Anda di halaman 1dari 4

Tugas Gizi Daur Hidup 2

Latar belakang

Obesitas pada anak merupakan masalah serius di Amerika Serikat. Berdasarkan data Centers
for Disease Control and Prevention tahun 2017–2018, prevalensi obesitas pada anak dan remaja
usia 2–19 tahun sebesar 19,3%, dengan prevalensi tinggi pada remaja usia 12–19 tahun (dengan
22,2%). Prevalensi obesitas pada anak secara signifikan lebih tinggi di antara anak ras minoritas
di Amerika Serikat, dibandingkan dengan anak kulit putih. Data menunjukkan bahwa prevalensi
obesitas di antara anak- anak Hispanik, anak-anak kulit hitam non-Hispanik, anak-anak kulit
putih non-Hispanik, dan anak-anak Asia non-Hispanik masing-masing sekitar 26%, 24%, 16%,
dan 9%

Pola asuh dapat berkontribusi terhadap obesitas pada masa kanak-kanak, karena pola asuh
dan perilaku makan remaja sangat berkaitan erat . Hal ini membentuk perilaku makan anak
dalam jangka panjang, yang pada akhirnya merupakan prediktor kuat untuk hasil kesehatan
jangka panjang. Orang tua, sebagai agen sosialisasi utama, memainkan peran penting dalam
perilaku makan sehat anak remaja mereka. Oleh karena itu, perubahan kecil dalam pola asuh
dapat mempengaruhi perilaku makan sehat remaja.

Beberapa penelitian telah meneliti hubungan antara berbagai praktik pengasuhan anak dan
konsumsi kategori makanan yang berbeda. Misalnya, Watts et al. (2017) mengungkapkan bahwa
ketersediaan, aksesibilitas, pemodelan, dan dorongan secara independen terkait dengan konsumsi
buah dan sayuran yang lebih tinggi. Demikian pula, penelitian lain meneliti hubungan positif
antara pemodelan sehat orang tua dan skor indeks makan sehat (HEI) anak- anak. Selain itu, para
peneliti telah menemukan bahwa menetapkan aturan dan bimbingan yang membatasi untuk
anak-anak adalah praktik pengasuhan yang efektif untuk mencegah konsumsi makanan yang
tidak sehat.

Sebuah studi juga membandingkan perbedaan ras dan kebiasaan makan di antara anak-anak
prasekolah yang mendapati minuman manis dan konsumsi makanan cepat saji yang lebih tinggi,
dan asupan susu skim atau susu 1% yang lebih rendah di antara anak-anak Hispanik dan kulit
hitam daripada kulit putih non-Hispanik.
Belum ada penelitian yang meneliti hubungan antara pola asuh yang berbeda dan jenis
makanan yang dikonsumsi remaja sambil mempertimbangkan latar belakang ras keluarga. Maka
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik pengasuhan yang diadopsi oleh anggota
kelompok ras berbeda yang menghasilkan berat badan yang sehat dan pembentukan perilaku
makan yang sehat pada kalangan remaja.

KERANGKA TERJADINYA MASALAH

Penyebab masalah yang terjadi dalam jurnal ini yaitu obesitas yg terjadi lebih umum pada
kalngan minoritas (kulit hitam) di Amerika serikat, dibandingkan kulit putih. Hal ini dipengaruhi
oleh pola asuh orang tua dan kebiasaan makan anak.

PENYEBAB TERJADINYA MASALAH


Dalam jurnal ilmiah ini, masalah utama yang ada merupakan penyakit obesitas pada anak di
serius di Amerika Serikat. Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention tahun
2017–2018, prevalensi obesitas pada anak dan remaja usia 2–19 tahun sebesar 19,3%, dengan
prevalensi tinggi pada remaja usia 12–19 tahun (dengan 22,2%). Prevalensi obesitas pada anak
secara signifikan lebih tinggi di antara anak ras minoritas di Amerika Serikat, dibandingkan
dengan anak kulit putih. Data menunjukkan bahwa prevalensi obesitas di antara anak- anak
Hispanik, anak-anak kulit hitam non-Hispanik, anak-anak kulit putih non-Hispanik, dan anak-
anak Asia non-Hispanik masing-masing sekitar 26%, 24%, 16%, dan 9%

Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor yang ada, seperti :

(1). Praktik pengasuhan dapat berkontribusi terhadap obesitas pada masa kanak-kanak, karena
praktik pengasuhan dan perilaku makan remaja terkait erat (jansen et. Al., 2012). Hal ini
karena tentunya Mereka membentuk dasar untuk perilaku makan jangka panjang yang pada
gilirannya merupakan prediktor kuat hasil kesehatan jangka panjang (Leunissen et. Al.,
2009).

(2). Peran Orang tua. Tentunya sebagai agen sosialisasi utama, memainkan peran penting dalam
perilaku makan sehat remaja mereka (Case & Paxton, 2002). Oleh karena itu, perubahan
kecil dalam pola asuh dapat mempengaruhi perilaku makan sehat remaja.
(3). Pola Pengasuhan anak. Hal ini didapatkan berdasarkan beberapa penelitian telah meneliti
hubungan antara berbagai praktik pengasuhan anak dan konsumsi kategori makanan yang
berbeda. Misalnya, Watts et al. (2017) mengungkapkan bahwa ketersediaan, aksesibilitas,
pemodelan, dan dorongan secara independen terkait dengan konsumsi buah dan sayuran
yang lebih tinggi. Demikian pula, penelitian lain melaporkan hubungan positif antara
pemodelan sehat orang tua dan skor indeks makan sehat (HEI) anak-anak. Selain itu, para
peneliti telah menemukan bahwa menetapkan aturan dan bimbingan yang membatasi untuk
anak-anak adalah praktik pengasuhan yang efektif untuk mencegah konsumsi makanan yang
tidak sehat.

(4). Pola Kebiasaan makan pada remaja dengan golongan ras tertentu. Misalnya, frekuensi
asupan buah dan sayur lebih tinggi di antara populasi Hispanik daripada kulit hitam non-
Hispanik dan kulit putih non-Hispanik (Lee et. Al., 2022). Menariknya, yang kami dapatkan
dalam jurnal ini menyatakan bahwa akulturasi di antara populasi Hispanik yang berimigrasi
di AS menyebabkan penurunan konsumsi buah dan sayuran (13). Sebuah studi yang
membandingkan perbedaan ras dan kebiasaan makan di antara anak-anak prasekolah
melaporkan minuman manis dan konsumsi makanan cepat saji yang lebih tinggi, dan asupan
susu skim atau susu 1% yang lebih rendah di antara anak-anak Hispanik dan kulit hitam
daripada kulit putih non-Hispanik (Kleinman et. al., 2014).

Adapun secara konsep skema kami jelaskan dan paparkan sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Bagan Penyebab Terjadinya Masalah
(Sumber : Ilustrasi Tim Penulis)

Anda mungkin juga menyukai