Kegiatan ke 2
A. Tujuan
B. Kajian Pustaka
Sel merupakan satuan dasar kehidupan; semua organisme hidup terdiri
dari sel yang memiliki nukleus (inti) yang terbungkus membran atau
struktur serupa tapi tanpa membran. Tak ada kehidupan dalam satuan yang
lebih kecil daripada sel. Sel hanya terjadi dari pembelahan sel yang ada
sebelumnya (Salisbury dan Ross, 1995: 2).
Sel adalah satuan unit terkecil dari kehidupan. Seluruh makhluk hidup
tersusun atas sel. Kata “sel” dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti
“kotak-kotak kosong”, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan
mikroskop (Maritalia dan Riyadi, 2012: 11).
Bagian yang penting dari sel bukanlah dinding selulosa yang dilihat
oleh Hooke, melainkan isi dari sel itu. Dalam tahun 1839 fisiologiwan
Purkinye memperkenalkan istilah “protoplasma” bagi zat hidup dari sel.
Setelah pengetahuan kita mengenai struktur dan fungsi sel meningkat,
maka menjadi jelas bahwa isi yang hidup dari sel merupakan suatu sistem
yang kompleks dari bagian-bagian yang heterogen. Dalam tahun yang
sama 1839 seorang botaniwan Matthias Schleiden, dan Zoologiwan
Theodor Schwann, keduanya bangsa jerman, merumuskan suatu
generalisasi yang kemudian berkembang menjadi teori sel: Tubuh semua
hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan.
Sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua organisme. Unit dasar
yang mempunyai semua ciri khas benda hidup (Yowono, 1984: 35).
2
Ciri utama sel sebagai suatu unit biologis terkecil yang otonom adalah
adanya kemampuan berikut: tumbuh kembang, pengelolaan, perbaikan,
dan reproduksi. Pada aspek tumbuh kembang sel tergabung dalam suatu
jalinan komunikasi lingkungan yang membentuk suatu jaringan, dimana
aspek-aspek spesifisitas, durasi siklus sel, penyesuaian morfologi
(struktur) dengan fungsi dan pemenuhan kebutuhan jaringan beserta
respon terhadap efek eksternal merupakan aspek-aspek yang mutlak perlu
diakomodir oleh sistem sel sebagai dasar acuan (Azhar, 2008: 23).
Menurut Lumowa (2016: 38) sebuah sel harus memeuhi kriteria yaitu:
1. Memilki membran plasma.
2. Mengandung materis genetic yang penting untuk mengkode
berbagai jenis RNA, termasuk untuk sintesis protein.
3. Mengandung “mesin biosintesis” tempat dimana sintesis
berlangsung.
4. Memilki bentuk yang bervariasi.
5. Sangat kompleks dan terorganisir.
6. Sel mempunyai program genetic.
7. Sel membentuk dan menggunakan energy.
8. Sel mampu menghasilkan berbagai macam reaksi kimia.
9. Sel mampu melakukan aktivitas mekanik.
10. Sel mampu merepon stimuli.
11. Sel mampu membelah diri.
Jasad hidup selular yang ada di alam dapat digolongkan menjadi jasad
bersel tunggal (unicellular organism), dan jasad bersel banyak
(multicellular organism). Penggolongan jasad selular dapat didasarkan atau
struktur dan organisasi sel yaitu jasad prokaryot dan jasad eukaryote
(Yuwono,1984: 8).
Menurut Harti (2014: 5,7-9), berdasarkan intinya maka sel terbagi 2 macam
yaitu:
1. Sel Prokariot
Prokariotik (Bahasa yunani pro, “sebelum” dan karyon, “inti”).
a. Merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana dengan diameter
dari 1-10µm.
7
a. Hewan (animalia)
b. Tumbuhan (plantae)
c. Jamur (fungi)
d. Protista, yang terdiri atas Alga dan Protozoa.
Salah satu ciri sel eukariotik adalah adanya organel-organel sebseluler
dengan fungsi-fungsi yang lebih terspesialisasi. Ciri lain:
a. Sel tersusun 3 bagian utama: nukleus, yang mengandung DNA dan
protein, membran sel, sitoplasma dengan organel bermembran.
8
D. Cara kerja
1. Sel Gabus
a. Irisan gabus (batang singkong muda) diletakkan pada kaca objek dan
ditutup dengan kaca penutup.
b. Irisan gabus (batang singkong muda) diamati dengan perbesaran
lemah 40 kali.
c. Irisan gabus (batang singkong muda) diamati bagaimana bayangan
benda, dan digambarkan di kertas.
d. Preparat digeser dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah, sambal
memandang ke dalam lensa okuler. Diamati kemana bayangan
bergerak.
e. Lensa obyektif diubah ke perbesaran yang lebih besar. Diamati
apakah ada perubahan luas bidang pandang.
2. Sel Hewan
10
Daftar Rujukan