Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CONTOH MASALAH MATEMATIKA UNTUK SISWA-


SISWA SMA DAN PENYELESIANNYA
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika

Dosen Pengampu :
Dr. Jackson Pasini Mairing, M.Pd
Oleh

Kelompok 5

Chicha Putri Maharani (203020206029)

Muhammad Dillani (203020206035)

Mariska Andriany Sohilait (203030206065)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata kuliah Pemecahan
Masalah Matematika Dr. Jackson Pasini Mairing, M.Pd yang telah
memberikan tugas ini. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam


penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

2.1 Pengertian Masalah Dalam Matematika ............................................... 3

2.2 Pemecahan Masalah Matematika ......................................................... 3

2.3 Pentingnya Pemecahan Masalah Matematika ...................................... 6

2.4 Contoh Masalah Tertutup, Masalah Terbuka, Masalah Menemukan


beserta Penyelesaiannya ............................................................................. 6

a. Contoh Masalah Tertutup dan Penyelesaiannya ................................. 6

b. Contoh Masalah Terbuka dan Penyelesaiannya ................................. 8

b. Contoh Masalah Menemukan dan Penyelesaiannya ........................... 11

BAB III PENUTUP .................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memegang


peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika
sebagai salah satu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan
sistematis. Pembelajaran matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengomunikasikan gagasan dan bahasa melalui model matematika yang berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, dan tabel. Hal ini senada
dengan pendapat Cornellius (dalam Abdurrahman, 2009:253) : “Lima alasan
perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir
yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari,
(3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana
untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan budaya.”
Pada umumnya masalah matematika dapat berupa soal cerita, meskipun
tidak dalam soal cerita adalah masalah matematika.Perlu diketahui bahwa suatu
soal merupakan masalah yang bergantung kepada individu dan waktu. Artinya,
suatu soal yang diberikan oleh guru mungkin merupakan masalah bagi seorang
siswa, tapi belum tentu menjadi masalah bagi siswa yang lain. Abdurrahman
(2009 : 257 – 258) mengatakan, “Dalam menyelesaikan soal-soal cerita, banyak
anak yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut tampaknya terkait dengan
pengajaran yang menuntut anak membuat kalimat matematika tanpa terlebih
dahulu memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh.”
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah bisa terjadi karena metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru bidang studi. Berdasarkan observasi,
metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru matematika adalah metode
ceramah. Penggunaan metode ini mengakibatkan siswa menjadi pasif dan
memposisikan siswa sebagai pendengar dan penerima. Akibatnya, siswa tidak
terlatih untuk berpikir mandiri dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.
Upaya peningkatan kemampuan pemecahan masalah bentuk soal cerita yang
direncanakan adalah melalui penerapan pembelajaran Kooperatif tipe CIRC

1
(Cooperative Integrated Reading and Composition). CIRC merupakan salah satu
tipe model pembelajaran kooperatif, yaitu siswa belajar secara berkelompok dan
guru memberikan materi untuk dipahami siswa, setelah itu guru memberikan kartu
masalah (misalnya, berbentuk soal cerita) kemudian siswa membacakan masalah
sementara anggota kelompok lain memikirkan cara penyelesaiannya,
mendiskusikannya kemudian dipresentasikan di depan kelas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari masalah matematika?
2. Apa yang dimaksud dengan pemecahan masalah matematika?
3. Apa pentingnya pemecahan masalah matematika?
4. Apa saja contoh-contoh masalah dalam matematika?

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian dari masalah matematika.
2. Untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tentang pemecahan masalah
matematika.
3. Untuk menjelaskan pentingnya pemecahan masalah matematika.
4. Untuk menjelaskan contoh-contoh masalah dalam matematika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah Dalam Matematika


Menurut Fajar, masalah dalam Matematika adalah:
1. segala sesuatu yang dikehendaki untuk dikerjakan,
2. sebuah pertanyaan yang tidak dapat dijawab langsung. Sehingga masalah
dalam matematika dapat juga ditaksirkan sebagai suatu pertanyaan yang
menghendaki suatu pemecahan.
Sehubungan dengan itu Herman dan Akbar menegaskan bahwa: Suatu
masalah tidak dapat dijawab langsung sebab masih harus menyeleksi
informasi (data) yang diperoleh. Jawaban terhadap masalah tersebut tidak
merupakan jawaban rutin dan mekanistik, namun merupakan strategi
dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Dengan
perkataan lain masalah yang dihadapkan kepada siswa haruslah sesuai
dengan struktur kognitif siswa.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
masalah dalam matematika adalah pertanyaan yang tidak dapat dijawab
langsung karena pada titik awal belum diketahui aturan atau hukum yang
dapat digunakan untuk mendapatkan jawabannya dan siswa merasa
tertantang untuk menyelesaikannya.

2.2 Pemecahan Masalah Matematika

Menurut Herman dan Akbar (1996/1997: 195), menyelesaikan masalah


merupakan proses menerima tantangan untuk menjawab masalah. Lebih
fokus lagi, Bell (dalam Wanti, 2003: 14) menyatakan bahwa pemecahan
masalah matematika ialah pemecahan situasi dalam matematika yang
dianggap masalah oleh seseorang yang memecahkan masalah tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah matematika ada beberapa tahap yang
harus dijalani. Pokja mengidentifikasi langkah-langkah pemecahan masalah
menjadi empat langkah, yaitu: 1) langkah memahami masalah; 2) langkah
menyusun rencana pemecahan masalah; 3) langkah melaksanakan rencana
yang telah disusun; 4) langkah meninjau ulang hasil pelaksanaan.

3
Langkah-langkah pemecahan masalah model Pokja, menurut Sukirman
(dalam Munawir, 2008: 15) dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Langkah pertama, untuk dapat memahami masalah perlu memahami
permasalahannya. Tanpa adanya pemahaman terhadap maslaah yang
dihadapi, maka segala rencana dan tindakan yang dilakukan tidak akan
terarah bahkan dimungkinkan rencana dan tindakan yang dilaksanakan
justru mempersulit permasalahan sehingga tidak dapat dipecahkan.
Oleh karena itu, langkah pertama ini sangat besar artinya dalam
pemecahan masalah.
 Langkah kedua adalah menyusun rencana pemecahan masalah.
Langkah ini dilakukan dengan cara mencari hubungan antara hal-hal
yang dikehendaki dengan hal-hal yang ditanyakan. Masalah yang sudah
pernah diselesaikan, konsep yang sudah pernah dimiliki sebelumnya,
sangat besar manfaatnya dalam menentukan hubungan yang terjadi
antara yang diketahui dengan yang ditanyakan.
 Langkah ketiga adalah melaksanakan rencana pemecahan masalah.
Kalau pada waktu menyusun rencana yang berperan adalah pikiran,
maka padalangkah pelaksanaan ini pikiran bersama-sama dengan fisik
secara serentak melakukan kegiatan. Apa yang dibayangkan pada
waktu menyusun rencana pemecahan masalah, pada langkah ini mulai
dipraktekkan secara nyata. Hasil pelaksanaan rencana yang telah
disusun tersebut sudah dapat dipecahkan atau tidak.
 Langkah keempat adalah meninjau ulang pelaksanaan rencana yang
telah disusun. Pada langkah ini dilakukan pengkajian terhadap semua
hal yang dilakukan. Validias setiap langkah yang dilakukan untuk
pemecahan masalah perlu dipertanyakan kembali agar dapat diperoleh
langkah yang lebih mudah terjamin kebenarannya. Tidak jarang terjadi
suatu langkah tertentu yang menurut intuisi adalah sah, ternyata tidak
pernah didukung oleh prinsip, konsep ataupun metode yang ada. Oleh
karena itu, langkah ini tidak boleh dianggap remeh.

4
Sedangkan menurut Kees (dalam Tjipto, 1991: 95) tahapan dari
pemecahan masalah meliputi tiga tahap:

1. Langkah analisis terdiri dari:


a. Membaca soal dengan seksama untuk menganalisis informasi yang
penting.
b. Menggambarkan diagram, skema atau gambar bila diperlukan.
2. Langkah penetapan model terdiri dari :
a. Mencari hubungan antara besaran-besaran yang diketahui dan yang
ditanyakan.
b. Mengkombinasikan hubungan-hubungan itu dalam suatu model
matematika.
c. Catat syarat-syarat bagi berlakunya model
3. Langkah penyelesaian terdiri dari :
a. Lakukan transformasi matematika.
b. Hitung sampai diperoleh jawaban.
c. Periksa syarat-syarat berlakunya.
d. Periksa ulang apakah setiap bagian sudah benar.

Dari dua pendapat di atas, maka pembelajaran pemecahan masalah


memiliki beberapa langkah yaitu:
1. Memahami masalah yakni mencari apa yang diketahui, ditanya, apa syarat-
syaratnya, gambar dan grafik bila ada.
2. Membuat rencana penyelesaian yaitu rencana model matematika, membuat
beberapa alternative pemecahan dan menyusun prosedur kerja untuk
memecahkan masalah atau mencari hubungan yang diketahui, ditanyakan atau
mengubahnya ke rumus.
3. Penyelesaian masalah menggunakan rumus yang tidak disusun.
4. Pemeriksaan kembali jawaban yang ditemukan yakni memeriksa kembali
jawaban dan mengevaluasi jawaban.

5
2.3 Pentinganya pemecahan masalah matematika
Tantangan kehidupan yang semakin kompleks mendorong para ahli
pendidikan untuk berpikir dan bekerja keras dalam upaya membantu generasi
muda menjadi pemecah masalah handal. Untuk mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah seseorang, latihan berpikir secara matematis tidaklah
cukup, melainkan perlu dibarengi pengembangan rasa percaya diri melalui
proses pemecahan masalah sehingga memiliki kesiapan memadai menghadapi
berbagai tantangan dalam kehidupan nyata. Para ahli percaya bahwa
kemampuan berpikir dan keterampilan yang digunakan manusia dalam proses
pemecahan masalah matematis, dapat ditransfer ke dalam berbagai bidang
kehidupan (MacIntosh,2000).
Selain itu, dalam dokumen National Research Council (1989), dinyatakan
bahwa pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui proses pemecahan
masalah matematis memungkinkan berkembangnya kekuatan matematis yang
antara lain meliputi kemampuan membaca dan menganalisis situasi secara
kritis, mengidentifikasi kekurangan yang ada, mendeteksi kemungkinan
terjadinya bias, menguji dampak dari langkah yang akan dipilih, serta
mengajukan alternatif solusi kreatif atas permasalahan yang dihadapi. Dengan
demikian, pemecahan masalah matematis dapat membantu seseorang
memahami informasi yang tersebar di sekitarnya secara lebih baik.

2.4 Contoh masalah tertutup, masalah berakhir terbuka, masalah


menemukan beserta penyelesaiannya.

a. Contoh masalah tertutup


1. Beni membeli 4 buku tulis dan 3 pensil dengan harga Rp 12.500,00 dan Udin
membeli 2 buku tulis dan sebuah pensil dengan harga Rp 5.500,00 pada toko
yang sama. Susunlah model matematika untuk menentukan harga sebuah buku
dan sebuah pensil.

Jawaban:
buku tulis = x,
pensil = y
4x + 3y = 12500 (x1) 4x + 3y = 12500

6
2x + y = 5500 (x2) 4x + 2y = 11000
y = 1500
2x + y = 5500
2x + 1500 = 5500
2x = 4000
x = 2000
x + y = 2000 + 1500 = 3500

2. Diberikan sebuah deret bilangan -4, 0, 4, 8, 12, ….


Tentukan rumus suku ke-n dari deret tersebut ?
Jawaban :
Untuk mengerjakan soal di atas, kamu bisa mencari nilai a dan nilai b dari deret
tersebut. Sehingga proses pengerjaannya seperti di bawah ini.
Un = a + (n-1)b
U1 = -4
U2 = 0
Un = a + (n-1)b
-4 = a + (1-1)b

A = -4
Un = a + (n-1)b
U2 = -4 + (2-1)b
0 = -4 + b
B=4

Setelah mendapatkan nilai a dan b, kamu bisa memasukkan nilai tersebut ke


dalam rumus Un.
Un = a + (n-1)b
Un = -4 + (n-1)4
Un = -4 + 4n – 4
Un = 4n – 8

7
3. Zayden dan Zoe pergi ke kios pulsa. Zayden membeli 3 buah kartu perdana
A dan 2 buah kartu perdana B. Untuk itu Zayden harus membayar
Rp53.000,00. Zoe membeli 2 buah kartu perdana A dan sebuah kartu perdana
B. Zoe harus membayar Rp32.500,00. Harga sebuah kartu perdana A dan
sebuah kartu perdana B adalah...

Jawaban :
Permasalahan tersebut dapat disusun seperti pada tabel berikut.

Misalkan : Perdana A = x
Perdana B = y
Persamaan linear yang dibentuk dari model tersebut adalah

Jadi, harga perdana jenis A adalah Rp12.000,00 dan perdana jenis B adalah
Rp8.500,00

b. Contoh masalah terbuka dan penyelesaiannya.


1. Misalkan ( ) dan ( ) Tentukan nilai ( )!
Jelaskan jawabanmu!

Penyelesaian
Diketahui : ( ) dan ( )
Ditanya : nilai ( )?

Cara Pertama
Kita tentukan terlebih dahulu rumus fungsi .

8
( )
( ( ))
( ( ))

( )

Sehingga

( ) ( )

Cara Kedua
( ) ( )
( ( ))
( ( ))
( )
Jadi, ( ) .

2. Persamaan bayangan lingkaran


( ) ( )

Oleh translasi ( )

Penyelesaian

Diketahui : ( ) ( ) dan ( )

Ditanya : Persamaan bayangan lingkaran?

Cara Pertama
Menggunakan notasi pemetaan diperoleh
( )
( ) ( ) ⇒ (( ) ) (( ) )

( ) ( )

Cara Kedua

( )

9
( )
( )⇒ ( )
Sehingga

( ) ( ) ( )

Substitusi dan ke dalam persamaan lingkaran diperoleh


( ) ( )
(( ) ) (( ) )
( ) ( )
Jadi, persamaan bayangan lingkaran adalah ( ) ( )

3. Diketahui matriks ( )

Tentukan :
a. Nilai determinan atau | |
b. Apakah ada cara lain untuk menentukan | |? Jika ada jelaskan!

Penyelesaian

Diketahui : ( )

Ditanya : | |?
a. Menggunakan metode Minor dan Kofakor diperoleh

| | | | | | | |

( ) ( ) ( )

b. Menggunakan metode Sarrus diperoleh

| | ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( )( ) ( )( ( )
( )( )( ) ( )( )( )
| |

10
Jadi, nilai | |

c. Contoh masalah menemukan dan penyelesaiannya

1. Sebuah stadion berbentuk lingkaran dengan diameter 105 meter. Di sekeliling


tepi stadion akan dipasang lampu sorot dengan jarak antar tiap lampu sama
Panjang. Jika batas minimal dan batas maksimal jarak lampu diantara 5 meter
sampai dengan 13 meter, berapa banyak lampu sorot yang diperlukan untuk
dipasang disekeliling stadion?
Penyelesaian:
Mencari keliling stadion
Keliling = π . d
Keliling = . 105
Keliling = 330 cm

Banyak lampu sorot yang mungkin dipasang:


 Jika jarak = 5m, maka:
Banyak lampu = biji
 Jika jarak = 6m, maka:
Banyak lampu = = 55 biji
 Jika jarak = 10, maka:

Banyak lampu = =33 biji


 Jika jarak = 11 m, maka:
Banyak lampu = = 30 biji

Jadi, banyak lampu sorot yang mungkin diperlukan untuk tepi stadion adalah
sebanyak 66 biji, 55 biji, 33 biji dan 30 biji lampu.

2. OSIS suatu sekolah mengadakan pentas seni untuk amal yang terbuka untuk
masyarakat umum. Hasil penjualan tiket acara tersebut akan disumbangkan
untuk korban bencana alam. Panitia memilih tempat berupa gedung pertunjukan
yang tempat duduk penontonnya berbentuk sektor lingkaran terdiri dari enam
baris.

Banyaknya kursi penonton pada masing-masing baris membentuk pola barisan


tertentu.

1) Jika pada baris pertama terdapat 25 kursi, baris kedua 35 kursi, baris ketiga
50 kursi, baris keempat 70 kursi, dan seterusnya. Tentukanlah banyaknya
seluruh tempat duduk pada gedung pertunjukan itu.
Tuliskanlah langkah penyelesaiannya.

11
2) Apabila harga tiket baris pertama adalah paling mahal dan selisih harga tiket
antara dua baris yang berdekatan adalah Rp10.000,00, dengan asumsi seluruh
kursi penonton terisi penuh,tentukanlah harga tiket yang paling murah agar
panitia memperoleh pemasukan sebesar Rp22.500.000,00
Tuliskanlah langkah penyelesaiannya.

penyelsaian:
Baris: 1 2 3 4 5 6
Kursi: 25____35____50____70___95____125
Selisih: 10 15 20 25 30
(1) Kapasitas total = 25 + 35 + 50 +70 + 95 + 125
= 400 tempat duduk

(2) Misal:
Tiket termurah = x (dalam ribuan)
125x + 95 (x + 10) + 70 (x + 20) + 50 (x + 30) + 35 (x + 40) + 25 (x + 50) =
22.500
400x + 950 + 1.400 + 1.500 + 1.400 + 1.250 = 22.500
400x + 6.500 =22.500
400x = 16.000
X = 40
Jadi, harga tiket termurah adalah: Rp40.000,00

3. Suatu fungsi kuadrat memiliki nilai minimum -7 di x = -1, dan melalui titik (1,1).
Tentukan persamaan fungsi tersebut! Jelaskan jawabanmu!
Penyelsaian:

Fungsi kuadrat memiliki nilai minimum berarti fungsinya terbuka ke atas


(a>1).
Misalkan rumus fungsinya adalah f(x)= ax2 + bx + c.
Nilai minimum terjadi di x = -1, maka sumbu simetrinya adalah x = -1.

b = 2a

persamaan fungsinya menjadi f(x) = ax2 + 2ax + c


nilai minimumnya = -7
f(-1) = a(-1)2 + 2a(-1) + c
-7 = a – 2a + c
c=a–7
persamaan fungsinya menjadi f(x) = ax2 + 2ax + a – 7
melalui titik (1,1)
f(1) = a.12 + 2a.1 + a – 7
1 = 4a – 7
a=2
jadi persamaan fungsinya adalah f(x) = 2x2 + 4x +b2 – 7 = 2x2 + 4x – 5.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masalah dalam matematika adalah pertanyaan yang tidak dapat dijawab


langsung karena pada titik awaol belum diketahui aturan atau hukum yang
dapat digunakan untuk mendapatkan jawabannya dan siswa merasa
tertantang untuk menyelesaikannya. Dalam pembahasan masalah matematika
pada makalah ini menggunakan masalah berakhir terbuka, tertutup, dan
menemukan. Metode ini dilakukan untuk mencoba kemampuan siswa dalam
berpikir krtis, kreatif dan terbuka. Pada saat siswa merespon masalah terbuka
maka dia akan berusaha untuk selalu berpikir kreatif. Menyajikan masalah-
masalah matematika terbuka kepada peserta didik dalam proses pembelajaran
merupakan sebuah proses melatihkan kemampuan berpikir kreatif atau
melatihkan kerativitas. Dengan demikian disarankan kepada para guru untuk
selalu menyajikan masalah-masalah terbuka dengan jawaban tidak tunggal, di
samping masalah-masalah tertutup dengan jawaban tunggal atau masalah-
masalah dengan berbagai cara penyelesaian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mairing, Dr. Jackson Pasini. (2015).Pemecahan Masalah Matematika.

Palangkaraya: Alfabeta Bandung

Putrian., Kurniasari. (2022). Kemampuan Berpikir Lateral Siswa SMP dalam


Memecahkan Masalah Matematika Open-Ended Ditinjau dari Gaya
Belajar Sensing dan Intuition. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Volume 11 No.2 Tahun 2022 ISSN :2301-9085
Sariningsih, R., & Herdiman, I. (2017). Mengembangkan Kemampuan
Penalaran Statistik dan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa
melalui Pendekatan Open Ended. JRPM (Jurnal Riset Pendidikan
Matematika), 4 (2), 241.
Sariningsih, R., & Purwasih, R. (2017). Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Dan Self Efficacy Mahasiswa Calon Guru. JNPM (Jurnal
Nasional Pendidikan Matematika), 1 (1), 163-177.
Mairing, J. P. (2017). Pemecahan Masalah Matematika, Alfabeta.
Noormandiri, B. K. (2017). Matematika Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Wajib. Jakarta, PT Gelora Aksara Pratama.
Anggareni., Hidayat. (2019). Identifikasi Tahapan Proses Berpikir Kreatif
Siswa SMP dalam Aktivitas Pengajuan Masalah Matematika. Jurnal
Matematika Kreatif-Inovatif.
Asmana, A. T. (2018). Profil Komunikasi Matematika Tertulis dalam
Pemecahan Masalah Matematika di SMP Ditinjau dari Kemampuan
Matematika. INSPIRAMATIKA, vol.4, 1 - 12.
Hidayat, W., Wahyudin, & Prabawanto, S. (2018). Improving students’
creative mathematical reasoning ability students through adversity
quotient and argument driven inquiry learning. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 948, No. 1, p. 012005). IOP Publishing.
Idriana., Wijayanti., Ubaidah. (2021). Identifikasi Tingkat Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Penyelesaian Masalah Matematika dengan Tipe Soal
Open-Ended.

14

Anda mungkin juga menyukai