Learning (PBL)
Disusun Oleh :
2022
Nama Anggota Kelompok 10 REG E
2212411003
Moderator
2213311018
Pemyaji 1
2213111064
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih
karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Mengaplikasikan Hakikat dan Aplikasi Strategi Pembelajaran Problem Based Learning yang
diampu oleh ibu Dra. Rosdiana Siregar, M.pd.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
mendukung kami untuk menyelesaikan tugas makalah yang berisi mengenai hakikat dan
aplikasi strategi pembelajaran problem based learning serta kepada ibu Dra. Rosdiana
Siregar, M.pd selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua, khususnya bagi para pembaca. Kami menyadari masih terdapat
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami ucapakan
terima kasih.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
2.4 Pengajaran Dan Pembelajaran Dalam Problem Based Learning (PBL) ........... 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 20
KRITERIA PENILAIAN................................................................................................ 22
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Problem Based Learning atau PBL atau pembelajaran berbasis masalah adalah metode
pembelajaran yang melibatkan siswa dan guru untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Siswa
mempelajari materi tersebut dan harus terampil mengatasi masalah yang terlibat di berbagai situasi
seperti di kehidupan nyata, sedangkan guru perannya adalah menyodorkan berbagai masalah,
memberikan pertanyaan, dan mendukung pembelajaran siswa.
Dalam pemilihan model pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu tujuan
pembelajaran, karakteristik materi, dan karakteristik siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatka kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar adalah model
PBL. Hal ini dikarenakan model PBL merupakan suatu model pembelajaran, yang mana siswa
mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan
percaya diri (Suprihatiningrum, 2016).
Hal ini juga diucapkan oleh Ibrahim dan Nur (Trianto, 2011: 96) bahwa pembelajaran berbasis
masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan banyak informasi kepada siswa, tetapi untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual,
mempelajari peran orang dewasa juga belajar mandiri dan mandiri. Melalui PBL yang diterapkan
diharapkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, dapat menumbuhkan keterampilan komunikasi
matematis dan mampu membentuk kepribadian siswa menjadi belajar mandiri dalam berbagai masalah
yang dihadapi siswa. PBL juga mencoba membantu siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan diatur
sendiri, dibimbing oleh guru yang selalu memberikan semangat dan penghargaan ketika mereka
mengajukan pertanyaan dan menemukan solusi mereka sendiri untuk masalah nyata, akankah siswa
belajar untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri.
Menurut Sheryl (dalam Rustam dkk, 2017), Pembelajaran berbasis masalah sebagai metode
pembelajaran, dibangun dengan ide konstruktivisme dan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa.
Bila menggunakan pembelajaran berbasis masalah, guru membantu siswa fokus pada pemecahan
masalah dalam konteks dunia nyata yang akan mendorong siswa untuk memikirkan situasi masalah
ketika siswa mencoba untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran ini dilakukan melalui kerjasama
siswa dalam kelompok-kelompok kecil, menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa, guru bertindak sebagai fasilitator dan menggunakan situasi kehidupan nyata sebagai fokus
2
pembelajaran. Siswa akan bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah nyata dan kompleks
yang akan mengembangkan pemecahan masalah keterampilan, penalaran, komunikasi, dan keterampilan
evaluasi diri melalui pembelajaran berbasis masalah.
Sistem pembelajaran problem based learning sangat bagus di terapkan dalam jenjang pendidikan
sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, maupun tingkat universitas, penerapan kurikulum
seperti di Universitas Negeri Medan yang menggunakan kurikulum kerangka nasional Indonesia (KKNI)
yang menuntut mahasiswa untuk berpikir kritis dan memecahkan suatu masalah dengan baik dan tepat.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai
berikut:
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang
diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi
segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Pengertian pembelajaran berbasis masalah yang
lain adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta didik
melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk
investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir.
Dengan demikian, peserta didik di dorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pembelajaran dan
mengembangkan ketrampilan berfikir kritis dan dapat diartikan juga sebagi pengertian metode
pembelajaran yang melibatkan siswa dan guru untuk memecahkan masalah yang terlibat di berbagai
situasi seperti di kehidupan nyata sedangkan guru berperan membantu berbagai masalah, memberikan
pertanyaan dan mendukung pembelajaran terhadapa siswa. Dapat kita simpulkan bahwa problem based
learning atau disebut dengan pembelajaran berbasis masalah dalam kehidupan nyata sudah jelas sangat
berperan penting bagi guru dan siswa. Sebab, guru berperan sangat penting dalam pembelajaran
berbasis masalah bagi siswa karena di ketahui secara umum guru sangat banyak berperan membantu
anak murid dalam menghadapi berbagai masalah yg sedang di alami oleh siswa, maka dari itu guru
harus membantu dan mendorong siswa dalam mengahadapi berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa
disekolah.
1. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar artinya secara umum titik pangkal dalam
pembelajaran masalah kehidupan nyata.
2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur
dapat di artikan bahwa permasalahan dalam kehidupan nyata tidak tersusun dengan baik dalam
kehidupan nyata dan mengakibatkan banyak permasalah yang muncul dalam pembelajaran
kehidupan nyata tersebut.
3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda artinya dapat mengkomunikasikan secara
permasalahn pembelajaran secara objek yang berupa individualisme.
5
4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimilki oleh peserta didik, sikap dan kompentensi
yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam mengajar.
Dapat kita artikan bahwa peserta didik kurang memahami arti permasalahan dalam
pembelajaran, sehingga peserta didik ini menantang pembelajaran yang diberi guru kepadanya,
sehingga peserta didik ini membutuhkan dorongan dan bantuan dari guru untuk memahami arti
pentingya sikap kompetensi kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang standar sebagi seorang siswa.
5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama dalam pembelajaran artinya dalam
pembelajaran setiap siswa harus memahami dirinya terlebih dahulu agar bisa menyelesaikan
masalah dalam pemebelajaran kehidupan nyata.
6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi
merupakan proses yang esensial dalam PBM.
7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif artinya setiap siswa wajib mengikuti
kemajuan teknologi pembelajan yang maju.
8. Pengembangan keterampilan dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan yang di alami dalam kehidupan
nyata.
9. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar
Jadi dalam Pembelajaran Berbasis Masalah tugas guru adalah merumuskan tugas-tugas kepada
siswa bukan untuk menyajikan tugas-tugas pelajaran. Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan
utama yang akan dicapai, begitu juga dengan problem based learning. Untuk tujuan model pembelajaran
ini adalah sebagai berikut.
3. Membantu peserta didik dalam memahami peran orang dewasa di kehidupan nyata.
4. Mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.
6
2.4 Pengajaran Dan Pembelajaran Dalam Problem Based Learning (PBL)
Proses PBL mereplikasi pendekatan sistematik yang sudah banyak digunakan dalam
menyelesaikan masalah atau memenuhi tuntutan-tuntutan dalam dunia kehidupan dan karier didalam
dunia pendidikan. Pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada empat langkah pemecahan masalah
oleh Polya (1971), yaitu:
1. Memahami masalah,
2. Merencanakan solusi,
3. Memecahkan masalah berdasarkan perencanaan, dan
4. Melihat kembali hasilnya.
Untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah ini, guru harus merancang
proses pembelajaran dengan memberikan pengalaman pemecahan masalah yang membutuhkan strategi
yang berbeda untuk masalah yang diberikan. Implementasi konkret dari langkah-langkah pembelajaran
berbasis masalah dapat dibagi sebagai berikut:
1. Menulis aspek apa yang diketahui dalam masalah, aspek ini sebagai modal awal untuk
menyelesaikan masalah,
2. Menulis apa yang ditanyakan dalam masalah, aspek ini adalah tujuan,
3. Menulis model matematika dari masalah dengan menggunakan aspek apa yang diketahui dari
masalah,
4. Menyelesaikan model pada langkah ketiga, dan
5. Melihat kembali hasilnya
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks dalam pembelajaran agar peserta didik dapat
belajar berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sekaligus memperoleh
pengetahuan. Problem based learning merupakan model pembelajaran yang difokuskan untuk
menjembatani siswa agar memperoleh pengalaman belajar dalam mengorganisasikan, meneliti, dan
memecahkan masalah- masalah kehidupan yang kompleks.
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (Publikasi;2005) menjelaskan karakteristik dari
PBL, yaitu :
1. Learning is student centered, yaitu proses pembelajaran lebih menitikberatkan kepada siswa
sebagai pembelajar. Teori kontruktivisme dalam model pembelajaran Problem Based
Learning menuntut siswa untuk dapat mengembangkan pengatahuannya sendiri melalui beberapa
kegiatan yang akan mereka lakukan.
7
2. Autenthic problems from the organizing focus for learning,
masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa dengan
mudah mampu memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya.
3. New information is acquired through self-directed learning. Dalam proses pemecahan masalah
mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasayaratnya
sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi
lainnya.
4. Learning occurs in small group, agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha
mengembangkan pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil.
Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.
5. Teachers act as facilitators Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong
mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.
Tahap Keterangan
Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana
Mengorientasikan peserta didik terhadap atau logistik yang dibutuhkan.
masalah.
Tahap 2 Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
Mengorganisasi peserta didik untuk mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan
belajar. dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap
sebelumnya.
Tahap 3 Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan individual informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen
maupun kelompok. untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
Tahap 4 Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan
Mengembangkan dan menyajikan hasil merencanakan karya yang sesuai sebagai hasil
karya. pemecahan masalah dalam bentuk laporan.
Tahap 5 Guru membantu peserta didik untuk melakukan
Menganalisis dan mengevaluasi proses refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan
pemecahan masalah. masalah yang dilakukan.
8
Sumber : Nur 2011
2.6 Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1. Merupakan teknik belajar yang relatif bagus untuk lebih mudah memahami pelajaran.
2. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Meningkatkan aktivitas pembelajar bagi peserta didik.
4. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
1. Ketika peserta didik tidak memiliki minat atau kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit
dipecahkan, mereka akan merasa enggan untuk mencoba
2. Keberhasilan pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan,
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari (Hamruni, 2012:108).
9
4.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang
diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi
segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Untuk tujuan model pembelajaran ini adalah
sebagai berikut.
1. Merupakan teknik belajar yang relatif bagus untuk lebih mudah memahami pelajaran.
2. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Meningkatkan aktivitas pembelajar bagi peserta didik.
4. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
1. Ketika peserta didik tidak memiliki minat atau kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit
dipecahkan, mereka akan merasa enggan untuk mencoba,
2. Keberhasilan pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan,
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari (Hamruni, 2012:108).
11
3.2 Saran
Berdasarkan apa yang sudah dibahas pada makalah ini, maka saran yang disampaikan yaitu
diharapkan setiap guru maupun calon guru (mahasiswa) untuk mampu memahami tentang model-model
pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran problem based learning (PBL). Dengan
pemahaman yang benar terhadap model pembelajaran problem based learning maka akan membantu
siswa memecahkan suatu masalah dan juga menemukan solusi-solusi yang tepat untuk masalah yang
dihadapi siswa tersebut. Selain itu, dapat juga mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang
mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki keterampilan berpikir positif.
12
13
BAB IV
LAMPIRAN
ISBN : 978-623-97860-3-8
ISBN : 979-518-675-2
ISBN : 978-602-6338-92-1
14
Judul Jurnal : Penerapan Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Peserta Didik pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XI SMA
Judul Jurnal : Strategi Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Sebagai Salah Satu Metode
Pembelajaran Berkarakter dan Berwawasan Global
15
4.2 Bukti Diskusi
https://youtu.be/rWFUBqbjlFs
16
17
18
19
DAFTAR PUSTAKA
David Esema, dkk. 2012. Problem Based Learning. Salatiga; Universitas Kristen Satya Wacana.
Dr. Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta.
Dyan Rifiana Malikha. 2018. Strategi Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Sebagai Salah Satu
Metode Pembelajaran Berkarakter dan Berwawasan Global. Ponorogo.
Esty Rahmayanti. 2017. Penerapan Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XI
SMA. Yogyakarta; Universitas Negeri Yogyakarta.
Herminarto Sofyan, Wagiran, dkk. 2017. Problem Based Learning Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta;
UNY Press.
Tasdin Tahrim, dkk. 2021. Pengembangan Model dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Aceh;
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
20
21
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 1 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
22
(Pemateri
2/Notulis)
23
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 2 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
24
(Pemateri
2/Notulis)
25
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 3 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
26
(Pemateri
2/Notulis)
27
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 4 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
28
(Pemateri
2/Notulis)
29
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 5 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
30
(Pemateri
2/Notulis)
31
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 6 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
32
(Pemateri
2/Notulis)
33
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 7 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
34
(Pemateri
2/Notulis)
35
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 8 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
36
(Pemateri
2/Notulis)
37
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 9 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
38
(Pemateri
2/Notulis)
39
KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 11 UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
40
(Pemateri
2/Notulis)
41
KRITERIA PENILAIAN DARI DOSEN PENGAMPU UNTUK KELOMPOK 10
Putri Enjel
Tarigan
(Moderator/Ketua
Kelompok)
Talenta Septina
Sebayang
(Pemateri 1)
Yandika
Lamtorang
Gurusinga
42
(Pemateri
2/Notulis)
43
44