Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Status gizi adalah perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu atau ekspresi dari keseimbangan keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu (Supariasa , 2012). Status gizi anak umur 5-18
tahun dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur yaitu 5-12 tahun,
13-15 tahun dan 16-18 tahun. Hasil pengukuran pengukuran antropometri
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) menjadi dasar indikator status gizi
yang digunakan untuk kelompok umur ini.. Indikator yang digunaka diukur
dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dibagi dengan umur,
cara menghitung IMT yaitu dengan membagi berat badan dalam satuan
kilogram dengan tinggi badan kuadrat dalam satuan meter. Berdasarkan
indikator IMT/U dapat dihasilkan empat macam status gizi dari Sangat
Kurus, Kurus, Normal, Gemuk dan Obesitas (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan (riskesdas, 2010, 2013) Prevalensi remaja dengan
status gizi gemuk mengalami pertambahan dari 1,4 % pada tahun 2010
menjadi sebanyak 7,3 % pada tahun 2013. Provinsi Jawa Tengah termasuk
lima belas provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas prevalensi
nasional. Menurut data Rikesdas, di Jawa Tengah didapatkan sebanyak
1,6% berstatus gizi sangat kurus, sedangkan sebanyak 6,7 % berstatus gizi
kurus, untuk status gizi normal didapatkan sebanyak 91,0 %, dan presentase
status gizi gemuk didapatkan 0,7 % .
Dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor
langsung dan tidak langsung. Faktor langsung yaitu tentang konsumsi
pangan dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung yaitu tingkat
pendapatan, pengetahuan gizi, dan pendidikan. Tingkat pengetahuan
berpengaruh terhadap sikap dan gaya hidup yang merupakan Keadaan
dimana dapat digunakan sebagai indikator mengetahui keadaan gizi yang
ditentukan secara tidak langsung
Sikap merupakan komponen penting dalam jiwa manusia yang akan
mempengaruhi perilaku seseorang. Sikap mempengaruhi segala keputusan
yang akan ambil maupun yang akan dipilih. Sikap dan perilaku remaja dalam
konsumsi makan yang tidak sehat diantaranya konsumsi junk food. Jenis

1
makanan tersebut pada umumnya menyediakan makanan yang tinggi
energi, lemak dan natrium sementara kandungan serat, vitamin dan mineral
yang penting bagi kesehatan tubuh biasanya jarang sekali dijumpai pada
makanan-makanan tersebut (Depkes 2010). Perilaku yang tidak sehat pada
remaja dalam mengkonsumsi makanan seperti tersebut berisiko
menyebabkan gizi lebih (obesitas). Akan tetapi berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh olivia (2016) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara sikap dan status gizi pada wanita usia subur. Hal ini dikarenakan faktor
usia mempengaruhi sikap terhadap status gizi.
Pada prinsipnya, Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih
mengalami pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas
fisik lebih tinggi dibandingkan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang
lebih banyak. Maka dari itu perlunya pengawasan agar tidak terjadi
kesenjangan antara masukan dan pengeluaran energi dalam pola konsumsi
sebagian besar disebabkan karena modifikasi gaya hidup (lifestyle).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan abram (2015) menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan status gizi kurang
pada anak usia sekolah di Sekolah Dasar Negeri Inpres Lesabe. Hal ini juga di
buktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Damopolii (2013) tentang
hubungan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada anak SD di kota
Manado.
Berdasarkan fakta dan data yang telah ada, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai “Hubungan sikap dan gaya hidup terhadap status
gizi pada remaja”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana hubungan sikap dan gaya
hidup terhadap status gizi pada remaja?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sikap dan gaya hidup terhadap status gizi pada
remaja.

2
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik remaja yang ditinjau pada usia ,jenis
kelamin, status gizi, tingkat pengetahuan, dan gaya hidup.
2. Menganalisis hubungan sikap terhadap status gizi pada remaja.
3. Menganalisis hubungan gaya hidup terhadap status gizi pada remaja

D. Manfaat Penelitian
1. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan tentang hubungan
sikap dan gaya hidup terhadap status gizi pada remaja
2. Teoritis
Untuk meningkatkan pengetahuan peneliti dan menambah wawasan
tentang edukasi mengenai sikap dan gaya hidup terhadap status gizi
pada remaja

E. Kerangka Konsep

Siswa SMAN 4 Malang

Sikap Gaya Hidup


F.

 Baik  Aktifitas
 Cukup (activities)
 Kurang  minat (interest)
 opini (opinion)

Status gizi pada remaja

3
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan dalam penelitian (Nursalam, 2013). Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan sikap dan gaya hidup terhadap status
gizi pada remaja.

Anda mungkin juga menyukai