Oleh :
1. Arbian (180401140069)
2. Rosita Sela (180401140071)
3. Sunarmi (180401140074)
4. Abid Kamal Fase (170401140194)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karna rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan makalah
ini bisa diselesaikan. Untaian sholawat dan salampun tidak lupa dituturkan tertuju kepada
junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW. Kami tidak hanya bersyukur kepada-Nya saja
tetapi kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami.
Kami membuat makalah ini bertujuan untuk menyelasaikan tugas yang diberikan oleh dosen.
Dari pembuatan makalah ini tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi bertujuan menambah
pengetahuan dan wawasan kita yang berkaitan dengan teknik penentuan kriteria ketuntasan
minimal pembelajaran PKN.
Kiranya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca. Meski begitu, penulis
sadar bahwa makalah ini perlu untuk dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, saran
dan kritik yang membangun dari pembaca akan kami terima dengan senang hati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Literasi Numerasi?
2. Bagaimana prinsip Dasar Literasi Numerasi?
3. Bagaimana ruang Lingkup Literasi Numerasi?
4. Bagaimana indikator Literasi Numerasi?
5. Apa manfaat Literasi Numerasi?
6. Bagaimana strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Literasi Numerasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip Dasar Literasi Numerasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana ruang Lingkup Literasi Numerasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana indikator Literasi Numerasi.
5. Untuk mengetahui apamanfaat Literasi Numerasi.
6. Untuk mengetahui bagaimana strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kali dilakukan pembulatan. Secara matematis, kaidah pembulatan ke bawah dilakukan jika
nilai desimalnya lebih kecil daripada 5, pembulatan ke atas jika nilai desimalnya lebih besar
daripada 5, dan pembulatan ke atas atau ke bawah bisa dilakukan jika nilai desimalnya 5.
Namun, dalam konteks real, kaidah itu tidaklah selalu dapat diterapkan. Contohnya, jika 40
orang yang akan bertamasya diangkut dengan minibus yang memuat 12 orang, secara
matematis minibus yang dibutuhkan untuk memuat semua orang itu adalah 3,333333. Jumlah
itu tentu tidak masuk akal sehingga dibulatkan ke bawah menjadi 3 minibus. Akan tetapi, jika
sebuah tempat duduk hanya boleh diduduki oleh satu orang saja, artinya ada 4 orang tidak
mendapatkan tempat duduk. Oleh karena itu, jumlah minibus yang seharusnya dipesan
adalah 4 buah.
Perlu dicermati bahwa numerasi membutuhkan pengetahuan matematika yang
dipelajari dalam kurikulum. Akan tetapi, pembelajaran matematika itu sendiri belum tentu
menumbuhkan kemampuan numerasi.
4
2.4 Indikator Literasi Numerasi
Literasi numerasi dapat diterapkan melalui tiga ranah, yaitu Literasi Numerasi di
Sekolah, Literasi Numerasi di keluarga, dan Literasi Numerasi di Masyarakat. Literasi
numerasi dilaksanakan untuk membudayakan dan menumbuhkan literasi numerasi diberbagai
ranah. Salah satunya di sekolah, indikator literasi numerasi di sekolah memiliki tiga basis
untuk diterapkan di sekolah, yaitu sebagai berikut (Han Weilin, 2017:6).
(1) Basis Kelas
(a) Jumlah pelatihan guru matematika dan guru nonmatematika
(b) Jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan dan pembelajaran
matematika berbasis proyek
(c) Jumlah pembelajaran nonmatematika melibatkan unsur literasi numerasi
(d) Nilai matematika pada peserta didik
5
2.5 Manfaat Literasi Numerasi
Pemerintah dalam menggerakan literasi di sekolah dengan mewujudkan generasi
emas pada abad ke-21. Literasi numerasi dapat meningkatkan peserta didik agar mampu
mengatasi masalah dengan cara mengolah angka dengan benar. Literasi numerasi diajarkan
kepada peserta didik bukan hanya dalam mata pelajaran matematika saja, tetapi
diberikanmelalui berbagai mata pelajaran lainnya untuk menggunakan matematika
diberbagai situasi (Han Weilin, 2017:10). Literasi bersifat praktis (digunakan dalam
kehidupan sehari-hari), professional (dalam pekerjaan), dengan kewarganegaraan
(memahami isu-isu dalam berbagai daerah), bersifat rekreasi (memahami skor penilaian
dalam pertandingan olahraga) (Ibrahim, 2017:13). Memperluas atau memperdalam
pemahaman numerasi melalui kegiatan-kegiatan di dalam lingkungan sekolah, untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik mempraktikkan keterampilan literasi
numerasi.
Keterampilan literasi numerasi bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan meningkatkan taraf hidup manusia. Pembelajaran numerasi penting untuk
diajarkan kepada peserta didik sejak dini untuk menentukan kemajuan dan perkembangan
sebuah bangsa. Literasi numerasi berguna untuk mewujudkan peserta didik dalam mengatasi
masalah dalam sehari-hari dan ruang lingkup literasi numerasi sangat luas untuk
diterapkannya.
6
Cara untuk menggerakan literasi numerasi dapat dilakukan melalui berbagai
strategi. Menurut (Kemendikbud, 2017:8), strategi gerakan literasi di sekolah melalui
beberapa tahapan pelaksanaan, yaitu ketersediaan sarana dan prasarana, kapasitas warga
sekolah, dan kapasitas pemangku kepentingan. Meningkatkan fasilitator dan pelatihan guru
untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode, model, dan media
pembelajaran dalam pemahaman tentang numerasi. Mengembangkan sarana untuk
mendukung sumber belajar dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran dalam pemahaman numerasi. Contohnya: adanya mading kelas dengan
memamerkan hasil karya peserta didik dan adanya pojok baca dengan adanya buku-buku
yang berhubungan dengan literasi numerasi.
Pembahasan tersebut bahwa strategi atau cara untuk menggerakkan literasi
numerasi dilakukan dengan berbagai cara untuk menumbuhkan motivasi serta pemahaman
peserta didik terhadap numerasi. Strategi ditunjang dengan fasilitas sarana dan prasarana
untuk mendukung gerakan literasi numerasi di sekolah. Literasi numerasi juga diterapkan
melalui pembelajaran numerasi lintas kurikulum. Numerasi lintas kurikulum dilakukan dalam
kurikulum 2013 saat ini yang menggunakan pembelajaran tematik.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Literasi numerasi merupakan kecakapan hidup abad XXI yang meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan meningkatkan taraf hidup sehingga menentukan kemajuan sebuah
bangsa. Strategi peningkatan kecakapan numerasi perlu dilakukan secara berkelanjutan dan
melibatkan seluruh warga sekolah, keluarga, dan semua komponen masyarakat. Strategi ini
perlu dirumuskan bersama dan disesuaikan dengan konteks kebutuhan dan kondisi sosial
budaya masyarakat yang beragam. Materi pendukung literasi numerasi ini diharapkan
mampu berperan sebagai kerangka acuan bagi perumusan kegiatan literasi numerasi yang
beragam dan kontekstual. Untuk mencapai pembaca sasaran dengan kondisi geografis serta
kebutuhan dan minat pembaca yang beragam, materi pendukung ini juga dapat menjadi
acuan bagi penyusunan materi sosialisasi turunan, seperti infografis, videografis, leaflet, dan
panduan teknis lainnya
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis yaitu makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu bagi pemakalah lain bisa mengembangkan kembali isi materi
demi kesempurnaan makalah ini
8
DAFTAR RUJUKAN
Westwood, Peter. (2008). What teachers need to know about numeracy. Aust Council for Ed
Research.
https://docs.education.gov.au/system/files/doc/other/portfolio_budget_statements_201011_outco
me_2_improved_learning_and_literacy_numeracy_and_educational_attainm20100511.pdf
https://maths4us.files.wordpress.com/2013/08/nrdc_impacts-of-numeracy-review_june13-
m4u.pdf
https://www.nationalnumeracy.org.uk/essentials-numeracy
https://www.nationalnumeracy.org.uk/what-numeracy
https://www.nationalnumeracy.org.uk/what-do-we-offer-eys-primary
https://nzmaths.co.nz/node/1392
https://nzmaths.co.nz/maths-our-house