Anda di halaman 1dari 7

JUMANTIK

Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan pada


Mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat di STIKES
Kharisma Persada
Amalia Amandatiana1
1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Kharisma Persada

Info Artikel Abstrak


Kata Kunci: Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah
Pola Makan, Pengetahuan Gizi, dan jenis makanan dengan informasi gambaran yang meliputi
Jenis Kelamin, Sikap mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
Pemenuhan Zat Gizi, Tempat kesembuhan penyakit. Pola makan dan gaya hidup telah membuat
Tinggal masyarakat dihadapi masalah gizi ganda. Kelebihan dan kekurangan
gizi dapat menimbulkan penyakit menular maupun penyakit
Korespodensi: degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor–
 faktor yang berhubungan dengan pola makan pada Mahasiswa
amaliaamandatiana@gmail.com program studi S1 Kesehatan Masyarakat di STIKes Kharisma
Persada. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan
menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional).
Kutipan:
Penelitian ini menggunakan metode probability sampling dengan
Amanatiana, A. Faktor-faktor
menggunakan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data
yang Berhubungan dengan Pola
menggunakan metode angket. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa,
Makan pada Mahasiswa
Hasil uji statistik diperoleh nilai P Value > 0,05 maka dapat
Program Studi S1 Kesehatan
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola
Masyarakat di STIKES
makan dengan uang saku, pengetahuan gizi, jenis kelamin, sikap
Kharisma Persada. Jumantik.
pemenuhan zat gizi, aktivitas, dan tempat tinggal. Saran: Dari hasil
2019; 6 (1): 35 - 41
penelitian ini diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan
DOI: dan menentukan berbagai program penelitian yang dapat menyebar
http://dx.doi.org/10.29406/jjum.v6i1 luaskan informasi tentang pola makan yang baik dan meminimalkan
penyakit yang diakibatkan oleh pola makan yang kurang baik pada
mahasiswa.

©2019, JUMANTIK, ISSN: 2503-4731, http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JJUM


Amalia, A. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola...

Factors Related to Diet in Undergraduate Public Health Study


Program Students at STIKES Kharisma Persada
Articel Info Abstract
Keyword: Eating Pattern is a way or effort in managing the number and type of
Eating Pattern, Knowladge food with descriptive information which includes maintaining health,
of Nutrition, Gender, nutritious status, preventing or helping to cure disease. Eating pattern
Nutritional Attitudes and lifestyle have made people face multiple nutritional problems.
Behaviour, Habitats Excess and malnutrition can cause infectious disease and people face
multiple nutritional problem. Excess and malnutrition can cause
infection diseases and degenerative disease. The objective of this
research is to find out the factors related to eating pattern on public
health students of The School of Health Sciences of Kharisma Persada.
This research used an analytical method using cross sectional research
design. This research used probability sampling method by using
stratified random sampling technique. Data collected uses questionnaire
method. Of the result of the research, it was found that, the stratified
test result obtained p-value >0,05, it can concluded that there is not
significant corelation of eating pattern and pocket money, knowledge of
nutrition, gender, attitude of nutrition, fulfillment, activities, and
habitats. Suggestion: it isexpected that educational institutions can
improve and determine various research programs that can disseminate
information about good eating and minimize disease cause by poor
eating pattern for students.

PENDAHULUAN Hasil penelitian Larson et al


berdasarkan data tahun 2011–2012
Pola makan merupakan suatu menunjukkan bahwa hanya 54% dari
gambaran yang memberikan informasi Remaja Amerika Serikat yang
mengenai macam jumlah makanan yang mengkonsumsi 3 makanan utama yaitu
dimakan setiap hari pada setiap orang sarapan pagi, makan siang, dan makan
atau sekelompok masyarakat1. Pola malam), sekitar 3 dari 4 remaja konsumsi
makan yang sering tidak teratur, sering 2 atau lebih makanan ringan dan
jajan, sering tidak makan pagi dan sama minuman setiap hari yang dikonsumsi
sekali tidak makan siang. Mahasiswa memberikan seperempat dari total
saat ini banyak menggemari makanan asupan energi harian4. Di Indonesia,
cepat saji (fast food) seperti mie instan, proporsi rata–rata nasional perilaku
sehingga kurang mengonsumsi makanan konsumsi kurang sayur dan buah
yang mengandung serat2. Ada beberapa sebanyak 93,5%, dan perilaku konsumsi
dampak yang akan timbul apabila makanan tertentu pada penduduk umur ≥
kekurangan atau kelebihan dalam 10 tahun paling banyak mengkonsumsi
konsumsi makanan. Dampak dari bumbu penyedap sebanyak 77,3%,
kelebihan konsumsi makanan yang diikuti oleh konsumsi makanan dan
mengandung kadar lemak maupun kalori minuman manis sebanyak 53,1%, dan
tinggi, apabila dikonsumsi setiap hari makanan berlemak sebanyak 40,7%5.
dalam jumlah yang banyak dapat Konsumsi buah dan sayuran masyarakat
meningkatkan obesitas, gizi lebih, Indonesia mengacu data BPS tahun 2016
hipertensi, dan beberapa penyakit mencapai 173 gr/hari, jumlah tersebut
degeneratif lainnya3. lebih kecil dari Angka Kecukupan Gizi
WHO yaitu sebanyak 400 gr/hari6. Hal

36
JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan, 2019; 6 (1): 32 - 38

lainnya juga menyumbang gizi juga berbeda antara laki–laki dan


meningkatnya penyakit tidak menular perempuan terutama pada usia dewasa.
adalah proporsi konsumsi buah dan Perbedan ini terutama disebabkan oleh
sayur yang kurang pada penduduk komposisi tubuh dan jenis aktivitasnya.
Indonesia yaitu sebesar 95,5%. Di Jenis kelamin menentukan besar
Provinsi Banten proporsi rata–rata kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang.
konsumsi kurang sayur dan buah Sikap merupakan suatu yang masih
sebanyak 172 gr/hari 7. bersifat abstrak, dapat didasarkan pada
Pengetahuan adalah hasil dari tahu keyakinan yang ada pada setiap individu
yang di dapat setelah orang melakukan (berkaitan dengan kognitif) dan sering
penginderaan terhadap objek tertentu. kali sikap dipengaruhi oleh perasaan
Pengetahuan memegang peranan penting (komponen emosional) sehingga dapat
dalam hal pembentukan tindakan membawa atau menentukan perilaku
seseorang (over behavior), jika didasari tertentu11. Perilaku merupakan hasil dari
oleh pengetahuan akan lebih berilmu bila segala macam pengalaman serta
dibandingkan tanpa disadari interaksi manusia dengan masalahnya
pengetahuan. Pada mahasiswa yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan yang baik dapat tertutup pengetahuan, sikap, keinginan,
oleh gejala kejiwaan yang lain seperti kehendak, kepentingan, emosi, motivasi,
keinginan, kehendak, minat, emosi, reaksi dan persepsi8. Makanan dan
sikap, motivasi, dan reaksi8. minuman dapat memelihara serta
Pengetahuan gizi sebaiknya telah meningkatkan kesehatan seseorang, tapi
ditanamkan sedini mungkin sehingga sebaliknya makanan dan minuman dapat
apabila seorang dewasa mampu menjadi penyebab menurunnya
memenuhi kebutuhan energi tubuhnya kesehatan seseorang, bahkan dapat
dengan perilaku makannya karena mendatangkan penyakit. Hal ini sangat
pengetahuan gizi sangat bermanfaat bergantung pada perilaku orang terhadap
dalam menentukan apa yang kita makanan dan minuman tersebut8. Tetapi,
konsumsi setiap harinya. Dengan adanya pendapat Harper (2006) yang
pengetahuan gizi pada seseorang, maka menyatakan bahwa kurangnya
kita dapat menyesuaikan tingkat pengetahuan akan menyebabkan sikap
kebutuhan zat gizi yang sesuai dengan yang salah (negatif) dalam memenuhi
banyak kalori yang kita perlukan setiap kebutuhan pangan9.
harinya dalam melakukan aktivitas dan Letak tempat tinggal berpengaruh
produktivitas kita sehari–hari sehingga terhadap perilaku konsumsi individu.
dapat dicapai kesehatan yang optimal9.
Sebagai contoh, seorang petani yang
Jenis kelamin merupakan faktor tinggal di desa dan dekat dengan areal
internal yang menentukan kebutuhan pertanian akan lebih mudah dalam
gizi, sehingga ada hubungan antara jenis mendapatkan bahan makanan segar dan
kelamin dengan status gizi10. Jenis alami, seperti buah dan sayur. Namun,
kelamin menentukkan besar kecilnya seseorang yang tinggal di daerah
kebutuhan gizi bagi seseorang. perkotaan akan mengurangi akses untuk
Pertumbuhan dan perkembangan mendapatkan bahan makanan segar
individu sangat berbeda antara laki–laki tersebut, karena di daerah perkotaan
dan perempuan9. Besar kecilnya lebih banyak tersedia berbagai makanan
kebutuhan gizi bagi seseorang, berbeda cepat saji, walaupun tidak menutup
menurut jenis kelamin. Kebutuhan zat

37
Amalia, A. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola...

kemungkinan, penduduk perkotaan ada Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa


yang mengkonsumsi buah dan sayur10. dari 93 responden yang diteliti,
mahasiswa yang menerapkan pola
METODE makan kategori cukup sebanyak 53
mahasiswa (57%), pengetahuan gizi
Penelitian ini bersifat analitik dengan kategori baik sebanyak 75 responden
menggunakan Desain Studi cross (80,6%), sebagian besar berjenis
sectional. Populasi dalam penelitian ini kelamin perempuan sebanyak 81
adalah mahasiswa Program Studi S1 responden (87,1%), sikap pemenuhan
Kesehatan Masyarakat semester 2 dan zat gizi kategori baik sebanyak 53
semester 4 STIKes Kharisma Persada responden (57%), dan tinggal bersama
berjumlah 196 Mahasiswa dengan keluarga sebanyak 79 responden
jumlah reponden sebanyak 93 (84,9%).
Mahasiswa.
Berdasarkan tabel 2 menunjukan
Dalam penelitian ini diambil bahwa tidak ada hubungan antara
berdasarkan teknik probability sampling pengetahuan gizi, jenis kelamin, sikap
yaitu stratified random sampling. pemenuhan zat gizi, dan tempat tinggal
Analisa data hasil penelitian dilakukan dengan pola makan pada mahasiswa
dengan cara analisa univariat dan program studi S1 Kesehatan Masyarakat
bivariat. Analisa bivariat menggunakan di STIKES Kharisma Persada.
Uji Spearman's rho.
Namun, terdapat kecenderungan
HASIL bahwa mahasiswa yang mengalami pola
makan kurang lebih banyak pada
Tabel 1 kelompok pengetahuan gizi kategori
kurang (61,1%), berjenis kelamin
Distribusi Frekuensi berdasarkan Pola
perempuan (45,7%), bersikap baik pada
Makan, Pengetahuan Gizi, Jenis
pemenuhan zat gizi (45,3%), dan tidak
Kelamin, Sikap Pemenuhan Zat Gizi,
tinggal bersama keluarga (64,3%).
dan Tempat Tinggal

Responden
Variabel
n %
Pola Makan
Kurang 40 43,0
Cukup 53 57,0
Pengetahuan Gizi
Kurang 18 19,4
Baik 75 80,6
Jenis Kelamin
Perempuan 81 87,1
Laki-laki 12 12,9
Sikap Pemenuhan Zat Gizi
Kurang 40 23,0
Baik 53 57,0
Tempat Tinggal
Tinggal Bersama Keluarga 46 63,0
Tidak Tinggal Bersama Keluarga 27 37,0

38
JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan, 2019; 6 (1): 32 - 38

Tabel 2
Hubungan Pengetahuan Gizi, Jenis Kelamin, Sikap Pemenuhan Zat Gizi, dan Tempat Tinggal
dengan Pola Makan

Pola Makan
Variabel Kurang Cukup p- value
n % n %
Pengetahuan Gizi 0,086
Kurang 11 61,1 7 38,9
Baik 29 38,7 25 61,3
Jenis Kelamin
Perempuan 37 45,7 44 81,0
0,181
Laki-laki 3 25,0 9 12,0
Sikap Pemenuhan Zat Gizi
Kurang 16 40,0 24 60,0 0,615
Baik 24 45,3 29 54,7
Tempat Tinggal
Tinggal Bersama Keluarga 31 39,2 48 60,8
0,083
Tidak Tinggal Bersama Keluarga 9 64,3 5 35,7

PEMBAHASAN makan yang sesuai cukup. Asumsi


peneliti sesuai dengan pendapat Khomsan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa (2000), yang menyatakan bahwa
distribusi pengetahuan mahasiswa memiliki pengetahuan gizi yang baik
dengan hasil persentase terbesar adalah tidak berarti bahwa seseorang akan
80,6%. Banyak mahasiswa yang menerapkannya dalam kehidupannya
berpengetahuan baik diasumsikan karena sehari–hari9. Teori ini memperkuat
sebagian besar mahasiswa merupakan pendapat peneliti bahwa seseorang yang
mahasiswa kesehatan masyarakat yang memiliki pengetahuan baik tentang gizi
memiliki pengetahuan kesehatan yang mungkin saja mempunyai pola makan
baik. Berdasarkan hasil uji statistik yang tidak cukup, jika pengetahuan itu
terdapat kecenderungan bahwa tidak dilandasi dengan sikap ataupun
mahasiswa yang mengalami pola makan keinginan dan motivasi yang kuat untuk
kurang lebih banyak pada kelompok memenuhi kebutuhan gizi.
pengetahuan gizi kategori kurang
Mahasiswa yang mengalami pola
(61,1%) dibandingkan dengan kelompok
makan kurang lebih banyak pada
pengetahuan gizi kategori baik (38,7%).
kelompok mahasiswa jenis kelamin
Hasil penelitian ini dapat dikarenakan
perempuan (45,7%) dibandingkan
pengetahuan yang mereka miliki sudah
dengan kelompok mahasiswa jenis
diaplikasikan dalam kehidupan sehari–
kelamin laki–laki (25%).
hari.
Penelitian ini sejalan dengan dengan
Asumsi peneliti bahwa seseorang yang
hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci
memiliki pengetahuan baik tentang gizi
tahun 2011, bahwa tidak terdapat
memungkinkan untuk memiliki pola
hubungan antara jenis kelamin dengan
makan yang cukup. Karena dengan bekal
pola makan. Tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi yang baik, tidak
jenis kelamin dengan pola makan, dapat
menjamin dan menjadikan patokan
dikarenakan mayoritas mahasiswa
bahwa seseorang akan memiliki pola

39
JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan, 2019; 6 (1): 32 - 38

memiliki pola makan yang cukup, dan KESIMPULAN


mahasiswa memiliki kecenderungan
yang tidak berbeda pada masing–masing Sebagian besar responden memiliki
jenis kelamin terhadap pola makan. pola makan cukup, berpengetahuan baik,
Kebutuhan zat gizi antara laki–laki dan berjenis kelamin perempuan, sikap
perempuan berbeda terutama pada usia terhadap pemenuhan zat gizi baik, dan
Dewasa9. tinggal bersama keluarga.
Mahasiswa yang mengalami pola Hasil penelitian diketahui tidak
makan kurang lebih banyak pada terdapat hubungan antara pengetahuan
kelompok sikap pemenuhan zat gizi gizi, jenis elamin, sikap pemenuhan zat
kategori baik (45,3%) dibandingkan gizi, dan tempat tinggal dengan pola
dengan kelompok sikap pemenuhan zat makan. Namun, terdapat kecenderungan
gizi kategori kurang (40%). Hal ini responden yang berpengetahuan gizi
menunjukkan pada tingkat kemaknaan kurang, berjenis kelamin perempuan,
5% tidak ada hubungan antara sikap bersikap baik pada pemenuhan zat gizi,
pemenuhan zat gizi dengan pola makan dan tidak tinggal bersama keluarga
pada mahasiswa STIKes Kharisma menyebabkan pola makan kurang.
Persada. Disini dapat disimpulkan bahwa
manifestasi sikap itu tidak dapat DAFTAR PUSTAKA
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap pemenuhan zat gizi 1. Sulistyoningsih. Gizi untuk Kesehatan
yang baik biasanya terbentuk karena Ibu dan Anak. Yogyakarta: PT. Graha
pengetahuan gizi yang baik. Ilmu; 2011.
2. Kemenkes RI. Pedoman Gizi
Banyaknya mahasiswa yang tinggal Seimbang. Jakarta: Kementerian
bersama keluarga diasumsikan karena Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
sebagian besar mahasiswa tinggal tidak
terlalu jauh dari kampus. Mahasiswa 3. WHO. World Health Statistic 2014.
yang mengalami pola makan kurang lebih Swiss: WHO; 2014.
banyak pada kelompok mahasiswa yang 4. Larson et al. Ethnic or Racial
tidak tinggal bersama keluarga (64,3%) Disparities in Adolescents Home Food
dibandingkan dengan kelompok Environment and Linkages to Dietary
mahasiswa yang tinggal bersama Intake and weight status. 2015; 16
keluarga (39,2%). Hal ini menunjukkan (10): 43–46.
pada tingkat kemaknaan 5% tidak ada 5. Suci, S.P. Faktor–faktor yang
hubungan antara tempat tinggal dengan berhubungan dengan pola makan pada
pola makan. Dari hasil penelitian Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
diketahui bahwa distribusi tempat tinggal Fakultas Kedokteran dan Ilmu
mahasiswa lebih banyak yaitu tinggal Kesehatan Universitas Islam Negeri
bersama keluarga. Banyaknya mahasiswa Syarif Hidayatullah. Skripsi. Jakarta:
yang tinggal bersama orang tua keluarga UIN Syarif Hidayatullah; 2011.
diasumsikan karena sebagian besar 6. Notoatmodjo, S. Prinsip–prinsip dasar
mahasiswa tinggal tidak terlalu jauh dari Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
kampus. Rineka Cipta; 2012.
7. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar
2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2013.

40
37
Amalia, A. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola...

8. Kemenkes RI. Profil Kesehatan


Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
9. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar
2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2018.
10. Naimah, A.T.Hubungan antara Pola
Asuh Demokratis dengan Kedisiplinan
dalam Penggunaan Waktu. Naskah
Publikasi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2014.
11. Khairiyah, E.L. Pola Makan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2016.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah; 2016.

38
41

Anda mungkin juga menyukai