Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEMBELAJARAN MIKRO

METODE PEMBELAJARAN “PROBLEM BASED


LEARNING”

DISUSUN OLEH :
Muhammad Subhan 17290402
M. Zukfikar ilham 172904100
M.syukron kurniawan 172904100)
Nur Amal jaya 1729042
Firdaus 1929044003
Nur Asima 1729042090)
Rahmi sahara 1629040028
Handayani anwar 1629040037
Nurul magfirah 1629040033

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Metode
Pembelajaran Problem Based Learning” untuk memenuhi tugas mata.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca mengenai Pengertian, Karakteristik. Perencanaan
Pembelajaran, Pelaksanaan, serta Kelebihan dan Kekurangan dari Metode
Pembelajaran “ Problem Based Learning”. Kami menyadari di dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Semoga makalah ini dapat dipahami pembaca.Sekiranya makalah dapat
memberi manfaat tidak hanya bagi kami tetapi juga bagi para pembacanya.Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan bagi
pembaca.
Makassar, Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 4
PERUMUSAN MASALAH........................................................................................................ 4
TUJUAN PEMBELAJARAN ..................................................................................................... 5
BAB II PROBLEM BASED LEARNING ..................................................................................... 6
Pengertian……………………………………………………………………………
……………………………………………………………..6
Karakteristik PBM ....................................................................................................................... 8
Merencanakan Pembelajaran PBM ............................................................................................. 9
Pelaksanaan PBL ....................................................................................................................... 11
Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah ..................................... 13
Kelebihan dan Kekurangan ....................................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ......................................................................................................................... 17
KATA PENUTUP ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan setiap
individu.Semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk kepentingan
masa depannya. Dalam penyelenggaraannya, di sekolah pasti melibatkan
pendidik dan peserta didik yang diterapkan dengan adanya interaksi belajar
mengajar sebagai proses pembelajaran.Dalam dunia pendidikan guru dituntut
merencanakan pembelajaran yang sistematis.
Namun, pada kenyataannya proses pembelajaran masih menerapkan
sistem pembelajaran dimana guru menjadi penceramah dalam penyampaian
materi. Sehingga sistem belajar yang seperti itu belum bisa mengembangkan
potensi yang dimiliki peserta didiknya. Dan seringkali kegiatan belajar hanya
sekedar transfer ilmu dan latihan soal. Peserta didikpun dibebani dengan hafalan
materi yang didapatkannya dan menjadi siswa yang pasif.
Oleh karena itu, guru perlu mengubah sistem pembelajaran dimana siswa
menjadi pusat dalam kegiatan belajar dan guru hanya memfasilitasi dan
membimbing kegiatan belajar. Sistem yang harus digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut salah satunya adalah metode pembelajaran “Problem Based
Learning” yang akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran “Problem Based
Learning” ?
2. Bagaimana karakteristik metode pembelajaran “Problem Based Learning”?
3. Bagaimana perencanaan pembelajaran “Problem Based Learning”?
4. Bagaimana pelaksanaan menurut metode pembelajaran “Problem Based
Learning”?

4
5. Apa saja syarat yang diperlukan agar metode pembelajaran “Problem
Based Learning”?
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran “Problem
Based Learning”?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengetahui pengertian dari metode pembelajaran “Problem Based
Learning”
2. Mengetahui karakteristik metode pembelajaran “Problem Based Learning”
3. Mengetahui cara perencanaan pembelajaran “Problem Based Learning”
4. Mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran dengan metode “Problem Based
Learning”
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran “Problem
Based Learning”

5
BAB II
PROBLEM BASED LEARNING
A. Pengertian
Problem Based Learning atau PBL atau pembelajaran berbasis masalah
adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa dan guru untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama.Siswa mempelajari materi tersebut dan harus
terampil mengatasi masalah yang terlibat di berbagai situasi seperti di kehidupan
nyata, sedangkan guru perannya adalah menyodorkan berbagai masalah,
memberikan pertanyaan, dan mendukung pembelajaran siswa.
Problem Based Learning merupakan salah satu cara yang harus banyak
digunakan dalam pembelajaran karena metode pemecahan masalah merupakan
metode mengajar yang banyakmengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Metode pemecahan masalah sering juga digunakan dalam implementasi
pembelajaran terpadu maupun kontekstual karena pebelajaran ini dikembangkan
secara integritas antara kemampuan siswa dengan topik bahasan maupun
lingkungan.
Ada pula beberapa para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai
metode pembelajaran “Problem Based Learning”, diantaranya :
1. Jonassen
Mendesain model lingkungan belajar konstruktivistik yang memuat
komponen esensial yang meliputi pertanyaan kasus, masalah, atau proyek,
kasus-kasus yang saling berkaitan satu sama lain, sumber-sumber informasi
kognitif tools, pemodelan yang dinamis, percakapan dan kolaborasi,
dukungan kontekstual atau social.
2. Duch
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan

6
keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,
1995)
3. Finkle dan Torp (1995)
PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang
mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-
dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta
didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang
tidak terstruktur dengan baik.
4. Menurut Barbara J. Duch (1996),
Problem Based Learning (PBL) adalah satu model yang ditandai dengan
penggunaan masalah yang ada di dunia nyata untuk melatih siswa berfikir
kritis dan terampil memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan
tentang konsep yang penting dari apa yang dipelajari (Wijayanto, 2009:15).
5. Menurut Suyatno (2009)
Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang
berbasis pada masalah, dimana masalah tersebut digunakan sebagai stimulus
yang mendorong mahasiswa menggunakan pengetahuannya untuk
merumuskan sebuah hipotesis, pencarian informasi relevan yang bersifat
student-centered melalui diskusi dalam sebuah kelompok kecil untuk
mendapatkan solusi dari masalah yang diberikan.
6. Menurut Arend
PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan
pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi
dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya
(Trianto, 2007).
7. Menurut Sanjaya (2006: 214)
Problem Based Learning (PBL) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara

7
ilmiah. Hakekat permasalahan yang diangkat dalam Problem Based Learning
adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dengan situasi yang
diharapkan, atau antara yang terjadi dengan harapan.

B. Karakteristik PBM
1. Dimulai dengan satu masalah
Dalam metode pembelajaran “Problem Based Learning” suatu permasalahan
adalah unsur utama dalam kegiatan belajar.Permasalahan diberikan oleh
guru atau dari pengalaman siswa.
2. Masalah berhubungan dengan dunia nyata
Masalah yang diberikan harus masalah yang benar-benar terjadi dalam
kehidupan nyata.
3. Tujuan pembelajaran seputar masalah, bukan disiplin ilmu.
Jadi tujuan pembelajaran dibatasi sesuai masalah yang diajukan tidak utuh
sesuai materi pembelajaran seharusnya.
4. Memberikan tanggung jawab untuk membentuk dan menjalankan proses
belajar mereka.
Proses belajar diserahkan kepada siswa untuk berkelompok dan berdiskusi
untuk menyelesaikan permasalahan, sedangkan guru hanya mendampingi
dan membantu untuk menjelaskan setelah siswa memaparkan hasil
diskusinya
5. Pembahasan masalah dilakukan dalam diskusi kelompok
Pembahasan masalah dilakukan berkelompok supaya anak bisa bertukar
pikiran dan aktif mengemukakan pendapat serta pengetahuannya yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut.
6. Memaparkan masalah tersebut dalam bentuk hasil yang telah didiskusikan
sebelumnya.

8
Setelah berdiskusi dengan kelompok dan mencari informasi tambahan dari
berbagai referensi yang berhubungan dengan permasalahan tersebut, siswa
memaparkan hasil diskusi yaitu solusi untuk permasalahan yang diberikan.

C. Tujuan Model Pembelajaran PBL

Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir
kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan
masalah malalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan
sikap ilmiah.
Berikut ini beberapa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL):
a. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
memecahkan masalah.
Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses
yang digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata. Resnick
menekankan pentingnya konteks dan keterkaitan pada saat berpikir tentang
berpikir yaitu meskipun proses berpikir memiliki beberapa kasamaan antara
situasi, proses itu bervariasi tergantung dengan apa yang dipikirkan
seseorang dalam memecahkan masalah.
b. Belajar peran orang dewasa
Problem Based Learning (PBL) juga dimaksudkan untuk membantu siswa
berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran
penting yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Resnick mengemukakan
bahwa bentuk pembelajaran ini penting untuk menjembatani kerjasama
dalam menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang yang
mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga dapat
memahami peran di luar sekolah.

9
c. Keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri
Guru yang secara terus menerus membimbing siswa dengan cara mendorong
dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberi
penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan,
dengan mendorong siswa mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata
yang dirumuskan oleh siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar
menangani tugas-tugas pencarian solusi itu secara mandiri dalam hidupnya
kelak.

D. Merencanakan Pembelajaran PBM


1. Memutuskan sasaran dan tujuan
Salah satu cara untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti
meningkatkan keterampilan, intelektual, dan investigative, memahami peran
orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri.
Akan tetapi, kemungkinan yang lebih besar adalah guru hanya akan
menekankan pada satu atau dua tujuan dalam pembelajaran tertentu.
2. Merancang Situasi bermasalah yang tepat
Kenyataannya bahwa situasi bermasalah yang membingungkan atau tidak
jelas akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa, sehingga membuat mereka
tertarik untuk menyelidiki. Sebuah situasi bermasalah yang baik harus
memenuhi 5 kriteria penting, yaitu :
a. Situasi pemasalahannya autentik. Hal ini berarti bahwa masalahnya
harus dikaitkan dengan pengalaman real siswa dan bukan dengan
prinsip-prinsip disiplin akademis tertentu.
b. Masalah itu seharusnya tidak jelas sehingga menciptakan misteri atau
teka-teki, hal ini tidak dapat diselesaikan dengan jawaban sederhana dan
membuktikan solusi-solusi alternatif. Sehingga memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk berdialog dan berdebat.

10
c. Masalah itu seharusnya bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektualnya. Dalam permasalahan tersebut harus
terdapat ilmu yang dapat dipelajari siswa secara tidak langsung dan
permasalahan tidak jauh dari kehidupan nyata peserta didik.
d. Masalah itu seharusnya cukup luas.
Hal ini memberikan kesempatan kepada guru untuk memenuhi tujuan
instruksionalnya, tetapi tetap dalam batasan-batasan yang fisibel bagi
pelajarannya dilihat dari segi waktu, ruang, dan keterbatasan sumber
daya.
e. Masalah yang baik harus mendapatkan manfaat dari usaha kelompok
bukan justru dihalanginya.
3. Mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan logistic.
Dalam hal ini guru sebagai penanggungjawab meyediakan bahan-bahan
dan sumber daya lainnya yang akan digunakan oleh peserta didik.

E. Pelaksanaan PBL
1. Guru
Fase Perilaku guru
1. Memberikan orientasi
- Guru membahas tujuan pembelajaran,
tentang permasalahannya mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistic
kepada siswa penting dan memotivasi siswa untuk terlibat
dalam kegiatan mengatasi masalah.

2. Mengorgasisasikan siswa
- Guru membantu siswa untuk
untuk meneliti mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-
tugas belajar yang terkait dengan
permasalahannya.

11
3. Membantu investigasi
- Guru mendorong siswa untuk
mandiri dan kelompok mendapatkkan informasi yang tepat,
melaksanakan eksperimen dan dan mencari
penjelasan dan solusi.

4. Mengembangkan dan
- Guru membantu siswa dalam
mempresentasikan artefak merencanakan dan menyiapkkan artefak-
dan exhibit. artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman
video, dan membantu mereka untuk
menyampaikan kepada orang lain.

5. Menganalisis dan
- Guru membantu siswa untuk melakukan
mengevaluasi proses refleksi terhadap investigasinya dan proses-
mengatasi masalah proses yang digunakan.

2. Peserta Didik
a. Guru memberikan sebuah permasalahan kepada siswa.
b. Kemudian siswa berdiskusi dalam sebuah kelompok untuk
mengidentifikasikan masalah tersebut dengan beberapa cara :
1) Mengklasifikasi masalah
2) Membuat kerangka masalah
3) Bertukar pikiran dengan sesama anggota
4) Menyusun hipotesis dari masalah tersebut
c. Mengkaji dan mencari data seputar permasalahn tersebut dengan berbagai
media seperti buku, internet, surat kabar, dan lain-lain

12
d. Kemudian mendiskusikan kembali hasil yang telah didapat dari hasil
pengkajian dan pencarian data sebelumnya dan membandingkan hasilnya
dengan hipotesis yang ada.
e. Mengemukakan solusi yang didapat dari diskusi.
f. Kemudian hasil yang didapat dievaluasi bersama guru sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal.

D. Langkah-Langkah Penggunaan Model Pembelajaran PBL

Langkah-langkah operasional dalam proses pembelajaran yang dikonsepkan oleh


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut:
a. Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan peta yang
akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.

b. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem) Dalam langkah ini


fasilitator menyampaikan scenario atau permasalahan dan peserta didik
melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok
mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap scenario secara bebas,
sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternative pendapat.

c. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang
dinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tetulis yang
tersimpan dipepustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang
relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama,yaitu: (1) agar peserta
didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan

13
permasalahan yang telah didiskusikan dikelas, dan (2) informasi dikumpulkan
dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah
relevan dan dapat dipahami.

d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah


pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan
merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini
dapat dilakukan dengan cara peserta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.

e. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),


kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,
dokumen, dan laporan

E. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari model pembelajaran
“Problem Based Learning” tentu ada beberapa hal yang harus dipenuhi, baik
dari sisi guru maupun dari sisi peserta didik. Hal-hal yang harus dipenuhi
diantaranya, yaitu :
1. Guru
 Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat pemecahan masalah.
 Menguasai konsep dari permasalahan yang akan dipecahkan.

14
 Mampu mengelola kelas.
 Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah
secara efektif.
 Mampu memberikan penilaian secara proses.
2. Peserta Didik
 Memiliki motivasi , perhatian, dan minat belajar melalui pemecahan
masalah.
 Memeliki kemampuan pelaksanaan pemecahan masalah.
 Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras.
 Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.

F. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan
Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kelemahan.
Berikut ini merupakan keunggulan penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), yaitu sebagai berikut (Sanjaya, 2006:220):
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna.
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan siswa untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang
dilakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong
untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses
belajarnya.

15
f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa
setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu
yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru
atau dari buku saja.
g. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
h. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan siswa untuk
menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata.
j. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara
terus menerus belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah
berakhir.
2. Kekurangan
a. Tidak semua sekolah dapat melaksanakan sistem pembelajaran berbasis
masalah karena menyebabkan kelas menjadi tidak kondusif.
b. Pelaksanaan PBL butuh waktu yang lama sehingga dianggap kurang
efisien
c. Siswa tidak mendapat pengetahuan dasar secara utuh.
d. Manakala siswa tidak memiliki minat atau siswa berasumsi bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan merasa
enggan untuk mencoba.
e. Keberhasilan model pembelajaran melalui Problem Based Learning
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
f. Tanpa pemahaman mengapa siswa berusaha memecahkan masalah yang
dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Problem Based Learning adalah sistem pembelajaran yang
menggunakan suatu permasalahan sebagai sumber pembelajaran. Dengan
sistem ini siswa belajar untuk memecahkan suatu masalah dengan
pengetahuan yang dia miliki dan siswa juga akan berusaha mengingat kembali
pengetahuan yang pernah dia dapat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam PBL siswa dituntut untuk berpikir secara luas dan cerdas agar
mendapatkan solusi untuk permasalahan yang diajukan oleh guru.Siswa juga
dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.Dengan sistem PBL ini
maka kegiatan belajar akan lebih bermakna bagi siswa dan siswa akan lebih
memahami dan mengerti bahwa ilmu yang mereka dapat bisa mereka
aplikasikan dalam kehidupan nyata.
Walaupun sistem PBL mempunyai kekurangan seperti membuat kelas
terkadang tidak kondusif, butuh waktu lama, dan siswa menjadi kurang
mendapat pengetahuan dasar secara utuh tetapi sistem ini cukup baik karena
dapat mengembangkan potensi siswa dan mengembangkan kecerdasan
intelektual siswa.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sri Anitah W. dkk. 2008.Strategi Pembelajaran, Jakart. Penerbit Universitas Terbuka


Arrends Richard I. 2008. Learning To Teach edisi ke-7/buku 2. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
http://variasizone.blogspot.com/2012/10/problem-based-learning.html
http:buanatiwi.wordpress.com/2013/04/09/model-pembelajaran-problem-based-
learning/
http://gayahidupalami.wordpress.com/pendidikan/problem-based-learning/

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana


Pusaka.

Wijayanto, M. 2009. Tesis: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning


dan Cooperative Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah
Atas Negeri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009. Surakarta: UNS.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Surabaya:


Kencana Prenada Media Group.

18

Anda mungkin juga menyukai