0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan2 halaman
Literasi numerasi adalah kemampuan memahami dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari serta menganalisis informasi dalam bentuk grafik atau tabel. Literasi numerasi penting karena berperan dalam berbagai aspek kehidupan dan peningkatan ekonomi negara. Siswa kesulitan menyelesaikan soal cerita karena rendahnya literasi numerasi, yakni kemampuan membaca, mengidentifikasi data, mengolah model matematika,
Deskripsi Asli:
tugas bahasa indonesia unrev
Judul Asli
ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA LITERASI NUMERASI DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
Literasi numerasi adalah kemampuan memahami dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari serta menganalisis informasi dalam bentuk grafik atau tabel. Literasi numerasi penting karena berperan dalam berbagai aspek kehidupan dan peningkatan ekonomi negara. Siswa kesulitan menyelesaikan soal cerita karena rendahnya literasi numerasi, yakni kemampuan membaca, mengidentifikasi data, mengolah model matematika,
Literasi numerasi adalah kemampuan memahami dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari serta menganalisis informasi dalam bentuk grafik atau tabel. Literasi numerasi penting karena berperan dalam berbagai aspek kehidupan dan peningkatan ekonomi negara. Siswa kesulitan menyelesaikan soal cerita karena rendahnya literasi numerasi, yakni kemampuan membaca, mengidentifikasi data, mengolah model matematika,
HUBUNGAN ANTARA LImTERASI NUMERASI DENGAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
Naktie Saajidah Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, naktie.saajidah22@mhs.uinjkt.ac.id Dalam dunia pendidikan mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar kata “literasi numerasi”. Lantas apa sih yang dimaksud dengan literasi numerasi itu? Han, dkk. (2017:3) menyatakan bahwa: Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai macam bilangan dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan di dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dan lain sebagainya) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan. Kesimpulannya, literasi numerasi adalah kemampuan dalam memahami dan mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, literasi numerasi juga meliputi kemampuan dalam menganalisis informasi yang disajikan dalam bentuk grafIk, tabel, dsb. Salah satu tantangan yang kini tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kemampuan literasi numerasi. Berdasarkan hasil tes PISA (Program for International Student Assessment) yang diselenggarakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam bidang membaca dan matematika tergolong sangat rendah. Dari 79 negara yang berpartisipasi dalam PISA 2018, Indonesia menempati peringkat ke-73 pada bidang matematika dengan perolehan skor rata-rata 379, sedangkan pada bidang membaca Indonesia menempati peringkat ke-74 dengan skor rata-rata 371. Angka tersebut dinilai masih sangat jauh dari skor rata-rata OECD, yakni 489 untuk bidang matematika dan 487 untuk bidang membaca. Kenapa sih literasi numerasi itu sangat penting? Tanpa kita sadari, literasi numerasi berperan dalam segala aspek kehidupan. Di kehidupan sehari-hari literasi numerasi berperan dalam kegiatan jual beli ataupun peminjaman uang di bank. Dalam kehidupan masyarakat dan negara, literasi numerasi diperlukan untuk memudahkan seseorang dalam memahami suatu informasi. Kemampuan literasi numerasi memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Dengan mengaplikasikan pemahaman matematika dalam berbagai konteks kehidupan seperti ekonomi, sains, sosial, dsb, akan meningkatan daya saing ketenagakerjaan serta kesejahteraan ekonomi suatu negara. Dalam pembelajaran matematika, permasalahan yang disajikan umumnya berbentuk soal yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah. Lalu apa hubungannya dengan literasi numerasi? Jadi biasanya soal yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk soal cerita. Permasalahan dalam soal cerita biasanya berupa masalah-masalah yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mengerjakan soal cerita, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan literasi numerasi yang baik. Tak heran jika soal cerita dianggap lebih kompleks daripada soal matematika yang hanya menampilkan bentuk hitungan. Biasanya dalam mengerjakan soal cerita banyak siswa yang mengalami kesulitan. Siswa cenderung hanya bisa mengerjakan soal yang mirip dengan contoh soal yang ada dalam buku paket. Ketika siswa diiberi model soal yang berbeda dengan contoh soal, banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut. Lalu faktor apa sih yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita? Menurut pemikiran Muncarno (dalam Sudirman, dkk., 2019:8) dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan memahami soal disebabkan karena siswa kurang cermat dalam membaca dan memahami kalimat demi kalimat. Tidak dapat mengidentifikasi hal yang diketahui, ditanyakan, serta tidak dapat menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikan soal. Jadi dapat disimpulkan kesulitan dalam mengerjakan soal cerita disebabkan karena rendahnya kemampuan literasi numerasi. Berdasarkan pemikiran Polya (1973:5-19) ada empat tahapan dalam menyelesaikan soal cerita, yaitu: 1) Understanding the problem, yaitu memahami masalah yang ada dalam soal. Pada tahap ini siswa harus dapat menentukan apa yang ditanyakan dalam soal, siswa juga harus dapat mengelola informasi yang tersedia dalam soal seperti data yang diketahui dan data yang tidak diketahui dari soal yang diberikan. Pada tahap ini siswa dianjurkan membuat gambar dan menuliskan notasi yang sesuai guna mempermudah memahami soal; 2) Devising a plan, yaitu merencanakan penyelesaian. Dalam tahap rencana permasalahan dilakukan interpretasi bahasa persoalan ke dalam bahasa matematika. Pada tahap ini dilakukan pula pencarian hubungan antara data yang diberikan dengan data yang diketahui, 3) Carrying out the plan, yaitu melaksanakan perencanaan pemecahan masalah. Pada tahap ini diperlukan pemeriksaan terhadap tiap langkah yang sudah dilakukan dan menuliskannya secara detail untuk memastikan bahwa setiap langkah yang dibuat sudah tepat. 4) Looking back, yaitu memeriksa proses penyelesaian soal dan hasil. Lalu dilanjutkan dengan proses penarikan kesimpulan. Jadi, dalam menyelesaikan soal cerita diperlukan beberapa kemampuan, diantaranya 1) Kemampuan dalam membaca dan memahami maksud soal; 2) Kemampuan dalam mengidentifikasi unsur-unsur dalam soal, seperti apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal; 3) Kemampuan dalam mengolah data dan menyusun model matematika, 4) Kemampuan dalam melakukan perhitungan matematika, serta 5) kemampuan untuk menarik kesimpulan. Kesimpulannya, dengan menguasai literasi numerasi maka seorang siswa akan lebih mudah memecahkan masalah matematis dalam soal cerita. Sebab, soal cerita tidak hanya menekankan kemampuan berhitung, tetapi juga memerlukan kemampuan literasi numerasi yang baik.