OLEH
ANGGOTA KELOMPOK 2 :
DOSEN PENGAMPU :
Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri,S.E.,M.Si.CMA
UNIVERSITAS UDAYANA
SARJANA AKUNTANSI
2022
i
Daftar Isi
Daftar Isi…………………………………………………………………...…………………..…i
ABSTRAK ......................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iii
BAB 1 ............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang........................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ..................................................................................................................................... 5
BAB 2 .......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Pengantar................................................................................................................................... 6
2.2 Penjumlahan dengan Notasi .................................................................................................. 7
2.3 Penjumlahan Ganda Σ Σ........................................................................................................ 100
2.4 Pembulatan Bilangan ............................................................................................................ 122
2.5 Proporsi, Rasio, dan Persentase ............................................................................................ 133
2.7 Beberapa Bentuk Fungsi ....................................................................................................... 177
BAB 3 ......................................................................................................................................... 211
PENUTUP .................................................................................................................................. 211
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 211
3.2 Saran ................................................................................................................................ 233
Daftar Pustaka .............................................................................................................................iv
i
ABSTRAK
Konsep yang mendasar dalam materi matematika perlu mendapat perhatian lebih, karena konsep
dasar yang dapat dimaknai dengan baik oleh siswa memberikan pengaruh dalam memahami suatu
konteks ditingkat yang lebih tinggi. Perlu diidentifikasi untuk alasan seorang mahasiswa harus
belajar konsep dasar matematika yaitu untuk menemukan cara mengatasinya dan menetapkan
suatu penyelesaian dari suatu masalah.ini membantu mereka memiliki daya ingat yang lebih lama,
karena mereka akan mengingat pengalaman mereka melakukan aktivitas di kelas dan membuat
mereka dengan mudah menyelesaikan masalah matematika.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan paper ini. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri,S.E.,M.Si.CMA. selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan baik secara moral maupun materi dalam penyelesaian paper ini. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga dapat
menyelesaikannya dengan baik dan selesai tepat waktu.
Judul paper ini ialah mengenai materi Statistika Ekonomi dan Bisnis “Konsep Dasar Matematika”.
Tujuan penulisan paper ini ialah memberikan Informasi mengenai konsep dasar matematika yang
relatif banyak digunakan dalam ilmu statistik. Dengan demikian diharapkan dapat memahami dan
mengoperasikannya. Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan
menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga paper ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.
Kelompok 2
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
6. Apa saja bentuk-bentuk fungsi
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari materi ini agar memahami bagaimana manfaat yang didapat yaitu
dapat memahami berbagai rumus, metode, cara matematika yang akan diterapkan dan
diimplemenatasikan dalam persoalan persoalan yang berhubungan dengan ekonomi untuk alat
penyelesaiannya.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar
Ilmu statistik merupakan cabang Ilmu Matematik. Dalam menghitung nilai besaran-
besaran statistik, matematika yang paling sederhana yaitu aritmatika memegang peranan yang
sangat penting. Aritmatika merupakan bagian dari matematika yang mempelajari tentang
operasi dasar bilangan (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian). Dalam
mempelajari cara-cara menaksir atau meramal dalam statistika diperlukan pengetahuan tentang
fungsi (fungsi linear, fungsi kuadrat, fungsi eksponen dan fungsi multivariabel). Bukan ilmu
statistik saja memerlukan alat bantu metematika, namun hampir semua bidang ilmu yang ada
operasi hitungannya (dari perhitungan yang paling sederhana sampai yang paling rumit),
memerlukannya.
Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar matematika yang relatif banyak
digunakan dalam ilmu statistik yaitu antara lain :
Tujuan dari bab ini. Setelah mempelajari bab ini, peserta didik ( mahasiswa)
diharapkan dapat memahami dan mengoperasikan penjumlahan dengan notasi ( sigma capital,
huruf Yunani) dan mampu membulatkan bilangan sesuai dengan yang dikehendaki. Dapat
memahami tentang rasio, proporsi, persentase, rate dan variabel, serta ingat kembali atas
beberapa bentuk fungsi.
6
2.2 Penjumlahan dengan Notasi
𝑇 = ∑ 𝑋𝑖
Keterangan:
𝑖=1
X= (Nilai) Variabel
X1= Variabel ke i
Tanda dibawah ( i =1 ) menunjukan variabel permulaan dan tanda diatas (n) menunjukan
variabel terakhir yang dijumlahkan. Variabel tersebut dapat berupa ukuran/amatan.
1. Penjumlahan dari suatu bilangan tetap (k) sebanyak n kali adalah sama dengan n kali
bilangan itu sendiri.
Rumus:
𝑛
∑ 𝑘𝑖 = ⏟
𝑘 + 𝑘 + ⋯ + 𝑘 = nk
𝑖=1 𝑛
5
Contoh:
∑ 2 = 5 × 2 = 10
𝑖=1
7
2. Penjumlahan dari perkalian suatu bilangan tetap (k) dengan suatu variabel adalah sama
dengan jumlah nilai-nilai variabel tersebut.
Rumus :
𝑛 𝑛
∑ 𝑘 𝑋𝑖 = 𝑘 ∑ 𝑋𝑖 = 𝑘( 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛 )
𝑖=1 𝑖=1
Contoh :
k =5 x2 = 3
n =4 x3 = 5
x1 = 2 x4 = 6
Penyelesaian
4 4
∑ 5 𝑋𝑖 = 5 ∑ 𝑋𝑖 = 𝑘( 2 + 3 + 5 + 6 )
𝑖=1 𝑖=1
= 5(16) = 80
3. Penjumlahan dari jumlah atau selisih beberapa variabel adalah sama dengan jumlah atau
selisih dari penjumlahan masing masing variabel
Rumus:
𝑛 𝑛 𝑛
∑( 𝑋𝑖 ± 𝑌𝑖 ) = ∑ 𝑋𝑖 ± ∑ 𝑌𝑖
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
8
Contoh 1:
4
= (𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 ) + (𝑌1 + 𝑌2 + 𝑌3 + 𝑌4 )
4 4
= ∑ 𝑋𝑖 + ∑ 𝑌𝑖
𝑖=1 𝑖=1
Contoh 2 :
n=3
x1 = 1
x2 = 2
x3 = 3
y1 = 7
y2 = 8
y3 = 9
9
Penyelesaian
3 3 3
∑(𝑋𝑖 + 𝑌𝑖 ) = ∑ 𝑋𝑖 + ∑ 𝑌𝑖 = (𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 ) + ( 𝑦1 + 𝑦2 + 𝑦3 )
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
= (1 + 2 + 3) + (7 + 8 + 9)
= 6 + 24 = 30
Bila suatu data diklasifikasikan atas dua kriteria, umumnya tabelnya disusun dalam
bentuk matriks. Bila sebuah tabel disusun dalam bentuk matrik ( atas baris dan kolom), sering
ditanyakan jumlah elemen yang terdapat dalam berapa sel atau seluruh sel. Baris adalah deretan
elemen-elemen yang diletakkan secara mendatar, sedangkan kolom adalah elemen- elemen
yang diletakkan secara tegak/vertikal. Sel dalam hal ini adalah perpotongan baris ke-i (i =
1,2,3,..., r) dengan kolom ke-j (j = 1,2,3..., k). Elemen dalam setiap sel dinotasikan dengan X ij
yang artinya elemen yang terletak pada baris ke-i dan kolom ke-j. Seperti contohnya X12 artinya
elemen yang terletak pada baris ke-1 dan kolom ke-2. Secara umum penjumlahan seluruh
elemen dapat dinotasikan sebagai berikut
𝑟 𝑘
∑ ∑ 𝑥𝑖𝑗
𝑖=1 𝑗=1
Contoh 2-4
Berikut disajikan data yang diklasifikasikan atas 2 kategori, kategori A dan kategori B.
Kategori A terdiri dari 3 subkategori atau 3 baris (i=3, yaitu A1, A2, A3) dan kategori B
10
terdiri dari 4 subkategori atau 4 kolom (j=4, yaitu B1, B2, B3, dan B4 dengan elemen masing-
masing (Xij ) sebagai berikut :
Kategori B
Kategori A
B1 B2 B3 B4
A1 X11 = 2 X12 = 3 X13 = 5 X14 = 1
A2 X21 = 4 X22 = 7 X23 = 8 X24 = 2
A3 X31 = 5 X32 = 1 X33 = 9 X34 = 3
Maka Hitunglah
a)
3 4
𝑎) ∑ ∑ 𝑥𝑖𝑗
1 1
3 4
𝑏) ∑ ∑ 𝑥𝑖𝑗
2 3
Penyelesaian
3 4
𝑎) ∑ ∑ 𝑥𝑖𝑗
1 1
artinya semua elemen yang terdapat dalam sel-sel yang dibentuk oleh baris ke-1 sampai ke-3 (
yaitu baris ke-1, 2, 3) dengan kolom ke 4 ( yaitu kolom ke- 1, 2, 3, 4) di jumlahkan. Perhatikan
sel yang di hitamkan
Kategori B
Kategori A
B1 B2 B3 B4
A1 X11 = 2 X12 = 3 X13 = 5 X14 = 1
A2 X21 = 4 X22 = 7 X23 = 8 X24 = 2
X31 = 5 X32 = 1 X33 = 9 X34 = 3
11
3 4
∑ ∑ 𝑥𝑖𝑗 = (𝑥11 + 𝑥12 + 𝑥13 + 𝑥14 ) + (𝑥21 + 𝑥22 + 𝑥23 + 𝑥24 ) + (𝑥31 + 𝑥32 + 𝑥33
1 1
+ 𝑥34 )
= ( 2 + 3 + 5 +1) + (4 + 7+ 8 + 2) + ( 5 + 1 + 9 +3)
= 11 + 21 + 18 = 50
3 4
𝑏) ∑ ∑ 𝑥𝑖𝑗
2 3
Artinya elemen-elemen dari sel-sel yang dibentuk oleh baris, mulai baris ke-2 sampai dengan
yang ke-3 dengan kolom mulai dari kolom ke-3 sampai ke-4 dijumlahkan
Kategori B
Kategori A
B1 B2 B3 B4
A1 X11 = 2 X12 = 3 X13 = 5 X14 = 1
A2 X21 = 4 X22 = 7 X23 = 8 X24 = 2
X31 = 5 X32 = 1 X33 = 9 X34 = 3
3 4
= ( 8+ 2) + (9+3)
= 10 + 12 = 22
Pembulatan bilangan dalam statistik diperlukan dengan tujuan antara lain (1) untuk
memudahkan atau menyederhanakan perhitungan dan (2) untuk menyederhanakan pencatatan
atau penyajian data (data kuantitatif) dalam bentuk laporan. Untuk keperluan itu, data
12
kuantitatif dibulatkan sampai satuan tertentu dengan cara menghilangkan angka-angka yang
tidak diperlukan. Dalam pembuatan bilangan ini, aturan-aturan umum digunakan adalah :
Aturan 1 Jika angka terkiri dari angka yang harus dihilangkan kurang dari 5, maka
angka terkanan dari angka yang mendahuluinya tetap (tidak berubah). Contoh 50,15 ton
dibulatkan menjadi 50 ton (15 dihilangkan) atau bisa 50,2.
Aturan 2 Jika angka terkiri dari angka yang harus dihilangkan lebih dari 5 atau angka
5 diikuti oleh angka-angka bukan nol semua, maka angka terkanan dari angka yang
mendahuluinya bertambah dengan satu. Contoh 50,15002 menit dibulatkan hingga
persepuluhan menit terdekat menjadi 50,2
Aturan 3 Jika angka terkiri dari angka yang harus dihilangkan sama dengan 5 atau
angka 5 diikuti oleh angka-angka nol semua, maka angka terkanan dari angka yang
mendahuluinya tetap jika angka tersebut genap, dan bertambah satu jika angka tersebut ganjil.
Contoh 14,35 gram dibulatkan persepuluhan gram terdekat menjadi 14,4 gram dan 24.5000
cm dibulatkan hingga satuan cm menjadi 24 cm.
a. Proporsi
Pembulatan bilangan dalam statistik diperlukan dengan tujuan antara lain (1) untuk
memudahkan atau menyederhanakan perhitungan dan (2) untuk menyederhanakan
pencatatan atau penyajian data (data kuantitatif) dalam bentuk laporan. Digunakan unuk
melihat komposisi suatu variable dalam populasi. Bentuk ini sering dinyatakan dalam
persen, yaitu dengan mengalikan pecahan ini dengan 100%. Dua rasio dikatakan
proporsional jika dan hanya jika pecahan-pecahan yang mewakilinya ekuivalen.
PROPORSI = X 100%
Contoh : Pada populasi yang terdiri atas 50 ibu hamil, terdapat 5 ibu yang mengalami
plasenta previa. Berapa proporsi ibu hamil yang mengalami plasenta previa?
Jawab: PROPORSI = X 100%
= x 100 %
= 10 %
Sifat sifat proporsi
1. Untuk setiap bilangan rasional dan , dengan a ≠ 0 dan c ≠ 0, = jika dan hanya jika =
13
Contoh: pada sebuah toko swalayan 7 butir jeruk super dijual dengan harga Rp.
10.000,-. Di toko swalayan lain 21 butir jeruk super dijual dengan harga Rp. 30.000,-
. Pada toko swalayan mana harga heruk super yang lebih murah?
Jawab: jika harga 7 butir jeruk adalah Rp.10.000,- maka harga 3 x 7 butir jeruk
adalah 3 x Rp.10.000,-. Dengan menggunakan rasio, kita tahu bahwa rasio
banyaknya jeruk sama dengan rasio harganya, al ini berarti 7/21 = 10000 / 30000
2.Untuk sebarang bilangan-bilangan rasional dan , dengan 0, = jika dan hanya
jika dan
Contoh: di dalam sebuah pabrik mobil, perakitan mobil menggunakan robot-robot.
Jika 3 robot dapat merakit 17 mobil dalam waktu 10 menit, berapa banyak mobil dapat
dirakit oleh 14 robot dalam waktu 45 menit jika semua robot mempunyai kemampuan
kerja yang sama?
Jawab:Masalah ini dapat diselesaikan tanpa menulis persamaan apapun. Karena 1 robot
merakit 17/30 mobil dalam waktu 1 menit, 14 robot merakit 14 x 17/30 mobil dalam
waktu 1 menit. Dengan demikian dalam waktu 45 menit, 14 robot merakit 45 x 14 x
17/30 = 357 mobil.
b. Rasio
Rasio adalah perbandingan antara 2 besaran atau lebih. Dalam menghitung rasio harus
menggunakan satuan yang sama, apabila terdapat perbedaan maka harus dilakukan
penyamaan satuan terlebh dahulu. Secara umum rasio dilambangkan dengan a/b atau a : b,
dimana b ≠ 0.
Contoh: 1
Rasio 15 terhadap 105 adalah 15/105 = 1/ 7= 1 : 7
Contoh :.2
Di kelas 5 SD Sukamaju ada 15 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Sedangkan di
kelas 6 SD tersebut ada 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
a. Nyatakan banyaknya siswa laki-laki dan perempuan di kelas 5 SD tersebut sebagai
sebuah rasio.
b. Nyatakan banyaknya siswa laki-laki dan perempuan di kelas 6 SD tersebut sebagai
sebuah rasio
14
Jawab:
a. Rasionya adalah 15/20
b. Rasionya adalah 12/16
c. Persentase
Dalam matematika, persentase atau perseratus adalah sebuah angka perbandingan
untuk menyatakan pecahan dari seratus. Kata persen berasal dari bahasa latin per centum, yang
artinya persetarus. Persentase sering ditunjukkan dengan dengan symbol “ % “. Persentase
juga digunakan meskipun bukan unsure ratusan
N % = N/100
Jadi, n % dari suatu kuantitas adalah n/100 dari kuantitas itu. Dengan demikian, 1%
adalah 1/100 dari keseluruhan dan 100% menunjukkan seluruh kuantitas.
Sebagai contoh, 4 orang dosen sedang mengawas ujian di kampus, 3 dari mereka tak
berkacamata dan 1 orang berkacamata. Persentase dosen tak berkacamata adalah 3 dari 4 =
3/4 =75/100 = 75 %. Sementara dosen yang berkacamata adalah 1 dari 4 = 1/4= 25/ 100 = 25
%. Jadi persentase dari dosen yang tak berkacamata adalah 75% dan yang berkacamata adalah
25%.
Kita dapat mengubah sebarang bilangan ke dalam persen dengan cara menulis
bilangan itu sebagai bilangan pecahan dengan penyebut 100.
Contoh: seorang anak menjawab 10 pertanyaan dimana 6 dijawab salah dan 4 dijawab
dengan benar. Tentukan persentase menjawab benarnya?
Jawab: 4/10= 40 / 100= 40 %
Kita dapat mengubah suatu bilangan kepersen dengan mengalikannya dengan 100 dan
memberinya symbol %
Contoh: 0,0002 = 100 X 0,0002 % = 0,02 %
¾ = 100 X ¾ % = 75 %
Di dalam pengerjaan hitungan, seringkali kita diminta untuk mengubah persen menjadi
desimal. Hal ini dapat dikerjakan dengan menulis persen sebagai suatu bilangan pecahan dan
kemudian mengubah pecahan itu menjadi bilangan desimal.
Contoh: a. 5 % = 5 / 100 = 0,005
b. 250 % = 250 / 100 = 2,5
15
c. 1/3 % = 1/3 / 100 = 0,3 / 100 = 0,003
Pendekatan lain untuk penulisan persen sebagai desimal adalah pertama mengubah 1%
ke sebuah decimal. Karena 1% = 1 /100 = 0,01.
Masalah-masalah terapan berkaitan dengan persen biasanya mengambil satu dari
bentuk-bentuk berikut:
1. Menentukan persen dari suatu bilangan.
2. Menentukan persen suatu bilangan disbanding suatu bilangan lain
3. Menentukan suatu bilangan jika persen dari suatu bilangan diketahui
2.6 Variabel
Variabel adalah suatu besaran yang nilainya bervariasi atau suatu yang sifat-sifatnya
atau ciri-cirinya bervariasi. Terdapat dua variable dasar yaitu:
a. Variable Kuantitatif
Variable kuantitatif merupakan variable yang perhatiannya pada data
bilangan/numerik atau nilai-nilai yang bervariasi. Variable kuantitatif dibedakan menjadi dua
yaitu:
1. Variabel Kontinu
Variable kontinu didapat dari hasil pengukuran (ada alat ukur), oleh karena itu
satuannya dinyatakan dalam bilangan pecahan atau decimal. Contohnya (1) Panjang.
Misalnya: Tinggi badan I Made, 175,5cm; Jarak Kota Surabaya – Denpasar adalah
453,2km; Luas sebidang tanah adalah 5,45Ha. (2). Berat. Misalnya: Berat badan I Made
66,5kg, Berat sekarung beras 52,5kg; (3) Waktu. Misalnya: Waktu tempuh dari Kota
Surabaya ke Denpasar jalur darat 9,75 jam; Usia seseorang 67,5 tahun; Rata-rata lama
tinggal wisatawan asal Singapura tiap kunjungan ke Indonesia tahun2020 adalah 3,82 hari
(BPS, 2022). (4) Suhu. Suhu udara di Kota Bandung 26,5°C; Panas sebuah benda 80°C.
2. Variabel Diskrit
Variabel deskrit merupakan hasil pencacahan atau perhitungan sederhana, oleh karena
itu satuannya merupakan bilangan bulat positif dan nol. Contohnya: (1) Jumlah pegawai.
Misalnya : Jumlah pegawai PT. Perkasa sebanyak 40 orang, Jumlah pegawai CV. Karunia
sebanyak 25 orang dan jumlah pegawai UD. Sinar Sakti sebanyak 10 orang); (2) Jumlah
mobil yang laku. Misalnya jumlah mobil yang laku pada sebuah dealer dalam 3 bulan
16
terakhir yaitu 5 unit, 12 unit dan 10 unit; (3) Jumlah kamar hotel. Misalnya jumlah kamar
hotel di Indonesia pada tahun 2011, 2012 dan 2013 adalah 142.789 unit, 155.740 dan
171.432 unit (BPS Indonesia, 2014)
b. Variabel Kualitatif
Variabel Kualitatif adalah variable yang perhatiannya pada sifat-sifat atau ciri-ciri
yang bervariasi atau pada kategori (data bukan bilangan). Contohnya: (1) Warna Kulit.
Misalnya; dari 20 orang wisman yang berkunjung ke salah satu obyek wisata minggu lalu, 6
orang berkulit kuning, 10 orang berkulit putih dan 4 orang berkulit hitam. (2) Jenis Kelamin.
Misalnya, dari 20 peserta tes perekrutan pegawai baru hari ini terdapat 11 orang (55%) laki-
laki dan 9 (45%) perempuan. (3) Kebangsaan. Misalnya: Lima kunjungan tertinggi wisman
ke Indonesia menurut kebangsaan pada bulan Desember 2021 yaitu: Timor Leste, sejumlah
84.975 kunjungan, Malaysia 48.728 kunjungan, Papua Nugini 4.880 kunjungan, Tiongkok
4.513 kunjungan dan Rusia 2.324 kunjungan (kemenparekraf.go.id). (4) Status perkawinan.
Misalnya: dari 30 orang karyawan sebuah perusahaan, terdapat 12 orang bertatus kawin, 5
orang berstatus belum kawin, dan 3 orang berstatus cerai.
Dalam ekonomi dan bisnis, perubahan yang terjadi atas variabel tertentu umumnya
tidak berdiri sendiri, namun saling kait-mengait dengan variabel lainnya. Hubungan fungsional
antara dua variabel ekonomi dan bisnis ini dapat diabstraksi dan diformulasikan dalam bentuk
suatu fungsi. Variabel suatu fungsi dibedakan atas dua yaitu variabel terkait (variabel yang
nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas) dan variabel bebas (variabel yang mempengaruhi
nilai vafiabel terkait)
Dalam statistik, dipelajari cara menaksir atau meramalkan nilai variabel tertentu di
masa yang akan datang (analisis deret waktu/analisis tren) dan menaksir nilai variabel tertentu
atas dasar nilai variabel lainnya yang ada hubungan fungsionalnya (analisis regrasi). Dalam
kedua analisis itu peranan matematika yaitu fungsi sangat diperlukan. Oleh karena itu
pengetahuan matematika minimal bentuk-bentuk fungsi yang sederhana perlu diketahui.
17
Berikut ini diberikan bentuk umum berupa fungsi yang sederhana yang ada kaitanya
dengan analisis peran dan analisis regrasi.
18
Fungsi kuadrat merupakan fungsi polinom berderajat dua dengan kurvanya berbentuk
parabola. Fungsi ini sering digunakan dalam kegiatan ekonomi yaitu pada permintaan dan
penawaran.
19
p = 581.771,49
Jadi banyak uang yang harus ditabung mulai saat ini sebesar Rp.581.772,49
20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
𝑟 𝑘
∑ ∑ 𝑥𝑖𝑗
𝑖=1 𝑗=1
Pembulatan bilangan dalam statistik diperlukan dengan tujuan antara lain (1) untuk
memudahkan atau menyederhanakan perhitungan dan (2) untuk menyederhanakan pencatatan
atau penyajian data (data kuantitatif) dalam bentuk laporan.
Digunakan unuk melihat komposisi suatu variable dalam populasi. Bentuk ini sering
dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan ini dengan 100%. Dua rasio
dikatakan proporsional jika dan hanya jika pecahan-pecahan yang mewakilinya ekuivalen.
PROPORSI = X 100%
Rasio adalah perbandingan antara 2 besaran atau lebih. Dalam menghitung rasio harus
menggunakan satuan yang sama, apabila terdapat perbedaan maka harus dilakukan
penyamaan satuan terlebh dahulu. Secara umum rasio dilambangkan dengan a/b atau a : b,
dimana b ≠ 0.
Dalam matematika, persentase atau perseratus adalah sebuah angka perbandingan
untuk menyatakan pecahan dari seratus. Kata persen berasal dari bahasa latin per centum, yang
artinya persetarus. Persentase sering ditunjukkan dengan dengan symbol “ % “. Persentase
juga digunakan meskipun bukan unsure ratusan
N % = N/100
Variabel adalah suatu besaran yang nilainya bervariasi atau suatu yang sifat-sifatnya
atau ciri-cirinya bervariasi. Terdapat dua variable dasar yaitu: variable kuantitatif dan variabel
kualitatif.
Dalam ekonomi dan bisnis, perubahan yang terjadi atas variabel tertentu umumnya
tidak berdiri sendiri, namun saling kait-mengait dengan variabel lainnya. Hubungan
fungsional antara dua variabel ekonomi dan bisnis ini dapat diabstraksi dan diformulasikan
dalam bentuk suatu fungsi.
22
3.2 Saran
Demikianlah paper “Konsep Dasar Matematika”, semoga paper yang kami buat ini
dapat bermanfaat bagi teman-teman ataupun pembaca lainnya dan kami menyadari bahwa
materi pada paper ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kami
senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang
membangun agar dapat lebih baik kedepannya.
23
Daftar Pustaka
Naisha, B. (2022, 3 18). Pengertian fungsi linear, karakteristik, contoh penerapan. Retrieved from
sridianti.com: https://www.sridianti.com/matematika/pengertian-fungsi-linier.html
Penerapan Fungsi Eksponensial Dalam Kehidupan Sehari-hari. (2021, 2 15). Retrieved from
kelaspintar.id: https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/penerapan-fungsi-
eksponensial-dalam-kehidupan-sehari-hari-2-10031/
Raharja, A. D. (2022, 01 20). Analisis Multivariat: Berikut Penjelasan Lengkapnya dan 10 Tipe
Analisis Multivariat. Retrieved from ekrut.com: https://www.ekrut.com/media/analisis-
multivariat
Wirawan, N. (2022). In Cara Mudah Memahami Statistika Ekonomi Dan Bisnis (pp. 24-35).
Denpasar: Keraras Emas.
iv