terutama terdapat dalam sel tumbuhan tumbuhan tinggi adalah fosfat,
klorida, sulfat, kalsium, magnesium, kalium, dan natrium (Suryadi, 2013).
Sel adalah unit struktural, fungsional dan reproduksi terkecil pada suatu
individu. Tumbuhan memiliki dinding sel yang menyebabkan struktur luarnya
lebih keras dibandingkan sel hewan. Sel tumbuhan memiliki vakuola sentral yang
lebih besar daripada sel hewan, dimana salah satu fungsi vakuola ini adalah untuk
menyimpan senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan. Selain itu, sel
tumbuhan memiliki plastida yang mengandung klorofil (pigmen hijau) sehingga
dapat melakukan fotosintesis (Dhaniaputri, 2017).
2.1.2 Jenis jenis sel
a. Sel prokariotik
Sel prokariotik merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki
metabolisme paling bervariasi. Kata prokariotik sendiri berarti “ sebelum nukleus”
yaitu suatu organisme bersel satu tanpa memiliki nukleus. Hal ini berarti bahwa
sel prokariotik ini merupakan nenek moyang dari sel eukariotik, karena dia ada

3
sebelum sel eukariotik ada. Sel prokariotik ini memiliki tiga komponen dasar
diantaranya yaitu: plasmalemma, ribosom, dan nukleoid. Beberapa prokariotik
tidak memiliki kapsul yang menyelubungi dinding sel, kecuali prokariot yang
dapat berfotosintesis. Sel prokariotik ini dapat mengabsorbsi bahan organik untuk
pertumbuhannya (Rahmadina, 2017).
Sel prokariotik memiliki ukuran antara 1 – 10 μm. Masing – masing sel
prokariotik dapat menghasilkan sel baru dengan cara membelah diri dan
menghasilkan spora atau melakukan pertunasan. Bagian dari sel prokarotik pada
komponen plasmalemma atau membran sel terdapat sitoplasma dan nukleoid
sedangkan bagian luarnya terdapat dinding sel yang berfungsi untuk
mengokohkan dan memberi bentuk kepada sel. Mycoplasma merupakan salah
satu jenis prokariotik yang tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki
plasmalemma dengan ketebalan 10 nm. Adapun contoh dari sel prokariotik ini
ialah Pleura Pneumonia Like Organism (PPLO), bakteri, alga biru
(Cyanobacteria, blue green algae), dan archaea. Sel prokariotik ini kebanyakan
jenisnya memiliki dinding sel di sekitar membran plasma. Sel ini memiliki
struktur yang sederhana tetapi memiliki jenis variasi yang banyak. (Rahmadina,
2017).
b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik ialah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang
dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu membran
sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic ini berasal dari
kata yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam biji/nukleus). Oleh sebab itu,
sel ini dinamakan sel yang memiliki membran inti (nukleus). Sel eukariotik
memulai kehidupannya dengan sebuah nukleus yang dikelilingi oleh berbagai
macam organel yang memiliki struktur dan fungsi tertentu dan terbungkus dalam
sebuah membran sehingga bentuknya kokoh dan tersusun dengan teratur
(Rahmadina, 2017).
Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan
biologis yang terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari
sekelompok organisme anaerobik dan organisme aerobik yang saling

4
berhubungan secara simbiosis sehingga dapat hidup bersama dan saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah sel eukariotik. Sel
eukariotik memiliki nukleus yang terbungkus di dalam membran, sehingga DNA
yang terdapat di dalam nukleus dapat tersimpan dalam kompartmen khusus yang
terpisah dari bagian lain dari sel yang disebut sitoplasma. Disamping itu, terdapat
juga jenis organella lain yaitu mitokondria dan kloroplas, yang terbungkus dalam
dua lapis membran yaitu membran dalam dan membran luar yang secara
kimiawi memiliki perbedaan dengan membran yang membungkus nukleus.
Mitokondria terdapat pada hampir semua jenis sel sedangkan kloroplas hanya
terdapat pada sel yang mampu melakukan fotosintesis yaitu pada tumbuhan, tetapi
pada hewan dan jamur tidak ada. Mitokondri dan kloroplas berasal dari satu
simbiosis yang sama, dimana keduanya saling ketergantungan satu dengan yang
lainnya (Rahmadina, 2017)
Sel eukariotik ini terdapat pada organisme yang lebih kompleks lagi dan
susunan organelnya sudah tersusun dengan teratur. Sel ini terdapat pada sel hewan
dan sel tumbuhan. Walaupun demikian, sel ini tidak semuanya ada pada masing –
masing sel karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya dan
memiliki bentuk, ukuran, dan fungsi fisiologis yang berbeda juga. Meskipun
demikian, ada bagian sel yang sama diantaranya yaitu membran plasma,
sitoplasma, organel (seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, lisosom,
mitokondria), dan inti sel (nukleus) (Rahmadina, 2017).
2.1.3 Bagian-bagian sel tumbuhan
Membran sel (membran plasma; plasmalema) merupakan bagian paling
luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya.
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada
sel eukariotik, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang
berupa cairan tempat organel melayang-layang didalamnya. Sitosol mengisi ruang
sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi
biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies

5
memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain (Nurhayati,
2016).
Menurut Nurhayati (2016) Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel
sel berikut ini:
a. Retikulum endoplasma (RE), bertindak sebagai penghubung antara inti sel
dengan sitoplasma dan berfungsi dalam pembentukan protein.
b. Mitokondria, berfungsi untuk respirasi atau pernapasan sel.
c. Badan golgi, berfungsi dalam proses ekskresi sel.
d. Ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
e. Vakuola, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan dan mengeluarkan
sisa metabolisme. Biasanya terdapat pada sel tumbuhan.
f. Plastida, hanya ditemukan pada tumbuhan. Ada yang mengandung zat
warna dan ada yang tidak. Plastida mengandung zat hijau daun disebut
kloroplas
2.2 Uraian Tanaman
2.2.1 Bawang merah (Allium cepa)
a. Klasifikasi Bawang Merah (Ibriani, 2012):
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoenae
Ordo : Liliflorae/ Gambar 2.2.1.
Family : Liliaceae Bawang merah
Genus : Allium (Allium cepa)
Species : Allium cepa L
b. Morfologi
Bawang merah (Allium cepa L.) termasuk jenis tanaman semusim,
berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar 15-25 cm,
berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang di sekitar permukaan
tanah, dan perakarannya yang dangkal, sehingga bawang merah tidak tahan
terhadap kekeringan. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat, memanjang seperti
pipa, dan bagian ujungnya meruncing (Ibriani, 2012).

6
c. Khasiat dan Kegunaan
Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang
bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Bawang merah juga banyak
mengandung flavonoid yang telah diketahui untuk mendeaktifkan banyak
karsinogen potensial dan pemicu tumor seperti menganggu pertumbuhan sel
sensitif estrogen pada kanker payudara (Nawangsari, dkk 2008).
2.2.2 Ubi Kayu (Manihot Utilissima)
a. Klasifikasi Ubi Kayu (Laksit, 2019)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales Gambar 2.2.2.
Family : Euphorbiaceae Ubi Kayu
Genus : Manihot (Manihot utilisima)
Spesies : Manihot utilissima
b. Morfologi
Pertumbuhan singkong paling banyak berada di daerah tropis yakni dataran
rendah dengan ketinggian 150 m dari permukaan laut yang memiliki temperatur
rata-rata 25°-27°C. Singkong adalah tanaman tropis yang tumbuh pada 30º LU
sampai dengan 30º LS dan sebagian besar juga dapat tumbuh berkembang pada
20º LU sampai dengan 20° LS, singkong membutuhkan iklim yang lembab dalam
pertumbuhannya dan akan berhenti tumbuh apabila temperatur berada dibawah 10
ºC. Namun di Indonesia singkong dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah
dan pegunungan tinggi sampai ketinggian 1.500mmdpl (Laksit, 2019).
Singkong masih dapat tumbuh dengan baik ketika curah hujan cukup
melimpah karna tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas, baik
terhadap kondisi iklim yang kurang baik maupun lahan tanah yang kurang baik.
Singkong sering disebut sebagai bahan makanan yang berasal dari kampung atau
desa. Singkong masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan namun, saat ini
sudah beraneka ragam usaha makanan berbahan dasar singkong mulai menjamur,

7
rata-rata usaha tersebut tidak lain karena termotivasi untuk mengangkat derajat
singkong supaya lebih bergengsi (Laksit, 2019).
Bagian tubuh dari tanaman singkong (Manihot utilissima) terdiri atas
daun, batang, bunga, dan umbi. Daun pada tanaman singkong termasuk kedalam
jenis daun tunggal yang berbentuk menjari dan memiliki tulang daun. Daun
singkong mempunyai tangkai yang panjang dengan helaian daun yangmenyerupai
telapak tangan sementara disetiap tangkainya mempunyai daun
sekitar 3 sampai dengan 8 lembar. Ketika masih muda umumnya warrna dari daun
singkong adalah hijau muda namun ketika sudah tua daunnya berwarna hijau tua,
daun singkong dapat dimanfaatkan untuk sayur-sayuranan serta dapat juga
digunakan sebagai penetral rasa pahit dari sayuran lainnya.
Batang tanaman singkong berkayu serta permukaannya beruas-ruas,
batang singkong juga memiliki lubang, lubang tersebut berisi empulur berwarna
putih, lunak, dengan struktur seperti gabus. Warna batangnya beragam ketika
masih muda namun umumnya berwarna hijau, kemudian setelah tua warna
berubah menjadi kelabu, keputihan atau hijau kelabu.
Bunga pada tanaman singkong mengalami penyerbukan silang dan
berumah satu sehingga menyebabkan tanaman ini jarang berbuah. Bunga tanaman
singkong berada dalam tandan yang tak rapat serta terkumpul pada bagian ujung
batang. Sementara umbi singkong yang terbentuk merupakan suatu modifikasi
akar yang menggelembung, akar ini berfungsi sebagai tempat penampung
cadangan makanan. Bentuk umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas kulit
dalam agak tebal berwarna keputih-putihan (basah) dan daging berwarna putih
atau kuning (tergantung varietasnya) dan kulit luar tipis (ari) berwarna kecokelat-
coklatan (kering) (Laksit, 2019).
c. Khasiat dan kegunaan
Asam amino pada daun singkong berperan untuk mengubah karbohidrat
menjadi energi, pemulihan luka pada kulit, kesehatan tulang, membantu daya
ingat, mengganti sel-sel yang rusak dan metabolisme tubuh. Unsur protein dalam
daun singkong berguna untuk membangun sel-sel tubuh dan komponen
pembentuk enzim. Sedangkan kandungan klorofil daun singkong berfungsi

8
sebagai antioksidan dan antikanker. Selain itu dalam pucuknya yang masih muda
daun singkong juga mengandung karotenoid yang cukup banyak. Karotenoid
merupakan prekursor
(provitamin) vitamin A, vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh
diantaranya : penglihatan, deferensiasi sel, fungsi kekebalan, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi serta pencegahan kanker dan penyakit jantung.
Karena kandungan senyawa fungsional dalam daun singkong dan keberadaan
daunnya yang melimpah, maka perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut sehingga
dihasilkan produk yang bermanfaat dan bergizi (Laksit, 2019)
2.2.3 Wortel (Daucus carota)
a. Klasifikasi wortel (Berlian 2003)
Regnum : Plantae
Divisio : Embryophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Gambar 2.2.3.
Ordo : Umbiliflorae
Wortel
Familia : Umbiliflorae
(Daucus carota)
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota
b. Morfologi
Wortel (Daucus carrota) merupakan sayuran umbi semusim berbentuk
rumput. Wortel memiliki batang pendek yang hamper tidak tampak. Akarnya
berupa akar tunggang yang tumbuh membengkok, membesar, dan memanjang
menyerupai umbi. Umbi wortel berwarna kuning kemerahan yang di sebabkan
karena kandungan karoten yang tinggi. Kulitnya tipis. Teksturnya agak keras dan
renyah. Rasanya gurih dan agak manis (Berlian, 2003).
c. Khasiat dan kegunaan
Betakaroten merupakan antioksidan yang menjaga kesehatan dan
menghambat proses penuaan. Selain itu betakaroten bisa mencegah dan menekan
pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari

proses oksidasi. Jika tubuh memerlukan vitamin A maka betakaroten di hati akan
9
diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A bisa mencegah buta senja,
mempercepat penyembuhan luka dan mempersingkat lamanya sakit campak.
Sebuah wortel ukuran sedang mengandung sekitar 12000 SI betakaroten.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dengan mengkonsumsi wortel yang
dikukus sebentar akan memperbesar penyerapan betakaroten (Kumalaningsih,
2006).
2.2.4 Kemangi (Ocimum basilium)
a. Klasifikasi kemangi (Bilal, 2012).
Regnum : Plantae
Division : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Gambar 2.2.4.
Ordo : Lamiales
Kemangi
Famili : Lamiaceae
(Ocimum basilium)
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum basilicum
b. Morfologi
Tanaman kemangi mempunyai batang tegak bercabang, tinggi 0,6-
0,9 m. Batang dan cabang berwarna hijau atau kadang berwarna keunguan.
Daun Ocimum basilicum panjangnya mencapai 2,5-5 cm. Daun memiliki
banyak titik seperti kelenjar minyak yang mengeluarkan minyak atsiri
sangat wangi. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk lanset (lanceolate)
hingga bundar telur (ovate) dengan permukaan rata atau berombak.
Panjang daunnya 4-6 cm, lebarnya kurang lebih 4,49 cm dengan luas 4-13
cm. Cabangnya berjumlah dari 25 hingga 75 cabang. Tangkai daun
panjangnya 1,3-2,5 cm. Umumnya, bunganya berwarna putih hingga
merah muda. Tangkai panunjang, lebih pendek dari kelopak. Kelopak
panjangnya 5 mm (Bilal, 2012 dan Zahra, 2017).
c. Khasiat dan Kegunaan
Ocimum basilicum adalah tanaman aromatik kaya akan minyak
esensial dan senyawa fenolik (flavonoid, asam fenolik) yang termasuk

10
dalam famili Lamiaceae yang digunakan sebagai pelengkap masakan dan
juga obat tradisional untuk migrain, stress, demam, diare. Tanaman ini memiliki
beberapa manfaat termasuk sebagai antibakteri (Shirazi, 2014)
2. 3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol Alkohol, Etil Alkohol
Rumus Molekul : C2H5OH
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 46,07 g/mol


Pemerian : Cairan tak berwarna jernih, mudah menguap dan
muda bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar
dengan memberikan nyala api biru yang tidak
berasap.
Khasiat : Membunuh organisme yang terdapat pada alat
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom.
Kegunaan : antiseptik atau untuk membersihkan alat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari
cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api
2.3.2 Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 18,02 g/mol


Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

11
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai cairan yang diteteskan pada sampel preparat agar
memperjelas objek pada saat pengamat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap

12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 05 Oktober 2022, pukul
07.00-10.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Bahan Alam, Jurusan Farmasi,
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu kaca objek, micro glass,
mikroskop, pensil, pipet tetes, silet,.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah alcohol 70%,
aquades, tisu, bawang merah (Allium cepa bulbus), daun kemangi (Ocimum
basilium folium), ubi kayu (Manihot utilisma tuber), dan wortel (Daucus carota)
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Selaput bagian dalam Allium cepa bulbus
1. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya
2. Dibersihkan kaca preparat dengan alcohol 70%
3. Diiris setipis mungkin kulit bawang merah setelah itu diletakkan diatas
kaca preparat
4. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan cover glass. diusahakan
tidak ada gelembung udara dalam preparat
5. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 4x, 10x dan
40x
6. Didokumentasikan dan dicatat hasil pengamatan dan pembesaran yang
digunakan
3.3.2 Penampang melintang empulur Manihot utilisima tuber
1. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya
2. Dibersihkan kaca preparat dengan alcohol 70%

13
3. Dikerok empulur ubi kayu menggunakan jarum pentul setelah itu
diletakkan diatas kaca preparat
4. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan cover glass. diusahakan
tidak ada gelembung udara dalam preparat
5. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 4x, 10x, 40x,
dan 100x
6. Didokumentasikan dan dicatat hasil pengamatan dan pembesaran yang
digunakan
3.3.3 Penampang melintang Daucus carota tuber
1. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya
2. Dibersihkan kaca preparat dengan alcohol 70%
3. Diiris secara melintang korteks umbi wortel setipis mungkin kemudian
diletakkan diatas kaca preparat
4. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan cover glass. diusahakan
tidak ada gelembung udara dalam preparat
5. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 4x, 10x dan
40x
6. Didokumentasikan dan dicatat hasil pengamatan dan pembesaran yang
digunakan
3.3.4 Penampang permukaan Ocimum basilium folium
1. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya
2. Dibersihkan kaca preparat dengan alcohol 70%
3. Diiris setipis munugkin empiris daun kemangi sejajar dengan permukaan
daun kemangi kemudian diletakkan diatas kaca preparat
4. Ditetesi 1-2 aquadest kemudian tutup dengan cover glass. diusahakan
tidak ada gelembung udara dalam preparat
5. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 4x, 10x dan
40x
6. Didokumentasikan dan dicatat hasil pengamatan dan pembesaran yang
digunakan

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan

No SAMPEL GAMBAR GAMBAR KETERANGAN


LITERATUR

Bawang
merah Dinding sel
1. (Allium Nukleus
Sitoplasma irisan melintang
cepa
bulbus) (Perbesaran 10x/0,25)
(Sukewijaya,
2017)
2.

ubi kayu nukleus


(Manihot Dikerok dengan
jarum pentul
Dinding sel
utilisma
tuber)
(Sembiring,
(Perbesaran 100x) 2014)
3.

wortel irisan melintang


(Daucus An'amilah
carota)

(An'amilah,
(Perbesaran 40x/0,65) 2012)

15
4. Daun
irisan melintang
kemangi
(Ocimum
basilium Elaioplast

(Seri, 2016)
folium)
(Perbesaran 40x/0,65)

4.2 Pembahasan
Botani merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang tanaman
meliputi morfologi, fisiologi, anatomi, klasifikasi, dan reaksi biokimiawi pada
tanaman (Arde, 2019).
Berdasarkan praktikum sel tumbuhan yang dilakukan, diketahui bahwa sel
tumbuhan memiliki beberapa organel-organel sel diantaranya dinding sel, inti sel,
sitoplasma, elaioplast, dan kloroplast.
Botani farmasi mempelajari morfologi dan anatomi tumbuhan serta
pemanfaatannya untuk identifikasi maupun determinasi tanaman obat. Botani
farmasi juga mempelajari tata nama dan taksonomi tumbuhan obat, termasuk ciri-
ciri famili tanaman obat, spesies tanaman, serta kandungan utama dalam tanaman
tersebut. Sel adalah unit struktural, fungsional dan reproduksi terkecil pada suatu
individu. Tumbuhan memiliki dinding sel yang menyebabkan struktur luarnya
lebih keras dibandingkan sel hewan (Dhaniaputri, 2017).
Tujuan praktikum yakni praktikan diharapkan mampu memahami dan
mengetahui mengenai penggunaan mikroskop dan pembuatan preparat khususnya
pada bawang merah (Allium cepa bulbus), ubi kayu (Manihot utilisma tuber),
wortel (Daucus carota), Daun kemangi (Ocimum basilium folium).
Adapun langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan,
alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu cover glass, cutter, gunting,
kaca preparat, mikroskop, pipet tetes, silet, dan keranjang. Sedangkan, bahan yang
digunakan adalah alkohol 70%, aquades, tisu, serta sampel berupa bawang merah
(Allium cepa bulbus), daun kemangi (Ocimum basilium folium), ubi kayu
(Manihot utilisma tuber), dan wortel (Daucus carota).
16
Setelah itu, dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%. Menurut Grazino,
(2013) Alkohol 70% berfungsi sebagai dekontaminan untuk membersihkan
permukaan-permukaan dari agen microbial dan banyak digunakan dalam layanan
Kesehatan karena harganya yang lebih terjangkau dibanding produk-produk
lainnya. Berdasarkan pernyataan Wahyuni (2007) mekanisme kerja alkohol adalah
dengan merusak dinding sel, mengubah permeabilitas sel serta molekul protein
dan asam nukleat, menghambat kerja enzim, sintesis asam nukleat, dan protein.
Dipotong sampel secara transversal atau longitudinal setipis mungkin agar dapat
dilihat sel sel pada sampel yang telah dipotong pada mikroskop. Menurut
Sudrajad (2021) sampel yang diiris tipis akan memudahkan proses pengeringan
dan proses lanjutannya. Kemiringan dalam proses pengirisan yang dianjurkan
adalah 30-40° (Sembiring dkk, 2007). Sampel yang telah dipotong diletakan
diatas kaca preparat, di tetesi aquadest, dan ditutup dengan micro glass guna
menghindari sampel terbang, dan membuat penglihatan lebih jernih.
Hasil dari pengamatan dapat dilihat sel-sel sampel tumbuhan mulai dari
bagian daun hingga akar tumbuhan seperti, dinding sel, elaioplast, kloroplast, inti
sel (nucleus), dan sitoplasma.
Pada bawang merah (Allium cepa bulbus), ditemukan dinding sel, nucleus
dan juga sitoplasma. (Menurut Suriani, 2019) dinding sel terdiridari dua macam
yakni dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding sel primer adalah
dinding sel pertama yang dibentuk pada saat pembentukan sebuah sel baru.
Dinding sel primer terdiri dari zat pektin, selulosa dan hemiselulosa. Sel-sel
meristematik mempunyai dinding sel primer. Sel-sel dewasa yang hanya
mempunyai dinding primer dapat kembali menjadi meristematik. Sedangkan,
Dinding sel sekunder adalah dinding sel yang terbentuk dalam peristiwa
penebalan dinding sel. Dinding sekunder terbentuk di sebelah dalam dinding
primer. Dinding sel sekunder tersebut bisa terdiri dari dua lapis atau lebih yang
terpisah-pisah. Dinding sekunder dapat memenuhi ruang dalam sel sehingga
ruang sel menjadi kecil volumenya. Penyusun dinding sel sekunder sebagian
besar berupa selulosa, atau campuran selulosa dan semiselulosa, pektin, kutin,
suberin, lilin, air dan zat lain seperti lignin (zat kayu). Menurut (Sulastri, 2019)

17
Dinding sel terdiri dari selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan,
perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Dinding sel juga berfungsi
untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu. Dinding sel terdiri dari
Selulosa (sebagian besar), hemiselulo- sa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat
dan silikat dari Ca dan Mg. Nukleus (inti sel) adalah organel paling menonjol
dalam sel eukariot dengan diameter sekitar 5 mikrometer. Menurut Irnangnitias
(2016) fungsi nukleus yaitu mengontrol sintesis protein dengan cara mensintesis
MRNA sesuai dengan perintah DNA, mengendalikan proses metabolisme sel,
menyimpan informasi genetik berupa DNA dan tempat penggandaan (replikasi)
DNA. Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak di dalam sel, di luar inti sel, dan
organel sel. Fungsi sitoplasma, yaitu sebagai tempat organel sel dan sitoskeleton,
memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma, tempat
terjadinya reaksi metabolisme sel dan untuk menyimpan molekul-molekul
organik (misalnya, karbohidrat, lemak, protein, dan enzim).
Pada daun kemangi (Ocimum basilium folium) terdapat beberapa organel
sel salah satunya yakni elaioplast. Pada daun kemangi elaiplast berbentuk bulat
lonjong dengan warna orange. Elaioplas adalah leukoplas yang berfungsi untuk
menyimpan lemak atau minyak.
Pada ubi kayu (Manihot utilisma tuber) memiliki organel sel yakni
dinding sel dan inti sel. Menurut (Sulastri, 2019) Dinding sel terdiri dari selulosa
yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk
mengekalkan bentuk sel. Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan
yang tidak berkayu. Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar),
hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
Nukleus (inti sel) adalah organel paling menonjol dalam sel eukariot dengan
diameter sekitar 5 mikrometer. Menurut Irnangnitias (2016) fungsi nukleus yaitu
mengontrol sintesis protein dengan cara mensintesis MRNA sesuai dengan
perintah DNA, mengendalikan proses metabolisme sel, menyimpan informasi
genetik berupa DNA dan tempat penggandaan (replikasi) DNA.
Pada wortel (Daucus carota) terdapat organel sel salahsatunya yakni
kloroplas. Menurut Kloroplas adalah sebuah organ pada sel yang hanya terdapat

18
di dalam tumbuhan. Kloroplas ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
Adapun kemungkinan kesalahan pada praktikum yaitu kesalahan pengamat
dalam memotong sampel yang terlalu tebal sehingga menyulitkan dalam melihat
sel-sel yang ada dalam sampel serta kemungkinan alat yang tidak berfungsi
dengan baik

19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam mempelajari anatomi dan morfologi tumbuhan terdapat istilah yang
dikenal dengan “sel”. Sel adalah unit struktural, fungsional dan reproduksi terkecil
pada suatu individu. Untuk dapat mengetahui dan melihat bagian-bagian sel yang
hidup dan mati seperti dinding sel, nuklues (inti sel), membran sel, protoplasma,
sitoplasma.Tumbuhan memiliki dinding sel yang menyebabkan struktur luarnya
lebih keras dibandingkan sel hewan. Sel tumbuhan memiliki vakuola sentral yang
lebih besar daripada sel hewan, dimana salah satu fungsi vakuola ini adalah untuk
menyimpan senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan. Selain itu, sel
tumbuhan memiliki plastida yang mengandung klorofil (pigmen hijau) sehingga
dapat melakukan fotosintesis
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Jurusan
Saran penulis kepada jurusan Farmasi Universitas Negeri Gorontalo agar
lebih menunjang kegiatan praktikum Kimia Dasar agar lebih maksimal. Baik itu
dengan melengkapi fasilitas yang kurang dan lainnya.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Dapat memberikan dukungan dalam hal kelengkapan alat-alat laboratorium
agar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan lebih maksimal.
5.2.3 Saran untuk Asisten
Saran kami untuk asisten agar lebih membimbing praktikan dalam
menjalankan praktikum Botani Farmasi sehingga praktikan dapat menjalankan
prosedur kegiatan dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai