Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Botani

“Sel dan Jaringan”

Disusun Oleh

Nama : Rehandita Putri Rahayu

NIM : 215040201111023

Kelas : N / N1

Asisten : Yani Kurniawan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuhan telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan sempurna yang
tersusun dari sel dan jaringan. Tidak hanya manusia, tumbuhan dan hewan juga
terdiri dari sel dan jaringan yang berbeda. Miliaran sel yang menyusun setiap
makhluk hidup perlu berkomunikasi untuk mengoordinasikan aktivitasnya agar
tubuh dapat berkembang. Sel sebagai unit fungsional berarti bahwa sel atau sel
penyusun tubuh makhluk hidup menjalankan suatu fungsi dan proses hidup.
Fungsi-fungsi ini meliputi respirasi, ekskresi, transportasi, sintesis, reproduksi,
sekresi, dan respons terhadap rangsangan. Sel dan jaringan pada hewan dan
tumbuhan memiliki beberapa struktur yang berbeda mulai dari fungsi, cara kerja
atau bagian-bagiannya.

Sel dan jaringan pada hewan dan tumbuhan memiliki beberapa struktur
yang berbeda, mulai dari fungsi, cara kerja, atau bagian-bagiannya. Sel dan
jaringan ini lah yang mempengaruhi jalannya proses kehidupan di setiap
organisme di bumi termasuk hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, perlu
adanya pengamatan mengenai sel dan jaringan.

1.2 Tujuan
Berikut ini merupakan beberapa tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktikum
botani stomata.
1. Mengetahui definisi sel hewan dan tumbuhan
2. Mengetahui definisi jaringan
3. Mengetahui perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan
4. Mengetahui ciri-ciri sel hidup dan sel mati
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah kita dapat memahami
pengertian sel dan jaringan. Selain itu, kita dapat mengetahui perbedaan
antara sel hewan dan tumbuhan. Serta dapat mengetahui ciri-ciri sel hidup dan
sel mati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sel

Sel merupakan bagian terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi (Gade, 2014).

Sel merupakan unit hereditas atau pewaris yang menurunkan sifat genetis
dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Sebagia nmakhluk hidup tersusun atas
satu sel (uniseluler) dan sebagian lain tersusun atas banyak sel (multiseluler). Sel
memiliki ukuran yang sangat kecil. Sel tubuh adalah sel mikroskopik yang
berdiameter 10-30 µm (Nugroho, 2017).

The individual cell is the minimal self-reproducing unit of living matter, and it
consists of a self-replicating collection of catalysts. Central to this reproduction is
the transmission of genetic information to progeny cells. Every cell on our planet
stores its genetic information in the same chemical form as double stranded DNA
(Alberts, et.al., 2017).
Sel individu adalah unit terkecil materi hidup yang dapat mereproduksi diri,
dan terdiri dari kumpulan katalis yang dapat mereplikasi diri. Inti dari reproduksi
ini adalah transmisi informasi genetik ke sel keturunan. Setiap sel di planet kita
menyimpan informasi genetiknya dalam bentuk kimia yang sama dengan DNA
untai ganda (Alberts, et.al., 2017).
The cell is a very complex and orderly unit, with a definite shape and a
surprising variety of compositions (Marshall, 2011).
Sel adalah unit yang sangat kompleks dan teratur, dengan bentuk yang pasti
dan komposisi yang beragam (Marshall, 2011).

2.2 Bagian Sel dan Fungsinya

Menurut Subagiartha (2018) sel eukariotik terdiri dari beberapa bagian,


bagian-bagian tersebut mempunyai fungsinya masing-masing, yaitu:
1. Inti sel (nukleus)

Gambar 1. Nukleus dan bagian-bagiannya.


Sumber : Subagiartha (2018)

Materi utama yang berada dalam nucleus adalah nukleolus kromosom-


kromosom yang berfungsi untuk mentranskrip kromosom DNA ke RNA,
dan juga mengatur proses metabolisme dari sel.
2. Ribosom
Ribosom tersebar bebas di sitoplasma di dalam sel yang berfungsi untuk
melangsungkan sintesis protein.
3. Reticulum Endoplasma (RE)
RE terdiri dari dua jenis yaitu RE kasar yang mempunyai bintik-bintik
ribosom berfungsi untuk sintesis protein, dan RE halus yang merupakan
lanjutan dari RE kasar dan berlokasi lebih jauh dari nucleus berfungsi untuk
sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi.
4. Lisosom
lisosom pada sel hewan merupakan membrane berkantung dengan banyak
enzim dan kadar pH 5-7 yang berfungsi untuk menghidrolisis materi seluler
asing (DNA, RNA, protein, dan lipid).
5. Mitokondria
Gambar 2. Gambaran umum mitokondria.
Sumber : Subagiartha (2018)
Mitokondria merupakan sumber utama dari sintesis ATP di dalam sel
selama respirasi aerobic yang berfungsi untuk menghasilkan ATP.
6. Perokisom
Perokisom merupakan organel sel berukuran kecil yang berfungsi untuk
oksidasi lipid seluler yang memulai proses kematian sel.
7. Kloroplas

Gambar 3. Gambaran umum kloroplas.


Sumber : Subagiartha (2018)

Sel yang berfungsi untuk melakukan fotosintesis.


8. Badan Golgi
Badan golgi berfungsi untuk memproses protein dan molekul lain yang akan
dibawa keluar atau masuk ke dalam sel.
9. Vakuola
Untuk tumbuhan yang kekurangan lisosom, vakuola berfungsi sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan atau mengangkut protein dari badan
golgi ke lisosom.
10. Sitoplasma
Cairan di dalam sel yang berfungsi sebagai tempat terjadinya metabolisme
sitosolik, penyimpamam bahan kimia yang berguna bagi metabolisme sel,
dan sebagai tempat begerak bagi organel sel lainnya.
2.3 Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan

Peran fungsional tumbuhan adalah sebagai produsen, sedangkan hewan


adalah sebagai pemakan tumbuhan atau hewan lainnya. Oleh karena itu sel
tumbuhan berbeda dengan sel hewan dalam beberapa hal, meskipun struktur
dasarnya memiliki pola umum yang sama.

Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan dapat dilihat pada tabel berikut :
Sel Tumbuhan Sel Hewan
Perbedaan struktur sel tumbuhan dan Tidak mempunyai dinding sel
sel hewan Sel Tumbuhan Sel Hewan
Mempunyai dinding sel
Mempunyai vakuola sentral yang Tidak mempunyai vakuola sentral
besar
Mempunyai plastida (kloroplas, Tidak mempunyai plastida
kromoplas, dan leukoplas
Tidak mempunyai sentriol Mempunyai sentriol
Tidak mempunyai lisosom Mempunyai lisosom
Tidak mempunyai silia Mempunyai silia

Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel hewan (Rahman et al., 2017)
2.4 Ciri-ciri Sel Hidup dan Sel Mati

 Sel hidup ruang selnya berisi, memiliki sitoplasma, ada aktivitas


metabolisme, memiliki protoplasma, nucleus, membrane sel, dan
mempunyai aktivitas di dalam sel karena adanya orises metabolisme
(Derdy, 2021).
 Sel mati ruang selnya kosong, tidak memiliki sitoplasma, protoplasma,
nucleus, dan membrane sel karena tidak melakukan proses motabolisme
di dalam sel (Derdy, 2021).

2.5 Definisi Jaringan

Jaringan adalah sekelompok sel dengan fungsi dan struktur yang sama.
Tumbuhan dapat tumbuh dengan tinggi karena adanya aktivitas jaringan yang sel-
selnya terus membelah. Oleh karena itu, jaringan pada tumbuhan dibedakan
menjadi dua berdasarkan aktivitas pembelahannya. Jaringan tersebut adalah
jaringan meristem (embrionik) atau jaringan muda dan jaringan dewasa.
(Ramlawati et al., 2017).

Jaringan ialah kumpulan sel-sel (protoplas yang berdinding) yang sama


bentuk dan fungsinya. Pada organisme tingkat rendah yang masih sederhana
tubuhnya belum mempunyai jaringan, malah ada yang selama hidupnya hanya
terdiri dari satu sel saja. Makin tinggi tingkat perkembangan organisme makin
nampak adanya differensiasi sel-sel tubuhnya sehingga tampak adanya berbagai
penyusun organ tubuhnya. Jaringan tubuh tumbuhan terbentuk karena adanya
pembelahan sel (Palennari, 2016).
Tissue is a union of cells which have common origin, function and similar
morphology ( Shipunov, 2020)
Jaringan adalah penyatuan sel-sel yang memiliki asal usul, fungsi dan
morfologi yang sama (shipunov, 2020)
The cells are the basic building-blocks of all living things. The tissues are
made from a group of cells with a similar structure (Peate, I. 2020).
Sel adalah bahan penyusun dasar semua makhluk hidup. Jaringan dibuat
dari sekelompok sel dengan struktur serupa (Peate, I. 2020).
2.6 Macam-macam Jaringan
2.6.1 Jaringan Meristem
Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang masih embrional, dindingnya tipis,
kaya akan plasma, vakuolanya kecil-kecil. Sel- sel jaringan ini bila dilihat
dari segala arah kurang lebih sama besar, jadi bentuk sel seperti kubus.
Jaringan meristem berfungsi untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi
sel- sel jaringan dewasa. Dari itulah, maka jaringan meristem selalu
membelah atau berkembang biak. Menurut letak dan asal pertumbuhan
meristem, jaringan meristem itu dapat dibedakan atas dua:

1. Meristem primer
Meristem primer sering disebut meristem apical dan interkalar yang
terdapat di daerah ujung tumbuhan, misalnya ujung akar (meristem
akar) dan ujung batang (meristem pucuk). Meristem akar dan
meristem pucuk menyebabkan tumbuhan semakin panjang, baik ke
atas maupun ke bawah.
2. Meristem sekunder
Meristem sekunder sering disebut sebagai meristem lateral karena
letaknya di samping dari organ tumbuhan. Aktivitas meristem
sekunder menyebabkan batang dan akar tumbuh membesar ke arah
samping (Ramlawati et al., 2017).

2.6.2 Jaringan Dewasa (Jaringan tumbuh Tua)

Sel-sel jaringan dewasa bentuknya lebih besar dari sel-sel meristem,


plasmanya lebih sedikit, vakuola lebih besar, kadang-kadang sel jaringan
dewasa telah mati dan terisi dengan udara atau air serta dinduing selnya
mempunyai penebalan yang bermacam-macam. Berdasarkan struktur dan
fungsi jaringan dewasa dibedakan atas empat yaitu :

1. Jaringan pelindung
Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan pelindung adalah jaringan
epidermis yang melindungi bagian dalam tumbuhan dari faktor luar.
Oleh karena itu, jaringan ini tersusun atas sel-sel yang rapat.
2. Jaringan dasar
Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan dasar adalah jaringan
parenkim. Sel-sel parenkim memiliki dinding yang tipis dengan
ruang antar sel yang besar. Parenkim disebut jaringan dasar karena
hampir terdapat di setiap bagian tumbuhan.
3. Jaringan penyokong (mekanik)
Jaringan ini terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
Jaringan penyokong berfungsi untuk menguatkan/menegakkan
batang dan daun, melindungi biji atau embrio, serta melindungi
berkas pengangkut (vaskuler).
4. Jaringan gabus
Jaringan gabus berfungsi untuk melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap
air. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang bernama
felogen.
5. Jaringan pengangkutan
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan
oleh tumbuhan. Ada dua macam jaringan yaitu xilem atau pembuluh
kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu
(Ramlawati et al., 2017).

2.7 Perbedaan Jaringan Pengangkut Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Gambar 4. Penampang melintang


tanaman dikotil dan monkotil.
Sumber : Panji (2015)
Menurut Farida Nur Kumala (2019) terdapat beberapa perbedaan antara berkas
pengangkut tumbuhan dikotil dan monokotil, yaitu:
 Secara structural berkas pengangkut tanaman monokotil dan dikotil
tidak mempunyai perbedaan, namun secara morfologis jaringan-
jaringan ini terorganisasi dalam tulang daun yang terdapat perbedaan
model parallel/sejajar atau melengkung, sedangkan daun dikotil
menjadi menyirip
 Jaringan pengangkut batang dikotil terletak di silinder pusat dan
tersusun secara melingkar dan bertipe kolateral terbuka.
 Batang tanaman monokotil tersusun atas epidermis, parenkim, korteks,
tidak mempunyai endodermis, berkas pengangkut xylem dan floem
tersebar tidak teratur, dan tidak mempunyai empulur.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsinya


Tabel 2. Alat yang digunakan dalam praktikum sel dan jaringan
No. Alat Fungsi

1. Mikroskop Untuk mengamati spesimen pengamatan


2. Cutter/pisau Untuk memotong spesimen pengamatan
3. Preparat Untuk meletakkan objek pengamatan
4. Pipet Untuk mengamil spesimen pengamatan
5. gelas Sebagai tempat atau wadah air

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam praktikum sel dan jaringan


No. Bahan Fungsi

1. Air Untuk menetesi spesimen


pengamatan
2. Batang bayam Spesimen tanaman dikotil
3. Batang rumput gajah Spesimen tanaman monokotil

3.2 Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


v
Mengiris tipis batang spesimen dengan arah melintang.
Meletakkan objekvdi atas preparat.
v
Meneteskan air menggunakan pipet ke atas objek.
v
Mengamati preparat dengan mikroskop.
v
Dokumentasi dan mencatat hasil pengamatan.
3.3 Analisa Perlakuan

Langkah pertama dalam melakukan kegiatan ini ialah menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar. Adapun alat
yang dibutuhkan saat praktikum yakni meliputi mikroskop yang berfungsi untuk
mengamati benda-benda berukuran kecil terlihat besar, cutter / silet untuk
menyayat/mengiris tipis spesimen pengamatan, kaca preparat sebagai tempat
meletakkan objek yang akan diamati menggunakan mikroskop, pipet untuk
mengambil specimen pengamatan, gelas sebagai wadah air. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu air, batang bayam dan juga batang rumput gajah sebagai spesimen
pengamatan. Setelah alat dan bahan siap, maka selanjutnya adalah mengamati
(batang bayam dan batang rumput gajah) dengan cara diiris secara melintang
menggunakan cutter/pisau dan meneteskan air ke atas objek untuk mengetahui
struktur batang untuk diamati dia atas preparat didengan mikroskop dan megetahui
perbedaan antara struktur batang monokotil dan dikotil. Terakhir, catat hasil
pengamatan dan jangan lupa untuk dokumentasi agar data dapat terekap dengan
baik dengan bukti yang valid.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Klasifikasi Spesimen


Berikut merupakan klasifikasi tanaman bayam sebagai tumbuhan dikotil:

Gambar 5. Bayam
Sumber : Saparinto (2013)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopside
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Sub-famili : Amaranthoideae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus Spinosus. (Saparinto, 2013).
Berikut merupakan klasifikasi tanaman rumput gajah sebagai tumbuhan
monokotil:

Gambar 6. Rumput gajah


Sumber : Sirait (2018)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpureum cv. Mott. (Sirait, 2018)

4.2 Susunan Jaringan Pengangkut Tanaman Dikotil dan Monokotil

Gambar 7. Susunan jaringan pengangkut


Sumber : Siswapedia (2015)

Jaringan pengangkut kedua tanaman dikotil dan monokotil terdiri atas xylem
(terdiri dari unsur pembuluh, trakeid, dan parenkim) yang berfungsi untuk
mengangkut mineral air dan zat hara dari tanah ke seluruh tubuh tumbuhan dan
floem (terdiri dari unsur tabung tapis, sel pengiring, serabut floem, dan parenkim
floem) yang berfungsi mengangkut/menyebarkan hasil fotosintesis ke seluruh
tubuh tumbuhan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sel merupakan bagian terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel yang menurunkan sifat genetis dari
satu generasi kegenerasi berikutnya. Sedangkan jaringan adalah sekelompok sel
dengan fungsi dan struktur yang sama. Tumbuhan dapat tumbuh dengan tinggi
karena adanya aktivitas jaringan yang sel-selnya terus membelah. Perbedaan antara
sel tumbuhan dan hewan yaitu, pada tumbuhan memiliki dinding sel, vakuola, dan
klorofil. Sedangkan pada hewan memiliki sentriol dan lisosom yg tidak dimiliki
oleh tumbuhan.
Sel hidup memiliki ruang sel yang berisi, memiliki sitoplasma, ada aktivitas
metabolisme, memiliki protoplasma, nucleus, membrane sel, dan mempunyai
aktivitas di dalam sel karena adanya orises metabolisme.
Sedangkan sel mati ruang selnya kosong, tidak memiliki sitoplasma,
protoplasma, nucleus, dan membrane sel karena tidak melakukan proses
motabolisme di dalam sel.

5.2 Saran
Kedepannya semoga praktikum bias dilaksanakan secara luring dan lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, Johnson, Lewis, Morgan, Raff, Roberts, Walter, John Wilson, T. H. (2017).
Molecular Biology of The Cell.
Derdy, J. (2021). Perbedaan Sel Hidup Dengan Sel Mati Adalah Pada Struktur dan
Aktifitas, 148–162.
Farida Nur Kumala, H. (2019). Konep Tumbuhan. Vol.148.
Gade, M. (2014). Struktur, Fungsi Organel dan Komunikasi Antar Sel. Al Ulum
SeriSainstek,II(1),1–9.
Nugroho, S. D. (2017). Laporan Praktikum Biologi “Respirasi Kecambah.” 16.
Palennari, Muhiddin. Et.al. 2016. “ Biologi dasar – Bagian pertama ”. Makasar:
Allaudin University Press.

Peate, I. (2020). The cell and tissues. British Journal of Healthcare Assistants,
14(8), 390-394.
Rahman, D. A., Si, M., Rohmah, Z., & Si, S. (2017). Konsep Dasar Sel. 1–50.
Ramlawati, L, H., Saenab, S., & Yunus, S. R. (2017). Sel, Jaringan, Dan Reproduksi
Pada Tumbuhan. Jurnal Pendidikan, 1(2), 12–16.
Saparinto, C. 2013. Grow your own vegetables-panduan praktis menanam 14
Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan. Yogyakarta: Penebar Swadaya. 180
hlm.
Shipunov, Alexy. 2020. “ Introduction of Botany”. North Dakota, USA:Minor
State University.

Sirait, J. (2018). Dwarf Elephant Grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) as Forage
for Ruminant. Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences, 27(4),
167.
Subagiartha, I. M. (2018). Sel struktur, fungsi, dan regulasi. Anesthesiologi Dan
TerapiIntensif,2(3),6–18.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jurnal

Anda mungkin juga menyukai