Anda di halaman 1dari 5

Bab II

A. Kemampuan komputasional
Kemampuan komputasional merupakan kempuan berfikir yang melibatkan
pemecahan masalah, merancang system, dan memahami perilaku manusia dengan
menggambarkan konsep dasar ilmu computer (Wing, 2011). (Aho, 2012)
menyederhanakan pengertian kemampuan komputasional yaitu sebagai proses
berfikit yang terlibat dalam merumuskan masalah hingga mendapatkan solusi
sehingga dapat dipresentasikan sebagai Langkah dan alogaritma komputasi. Cara
berfikir komputasional mengacu pada proses kognitif pemecahan masalah yang
mendasar seperti kemampuan membaca , menulis dan matematika dasar (Lye &
Koh, 2014).
Pemikiran komputasional merupakan penerapan abstraksi tingkat tinggi dan
pendekatan algoritmik untuk memecahkan segala jenis masalah (García-Peñalvo,
2018). (Barr & Stephenson, 2011) memberikan definisi operasional pemikiran
komputasi sebagai “proses pemecahan masalah yang mencakup (tetapi tidak
terbatas pada) karakteristik berikut: merumuskan masalah dengan cara yang
memungkinkan kita menggunakan komputer dan alat lain untuk membantu
menyelesaikannya; mengatur dan menganalisis data secara logis; mewakili data
melalui abstraksi seperti model dan simulasi; mengotomatisasi solusi melalui
pemikiran algoritmik (serangkaian langkah berurutan); mengidentifikasi,
menganalisis, dan menerapkan solusi yang mungkin dengan tujuan mencapai
kombinasi langkah dan sumber daya yang paling efisien dan
efektif; menggeneralisasi dan mentransfer proses pemecahan masalah ini ke
berbagai masalah” . Pemikiran komputasi akhir seharusnya tidak mengajarkan
semua orang untuk berfikir seperti ilmuwan komputer atau mengubah setiap siswa
menjadi insinyur perangkat lunak, melainkan untuk mengajarkan mereka
menerapkan elemen-elemen umum ini untuk memecahkan masalah dan
menemukan pertanyaan baru untuk mengeksplorasi di dalam dan di semua disiplin
ilmu (Hemmendinger, 2010)
Di era digital seperti sekarang ini banyak negara memperkenalkan
kemampuan berfikir komputasional sebagai seperangkat keterampilan pemecahan
masalah yang harus diperoleh oleh generasi siswa baru, terlebih lagi kemampuan
berfikir komputasional menjadi inti dari semua disiplin STEM ( Science, Technology,
Engineering, & Mathematics) (Weintrop et al., 2016). (Kong, 2016) menyatakan
bahwa pengembangan pemikiran komputasional menjadi penting bagi kaum muda
untuk melahirkan generasi masa depan yang memperoleh keterampilan kreativitas
dan pemecahan masalah dalam hubungannya dengan teknologi. Dalam konteks
ini, (ISTE, 2011) menekankan bahwa kaum muda harus siap menjadi pemikir
komputasi yang memahami bagaimana masalah masa depan dapat diselesaikan
dengan menggunakan teknologi masa kini. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa keterampilan terkait berfikir komputasional dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan berpikir kritis dengan memanfaatkan kekuatan pemrosesan
informasi. Selain itu, berfikir komputasional memiliki potensi untuk memperluas
kapasitas dan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah individu yang belum
pernah terjadi sebelumnya (ISTE, 2011).
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai Kemampuan komputasional
yang diungkapkan oleh beberapa peneliti dan ahli, maka Kemampuan komputasional
pada penelitian ini didefinisikan sebagai kemampan berfikir komputasi dengan
melibatkan pemecahan masalah ,merancang system, berfikir kritis, mengidentifikasi,
menganalisis, dan menerapkan solusi yang mungkin dengan tujuan mencapai
kombinasi langkah dan sumber daya yang paling efisien dan
efektif; menggeneralisasi dan mentransfer proses pemecahan masalah ini ke
berbagai masalah.
Pemikiran komputasional benar-benar berarti untuk menangkap cara berpikir
dan praktik disiplin komputasi. Dengan demikian, ini adalah metodologi pemecahan
masalah aktif di mana siswa harus menggunakan seperangkat konsep, seperti
abstraksi, pencocokan pola, dll., Untuk memproses dan menganalisis data, dan
untuk membuat artefak nyata atau virtual. Berpikir komputasional tidak berarti
menggunakan teknologi secara wajib untuk memecahkan masalah, tetapi
berorientasi pada siswa akan mampu memecahkan masalah di seluruh teknologi.
(Barr & Stephenson, 2011) menyajikan model terstruktur yang muncul dengan fokus
pada mengidentifikasi konsep dan kemampuan berpikir komputasional inti. Konsep
inti adalah pengumpulan data, analisis data, representasi data, dekomposisi
masalah, abstraksi, algoritma dan prosedur, otomatisasi, paralelisasi dan simulasi.
(Brennan, Karen., 2012) mengusulkan pemikiran komputasi di mana
komponen diklasifikasikan menjadi tiga dimensi:
1. Konsep komputasi, yang merupakan konsep yang digunakan siswa ketika
mereka membuat kode: urutan, loop, peristiwa, paralelisme, kondisional,
operator, dan data.
2. Computational practice, yaitu praktik pemecahan masalah yang terjadi dalam
proses coding: eksperimentasi dan iterasi, pengujian dan debugging,
penggunaan kembali dan pencampuran, serta abstraksi dan modularisasi.
3. Perspektif komputasional, yaitu pemahaman siswa tentang diri mereka sendiri,
hubungan mereka dengan orang lain, dan dunia digital di sekitar mereka:
mengekspresikan, menghubungkan, dan bertanya.
Selain diklasifikasikan menjadi 3 dimensi, kemampuan berfikir komputasional
mempunyai komponen-komponen dalam menganalisis seperti yang dijelaskan
(Yuntawati et al., 2021) yaitu :

Komponen
kemampuan berfikir Aktivitas siswa
komputasional
Abstraction siswa dapat memutuskan suatu objek untuk digunakan
atau ditolak, dapat ditafsirkan untuk memisahkan informasi
penting dari informasi yang tidak digunakan
Algorithm kemampuan merancang langkah demi langkah suatu
operasi / tindakan bagaimana caranya masalah
terpecahkan
Decomposition kemampuan untuk memecah masalah yang kompleks
menjadi masalah yang lebih sederhana yang lebih mudah
dipahami dan dipecahkan
Generalization kemampuan merumuskan solusi ke dalam bentuk umum
sehingga dapat diterapkan pada masalah yang berbeda,
dapat diartikan sebagai penggunaan variabel dalam
menyelesaikan solusi

B. Masalah Matematika
Masalah menurut (KKBI) merupakan suatu yang harus diselesaikan atau
diselesaikan , sedangkan matematika merupakan ilmu tentang bilangan, hubungan
antara bilangan dan prosedur operasionall yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan. Dapat disimpukan dari istilah (KKBI) merupakan suatu
persoalan mengenai bilangan yang harus diselesaikan. Sedangkan ada dua jenis
pendefinisian masalah matematika dalam kamus (webster’s) yaitu (1) masalah dalam
matematika adalah sesuatu yang memerlukan penyelesaian, (2) suatu masalah
adalah suatu pernyataan yang membingungkan atau sulit. Dalam mempelajari
matematika, pertanyaan akan merupakan suatu masalah jika seseorang tidak
mempunyai aturan tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan tersebut. Suatu masalah biasanya memuat sesuatu yang
mendorong seseorang untuk menyelesaikannnya, akan tetapi tidak tahu secara
langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah
diberikan kepada seorang anak dan anak tersebut langsung mengetahui cara
penyelesaiannya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
masalah (Romli, 2017).
Duncker (1945) menjelaskan bahwa masalah muncul ketika seseorang
memiliki tujuan tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapai tujuannya.
Setiap kali seseorang tidak dapat beralih dari situasi yang diberikan ke situasi
yang diinginkan hanya dengan tindakan, maka jalan lainnya yaitu melalui
proses berpikir. Selain itu, Hicks (dalam Rusman, 2012)) menjelaskan bahwa
terdapat empat hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan mengenai
masalah yaitu memahami masalah, tidak mengetahui cara memecahkan
masalah, terdapat keinginan untuk memecahkan masalah, dan memiliki
keyakinan mampu memecahkan masalah tersebut.
Masalah dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu “well structured
problem”, “moderatly structured problem”, dan “ill structured problem”. Well
structured problem adalah masalah yang prosedur penyelesaian masalah dan
rintangan untuk menemukan solusi jelas berdasarkan informasi yang
diberikan sehingga setiap langkah pengerjaannya dapat dihafalkan.
Moderately structured problem adalah masalah yang prosedur penyelesaian
masalah memerlukan berbagai macam strategi menyesuaikan dengan
keadaan sebenarnya sehingga diperlukan analisis lebih pada masalah untuk
menemukan solusinya. Ill structured problem adalah masalah yang
penyelesaian masalahnya masih belum jelas, strategi penyelesaian
masalahnya pun tidak kaku, dan memiliki penyelesaian masalah lebih dari
satu.
Dalam penelitian ini akan menggunakan masalah matematika
penalaran analogi dalam bidang geometri. (Kristayulita et al., 2018)
menyatakan bahwa beberapa penelitian menggunakan masalah penalaran
analogi dengan ciri-ciri (1) terdapat dua macam masalah: masalah sumber
dan masalah target, (2) masalah sumber dan masalah target dengan konsep
yang sama, dan (3) langkah-langkah penyelesaian masalah sumber dan
masalah target adalah sama.
Berdasarkan penjelasan diatas, definisi masalah matematika dalam
penelitian ini lebih condong pada pendapat Duncker (1945) .Jadi masalah
matematika dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu soal matematika
yang dalam proses pemecahannya siswa tidak secara langsung mengetahui
cara memperoleh solusi, melainkan harus mengidentifikasi terlebih dahulu
hubungan struktur penyelesaian masalah sumber dan masalah target yang
disajikan. Masalah matematika dalam peneletian ini terdiri dari masalah
sumber dan masalah target materi geometri yang memiliki kemiripan struktur
di antara keduanya
C. Self Convidence

Anda mungkin juga menyukai