Anda di halaman 1dari 17

NILAI-NILAI MATEMATIKA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA

Dosen Pengampu:
Dra. Nyimas Aisyah, M.Pd., Ph.D.
Dr. Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc.
Zuli Nuraeni, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Dela Puspita Sari 06081182227004
Sandrina Putri Athaillah 06081382227066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran
Matematika”. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada penghulu dan nabi
besar kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Nyimas Aisyah, M.Pd., Ph.D.,
Dr. Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc., dan Zuli Nuraeni, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Nilai-nilai Matematika yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan dan semua yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat bagi kita semua.

Indralaya, 14 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................... 4
2.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah .................................. 4
2.2 Aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah .............................. 4
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah ..... 5
2.4 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah..................................... 6
2.5 Manfaat Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................... 7
2.6 Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika ............................ 8
BAB III ....................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu keterampilan pada
diri peserta didik agar mampu menggunakan kegiatan matematik untuk
memecahkan masalah dalam matematika, masalah dalam ilmu lain dan
masalah dalam kehidupan sehari-hari (Soedjadi, 1994:36). Kemampuan
pemecahan masalah amatlah penting dalam matematika, bukan saja bagi
mereka yang di kemudian hari akan mendalami atau mempelajari
matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam
bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari (Russefffendi, 2006: 341).
Matematika adalah pelajaran yang penting, karena matematika
berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Niss (Hadi, 2005: 3) menyatakan
salah satu alasan utama diberikannya matematika kepada siswa-siswa di
sekolah adalah untuk memberikan kepada individu pengetahuan yang dapat
membantu mereka mengatasi berbagai hal dalam kehidupan, seperti
pendidikan atau pekerjaan, kehidupan pribadi, kehidupan sosial dan
kehidupan sebagai warga negara. Namun, pentingnya pendidikan matematika
tidak sejalan dengan kualitas pendidikan terjadi di sekolah. Marpaung (2004)
menyatakan kualitas pendidikan matematika Indonesia dalam skala nasional
masih kurang memuaskan. Hal ini terlihat pada rendahnya kualitas
kemampuan matematis siswa yang tercermin dari hasil survey Internasional
The Trend Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2011,
Indonesia hanya menduduki urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara
(Driana, 2012). Mencermati hasil tersebut, sudah sepatutnya para pendidik
memiliki kemampuan untuk memilih metode yang tepat dalam pembelajaran
matematika, sehingga siswa dapat berperan lebih aktif selama proses
pembelajaran serta dapat memahami konsep yang sedang dipelajari.
Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang sangat
fundamental. Dengan memahami konsep siswa dapat mencapai pengetahuan
prosedural matematis. Menurut Purwanto (1994: 44), pemahaman adalah

1
tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau
konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Kemampuan memahami
konsep juga dapat diartikan sebagai kemampuan menangkap pengertian-
Pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang
disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami, mampu memberikan
interpretasi, dan mampu mengklasifikasikannya.
Memahami konsep matematika menjadi syarat untuk dapat menguasai
matematika. Pada setiap pembelajaran, selalu diawali dengan pengenalan
konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai
kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi, dan
pemecahan masalah. Jika pemahaman konsepnya baik, siswa tidak sekedar
mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu
mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti. Siswa
juga dapat memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep
yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kemampuan pemecahan masalah?
2. Bagaimana aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah?
4. Bagaimana indikator kemampuan pemecahan masalah?
5. Apa saja manfaat kemampuan pemecahan masalah?
6. Apa saja strategi pemecahan masalah dalam matematika?
7. Bagaimana Penerapan pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika?
1.3Tujuan
Berdasarkan rumuusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam
makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian kemampuan pemecahan masalah?
2. Aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah?
3. Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah?

2
4. Indikator kemampuan pemecahan masalah?

5. Manfaat kemampuan pemecahan masalah?


6. Strategi pemecahan masalah dalam matematika?
7. Penerapan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah


Menurut NCTM (2018) pemecahan masalah merupakan keterlibatan
individu dalam menyelesaikan permasalahan dimana metode untuk menentukan
solusinya tidak diketahui. Beberapa pakar menjelaskan istilah pemecahan masalah
dengan cara yang berbeda namun tersirat pengertian yang sama yaitu Krulik dan
Rudnick (1988) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai “It (problem solving)
is the mean by wich an individual uses previously acquired knowledge, skill, and
understanding to satisfy the demand of an unfamiliar situation.” Yang artinya
pemecahan masalah adalah suatu usaha individu yang menggunakan pengetahuan,
kemampuan, dan pemahamannya untuk menemukan solusi dari suatu masalah.

Menurut Sumarmo (2000) (dalam Harahap dan Surya, 2017) pemecahan


masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Montague (2007) sebagaimana dikutip oleh
(Dewi et al., 2020) mengatakan bahwa pemecahan masalah matematis adalah suatu
aktivitas kognitif yang kompleks yang disertai sejumlah proses dan strategi.

Menurut Schunk (2012) (dalam Marasabessy, 2020) pemecahan masalah


adalah upaya orang-orang untuk mencapai tujuan karena mereka tidak mempunyai
solusi secara otomatis. (Siswono, 2016) juga mendefinisikan pemecahan masalah
adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan
atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas.
Pemecahan masalah merupakan suatu proses memecah atau menyelesaikan suatu
persoalan dengan menggunakan prosedur-prosedur untuk menuju kepada
penyelesaian yang diharapkan (Anggraeni dan Herdiman, 2018).

Berdasarkan dari berbagai pendapat ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan


bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan individu dalam
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya untuk menemukan
solusi penyelesaian dari suatu situasi yang tidak biasa.

2.2 Aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah

4
Menurut Stein dan Book (2002) terdapat empat aspek dalam pemecahkan masalah
yaitu :
1. Bersikap hati-hati
Setiap individu perlu melakukan analisis masalah secara seksama sebelum
melakukan pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang terjadi menuntut
individu mampu mengenali masalah sehingga individu dapat meruuskan
permasalahan secara bijaksana
2. Disiplin diri
pemecahkan masalah memerlukan pemikiran yang optimal dan terus
menerus sehingga individu akan merasakan pentingnya permasalahann
untuk dipecahkan. Pemecahan masalah
memerlukan sikap disiplin individu dalam memandang masalah untuk lebih
mengoptimalisasikan sikap atau tindakan yang mengarah dalam
menghadapi dan memandang masalah.
3. Sistematik dalam menghadapi dan memandang masalah
pemecahan masalah yang tidak berlarut adalah upaya yang sistematik dalam
menghadapi dan memandang masalah yang baik.
4. Tidak menghindar dari masalah
menyelesaikan masalah dilakukan dengan menghadapai masalah dan bukan
menghindari diri dari masalah individu yang berhasil dalam memecahkan
masalah di dukung oleh kemampuan menemukan cara pandang baru dalam
memecahkan masalah, apabila individu menghindari diri dari masalah maka
upaya pemecahan masalah menjadi terhambat dan tidak terselesaikan

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah


Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah
matematika yaitu:

1. Pengalaman

Pengalaman terhadap tugas-tugas menyelesaikan soal cerita atau soal


aplikasi. Pengalaman awal seperti ketakutan terhadap matematika dapat
menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

2. Motivasi

5
Dorongan yang kuat dari dalam diri seperti menumbuhkan keyakinan bahwa
dirinya bisa, maupun dorongan dari luar diri (eksternal) seperti diberikan
soal-soal yang menarik, menantang dapat mempengaruhi hasil pemecahan
masalah.

3. Kemampuan memahami masalah

Kemampuan siswa terhadap konsep-konsep matematika yang berbeda-beda


tingkatnya dapat memicu perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah.

4. Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan


kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu
menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil
pekerjaan tersebut. Keterampilan tersebut pada dasarnya akan lebih baik
bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan
menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.
Memecahkan masalah soal matematika membutuhkan keterampilan.
Bagaimana cara siswa untuk mengolah suatu permasalahan menjadi
menyelesaikan suatu permasalahan. Menyelesaikan pemecahan masalah
diperlukan konsep terdefenisi. Konsep terdefenisi dapat dikuasai jika
ditunjang oleh pemahaman konsep konkrit. Untuk memahami konsep
konkrit diperlukan keterampilan.

2.4 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah


Polya (1973) menjelaskan indikator kemampuan pemecahan masalah terdiri
dari empat tahapan, yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan
masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan memeriksa kembali
solusi yang diperoleh. Dari indikator pemecahan masalah menurut Polya (1973)
dirinci sebagai berikut:
1. Memahami masalah
Memahami masalah adalah pemahaman peserta didik terhadap suatu
masalah, tanpa adanya pemahaman masalah peserta didik tidak mampu
menyelesaikan masalah dengan benar. Komponen pemahaman masalah

6
yaitu meliputi: identifikasi apa yang diketahui dari masalah tersebut,
identifikasi apa yang hendak dicari, mengabaikan hal-hal yang tidak relevan
dengan permasalahan.
2. Membuat rencana pemecahan masalah
Kemampuan menyusun rencana pemecahan masalah bergantung pada
pengalaman peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan,
semakin beragam masalah yang didapat peserta didik maka semakin kreatif
dalam menyusul rencana penyelesaian masalahnya.
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah
Pada tahap menjalankan rencana pemecahan masalah peserta didik mulai
menyelesaiakan masalah dengan menggunakan cara yang dianggap paling
tepat.
4. Memeriksa kembali solusi yang diperoleh
Mengoreksi kembali jawaban dapat membuat peserta didik miliki rasa
percaya diri dengan jawaban yang telah dipilih, beberapa hal yang dapat
dilakukan pada tahap ini yaitu; mencek kembali, menginterpretasikan
jawaban, serta mencoba dengan cara yang lain.

2.5 Manfaat Kemampuan Pemecahan Masalah


Kemampuan pemecahan masalah memberikan banyak manfaat kepada siswa
untuk pelajaran matematika maupun pelajaran lain serta dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut Amri, dkk (2010, hlm.49) ada beberapa manfaat yang diperoleh
dalam kemampuan pemecahan masalah matematis sebagai berikut:

a. Memudahkan belajar siswa dalam matematika, karena kemampuan ini


memiliki banyak cara atau penanggulangan dalam penyelesaian suatu
permasalahan
b. Dilatih untuk pengkajian masalah dengan menumbuhkan cara berpikir
sisswa secara inklusif dan logis
c. Membangun komunikasi anatar kelompok dan menciptakan nilai-niliai
sosial
d. Membantu siswa untuk menguasai konsep pembelarajan matematika
e. Menuntun sisiwa untuk dapat menyelesaiakna suatu permasalahan.

7
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa harus menguasai
kemampuan tersebut, agar memudahkan untuk menafsirkan konsep dari
matematika. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah adalah tujuan umum dari
pembelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah meliputi metode, dan
strategi utama dalam kemampuan dasar pembelajaran matematika. Untuk
memperoleh kemampuan pemecahan masalah, maka siswa harus sering berlatih
memecahkan berbagai masalah. Bahwa siswa yang diberi banyak latihan soal
pemecahan masalah memiliki nilai lebih tinggi dalam hasil pembelajaran.

2.6 Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika


Pada saat memecahakan masalah, ada beberapa cara atau langkah yang sering
digunakan dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah. Cara atau langkah
tersebut disebut dengan strategi pemecahan masalah. Pada penyelesaian masalah
diatas, telah di contohkan penggunaan strategi membuat diagram dan strategi
mencoba-coba. Disamping itu, ada beberapa startegi laiinya yang sudah dikenal dan
dikemukakan para ahli pendidikan matematika. Beberapa strategi yang sering
digunakan menurut Polya (1973) dan Pasmep (1989) diantaranya dapat dilihat
dibawah ini.
1. Mencoba-coba
Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba (trial and error). Proses
mencoba-coba ini tidak akan selalu berhasil, adakalanya gagal. Karenanya,
proses mencoba-coba dengan menggunakan suatu analisis yang tajam-lah
yang sangat dibutuhkan pada penggunaan strategi ini.
2. Membuat diagram
Strategi ini berkait dengan pembuatan sket atau gambar untuk mempermudah
dalam memahami masalahnya dan dalam mendapatkan gambaran umum
penyelesaiannya. Dengan strategi ini, hal-hal yang dapat diketahui tidak
hanya dibayangkan di dalam otak saja, namun dapat dituangkan ke atas
kertas.
3. Menguji pada soal yang lebih sederhana

8
Strategi ini berkait dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang lebih
mudah dan lebih sederhana, sehingga gambaran umum penyelesaian
masalahnya akan lebih mudah dianalisis dan akan lebih mudah ditemukan.
4. Membuat tabel
Strategi ini digunakan untuk membantu dalam menganalisis permasalahan
atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak hanya dibayangkan
oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas.
5. Menemukan pola
Straegi ini berkait dengan pencarian keteraturan-keteraturan. Dengan
keteraturan yang sudah didapatka tersebut, akan lebih memudahkan kita
untuk menemukan penyelesaiannya.
6. Memecah tujuan
Strategi ini berkait dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai
menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini yaitu agar dapat
digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya.
7. Memperhitungkan setiap kemungkinan
Strategi ini berkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh
para pelaku selama proses pemecahan masalah berlangsung sehingga dapat
dipastikan tidak aka nada satupun alternatif yang terabaikan.
8. Berpikir logis
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran ataupun penarikan
kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada.
9. Bergerak dari belakang
Dalam strategi ini, kita mulai dengan menganalisis bagaimana cara
mendapatkn tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita memulai
proses pemecahan masalahnya dari yang diinginkan atau yang ditanyakan
lalu menyesuaikannya dengan yang diketahui.
10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
Dari berbagai alternative yang ada, alternative yang sudah jelas-jelas tidak
mungkin, kita coret/abaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya
untuk hal-hal yang tersisa dan yang mungkin saja.
11. Menyusun model matematikanya

9
Dengan strategi ini, masalah yang ada diubah dahulu menjadi kalimat atau
model matematika sehingga dapat diselesaikan dengan pengetahuan
matematika yang ada hasilnya ditafsirkan lafi ke masalah awal.

Bagi para siswa, mempelajari strategi pemecahan masalah ini menjadi sangat
penting karena dapat digunakan atau dimanfaatkan ketika mereka terjun langsung
di masyarakat, maupun ketika mempelajari mata pelajaran lainnya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan individu dalam
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya untuk menemukan
solusi penyelesaian dari suatu situasi yang tidak biasa. Menurut Stein dan Book
(2002) terdapat empat aspek dalam pemecahkan masalah yaitu :

1. Bersikap hati-hati
2. Disiplin diri
3. Sistematik dalam menghadapi dan memandang masalah
4. Tidak menghindar dari masalah

Menurut Polya (Wardhani, 2010) terdapat empat aspek kemampuan


memecahkan masalah sebagai berikut:

1. Memahami masalah
2. Membuat rencana pemecahan masalah
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah
4. Melihat (mengecek) Kembali

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika


yaitu:

1. Pengalaman
2. Motivasi
3. Kemampuan memahami masalah
4. Keterampilan

Dari indikator pemecahan masalah menurut Polya (1973) dirinci sebagai berikut:

1. Memahami masalah
2. Membuat rencana pemecahan masalah
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah
4. Memeriksa Kembali Solusi yang diperoleh

11
Menurut Amri, dkk (2010, hlm.49) ada beberapa manfaat yang diperoleh dalam
kemampuan pemecahan masalah matematis sebagai berikut:

a. Memudahkan belajar siswa dalam matematika, karena kemampuan ini


memiliki banyak cara atau penanggulangan dalam penyelesaian suatu
permasalahan
b. Dilatih untuk pengkajian masalah dengan menumbuhkan cara berpikir
sisswa secara inklusif dan logis
c. Membangun komunikasi anatar kelompok dan menciptakan nilai-niliai
sosial
d. Membantu siswa untuk menguasai konsep pembelarajan matematika
e. Menuntun sisiwa untuk dapat menyelesaiakna suatu permasalahan.

Beberapa strategi lainnya yang sudah dikenal dan dikemukakan para ahli
pendidikan matematika. Beberapa strategi yang sering digunakan menurut Polya
(1973) dan Pasmep (1989) diantaranya dapat dilihat dibawah ini.
1. Mencoba-coba
2. Membuat diagram
3. Menguji pada soal yang lebih sederhana
4. Membuat tabel
5. Menemukan pola
6. Memecah tujuan
7. Memperhitungkan setiap kemungkinan
8. Berpikir logis
9. Bergerak dari belakang
10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
11. Menyusun model matematikanya

3.2 Saran
Melalui makalah ini pembaca diharapkan dapat memahami lebih lanjut mengenai
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika. Kami sebagai
penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

12
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya sehingga penulis bisa
terus memperbaiki karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cooney. T. J; Davis, E. J; Henderson, K. B. (1975). Dynamics of Teachng

Secondary School Mathematics. Boston: Houghton Mifflin company.

Depdiknas (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006

tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Depdiknas.

Pasmep (1989). Solve It, Problem Solving in Mathematics III. Perth: Curtin

University of Technology.

Polya, G (1973). How to Solve it (2nd Ed). Princeton: Princeton University Press.

Ngalimun. 2014. Strategi Pemecahan Masalah. Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai