Disusun Oleh:
Dwy Damayanti
201935023
KUDUS
2021
BAB 1
2.1. Pengertian
Menurut draft assassement PISA 2012, kemampuan Literasi Matematika
adalah kemampuan setiap individu daalam merumuskan, menggunakan,
menalarkan, menggunakan konsep dan menafsirkan matematika dalam berbagai
konteks. Sehingga, melalui literasi matematis dapat mengetahui peran matematika
dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai dasar pertimbangan dan pengambilan
keputusan dalam masyarakat. Selaras dengan pendapat sebelumnya, The
Organation for Economic Coorperation and Development (OECD) mengartikan
literasi matematika sebagai kemampuan individu dalam menganalisis dan
memahami peran matematika dalam kehidupan sehari-hari sekaligus digunakan
dalam pengambilan keputusan yang dibutuhkan setiap individu sebagai warga
negara yang membangun, peduli, dan berpikir (OECD, 2012).
Ojose, B (2011) berpendapat bahwa literasi matematika adalah kemampuan
dalam menganalisis dan menggunakan dasar matematika pada kehidupan sehari-
hari. Selaras dengan pendapat tersebut, Stecey & Tuner (2015) juga mengartikan
literasi dalam konteks matematika adalah pemikiran pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang meliputi pemecahan masalah, penalaran secara logis,
mengomunikasikan, dan menjelaskan dengan berbagai alternative lain.
Kemudian, Turner & Burkhard (2007) dalam mengartikan literasi matematis
menambahkan kata efektif yang berarti kemampuan literasi matematis adalah
suatu kemampuan yang digunakan secara efektif berdasarkan pengetahuan dan
pemahaman dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Literasi matematis sebelum diiperkenalkan PISA, literasi ini telah dicetuskan
oleh NCTM sebagai salah satu visi pendidikan matematika yaitu menjadi literate
matematika. yaitu mengekplorasi matematika, menghubungkan dan menalar
secara logis serta menggunakan metode matematis yang beragam (NCTM, 1898).
Secara umum pendapat di atas menekankan pada hal yang sama yaitu
menggunakan pengetahuan matematika dalam pemecahan masalah sehari-hari
secara lebih baik dan efektif. Dalam proses pemecahan masalah, seseorang yang
memilik kemampuan literasi matematis akan dapat memahami dan memecahkan
masalah sesuai konsep matematika yang sejalan. Kondisi ini memunculkan ide
suatu upaya dalam mengubah masalah ke bentuk matemtis yang nantinya
diselesaikan agar mendapatkan hasil. Dengan demikian, kemampuan literasi
matematika dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menganalisis dan
merumuskan matematika dalam berbagai konteks pemecahan masalah di
kehidupan sehari-hari secara efektif.
2.2. Manfaat
Kemampuan literasi matematis sangat bermanfaat bagi setiap individu karena
kemampuan ini dapat digunakan secara efektif dalam menghadapi persoalan-
persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan penguasaan
literasi matematis, setiap individu akan dapat merefleksikan logika matematis
agar dapat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui literasi matematis,
individu menjadi mampu dalam membuat keputusan berdasarkan pola piker yang
konstruktif. Selaras dengan pendapat tersebut, OECD (2009) mengatakan
kemampuan literasi matematis juga dapat menekankan pada kemampuan setiap
individu dalam mengkomunikasikan, memberi alasan, dan menganalis ide secara
efektif dalam pemecahan masalah matematis yang ditemukan oleh setiap individu
2.3. Tujuan
Kemampuan literasi matematis sangat bermanfaat bagi setiap individu
karena kemampuan ini dapat digunakan secara efektif dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan
penguasaan literasi matematis, setiap individu akan dapat merefleksikan logika
matematis agar dapat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui literasi
matematis, individu menjadi mampu dalam membuat keputusan berdasarkan pola
piker yang konstruktif. Menurut, Stacey & Turner, kemampuan literasi matematis
merupakan kemampuan menggunakan pemikiran matematika dalam pemecahan
suatu persoalan matematis dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan supaya
lebih siap dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada di kehidupan nyata
(Stacey, K & Turner, 2012)
3. Suatu partikel bergerak pada bidang Cartesius dimulai dari titik (0,0).
Setiap langkah pergerakan adalah satu satuan. Peluang partikel bergerak pada
1
arah sumbu-X positif adalah , sedangkan peluang ber gerak pada arah sumbu-
2
1
Y positif adalah . Setelah bergerak 10 langkah, peluang partikel tersebut
5
sampai pada titik (6,4) dengan melalui titik (3,4) adalah ....(Wahyu, 2015)
Penyelesaian:
Berdasarkan informasi pada soal bahwa suatu partikel bergerak pada bidang
Cartesius dimulai dari titik (0,0), kemudian melewati titik (3,4) untuk sampai
pada titik (6,4).
Dimana partikel hanya bisa bergerak pada arah sumbu-X positif dan bergerak
1 1
pada arah sumbu- Y positif dengan peluang masing-masing adalah dan .
2 5
Hal ini memiliki arti bahwa banyak cara terpendek dari titik (0,0) ke titik
(6,4) dengan syarat melewati titik (3,4)
Sehingga banyaknya rute paralel dari gambar tersebut adalah sebagai berikut.
7! 7!
7C4 = = = 7 X 5 = 35 kemudian ke arah kanan 3 kali
4 ! (7 !−4 !) 4 ! 3 !
1 3 2 4 1 3 7
Jadi, peluang partikel tersebut adalah 35 x ( ) x ( ) x ( ) =
2 5 2 500
Penyelesaian:
Berdasarkan informasi pada soal bahwa terdapat suatu permainan “Halang
Rintang” dengan aturan yang sudah ditentukan. Peserta yang berhasil melewati
rintang apabila jumlah mata dadu dari n pelemparan > 2n.
Rintangan pertama
Pelemparan pertama agar berhasil melewati rintangan maka jumlah mata
dadu yang muncul harus lebih dari 21, sehingga didapat
n(S) = 61 = 6
n(A) = 61 – 2 (1 dan 2 : ada 2)
n( A) 4 2
P(A) = = =
n (S) 6 3
Rintangan kedua
Pelemparan kedua agar berhasil melewati rintangan maka jumlah mata dadu
yang muncul harus lebih dari 22 = 4, sehingga didapat
n(S) = 62 = 36
Rintangan ketiga
Pelemparan kedua agar berhasil melewati rintangan maka jumlah mata dadu
yang muncul harus lebih dari 23 = 8, sehingga didapat
n(S) = 63 = 216
n(A) = 216 – 56
n(A) = 160
n( A) 160 20
P(A) = = =
n (S) 216 27
2 5 20 100
Dengan demikian, peluang seluruhnya adalah x x =
3 6 27 243
5. Perbandingan berat badan A, B, C adalah 1:2:5. Jika selisih berat badan A dan
C adalah 24 kg, maka jumlah berat badan keduanya adalah……
Penyelesaian:
Dalam bentuk perbandingan, selisih berat badan A dan C adalah 5-1 = 4
Dalam bentuk perbandingan, jumlah berat badan ketiganya adalah 1 + 2 + 5= 8
8
Jumlah berat badan ketiganya yang sebenarnnya adalah = x 24=48 kg
4
Jadi, jumlah berat badan ketiganya yang sebenarnnya adalah 48 kg.
6. Perbandingan uang Dhila dan Anton adalah 3:5. Jika Anton diberi uang Rp
10.000, perbandingan uang mereka menjadi 1:3, maka jumlah uang mereka
berdua adalah….
Penyelesaian:
Misal : Uang Dhila = d
Uang anton = a
Sebelum Anton diberi uang 10.000, perbandingannya adalah 3:5.
Setelah Anton diberi uang 10.000, perbandingannya adalah 1:3 = 3:9
Dalam perbandingan jumlah uang mereka 3 + 9 = 12
Dalam perbandingan selisi uang mereka 6.
12
Jumlah uang mereka berdua = x 10.000=20.000
6
Jadi, jumlah uang mereka berdua adalah Rp 20.000.
7. Gambar sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan skala 1:400. Jika
panjang dan lebar pada gambar adalah 24 cm dan 12 cm, maka luas sebenarnya
sebidang tanah tersebut adalah….
Penyelesaian:
Panjang sebenarnya bidang tersebut = 24 x 400 =9600 cm = 96 m
Luas sebenarnya bidang tersebut = 12 x 400 =4800 cm = 48 m
Luas sebenarnya = 96 x 48 = 4608 m 2
Jadi, luas sebenarnya adalah 4608 m 2
8. Terdapat dua larutan berbeda dengan volume sama. Larutan I adalah larurtan
gula dengan rasio gula dan airnya 2:3, sedangkan larutan II adalah larurtan
garam dengan rasio garam dan airnya 3:11. Jika kedua larutan dicampurkan,
maka rasio kandungan gula dan garam hasil pencampuran tersebut adalah….
Penyelesaian:
Karena kedua larutan memiliki volume yang sama, maka perbandingannya
harus sama.
Pada larutan I rasio gula dan air 2:5, sehingga jumlah perbandingan = 2 + 4 = 7
Pada larutan II rasio garam dan air 3:11, sehingga jumlah perbandingan = 3 +
11 = 14
Supaya jumlah perbandingan sama, maka rasio I dikali 2 menjadi 4:10.
Didapatkan rasio gula, garam, dan air pada hasil pencampuran adalah 4:3:21.
Jadi, rasio kandungan gula dan garam hasil pencampuran tersebut adalah 4 : 3.
10 Abel berangkat ke kantor pukul 7.00 setiap pagi. Dia menggendarai motor
dengan kecepatan 40km/jam karena jalan macet, sehingga tiba di kantor
terlambat 20 menit. Bila kecepatan 60km/jam dia tiba 15 menit lebih awal. Jam
kerja kantor dimulai pukul…….
Penyelesaian:
1
20 menit = jam
3
1
15 menit = jam
4
Misalkan jam kerja kantor dimulai pada pukul 6.00 lebih a jam.
( 41 )=30(a− 13 )
60 a−
( 14 )=2 ( a− 13 )
↔ 3 a−
3 2
↔ 3 a− =2 a−
4 3
3 2
↔ a= +
4 3
17 5
↔ a= =1 jam=1 jam25 menit
12 12
2.1. Pengertian
Menurut PISA, kemampuan numerasi adalah kemampuan yang berfokus
pada kemampuan dalam pemecahan, perumusan, penginterpretasian masalah
dalam berbagai bentuk (Maulidina & Hartatik, 2019). Selaras dengan pendapat
sebelumnya, menurut GLN (2017) kemampuan numerasi adalah kemampuan
dalam menginterpretasikan konsep dan kaidah matematika dalam kehidupan
nyata dengan permasalahannya yang sering tidak terstruktur. Pentingnya
numerasi Menurut Andreas Schleicer dari OECD mengatakan bahwa kemampuan
numerasi yang baik merupakan proteksi terbaik terhadap angka pengangguran,
penghasilan yang rendah, dan kesehatan yang buruk (GLN, 2017).
Melalui program yang dibuat kemendikbud, 4 gebrakan baru diluncurkan
untuk mewujudkan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan, salah satunya
dengan mengimplementasikan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai
pengganti Ujian Nasional yang berfokus pada numer mulai tahun 2021
(Kemendikbud, 2019). Kemampuan numerasi yang dimaksud bukan hanya
kemampuan dalam menghitung, tetapi juga mengaplikasikan konsep menghitung
dalam konteks yang abstrak dan nyata (Kusaeri, 2020).
Literasi numerasi adalah kemampuan seseorang dalam memperoleh,
menginterpretasikan, menggunakan, dan mengkomunikasikan berbagai macam
aspek matematika (angka dan simbol) untuk memecahkan masalah praktis dalam
kehidupan sehari-hari(17). Kemampuan literasi numerasi penting untuk
dikembangkan karena inti dari pembelajaran matematika adalah untuk
menemukan solusi permasalahan kontekstual sehari-hari(18). Pada penelitian ini,
kemampuan literasi numerasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menganalisis suatu informasi dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari dengan menggunakan perhitungan-perhitungan matematika secara
praktis.
2.2. Manfaat
Adapun manfaat mempelajari literasi numerasi bagi peserta didik adalah
sebagai berikut (Kemendikbud, 2021).
a. Peserta didik memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam melakukan
perencanaan dan pengelolaan kegiatan yang baik.
b. Peserta didik mampu melakukan perhitungan dan penafsiran terhadap data
yang ada di dalam kehidupan sehari-hari.
c. Peserta didik mampu mengambil keputusan yang tepat di dalam setiap aspek
kehidupannya
2.3. Tujuan
Literasi Numerasi erat dengan kehidupan sehari-hari. Anak-anak
membutuhkan kompetensi literasi numerasi dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan mereka. Tujuan mempelajari literasi numerasi bagi peserta didik
adalah sebagai berikut (Kemendikbud, 2021).
a. Mengasah dan menguatkan pengetahuan dan keterampilan numerasi peserta
didik dalam menginterpretasikan angka, data, tabel, grafik, dan diagram.
b. Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan literasi numerasi untuk
memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan pertimbangan yang logis.
c. Membentuk dan menguatkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu
mengelola kekayaan sumber daya alam (SDA) hingga mampu bersaing serta
berkolaborasi dengan bangsa lain untuk kemakmuran dan kesejahteraan
bangsa dan negara.
2.4. Indikator Kemampuan Numerasi Matematis
Anggrieni dan Putri (2018) menggunakan beberapa indikator yang
digunakan sebagai acuan utuk mengukur kemampuan literasi numerasi seperti
yang termuat dalam OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development). Indikator tersebut antara lain meliputi:
a. kemampuan komunikasi.
b. kemampuan matematisasi.
c. kemampuan representasi.
d. kemampuan penalaran dan argumentasi.
e. kemampuan memilih strategi untuk memecahkan masalah.
f. kemampuan menggunakan bahasa dan operasi simbolis, formal dn teknis.
g. kemampuan menggunakan alat-alat matematika.
5. Gambar sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan skala 1:400. Jika
panjang dan lebar pada gambar adalah 24 cm dan 12 cm, maka luas sebenarnya
sebidang tanah tersebut adalah….
Penyelesaian:
Panjang sebenarnya bidang tersebut = 24 x 400 =9600 cm = 96 m
Luas sebenarnya bidang tersebut = 12 x 400 =4800 cm = 48 m
Luas sebenarnya = 96 x 48 = 4608 m 2
Jadi, luas sebenarnya adalah 4608 m 2
6. Terdapat dua larutan berbeda dengan volume sama. Larutan I adalah larurtan
gula dengan rasio gula dan airnya 2:3, sedangkan larutan II adalah larurtan
garam dengan rasio garam dan airnya 3:11. Jika kedua larutan dicampurkan,
maka rasio kandungan gula dan garam hasil pencampuran tersebut adalah….
Penyelesaian:
Karena kedua larutan memiliki volume yang sama, maka perbandingannya
harus sama.
Pada larutan I rasio gula dan air 2:5, sehingga jumlah perbandingan = 2 + 4 = 7
Pada larutan II rasio garam dan air 3:11, sehingga jumlah perbandingan = 3 +
11 = 14
Supaya jumlah perbandingan sama, maka rasio I dikali 2 menjadi 4:10.
Didapatkan rasio gula, garam, dan air pada hasil pencampuran adalah 4:3:21.
Jadi, rasio kandungan gula dan garam hasil pencampuran tersebut adalah 4 : 3.
10. Daniel bersepeda dari kota Medan pada pukul 10.15. jika kecepatan
bersepedanya 12 km/jam, ia diperkirakan akan sampai ditempat tujuan pada
pukul 11.00. Namun, jika ia diharuskan sampai pada pukul 10.30, maka
kecepatan bersepedanya harus…
Penyelesaian:
v=12 km/ jam
t=11.00−10.15=45 menit=0,75 jam
Jarak kedua tempat:
s=v ×t=12 ×0,75=9 km
Waktu yang dikehendaki sekarang adalah 10.30−¿10.15 = 30 menit = 0,5 jam
sehingga dengan jarak tempuh 9 km, akan diperoleh
s 9
v= = =18 km/ jam
t 0,5
Jadi, kecepatan bersepedanya harus 18 km/ jam
BAB 3
SISWA DISKALKULIA