Anda di halaman 1dari 2

Judul Artikel : Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang pada Balita di Etnis Sunda

Jurnal : Sport and Nutrition Journal


Volume dan Nomor : Volume 2 Nomoe 2
Halaman : 41-48
Peneliti : Minkhaulmaula, Kartika Pibriyanti, dan Fathimah

Artikel ini menjelaskan faktor risiko terhadap kejadian gizi kurang pada balita
terutama di Etnis Sunda. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah Kecamatan
Karangparawitan yang menjadi populasi penelitian merupakan kecamatan dengan status gizi
kurang pada balita tertinggi di Kabupaten Garut yaitu sebesar 528 balita mengalami gizi
kurang dari 100.223 balita yang ditimbang. Umumnya, penanganan gizi kurang berfokus
pada penanganan kuratif dan pelayanan kesehatan serta tidak memperhatikan kondisi sosial
yang mengartikan bahwa gizi kurang dipengaruhi oleh budaya. Peneliti mendapatkan hasil
bahwa gizi kurang pada Kecamatan Karangpawitan lebih banyak pada umur 24-35 bulan
dimana pada umur tersebut perhatian orang tua terhadap konsumsi makanan balita berkurang
dikarenakan balita sudah bisa makan dan memilih makanan sendiri. Perhatian orang tua tentu
tidak lepas dari pengetahuan yang dimilikinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang
tua pada balita yang memiliki gizi baik merupakan orang tua dengan pendidikan terakhir
SMA. Pengetahuan orang tua memiliki hubungan dengan kejadian gizi kurang karena
pengetahuan tinggi dapat mendorong orang tua untuk memilih dan menyediakan makanan
dengan kualitas yang baik sehingga status gizi balita juga baik.
Faktor lain yang berhubungan adalah berat badan lahir rendah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam kelompok kasus gizi rendah sebanyak 88,9% merupakan balita
dengan berat badan lahir rendah. Berat badan lahir rendah dapat mempengaruhi gizi buruk
balita karena belum berfungsinya organ pencernaan. Berat bdan lahir rendah juga disebabkan
karena pengetahuan ibu yang minim akan melahirkan dan merawat bayi semasa hamil yang
menyebabkan anemia dan kekurangan darah sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah.
Semasa hamil, masyarakat Kecamatan Karangpawitan memiliki pantangan seperti makan
kankung, pisang ambon, nanas, dan nangka padahal dilihar dari segi kesehatan bahan
makanan dan buah tersebut mengandung serat dan kaya akan gizi yang sangat bermanfaat
bagi ibu hamil yaitu dapat mencegah anemia. Bahan dan buah ini boleh dikonsumsi selama
tidak mengonsumsi secara berlebihan.
Faktor risiko yang tidak berhubungan dengan kejadian gizi buruk pada balita adalah
pendapatan keluarga. Penelitian menunjukkan hampir semua responden memiliki pendapatan
dibawah UMR sehingga hal ini tidak adanya pengaruh terhadap kejadian gizi buruk.
Sementara itu, pendapatan keluarga sangat berpengaruh terhadap konsumsi makanan.
Pendapatan dengan ekonomi lebih rendah berisiko 9x terkena gizi buruk. Masyarakat
Kecamatan Karangparawitan memiliki pengeluaran 1,5 juta yang sebenarnya bukan tergolong
masyarakat miskin. Namun, pengeluaran tersebut mayoritas pada keluarga yang memiliki
anggota enam sampai tujuh anggota sehingga penghasilan perbulan dibagi lebih banyak dari
yang seharusnya.
Faktor lain yang tidak memiliki pengaruh ialah pola asuh makanan dan personal
hygine. Balita dengan gizi kurang maupun gizi baik sama-sama mendapatkan perlakuan pola
asuh makan yang baik sehingga faktor ini tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian gizi
kurang. Sama halnya dengan faktor personal hygine dan sanitasi, para ibu 100% sudah
melakukannya dengan baik.

Kekurangan :
Kurangnya penjelasan bagaimana faktor lain yang dapat diambil. Penelitian hanya berbatas
pada beberapa variabel saja. Sedangkan variabel lain yang dapat diambil adalah tinggi badan
balita, jumlah anak dalam keluarga, pemanfaatan akses kesehatan, dan faktor sosial lain
seperti faktor kontribusi nilai dan norma yang ada masyarakat etnis sunda. Karena kedua
faktor ini juga melekat pada suatu masyarakat.

Kelebihan :
Bahasa yang digunakan mudah dipahami sehingga penjelasan yang disampaikan mudah
untuk dimengerti. Tempat yang dijadikan sasaran juga tepat sehingga hasil dari penelitian ini
dapat dibawa kepada stakeholder terkait untuk penanganan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai