Anda di halaman 1dari 15

UAS DPI

Pengampu:
Dyan Intan Puspitasari, S. Gz, M. Nutr

Disusun Oleh:
Ellora Widyana / J310210190
Shift E / 5C

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
1. Tetapkanlah kata kunci yang saudara gunakan dalam pencarian publikasi ilmiah
sesuai dengan topik yang akan saudara tulis. Gunakan 3 mesin pencari (search
engine) publikasi ilmiah. Sebutkan lah hasil pencarian tersebut!
- Judul : Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Status Gizi pada Mahasiswa
Prodi Gizi 2021 Di Universitas Muhammadiyah Surakarta
- PICO

Patient or Population Intervention Comparison Outcome


or Problem (or Exposure)

N/A Status gizi


Mahasiswa Kebiasaan olahraga

N/A
- Nutrisi
- Dewasa - Penilaian gizi
- Perilaku
- Remaja akhir - IMT
- Tingkah laku
- Adult (s) - BMI
- Tata cara - Underweight
- Penuntut ilmu
- Obesitas
- Normal
Hasil search : dari Apk Harzing yang dapat mencari beberapa jurnal ada PubMed, Google
Schoolar dan Open Alex

2. Lakukanlah proses screening untuk mencapatkan hasil artikel yang saudara


inginkan!
Proses skrining yang dilakukan dengan cara menetapkan keyword dan batasan
waktu agar artikel yang digunakan relevan. Kriteria yang digunakan artikel yaitu
artikel dalam Bahasa Indonesia dengan batasan waktu 5 tahun terakhir (2018-2023),
sampel penelitian merupakan mahasiswa atau remaja akhir usia 18-20 tahun, tipe
penelitian dalam artikel meliputi kuantitatif dan cross sectional yang membahas
hubungan kebiasaan olahraga dengan status gizi pada mahasiswa. Dari hasil search
engine dengan menggunakan aplikasi Harzing’s Publish dan Perish ditemukan
dalam data Google Schoolar sebanyak 2 artikel dari beberapa artikel nasional (20
result) yang sesuai kriteria. Dan dari data Open Alex 1 artikel dari beberapa artikel
nasional (103 result) yang sesuai kriteria.
3. Kemukakanlah hasil analisis ekstraksi artikel tersebut!
- Jurnal 1

Penulis Jurnal Niva Maidlotul Maslakhah, Galuh Nita Prameswari

Judul Jurnal Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Makan, dan Kebiasaan


Olahraga dengan Status Gizi Lebih Remaja Putri Usia 16-
18 Tahun

Jenis Jurnal, Volume & IJPHN 2 (1) 52-59


Halaman

Tahun Jurnal 2022

Tujuan Jurnal untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi,


kebiasaan makan, dan kebiasaan olahraga dengan status
gizi remaja putri usia 16-18 tahun

Teori Gizi lebih merupakan salah satu masalah gizi yang


megancam kesehatan masyarakat (emerging) yang
sampai saat ini cukup mendapatkan perhatian serius. Gizi
lebih terdiri dari overweight dan obesitas. Overweight dan
obesitas merupakan kondisi kelebihan berat badan akibat
penyimpanan lemak yang berlebih (WHO, 2020). Masa
remaja adalah masa rentan untuk penambahan berat
badan, ditandai dengan perubahan kritis dalam komposisi
tubuh, sensitivitas insulin, perilaku makan, aktivitas
harian, dan penyesuaian psikologis. Remaja putri berisiko
mengalami obesitas karena faktor-faktor yang mencakup
keadaan hidup maupun faktor gaya hidup yang sulit
diubah, seperti pola tidur yang buruk, diet tinggi lemak,
dan aktivitas fisik yang rendah (Todd et al., 2015).
Olahraga yang baik yaitu kegiatan olahraga yang
dilakukan dengan intensitas secara teratur dan
berkelanjutan (Kenari, 2014). Olahraga dikatakan kurang
jika frekuensi berolahraga. Menurut studi pendahuluan
yang telah dilakukan pada 15 remaja putri di Desa
Danurejo, Kabupaten Temanggung, diketahui bahwa 23%
diantaranya mengalami gizi lebih. Sebagian besar remaja
tersebut mengaku jarang dan bahkan tidak pernah
berolahraga dengan alasan yang beragam.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik


dengan pendekatan cross sectional, dengan subjek
penelitian remaja putri usia 16-18 tahun. Variabel bebas
adalah pengetahuan gizi, kebiasaan makan, dan
kebiasaan olahraga. Variabel terikatnya adalah status gizi
lebih pada remaja putri usia 16-18 tahun. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner yang diadaptasi dari
Adolescent Food Habits Checklist (AFHC), General
Nutrition Knowledge Questionaire (GNKQ) dan kuesioner
kebiasaan olahraga yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling. Analisis data menggunakan
analisis bivariat dengan uji Chi-Square.

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan
status gizi lebih pada remaja putri usia 16-18 tahun di
Desa Danurejo. Diketahui bahwa sebagian besar remaja
putri memiliki pengetahuan gizi yang rendah. Hal ini dapat
disebabkan karena remaja putri belum mendapatkan
materi atau informasi mengenai gizi sebelumnya,
sehingga tidak menutup kemungkinan dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja, dan dapat
dipengaruhi juga disaat pengisian kuesioner masih
terdapat remaja yang melakukan kecurangan seperti
mencontek teman atau mencari jawaban pada internet
sehingga masih didapatkan remaja dengan pengetahuan
rendah mengenai pemahaman gizi. melakukan
kecurangan seperti mencontek teman atau mencari
jawaban pada internet sehingga masih didapatkan remaja
dengan pengetahuan rendah mengenai pemahaman gizi.
bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga
dengan status gizi lebih pada remaja putri usia 16-18
tahun di Desa Danurejo (p>0,05). Hal ini sesuai dengan
penelitian Widyawati (2014) bahwa kebiasaan olahraga
tidak berhubungan dengan kejadian obesitas. Hal ini
diperkuat dengan hasil penelitian Wandansari (2015)
bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga
dengan kejadian gizi lebih pada remaja. Dalam penelitian
tersebut dijelaskan bahwa tidak adanya hubungan antara
kebiasaan olahraga dengan kejadian gizi lebih dapat
disebabkan karena kebiasaan olahraga tidak
dispesifikkan dalam 4 aspek selain jenis olahraga,
frekuensi olahraga, dan durasi olahraga, tetapi juga
intensitas aktivitas fisik. Meskipun kebiasaan olaharga
baik dan aktivitas tinggi tetapi tidak diimbangi dengan
pemasukan energi yang cukup maka akan memudahkan
seseorang menjadi gemuk (Rimbawan dalam
Wandansari, 2015).

Kesimpulan Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara


pengetahuan gizi, kebiasaan makan, dan kebiasaan
olahraga dengan status gizi lebih remaja putri usia 16-18
tahun di Desa Danurejo

- Jurnal 2

Penulis Jurnal Grace Abigail Sutanto, I Wayan Weta, Dyah


Pradnyaparamita Duarsa

Judul Jurnal Hubungan Olahraga Aerobik dan Status Gizi dengan


Kebugaran Fisik pada Mahasiswa Program Studi Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Jenis Jurnal, Volume & JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.6 ISSN: 2597-
Halaman 8012

Tahun Jurnal 2022

Tujuan Jurnal untuk mengetahui pengaruhi olahraga aerobik dan status


gizi terhadap kebugaran fisik mahasiswa.

Teori Pola hidup sedentari ini banyak dikaitkan dengan


diagnosa sindrom metabolik yang sekarang sudah dapat
ditemukan pada anak muda karena rendahnya aktivitas
fisik, pola hidup sedentari berkepanjangan, dan
kebugaran kardiorespirasi yang rendah (Oliviera et al,
2018). Ini khususnya banyak terjadi di kalangan pelajar
dikarenakan padatnya waktu studi (Hanum et al, 2015).
Untuk mencegah pola hidup sedentari, aktivitas fisik yang
dianjurkan berupa olahraga aerobik dengan intensitas
sedang minimal 30 menit selama 5 hari dalam satu
minggu atau aerobik dengan intensitas tinggi selama 20
menit selama 3 hari dalam satu minggu (Nelson, 2007).
Berdasarkan Kementerian Riset, Teknologi dan
Perguruan Tinggi, jumlah total mahasiswa di Indonesia
mencapai 8 juta orang (Kementerian Riset, 2018).
Mahasiswa inilah yang akan menjadi tenaga kerja
Indonesia kedepannya. Namun, jika pola hidup
mahasiswa tidak baik maka sumber daya manusia yang
tidak dapat bekerja secara maksimal.
Untuk memiliki kebugaran yang baik diperlukan
keseimbangan antara olahraga dan nutrisi yang tepat
untuk tubuh. Dengan status gizi yang tidak normal, tubuh
akan terganggu dalam melakukan aktivitas. Misalnya
orang yang mengalami obesitas akan kesulitan saat
berolahraga karena olahraga memerlukan tenaga yang
cukup besar. Namun dengan olahraga yang tepat dan
teratur, kebugaran fisik dapat dijaga (Irianto, 2013).

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan


sampel yaitu mahasiswa program studi sarjana
kedokteran Universitas Udayana angkatan 2016-2018.
Sampel diambil menggunakan teknik proportional simple
random sampling dengan total 260 responden yang telah
memenuhi kriteria inklusi berupa mahasiswa Program
Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana angkatan 2016, 2017, dan 2018
yang berstatus mahasiswa aktif dan bersedia
berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangan
informed consent serta kriteria eklusi berupa subjek yang
memiliki riwayat penyakit jantung dan paru-paru atau
sedang mengonsumsi obat-obatan atau sedang tugas di
luar kampus.

Hasil Penelitian Status gizi mahasiswa pada penelitian ini yang kurang
sebesar 10,4%, normal sebesar 60,4%, dan yang lebih
sebesar 29,2%. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Fredericus Suharjana di
FIK UNY dimana sebagian besar mahasiswa (82,1%)
memiliki status gizi cukup baik dan 17,9% kurang baik. 13
Namun penelitian ini kurang sesuai dengan survei yang
dilakukan di PT. Apac Inti Corpora Semarang dimana
45% memiliki status gizi kurang, 35% normal, dan 20%
lebih (Utami, 2012). Ini mungkin disebabkan dari
perbedaan usia walaupun keduanya dalam usia produktif
atau status kesehatan responden secara umum.
Kebugaran mahasiswa pada penelitian ini yang tergolong
rendah sebesar 8,8%, cukup 24,6%, dan baik
66,5%.iHasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
di PGSD Pendidikan Jasmani Fakultas Ilmu Keolahragaan
UNY yang menemukan bahwa 69,6% mahasiswanya
memiliki kebugaran baik dan hanya 30,4% yang tidak
bugar (Suharjana, 2012). Penghitungan status gizi yang
hanya menggunakan IMT tanpa memperhitungkan hal
lainnya seperti usia dan jenis kelamin. Dimana telah
dibuktikan bahwa laki-laki memiliki nilai VO2 max yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang
dikarenakan kadar haemoglobin yang lebih tinggi serta
pada perempuan juga ditemukan kadar lemak tubuh yang
lebih tinggi serta massa otot yang lebih rendah
(Permatasari et al., 2018).

Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini ditemukan adanya hubungan


yang signifikan antara olahraga aerobik dan kebugaran
fisik dan juga adanya hubungan yang tidak signifikan
antara status gizi dan kebugaran fisik. Dimana akhirnya
dapat disimpulkan bahwa kebugaran fisik dipengaruhi
oleh olahraga aerobik sedangkan tidak dipengaruhi oleh
status gizi.
- Jurnal 3

Penulis Jurnal Abdul Azis, Fadia Agisna, Ika Kartika, Rahma Aulia,
Rangga Maulana , Sela Anggisna, Ade Saputra Nasution

Judul Jurnal Aktivitas Fisik Dapat Menentukan Status Gizi Mahasiswa


Physical Activity Can Determine The Nutrional Status Of
Students

Jenis Jurnal, Volume & Scientific Periodical of Public Health and Coastal Health
Halaman 4(1) 26-34

Tahun Jurnal 2022

Tujuan Jurnal untuk menentukan hubungan antara aktivitas fisik dengan


status gizi.

Teori Status gizi seseorang dipengaruhi oleh pola makan,


aktivitas fisik, intensitas olahraga dan pengetahuan gizi
(Roring et al., 2020). Salah satu faktor dalam penilaian
status gizi seseorang adalah aktivitas fisik, seseorang
yang mengalami obesitas biasanya cenderung lebih
malas dalam beraktivitas sehingga kebugaran jasmani
seseorang tersebut menurun (Yunitasari, 2019). Aktivitas
fisik merupakan faktor penting dalam mempertahankan
status gizi seseorang dalam kategori normal. Secara
global 81% remaja usia 11-17 tahun memiliki aktivitas fisik
dalam kategori rendah (Guthold et al., 2020). Oleh sebab
itu, aktivitas fisik berkaitan erat dengan status gizi
seseorang. Hal itu sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Laras Puji Multazani tahun 2022 yang
mendapati hasil aktivitas fisik memiliki hubungan dengan
status gizi dengan p-value sebesar 0,030 (<0.05).
Aktivitas fisik seseorang terdiri dari aktivitas fisik sehari-
hari, olahraga dan latihan fisik (Kemenkes, 2018).

Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan merupakan metode


kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas
Ibn Khaldun Bogor yang berjumlah 135 orang dengan
mengukur besar sampel menggunakan rumus slovin,
sehingga sampelnya berjumlah 58 orang dengan
menggunakan teknik simple random sampling dengan uji
chi square untuk mengetahui hubungan antara aktivitas
fisik dengan status gizi. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 2 april 2022 di Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Hasil Penelitian Uji bivariate di atas mendapatkan hasil bahwa mahasiswa


yang memiliki aktivitas ringan dan status gizi tidak normal
sebanyak 10 orang (17,3%), mahasiswa yang memiliki
aktivitas fisik berat dan status gizi tidak normal sebanyak
6 orang (10,3%), mahasiswa yang memiliki aktivitas
ringan dan status gizi normal sebesar 31 orang (53,4%)
dan mahasiswa yang memiliki aktivitas fisik berat dan
status gizi normal sebanyak 17 orang (29,3%). Dengan
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p-value
sebesar 0,398 (> 0.05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa antara variabel aktivitas fisik dengan variabel
status gizi ternyata tidak memiliki hubungan yang
signifikan.
Hasil uji bivariate dengan uji chi square didapatkan hasil
tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status
gizi. Hal ini dapat terjadi oleh sebab status gizi seseorang
tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas fisik seseorang
saja, namun terdapat pula faktor yang berkaitan langsung
dengan status gizi seseorang yaitu asupan makan dan
penyakit infeksi (Azzami et al., 2021). Hasil penelitian
tersebut menghasilkan hasil yang sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Supit et al., 2021) yang mendapati
tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan status gizi.
Berdasarkan penelitian tersebut, memperoleh p-value
sebesar 0,069 (>0,05).
Status gizi remaja dipengaruhi oleh cara hidup (life style).
Kebiasaan diet, persepsi citra tubuh, dan aktivitas fisik
mengungkapkan gaya hidup remaja saat ini, yang akan
mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan nutrisi,
yang pada gilirannya akan mempengaruhi status gizi dan
kesehatan (Siregar, 2020; Adinda, 2020). Tetapi status
gizi seseorang tidak dipengaruhi aktivitas fisik saja ada
faktor langsung yang berhubungan atau berkaitan dengan
status gizi yaitu pola makan.

Kesimpulan 1. Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan


status gizi pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masayarakat Angkatan 2019
Universitas Ibn Khaldun Bogor tahun 2022.
2. Untuk mencegah terjadinya status gizi dalam
kategori obesitas diharapkan Mahasiswa dapat
mempertimbangkan pola aktivitas fisik yang sesuai
dengan kebutuhan energi harian mahasiswa.

4. Lakukanlah sintesis (argumen pro dan kontra atas hipotesis saudara) dan susunlah
menjadi literatur review sederhana dengan standar baku penulisan ilmiah!
a.) Sintesis (argumen pro dan kontra atas hipotesis saudara)
Dari setelah membaca artikel disimpulkan bahwa hasil dan pembahasan dari
artikel menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga
dengan status gizi dapat diketahui dari hasil nilai p-value (>0.05). Menurut
pendapat saya, bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan
status gizi, karena status gizi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
pengetahuan gizi, faktor makan, kebiasaan olahraga, life style, asupan gizi dan
sebagainya. Selain itu, status gizi juga bisa di pengaruhi oleh postur tubuh,
komposisi tubuh dan juga kebiasaan olahraga yang tidak spesifik seperti jenis
olahraga, durasi olahraga, intensitas olahraga dan durasi olahraga.
b.) Literatur review
Hubungan Kebiasaan Olahraga Terhadap Status Gizi
Pendahuluan
Mahasiswa merupakan seorang dalam kategori dewasa dalam rentang
umur 18-25 tahun. Pada masa ini terjadi pertumbuhan pada mahasiswa,
dimana perkembangan tersebut dipengaruhi salah satunya adalah aktivitas
fisik. Aktivitas pada mahasiswa lebih berat dan lebih banyak dari dikarenakan
adanya tugas dan tuntutan sebagai mahasiswa yang harus belajar
(Djibran, 2018)
. Aktivitas yang dilakukan nantinya akan berpengaruh pada status gizi
seseorang. Secara global seseorang dega usia 11-17 tahun memiliki aktivitas
fisik dalam kategori rendah. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa aktivitas
fisik sebesar 33,5 % penduduk diatas 10 tahun dalam kategori endah dan
provinsi jawa barat berkisar 30 % (Hamka et al., 2019) .
Penyumbangan olahraga terhadap aktivita fisik adalah 20-25%. Dengan
dan olahraga dapat membakar atau terjadi peningkatan metabolisme tubuh
sehingga tubuh akan mengeluarkan keringat (Gouw et al., 2010) . Keteraturan
olahraga dalam kegiatan sehari hari akan akan menjadi kebiasaan yang baik
(Kenari, 2014) . Olahraga yang baik yaitu dilakukan 3 kali seminggu selama
30 menit sedangkan olahraga dikatakan cukup yaitu kurang dari 3x
seminggu kurang dari 30 menit (Setiawati et al., 2019). Kebanyakan orang
melakukan olahraga dalam rangka menjaga kesehatan individu agar dapat
melakukan aktivitas yang maksimal, namun tidak sedikit yang melakukan
olahraga karena hobi atau karena adanya suatu kegiatan yang diharuskan
melakukan olahraga (Andalasari & Berbudi, 2018).

Pembahasan
Dari kajian literatur yang telah di ambil, ada beberapa perbedaan dalam
penyusunan penulisan. dari 3 jurnal yang telah di ambil terdapat 2 jurnal yang
menggunakan format penulisan hasil dan pembahasan di gabung, sedangkan
1 jurnal menggunakan format terpisah antara hasil dan pembahasan.
Berdasarkan hasil pencarian literatur didapatkan bahwa hasil p value >
0.05 yang didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik
dengan status gizi. Hal tersebut disebabkan karena status gizi dipengaruhi
banyak hal diantaranya pengetahuan gizi, asupan makan, asupan gizi, life
style. Menurut penelitian Widyawati (2014) menyebutkan bahwa status gizi
tidka dipengaruhi oleh aktivitas fizik dan tidak ada hubungan antara
kebiasaan olahraga dengan status gizi. Dalam penelitian Wandansari (2015)
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kebiasaan olahraga dengan status
gizi dengan olahraga disebabkan karena kebiasaan olahraga tidak
dispesifikkan dalam 4 aspek selain jenis olahraga, frekuensi olahraga, dan
durasi olahraga, tetapi juga intensitas aktivitas fisik. Kebiasaan olahraga yang
baik namun jika jika tidak diimbangi dengan pla konsumsi yang baika akan
menyebabkan seseorang juga bisa menjadi kelebihan berat badan
(Rimbawan dalam Wandansari, 2015).
penelitian dalam jurnal ini tidak menemukan hubungan antara
pengetahuan gizi dan status gizi. Studi juga menunjukkan tidak ada korelasi
antara aktivitas fisik dan status gizi. Misalnya pada olahraga aerobik, aktivitas
ini mempengaruhi kekuatan fisik tetapi tidak mempengaruhi status gizi.
Hal ini serupa dengan penelitian Dewi dan Kartini (2017) yang tidak
menemukan hubungan antara pendidikan gizi dengan obesitas pada siswa
SMA. Kesadaran akan makanan merupakan faktor tidak langsung yang
mempengaruhi asupan makanan. Pengetahuan gizi mempunyai pengaruh
tidak langsung terhadap asupan makanan, namun pengetahuan gizi
makanan merupakan faktor risiko utama terhadap asupan makanan.
Penyebab langsung yang berhubungan dengan status gizi yaitu asupan
makan dan penyakit infeksi. Penelitian Sagala dan Noerfitri (2021)
melaporkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan pangan dengan jumlah makanan yang dikonsumsi pada
kalangan pelajar. Marpaung et al (2015) menemukan bahwa tidak ada
hubungan antara penngetahuan dengan asupan gizi lebih, berdasarkan
hasil uji chi-square.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan status gizi. Karena
status gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu pengetahuan gizi, asupan
makan, asupan gizi, aktivitas fisik, life style, postur tubuh, komposisi tubuh
dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

Andalasari, R., & Berbudi, A. (n.d.). KEBIASAAN OLAH RAGA BERPENGARUH TERHADAP
TINGKAT STRESS MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III.

Azis, A., Agisna, F., Kartika, I., Aulia, R., Maulana, R., Anggisna, S., Saputra
Nasution, A., Studi, P., Masyarakat, K., & Kesehatan, I. (2022). Aktivitas
Fisik Dapat Menentukan Status Gizi Mahasiswa Physical Activity Can
Determine The Nutrional Status Of Students. In Contagion :Scientific
Periodical of Public Health and Coastal Health (Vol. 4, Issue 1).

de Gouw, L., Klepp, K. I., Vignerová, J., Lien, N., Steenhuis, I. hm, & Wind, M.
(2010). Associations between diet and (in)activity behaviours with
overweight and obesity among 10–18-year-old Czech Republic adolescents.
Public Health Nutrition, 13(10A), 1701–1707.
https://doi.org/10.1017/S1368980010002259

Djibran, M. R. (2018). Analisis Tugas Perkembangan Mahasiswa Fakultas Ilmu


Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Bikotetik, 2(1), 73–80.
Guthold, R., Stevens, G. A., Riley, L. M., & Bull, F. C. (2020). Global trends in
insufficient physical activity among adolescents: a pooled analysis of 298
population-based surveys with 1·6 million participants. The Lancet Child and
Adolescent Health, 4(1), 23–35. https://doi.org/10.1016/S2352-
4642(19)30323-2

Hamka, M., Ilmu Kesehatan, F., Syarif Hidayatullah Jakarta, U., Kesehatan, J.,
Negeri Jember, P., Korespondensi Penulis, I., Farradika, Y., Studi
Kesehatan Masyarakat, P., Ilmu -Ilmu Kesehatan, F., & Muhammadiyah
Hamka Jakarta, U. (2019). Perilaku Aktivitas Fisik dan Determinannya pada
Mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Yoli Farradika (1) ,
Yuyun Umniyatun (2) , Mochamad Iqbal Nurmansyah (3) , Miftahul Jannah
(4) (1)(2). In ARKESMAS (Vol. 4, Issue 1).

Kenari, M. A. (2014). Effect of Exercise on Mental Health in the Physical


Dimension, Anxiety and Mental Disorder, Social Dysfunction and
Depression. Advances in Applied Sociology, 04(03), 63–68.
https://doi.org/10.4236/aasoci.2014.43011

Maslakhah, N. M., & Prameswari, G. N. (2022). Pengetahuan Gizi, Kebiasaan


Makan, dan Kebiasaan Olahraga dengan Status Gizi Lebih Remaja Putri
Usia 16-18 Tahun. Indonesian Journal of Public Health and Nutrition, 2(1),
52–59. https://doi.org/10.15294/ijphn.v2i1.52200

Setiawati, F. S., Mahmudiono, T., Ramadhani, N., & Hidayati, K. F. (2019).


Intensitas Penggunaan Media Sosial , Kebiasaan Olahraga , dan Obesitas
Pada Remaja Di SMA Negeri 6 Surabaya Tahun 2019. Amerta Nutrition,
142–148. https://doi.org/10.2473/amnt. v3i3.2019.

Sutanto, G. A., Weta, I, W,. Duarsa I, P,. Hubungan Olahraga Aerobik dan
Status Gizi Dengan Kebugaran Fisik Pada Mahasiswa Program Studi
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal
Medika Udayana, 11 (6), 19-23.

5. Gunakan program Mendeley untuk proses sitasi dan pembuatan daftar pustaka!
6. Cek plagiarism atas karya tulis saudara!

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai