Anda di halaman 1dari 8

NAMA : RISKI ARIANSA MONGKIRA

NIM : O12122308
KELAS : E PETERNAKAN

TUGAS GENETIKA

1. Pengertian Sel

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.

Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup
(organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta
sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular).

Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adala kesatuan struktural dan fungsional makhluk
hidup, yang mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan
semua fungsi kehidupan, Berdasarkan jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat
digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan multiseluler.

Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memiliki sebuah sel tunggal,
Sedangkan multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu
sel.

Sel yang terdapat makhluk hidup terdiri dari struktur, fungsi, serta bagian-bagian di
dalamnya. Bagi Grameds, yang tertarik mempelajari lebih dalam mengenai seluk-beluk sel
secara terinci dapat membaca buku Biologi Molekuler Sel yang ditulis oleh Lucia Maria
Santoso dan Didi Jaya Santri.

2. Sejarah Perkembangan Sel

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke
yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri.

Kata sel berasal dari kata Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Anton van
Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik
dan menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di dunia lain” yang belum pernah
dilihat oleh manusia.

Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang penting saat ini, yaitu: mikrobiologi.
Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan
kesempatan bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian
penelitian telah dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias Schleiden (ahli
tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwann (ahli hewan, 1810-1882). Mereka
menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel.

● Kemudian, pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow,


mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru Sel
berasal dari bahasa latin, yaitu cella yang berarti ruangan kecil.
● Sel ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke (1635 – 1703), seorang
ilmuwan dari Inggris. Ia mengamati sayatan tipis gabus di bawah mikroskop
sederhana dan ia menemukan ruang – ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu
dinding. Kemudian, ia memberi nama ruang – ruang tersebut sebagai “sel”.
(Kusnadi et al, 2009:207; Karmana, 2007:6 ).
● Pada tahun 1810-1882, Matthias Schleiden seorang ahli botani dari Jerman
melakukan pengamanatan secara mikroskopis terhadap tumbuhan dan
ditemukanlan sel. Pada watu yang bersamaan, Theodor Schwann, seorang ahli
zoology Jerman menemukan bahwa hewan pun tersusun atas sel. Kesimpulan
dari hasil penemuan Schleiden dan Schwann adalah sel merupakan komponen
dasar semua makhluk hidup (Karmana, 2007:6).

3. Struktur Sel

Sel di makhluk hidup memiliki struktur, fungsi, serta kegunaannya masing-masing yang
membentuk kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup dan hal ini dibahas di dalam
buku Biologi Sel oleh Subowo.

Struktur sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Kedua jenis sel tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan
sitoplasma. Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel
mengandung kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat
protein dengan instruksi dari gen.

DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran ganda. Sedangkan
pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran yang disebut nukleoid.
Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel prokariot tidak. Struktur
sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik.

A. Sel Prokariotik

Istilah prokariotik, berasal dari bahasa Yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan
karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot
disebut sitoplasma. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih
tersebar di dalam sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti.
Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi
tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell, 2008).
Ciri-ciri Sel Prokariotik, sendiri diantaranya:

● Memiliki membrane plasma memilikinukleoid ( DNA, RNA )


● Memiliki sitoplasma
● Tidak memiliki membrane inti dan system endomembrane.
● Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel
eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam
rantai, atau kelompok sel yang berjumlah ratusan. Contoh sel prokariotik adalah
bakteri Echerichiacoli. (Albert, 2002)
● Dinding Sel: Dinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding
sel terdiri dari peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku),
lipid (lemak), dan protein. Fungsi dari dinding sel ialah: memberi bentuk sel yang
tetap karena sifatnya yang kaku,sebagai pelindung, terdapat poti-pori jalan keluar
masuknya molekul-molekul, dan mengatur pertukaran zat serta reproduksi
(Champbel, 2008)
● Membran plasma: Membran yang menyelubungi sitoplasma. Struktur membran
plasma yaitu terdiri atas molekul lemak protein berfungsi sebagai pelindung
molekuler sel terhadap lingkungan sekitar dan mengatur transportasi air serta zat-zat
terlarut dari luar dan kedalam sel (Champbel, 2008)
● Nukleoid: Merupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak
terselubung membran) (Champbel, 2008).
● Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang tersusun dari
RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesa protein
(Champbel, 2008).
● Flagela Merupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri
(Champbel, 2008).
● Pili (fimbriae) Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota.
Berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat
melekatkan diri pada jaringan hewan ataupun tumbuhan (Champbel, 2008).

B. Sel Eukariotik

Sel Eukariotik Eukariotik termasuk golongan yang memiliki struktur lebih maju yaitu sama
dengan sel tumbuhan dan binatang. Eukariotik sebagai kelompok organisme yang sel- selnya
mengandung nukleus dan dikelilingi oleh membran nukleus.

Kromosom terdiri dari asam deoksiribo nukleat yang membentuk kompleks dengan sejumlah
protein dan jumlah protein lebih dari satu. Kelompok mikroorganisme ini mempunyai
nukleus sejati. Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan dinding
sel prokariot. Salah satu grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya terdiri dari lelulosa,
kecuali pada dua grup ganggang yaitu diatom dan krisofita.
Satu grup ganggang lainnya yaitu kokolitofora (coccolithophores) dinding selnya
mengandung lapisan tipis selulosa dan sisik-sisik yang terdiri dari kalsium karbonat. Dinding
sel eukariot yang terdiri dari senyawa-senyawa anorganik seperti pada diatom dan
kokolitifora disebut frustula.

● Membrane sel : Membrane sel merupakan lapisan lipoprotein yang terdiri dari
fosfolipid dan protein, bersifat semipermeabel atau selektif permiabel dan berfungsi
mengatur keluar masuknya zat dari sel ke dalam sel
● Nukleus (intisel) : Memiliki membrane sel Nucleus terdapat o nucleolus, yang
berfungsi mensintesis RNA o nukleoplasma o butirankromatin
● Sitoplasma : Meliputi isi sel diluar intisel terdiridaricairan yang disebutsitosol (yang
dapat berubah dari fase sol ke gel), dan padatan berupa organel sel

4. Sel Tumbuhan

Sel tumbuhan adalah sel-sel yang ada pada tumbuhan dan berfungsi untuk membantu
kehidupan serta pertumbuhan dari tumbuhan. Sel tumbuhan ini memiliki struktur yang akan
memengaruhi perkembangan dari tumbuhan itu sendiri. Berikut beberapa struktur sel
tumbuhan.

● Dinding sel
● Membran plasma
● Ribosom
● Mitokondria
● Vakuola
● Nukleus
● Plastida
● Badan Golgi
● Retikulum Endoplasma

5. Sel Hewan

Sel hewan adalah sel ekuariotik yang berfungsi sebagai penyusun dari jaringan hewan serta
sebagai penunjang dari pertumbuhan hewan. Sama halnya dengan sel tumbuhan, sel hewan
juga memiliki struktur, di antaranya.

● Nukleus
● Nukleolus
● Retikulum Endoplasma
● Membran Sel
● Sitoskeleteon
● Mikrofilamen
● Peroksisom
● Ribosom
● Lisosom
● Mikrotubulus
● Sentriol
● Badan Golgi
● Mitokondria

6. Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan

Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel, vakuola yang berukuran besar, dan plastida yang
membedakan dengan sel hewan. Sel Hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Sel hewan tidak
memiliki dinding sel, sehingga bentuk sel hewan tidak tetap seperti sel tumbuhan. Pada sel
hewan terdapat dua sentriol berbentuk silindris atau bulat panjang. Sentrisol tidak memiliki
membrane, DNA, dan RNA.

Sentrisol berfungsi membentuk perlengkapan pembelahan sel. Sentrisol merupakan struktur


yang hampir sama dengan tubuh basal. Tubuh basal terdapat di bagian dasar dari setiap silia
dan flagella. Tubuh basal membantu pengaturan mikrotubulus yang menyusun silia dan
flagella. Pada sel tumbuhan, sentrisol tidak berperan penting karena telah diketahui bahwa
perlengkapan pembelahan sel terbentuk tanpa adanya sentrisol atau struktur lain yang tampak
dalam sentrosom. Pada sel hewan, terdapat daerah sumber penyebaran mikrotubul bernama
sentrosom yang bertindak sebagai pusat pengatur mikrotubulus.

7. Bagian Komponen Sel dan Fungsinya

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa sel terdiri dari berbagai komponen yang
membentuk satu kesatuan fungsional serta struktural pada makhluk hidup. Pada buku
berjudul Dasar-Dasar Biologi Sel dan Molekuler oleh Zairin Thomy dan Essy Harnelly ini
akan diuraikan mengenai fungsi penting dari setiap bagian sel.

a. Membran sel

Membran sel merupakan batas antara lingkungan luar dengan bagian dalam sel. Membran sel
bersifat selektif permeabel, yaitu hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu, seperti glukosa,
asam amino, gliserol dan ion. Perpindahan molekul tersebut terdiri dari dua macam yaitu:
Transport pasif : perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi dan terjadi secara
spontan dari konsentrasi tinggi ke rendah.

Contoh : Difusi : perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Osmosis : perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang
konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasi airnya rendah.

Transport aktif : perpindahan molekul atau ion menggunakan energi.


Contoh : pompa natrium/kalium, endositosis, dan eksositosis. Fungsi Membran Sel
diantaranya Sebagai reseptor. Melindungi isi sel agar tidak keluar dari sel. Mengatur molekul
dalam keluar masuk sel.

Proses terjadinya biokimiawi, contoh : reaksi oksidasi dan respirasi. Membran sel terdiri dari
lapisan protein dan lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan protein membentuk dua
macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik (membungkus bagian kepala lipid
bilayer bagian luar) dan lapisan protein integral atau intrinsik (membungkus bagian kepala
lipid bilayer bagian dalam).

Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid yang terdiri dari gugus fosfat. Bagian kepala bersifat
hidrofilik (suka air) dan pada bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Selain
fosfolipid, lapisan lipid juga terdiri dari glikolipid (mengandung karbohidrat) dan sterol
(mengandung alkohol).

b. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan yang mengisi sel yang mengandung berbagai zat yang koloid.
Fungsi kehidupan utama berlangsung di sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat
organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental. Koloid sitoplasma bukan
merupakan cairan yang serba sam (homogen), melainkan cairan yang beraneka ragam
(heterogen).

Koloid ini terdiri dari air, senyawa organik yaitu protein, gula, lemak, enzim, hormon, dan
garam mineral. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.

c. Inti sel (Nukleus)

Nukleus biasanya berbentuk oval atau bulat yang berada di tengah-tengah sel. Di dalam inti
sel (nukleus) terdapat (nukleolus) dan benang kromosom. Cairan ini tersusun atas air, protein
, dan mineral. Kromosom merupakan pembawa sifat menurun yang di dalamnya terdapat
DNA (deoxyribonucleicacid) atau RNA (ribonucleicacid).

Inti sel (nukleus) diselubungi membrane luar dan dalam yang terdiri atas nukleoplasma dan
kromosom. Nukleus berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel.

d. Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma yaitu struktur benang-benang yang bermuara di inti sel (nukleus). Ada
dua jenis RE yaitu RE granuler (RE kasar) dan RE Agranuler (RE halus). Retikulum
endoplasma berfungsi menyusun dan menyalurkan zat-zat ke Dalam sel (alat transportasi
zat-zat dalam sel). Fungsi RE kasar adalah mengumpulkan protein dari dan ke membran sel.
Sedangkan, fungsi RE halus adalah untuk mensintesis lipid, glikogen (gula otot), kolesterol,
dan gliserida.

Pada RE kasar terdapat ribosom dan RE halus tidak terdapat ribosom. Terdapat dua bentuk
retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak
ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti
organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar.

Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk
diantarkan ketujuan akhirnya. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada
permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid
komponen membran sel.

e. Ribosom (Ergastoplasma)

Ribosom berbentuk butiran-butiran bulat yang melekat sepanjang retikulum endoplsma ada
pula yang soliter (hidup sendiri terpisah) yang bebas di sitoplasma. Ribosom berfungsi
sebagai tempat untuk sintesis protein.

f. Sitoskeleton

Dari namanya, sitoskeleton terdiri dari 2 kata yaitu sito yang artinya sel, dan skeleton yang
artinya rangka. Jadi, sitoskeleton itu adalah rangka sel yang berbentuk benang-benang halus
atau filamen-filamen protein dan menyebar di sitosol. Nggak cuma ngasih bentuk,
sitoskeleton juga berfungsi untuk mengatur pergerakan yang ada di dalam sel dan
mempertahankan organel-organel sel untuk tetap stay di tempatnya masing-masing.

Nah, yang nggak kalah penting nih, sitoskeleton terbagi jadi 3 jenis, yaitu mikrofilamen,
filamen intermediet, dan mikrotubulus. Lapisan paling tipis yaitu mikrofilamen, dan letaknya
di pinggir sel. Di dalam mikrofilamen ada protein dan miosin, ini yang membuat sel
bergerak. Tidak hanya itu, mikrofilamen berperan dalam kontraksi otot. Kalau lapisan yang
ketebalannya sedang, yaitu filamen intermediet.

Filamen intermediet tersebar di sitosol, dan fungsinya untuk mempertahankan bentuk sel.
Terakhir, kita bahas tentang mikrotubulus. Mikrotubulus menjadi lapisan yang paling tebal
dan tersusun dari protein tubulus. Fungsinya untuk menggerakan organel, pembentukan silia,
flagel.

g. Plastida

Plastida merupakan badan bermembran rangkap yang mengandung membran tertentu.


Plastida mengandung pigmen hijau (klorofil) disebut kloroplas, sedangkan yang berisi
amilum disebut amiloplas. Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga jenis plastida
yaitu lekoplas, kloroplas, dan kromoplas. Lekoplas adalah plastida berwarna putih yang
berfungsi sebagai penyimpan makanan dan terdiri dari amiloplas (untuk menyimpan
amilum), elaioplas (untuk menyimpan lemak/minyak), dan proteoplas (untuk menyimpan
protein).

Kloroplas yaitu plastid yang memiliki pigmen waran hijau. Kromoplas yaitu plastid yang
mengandung pigmen, seperti karotin (kuning), fikodanin (biru), fikosantin (kuning), dan
fikoeritrin (merah).

h. Badan Mikro

Badan mikro memiliki bentuk yang menyerupai lisosom, agak bulat dengan diameter 0,3 –
1,5 µm yang didalamnya berisi enzim katalase dan oksidase. Terdapat dua jenis badan mikro
yaitu, peroksisom dan glioksisom.

Peroksisom terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi. Fungsi
peroksisom, yaitu membantu dalam penyerapan cahaya dan respirasi, melindungi sel dari
H202, dan berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Glioksisom terdapat dalam
sel tanaman. Fungsi Glioksisom, yaitu berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat
terjadinya siklus glioksilat.

Anda mungkin juga menyukai