Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

JARINGAN DAN SEL

OLEH :

NAMA : KHARISMA NUR KHASANAH


NPM : 09412311007
KELAS : 1A
KELOMPOK : III
ASISTEN : ANDI RIFQAH AMALIA ANWAR

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PRODI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERITAS KHAIRUN TERNATE
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Jaringan meristem banyak ditemukan di bagian titik tumbuh
tumbuhan baik pada ujung akar maupun batang sebagai meristem
primer atau pada bagian batang dan akar sebagai meristem sekunder
yang membentuk kambium “Produktivitas dan Pelestarian
Biodiversitas Lahan Basah dalam Perwujudan Ekonomi Rendah
Karbon dan floem sebagai pengangkut mineral, air dan hasil
fotosintesis (Grafi, 2004; Krishnamurthy et al., 2015).
Sel merupakan unit terkecil pada makhluk hidup. Tumbuhan
termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel
terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan
meliputi berbagai organel yang memiliki struktur dan fungsi yang
berbeda, seperti dinding sel, sitoplasma, membran plasma, retikulum
endoplasma, badan golgi, vakuola, badan mikro, sferosom, rangka sel,
ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus. Fotosintesis, metabolisme,
pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan (Campbell, 2010).
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel-
sel yang mempunyai kemampuan titopotensial yang berbeda dengan
jaringan hewan, jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang
mempunyai kemampuan jika organisme tumbuhan ini dapat
memperbanyak diri dengan negatif mengingat kemampuan tubuh
tumbuhan terdiri dari sel-sel (Nurhayati, 2012, p.6).
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang
mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan
pada tumbuhan terdiri atas jaringan muda (meristem) dan jaringan
dewasa (Soerdikoesomo, 2007, p.177).
I.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan
Maksud :
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang sel
dan jaringan pada tumbuhan.
Tujuan :
a. Mahasiswa mampu mengenal morfologi jaringan tanaman
b. Mahasiswa mampu membedakan jaringa daun,akar,dan batang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada
kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan
alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang
berukuran sangat kecil (mikroskopis). Suatu mikroskop dilengkapi
dengan lensa objektif maupun lensa okuler. Kedua lensa tersebut, baik
lensa objektif maupun lensa okuler merupakan lensa cembung. Secara
garis besar, lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara
yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi
benda mula-mula. Kemudian, bayangan tersebut diproyeksikan ke
lensa okuler dan menghasilkan bayangan akhir (Kurniawati, 2018).
Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap
organisme, misalnya bakteri yang merupakan uniseluler dan manusia
adalah multiseluler. Ditinjau dari bagian-bagiannya, sel tumbuhan
memiliki perbedaan dengan sel hewan. Perbedaannya adalah pada
tumbuhan memiliki dinding sel, plasmodesma, kloroplas, dan vakoula
besar sedangkan pada hewan tidak (Waluyo, 2010).
Pada tumbuhan, sel dibagi menjadi dua bagian, yaitu sel yang
hidup dan sel yang mati. Sel yang hidup memiliki inti sel atau nukleus,
sedangkan pada sel yang mati tidak memiliki inti sel atau nukleus. Jika
diamati dengan mikroskop, sel yang hidup berbeda dengan sel yang
mati, sel yang hidup jika diamati maka bagian- bagian dari sel tersebut
terlihat jelas, sedangkan sel yang mati jika diamati maka bagian-
bagian dari sel tersebut tidak terlihat atau kosong seperti kamar-kamar
(Trijoko, 2005).
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional penyusun
makhluk hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada
dalam sel terjadi dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi
tertentu. Adapun fungsi dari bagian-bagian penyusun sel adalah
sebagai berikut. :
Sel merupakan satuan forked dalam tumbuhan, setiap sel yang
berisi protoplasma diselubungi ole dinding sel. Tubuh tumbuhan terdiri
atas kawanan sel-sel yang saling berkaitan satu sama lain dengan
perekat antar sel. Jaringan merupakan sekumpulan protoplas yang
memilik dinding sel atau kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama (Sutrian. 2011).
Dinding sel Permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan
pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain:
bakteri, cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok
makhluk hidup tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan
kaku (rigid). Pada protozoa (protista) dan hewan tidak Mempunyai
dinding sel, sehingga bentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak
kaku. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami
penebalan dan memiliki plasmodesmata disebut noktah.
Membran plasma. membatasi sel dengan lingkungan luar,
bersifat semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan
pengeluaran zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis,
dan transport aktif. ( Wijayanti,2016 )
Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri
atas air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel
hidup. Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain:
Retikulum Endoplasma (RE) berupa saluran-saluran yang
dibentuk oleh membran pada RE kasar terdapat ribosom, berfungsi
sebagai tempat sintesis protein. Sedangkan pada RE halus tidak
terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis lipid.
Ribosom terdiri atas dua unit yang kaya akan RNA, berperan
dalam sintesis protein. Ribosom ada yang menempel pada RE kasar
dan ada yang terdapat bebas dalam sitoplasma.
Mitokondria memiliki membran rangkap, membran luar dan
membran dalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang
antar membran. Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang
berfungsi untuk memperluas bidang permukaan agar proses
penyerapan oksigen dan pembentukan energi lebih efektif. Pada
bagian membran dalam terdapat enzim ATP sintase yang berfungsi
sebagai tempat sintesis ATP. Fungsi mitokondria ini adalah tempat
respirasi aerob. . ( Wijayanti,2016 )
Lisosom berupa butiran kecil/bundar, berisi enzim pencerna
yang berfungsi dalam pencernaan intrasel. Aparatus Golgi (Badan
Golgi) berupa tumpukan kantung-kantung pipih, berfungsi sebagai
tempat sintesis dari sekret (seperti getah pencernaan, banyak
ditemukan pada sel kelenjar), membentuk protein dan asam inti
(DNA/RNA), serta membentuk dinding dan membran sel.
Plastida, berbentuk bulat cakram yang ditemukan pada
tumbuhan, terbagi atas tiga macam : Leukoplas Amiloplas: plastida
yang tidak berwarna, dapat membentuk dan menyimpan butir-butir zat
tepung/pati. Kromoplas adalah plastida berwarna selain hijau, karena
adanya pigmen: melanin (hitam), likopin (merah), xantophil
(kuning),karoten (jingga), fikosianin (biru), dan koeritrin (coklat).
Vakuola berbentuk rongga bulat, berisi senyawa kimia tertentu
atau sisa produk metabolisme sel, yang mengandung berbagai macam
zat sesuai pada jenis selnya. Misalnya dapat berisi garam nitrat pada
tanaman tembakau, tanin pada sel-sel kulit kayu, minyak eteris pada
kayu putih dan mawar, terpentin pada damar, kinin pada kina, nikotin
pada tembakau, likopersin pada tomat, piperin pada lada.
Jaringan sederhana merupakan jaringan yang umumnya terdiri
atas sel-sel yang sama bentuk serta fungsinya, sedangkan sel yang
hanya terdiri dari satu macam sel, tetapi berasal dari sel yang sama
dinamakan jaringan komples atau majemuk (Hidayat, 2012).
Jaringan penguat atau penyokong nama lainnya stereon.
Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari
kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim sebagian besar dinding sel
jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan
penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang
lunak. Sklerenkim selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan
sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi
kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat
dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik
dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid
(Saktiyono. 1999).Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi
dasar kehidupan dalam arti biologis (Santoso & Santri, 2021).
Jaringan meristem adalah jaringan muda sekelompok sel-sel
tumbuhan aktif membelah. Sel-sel meristem akan menghasilkan sel
baru yang sebagian dari hasil pembelahan akan tetap berada di dalam
meristem, hal ini disebut sebagai sel permulaan atau inisial.
Sedangkan dari sel-sel baru, digantikan kedudukannya oleh sel
meristem yang disebut dengan derivatif atau turunan. Pada jaringan ini
terjadi pembentukan sel-sel baru (aktif membelah). Jaringan meristem
terdapat pada titik tumbuh, misalnya pada ujung akar, ujung batang,
maupun kambium. Jaringan yang terdapat di ujung akar
(bakhtiar,2011).
Jaringan epidermis adalah lapisan paling luar pada setiap organ
tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, bunga, dan biji. Jaringan
epidermis berfungsi sebagai pelindung yang menutupi seluruh organ
tumbuhan. Jaringan epidermis berasal dari protoderm. Setelah tua bisa
tetap ada atau rusak, dan jika sampai rusak maka jaringan epidermis
akan digantikan oleh gabus. Umumnya lapisan epidermis hanya terdiri
dari selapis namun ada juga yang lebih dengan bentuk dan ukuran
yang beragam. . ( Wijayanti,2016 )
Sitoplasma merupakan bagian cair pada sel yang terbungkus
oleh membran sel. Setiap sel memiliki sitoplasma, tetapi struktur dari
sitoplasma antara sel ini berbeda satu dengan yang lain, tergantung
dari fungsi sel tersebut. Sitoplasma merupakan salah satu dari tiga
bagian utama sel selain membran sel dan inti sel. Oleh karena itu
sitoplasma merupakan bagian yang sangat penting. Fungsi sitoplasma
sebagai perantara transportasi zat dari luar ke organel atau inti sel,
tempat berlangsungnya metabolisme dan sintesis melalui berbagai
reaksi kimia dan memberikan bentuk pada suatu sel (Campbell, 2003).
Jaringan Sklerenkim adalah jaringan penguat yang diri dari sel-
sel mati. Sklerenkim memiliki dinding sel yang kuat, tebal dan
mengandung lignin. Sklerenkim terbagi dari dua macam berdasarkan
bentuknya yaitu, serabut dan sklereid (sel batu). . ( Wijayanti,2016 )
Retikulum endoplasma adalah organel sel yang berbentuk
seperti ruangan labirin, dinding atau membran pada RE terlihat brliku-
liku seperti labirin. Pada RE kasar permukaannya ditempeli oleh
butiran-butiran ribosom. Retikulum endoplasma adalah sebagai jalur
yang menghubungkan nukleus dan sitoplasma (Campbell, 2003).
Jaringan pengangkut, jaringan pertama adalah xilem (pembuluh
kayu: sel mati, dinding berlignin), tersusun atas trakea, trakeid, serat,
dan parenkim xilem, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari
akar ke daun. Jaringan kedua ialah floem (pembuluh tapis dengan sel
pengiring = companion cell), berfungsi sebagai pengangkut hasil
asimilasi dari daun ke seluruh organ tubuh yang lain. Floem tersusun
atas: pembuluh tapis, sel tapis, serat floem, parenkim floem serta sel
pengiring (Sulistyowati.Dkk.2016 )
Xilem merupakan jaringan kompleks yang berfungsi sebagai
jaringan pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Sel-sel
jaringan tersebut panjang-panjang menyerupai serat. Berdasarkan sifat
hubungan sel-selnya, dikenal dua macam xilem, yaitu trakea dan
trakeid. Dikatakan trakea,
Jaringan floem termasuk jaringan kompleks dan berfungsi
sebagai jaringan pengangkut. Berbeda dengan xilem, zat yang
diangkut umumnya senyawa organik hasil fotosintesis yang terjadi di
daun. Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel tapis, parenkim, serat dan
sel pengirim .
II.2 Uraian Bahan
Aquadest ( FI III, hal 96 )
Nama resmi : Air suling
Nama Latin : Aqua destilata
Struktur kimia : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Dapat bercampur dengan alcohol
Indikasi : Pelarut
BM : 18,02 g/mol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
II.3 Klasifikasi tanaman
1. Pandan Wangi ( Pandanus amaryllifolius )
Kingdom : Plantai
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Aangiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandaneceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius
2. Belimbing Wulu ( Averhoa bilimbi .L. )
Kingdom : Plantai
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Tracheobionta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averhoa
Spesies : Averhoa bilimbi L.
3. Pegagan ( Centella asiatica )
Kingdom : Plantai
Divisi : Magnoliphita
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica (L)
4. Seledri ( Apium garveolens )
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Su divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Umbelliferales
Famili : Umbelliferae
Genus : Apium
Spesies : Apium graviolens L.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Gunting
2. Kantong plastik
3. Mikroskop
4. Pensil
5. Pensil warna
6. Penghapus
b. Bahan :
Preparat ( Daun, Akar, Batang )
1. Aquadest
2. Belimbing Wulu ( Averhoa bilimbi .L. )
3. Pandan Wangi ( Pandanus amaryllifolius )
4. Pegagan ( Centella asiatica )
5. Seledri ( Apium garveolens )
III.2 Cara kerja
Prosedur
1. Siapkan preparat awetan penampang lintang dari daun, batang,
akar yang akan diperiksa, letakkan di atas objek glass. Teteskan
masing-masing sampel dengan larutan kloralhidrat/air. Hangatkan
di atas lampu spiritus dan dijaga agar jangan sampai mendidih.
Tutup dengan gelas penutup.
2. Amati masing-masing jaringan yang ada. Gunakan perbesaran
lemah (12.5x10) dan perbesaran kuat (12.5×40)
3. Gambarlah hasil pengamatan yang telah diperoleh. Tunjukkan
bagian-bagian atau fragmen-fragmen sel dari sampel yang ada
4. Bandingkan dengan sumber pustaka.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan

NO GAMBAR
SAMPEL MELINTANG MEMBUJUR

1. Daun Pandan
Wangi ( Pandanus
amaryllifolius )

2. Batang Pandan
Wangi ( Pandanus
amaryllifolius )

3. Akar Pandan Wangi


(Pandanus
amaryllifolius )
4. Daun Belimbing MELINTANG MEMBUJUR
wuluh ( Averhoa
bilimbi L. )

5. Batang Belimbing
wuluh ( Averhoa
bilimbi L. )

6. Akar Belimbing
wuluh ( Averhoa
bilimbi L. )
7. Daun Pegagan ( MELINTANG MEMBUJUR
Sentela asiatica )

8. Batang Pegagan (
Sentela asiatica )

9. Akar Pegagan (
Sentela asiatica )
10. Daun Seledri ( MELINTANG MEMBUJUR
Apium graveolens )

11. Batang Seledri (


Apium graveolens )

12. Akar Seledri (


Apium graveolens )
VI.2 Pembahasan
Pada tahun 1655 sel ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke
mengambil sebagian dari jamur yang ada dibotol yang kemudian
ditelitinya, kemudian dia melihat bentuk seperti kamar. Bentuk inilah
yang kemudian diberi nama sel. Dalam tubuh kita terdapat hampir 200
jenis sel. Pada umumnya, sel memiliki struktur tubuh yang sama tetapi
bentuknya bisa berbeda-beda. Perbedaan bentuk 5 sel terkait dengan
perbedaan kerja yang dilakukannya dan tempat dimana mereka
berada (Sema, 2007).
Sel-sel ukuran, bentuk, struktur, dan fungsinya. Walaupun
demikian, semua tumbuhan memiliki persamaan dalam beberapa segi
sehingga dapat dibayangkan suatu hipotesis sebuah sel yang segi
dasarnya ada dalam bentuk yang tidak termodifikasi (Setjo, 2004).
Jaringan tumbuhan dapat tersusun dari berbagai macam bentuk
sel atau tersusun oleh sel yang seragam bentuknya sehingga sering
muncul istilah jaringan kompleks apabila jaringan tersebut tersusun
oleh berbagai macam bentuk sel, sedangkan jaringan sederhana
apabila jaringan tersusun oleh sel yang relatif seragam.
Meristemoids adalah sel-sel individual yang bertanggung jawab
untuk diferensiasi struktur yang berbeda. Dalam banyak kasus
meristemoids memiliki ukuran lebih kecil, padat sitoplasma. Sel
anakan tersebut dihasilkan dari pembelahan sel yang tidak sama
(asimetris). Sel anakan yang lebih besar biasanya kurang aktif.
Pembelahan asimetris disebabkan oleh polarisasi sel yang dihasilkan
dari susunan yang terorganisasi filamen akin dalam sitoplasma padat
selama penyusunan dinding sel yang sesuai. Contoh pembelahan sel
yang tidak sama meliputi pembelahan pada mikrospora menjadi sel
vegetatif yang lebih besar dan sel generatif lebih kecil, pembentukan
inisial rambut akar (trichoblast), pembelahan protofloem untuk
membentuk elemen buluh tapis yang lebih besar dan sel pendamping
yang lebih kecil, dan pembelahan sel epidermis menjadi dua sel
ukuran yang tidak sama, untuk membentuk sel-sel penutup stoma (
rudall,2007).
Belimbing Wuluh ( Averhoa bilimbi .L. ). Pada sel daun terdapat
vakuola yang di dalamnya terdapat air, namun dapat terlarut berbagai
zat seperti gula, berbagai garam, protein, alkaloid, zat penyamak atau
tanin dan zat warna. Jumlah tanin dapat berubah-ubah sesuai dengan
musim serta pigmen dalam vakuola adalah flavonoid (Hidayat, 1995).
Daun belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam format dan
peroksida (Wijayakusuma dan Dalimarta, 2006).
Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi .L) : Sel Epidemis
dan Stomata: Sel epidemis pada daun berfungsi sebagai lapisan
pelindung, sementara stomata, yang biasanya terdapat di epidermis
bagian bawah daun, mengatur pertukaran gas untuk fotosintesis.
Kristal Kalsium Oksalat: Mungkin terdapat kristal kalsium
oksalat dalam sel-sel daun, berperan dalam penyimpanan kalsium dan
pertahanan terhadap herbivora. Batang dan Akar: Jaringan Vaskular:
Jaringan vaskular seperti xilem dan floem di dalam batang dan akar
bertanggung jawab atas transportasi air, nutrisi, dan zat organik di
seluruh tanaman. Akar Belimbing Wuluh: Zona Pembelahan dan
Rambut Akar: Zona pembelahan pada akar mendukung pertumbuhan,
dan rambut akar membantu dalam penyerapan air dan nutrisi. Kristal
Kalsium Oksalat: Letak Kristal: Kristal kalsium oksalat dapat tersebar
di seluruh tanaman, memberikan perlindungan dalam regulasi. Dalam
belimbing wuluh, stomata umumnya terletak di epidermis bagian
bawah daun untuk mengurangi penguapan.
Kristal kalsium oksalat, selain dari peran keamanan, juga
berkontribusi pada struktur dan kepadatan sel. Semua struktur ini
berinteraksi untuk mendukung fungsi-fungsi dasar tanaman, seperti
pertumbuhan, reproduksi, dan adaptasi terhadap lingkungannya
(Kartasapoetra,1987)
Pandan Wangi ( Pandanus amaryllifolius ). Berdasarkan hasil
yang didapatkan pada preparat sayatan epidermis atas terdapat
stomata dan hasil sekresi berupa kristal prisma berbentuk persegi
yang tersebar. Rahayu et al. (2011) menyatakan, stomata spesies-
spesies Pandanus terdapat pada epidermis bagian atas dan bawah,
tetapi stomata selalu lebih banyak terdapat pada epidermis bawah
dibandingkan dengan epidermis atas.
Stomata yang teramati pada epidermis bawah, Pandanus
amaryllifolius ini memiliki empat sel tetangga sehingga disebut dengan
tetrasitik, terdapat papilla pada sel penutupnya. Rahayu et al. (2011)
menyatakan, semua spesies pandan termasuk Pandanus
amaryllifolius yang diamati memiliki tipe stomata tetrasitik.
Penampang paradermal daun Pandanus amaryllifolius diamati
memiliki papilla pada epidermis bawahnya. Papila yang diamati pada
sel epidermis bawah terdiri dari 2-6 papila yang tersusun dalam satu
baris. Menurut Rahayu et al. (2011) papila yang terlihat pada sel
tetangga selalu tersusun pada empat hingga lima baris lurus seperti
yang ditemukan pada Pandanus amaryllifolius.
Lapisan di bawah epidermis pada preparat daun melintang yang
diamati adalah hipodermis. Hipodermis merupakan lapisan yang
berada di bawah epidermis. Berdasarkan hasil pengamatan pada
preparat melintang daun Pandanus amaryllifolius, diketahui pandan ini
memiliki hipodermis pada kedua epidermisnya yang berbentuk
persegi.
Berkas pembuluh terdapat pada jaringan mesofil, kemudian ada
hipodermis bawah. Pada lapisan paling bawah preparat daun
melintang teramati epidermis bawah yang berpapila dan terdapat
stomata. Rahayu et al. (2011) menyatakan, karakter-karakter yang
digunakan dalam pengamatan anatomi daun pandan adalah lapisan
sel epidermis, stomata, kristal dan ikatan pembuluh.
Lapisan terluar akar tunjang Pandanus amaryllifolius ini adalah
epidermis. Jaringan epidermis terlihat satu lapis sel yang terdapat
pada bagian paling luar, pada bagian tertentu terdapat tonjolan yang
menunjukan tempat keluarnya rambut akar. Menurut Bibikova dan
Gilroy (2003), tonjolan pada bagian terluar epidermis merupakan
tempat keluarnya rambut akar.
Lapisan di sebelah dalam dari epidermis adalah korteks, pada
korteks terdapat banyak berkas serat. Menurut Batoro et al. (2015),
umumnya berdiameter besar, tiap berkasnya terdapat lebih dari 50
serat. Serat pada pandan tidak berkaitan dengan berkas
pengangkutan dilihat dari posisinya.
Berdasarkan hasil pengamatan pada sayatan melintang akar
tunjang Pandanus amaryllifolius diketahui pada anatomi akar tunjang
tersusun dari tiga jaringan utama epidermis lapisan terluar, setelah
epidermis ada korteks dan endodermis lapisan paling dalam dari akar
tujang yang dapat diamati pada gam- bar 10. Menurut Nurhayati et al.,
(2016) akar tunjang memiliki tiga bagian utama terdiri dari endodermis,
korteks dan epidermis.
Pegagan ( Centella asiatica ). Mikroskopik daun pegagan,
epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel jernih berbentuk poligonal, dinding
antiklinal lurus, kutikula bergaris. Sel epidermis bawah berbentuk mirip
sel epidermis atas, tetapi lebih kecil. Stomata tipe anisositik berbentuk
corong, besar 25 μm smapai 40 μm dengan 2 sel tetangga yang kecil
dan 1 sel tetangga lebih besar, terdapat lebih banyak pada epidermis
bawah daripada epidermis atas. Rambut penutup berbentuk kerucut
ramping, panjang 100 μm sampai 200 μm, terdiri dari 2 sel, sel ujung
lebih panjang dan berdinding lebih tebal dari sel pangkal. Jaringan
palisade terdiri dari 2 lapisan sel, lapisan pertama selnya lebih panjang
dari lapisan kedua.
Jaringan bunga karang terdiri dari 5 sampai 7 lapis sel. Idioblas
berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset, tersebar di dalam
mesofil, terutama di dalam jaringan palisade lapisan kedua, besar
hablur 15 μm sampai 25 μm. Buah 5 berbentuk merikarp terdiri dari
epikarp, mesokarp dan endokarp. Epikarp merupakan sel kecil, dinding
antiklinal agak berombak, kutikula agak berombak, kutikula bergaris,
stomata dan rambut penutup serupa didaun. Mesokarp merupakan
bagian luar parenkimatik, saluran minyak pipih dan berkas pembuluh
kolateral terdapat di rusuk, mesokarp bagian dalam terdiri dari
beberapa jaringan yaitu parenkim dengan sel kecil, dinding berlignin,
bernoktah jelas dan jaringan sklerenkim yang terdiri dari sel batu
berbentuk bulat panjang, saluran noktah jelas lumen (MMI Edisi I,
1977).
Seledri ( Apium garveolens ) atau dikena dengan nama seledri
berasa dari tamilla Apiaccae Apium graviolens memiliki bagian yang
teramati pada perbesaran 100x yaitu epidermis(nomor 1), kolenkin
(nomor 2), klorenkim (nomor 3), seludang pembuluh (nomor 4), dan
korteks (nomor 5). Kolenkim adalah jaringan hidup sebagai penyokong
dalam organel muda.
Klorenkim adalah parenkim yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis dan mengandung klorofil. Seludang
pembuluh adalah jaringan pengangkut untuk saluran utama
transportasi dalam proses vital tumbuhan. Sedangkan korteks
merupakan tempat penyimpanan cadangan energi yang tersusun oleh
jaringan penyokong yang tidak terdeferensiasi. Tipe kolenkim pada
Avium graviolens adalah tie anguler yaitu tipe kolenkim dengan
penebalan dinding sel pada bagian sudut sel. Hal ini sesuai dengan
pustaka Zucovic eal. (2016) kolenkim anguler merupakan jaringan
kolenkim yang mengalami penebalan dibagian sudutnya. Tipe
kolenkim ini terdapat pada daun-daun seperti daun seledri (Zucovic et
al.,2016).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Pada praktikum morfologi sel dan jaringan ini dapat di
simpulkan bahwa struktur utama pada tumbuhan adalah akar, batang,
daun, dan bunga. Yang mana organ-organ tersebut tersusun atas
jaringan-jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu mengalami
pembelahan sel membentuk jaringan lain pada tubuh tumbuhan.
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak mengalami
pembelahan sel dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu
pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa terbagi jaringan menjadi tiga,
yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim),
jaringan penyokong dan jaringan pengangkut (vaskuler).
Sedangkan sel adalah penyusun struktur kehidupan yang paling
kecil atau paling sederhana dan dapat dilihat hanya dengan
menggunakan alat bantu optik berupa mikroskop. Sel yang diamati
adalah batang kayu dan bawang merah. Secara keseluruhan suatu sel
tumbuhan umumnya memiliki komponen-komponen pembentuk yang
sama yaitu dinding sel, nukleus, mitokondria, ribosom, lisosom,
membrane sel, vakuola, plastid, sentrosom, badan golgi, retikulum
endoplasma, dan sentrosom. Semuanya memiliki fungsi yang
berbeda- beda sesuai dengan tugasnya masing-masing.
V.2 Saran
Saran dari praktikum botani farmasi tentang Jaringan dan Sel :
sebaiknya tanaman / sampel yang telah di amati tidak langsung di
buang begitu saja namun alangkah baiknya untuk di pilah-pilah mana
yang masi cocok untuk di tanam di area fakultas. Untuk praktikum kali
ini, praktikan bisa menyimak dan memperhatikan penjelasan dari
asdos serta menyiapkan bahan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Al Mubin. 2012. Laporan Biologi Sel Tumbuhan. Jurusan Agroekoteknologi.


Fakultas Pertanian Universitas. Bengkulu.
Campbell. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Endah Sulistyowati Dkk . 2016 . Buku Siswa BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas
XI . Jakarta : Intan Pariwara.
Harahap, Fauziyah. "Kultur jaringan tanaman." (2011).
Hidayati, Sukarni, and Ratnawati Ratnawati. "Identifikasi kesulitan belajar
materi struktur-fungsi jaringan tumbuhan pada siswa SMA
Negeri 3 Klaten Kelas XI Tahun Ajaran 2015/2016." Jurnal
Edukasi Biologi 5.7 (2016): 19-26.
Kurniawati, Dewi. 2018. Menggunakan Mikroskop di Laboratorium. Aksara
Sinergi Media PT. Surakarta.
Noor, Rasuane, Nisa Yulis Tika, and Putri Agustina. "Preparat Jaringan
Tumbuhan Dengan Menggunakan Pewarna Alami Sebagai
Media Belajar Jaringan Tumbuhan Praktikum Biologi
Sel." Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM
METRO 5.2 (2020): 136-147.
Nugroho, L. Hartanto dan Issirep Sumardi. 2004. Biologi Dasar. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Nunung Nurhayati, Resti Wijayanti. 2016 . Buku Guru BIOLOGI Untuk
SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Yrama Widya
Nuyadi, Ratna. 2008. Mikroskop dan Teknologi Nano. Administrator.
Surabaya. Pramesti, H, T. 2000. Mikroskop dan Sel. Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru..
Shofi, Muh, and Durroh Humairoh. "Pengenalan dan pelatihan Penggunaan
Mikroskop pada Siswa Kelas IV SD Islamic International School
Pesantren Sabilil Muttaqien Kediri." Prosiding (SENIAS)
Seminar Pengabdian Masyarakat. 20196xs9
Suaha Bakhtiar. 2011 . Buku Biologi Kelas XI SMA. Jakarta : Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai