Anda di halaman 1dari 13

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL): Meningkatkan

Perkembangan Kognitif Anak melalui Pendekatan Interaktif


dan Kontekstual

Disusun Oleh :
Najwa Adilla Ramadhani 292022034

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA O
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa kurang suatu
apapun.

Makalah ini berisikan tentang penjelasan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL):
Mendukung Perkembangan Kognitif Anak melalui Pendekatan Interaktif dan Kontekstual yang
dapat dilihat pada bagian isi. Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang
dihadapi. Namun , penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bantuan dari semua pihak sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi. Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kita semua
serta menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca sehingga dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan kita.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka segala kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Salatiga, 8 November 2023

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI............................................................................................................................. 6
2.1 Konsep Dasar Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ................................................ 6
2.2 Teori Perkembangan Kognitif Anak ......................................................................................... 7
2.3 Pendekatan Interaktif Dalam Pembelajaran............................................................................ 7
BAB III................................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 8
3.1 Implementasi PBL Dalam Pembelajaran.................................................................................. 8
3.1.1 Peran Guru Dalam Pembelajaran PBL ............................................................................. 8
3.1.2 Peran Siswa Dalam Pembelajaran PBL............................................................................. 9
3.1.3 Implementasi Pembelajaran PBL Interaktif Dalam Meningkatkan Perkembangan
Kognitif ........................................................................................................................................ 10
3.2 Kontekstualisasi Materi Pembelajaran Dalam PBL .............................................................. 11
3.2.1 Identifikasi Konteks Pembelajaran PBL Dalam Kurikulum Sekolah .......................... 11
3.2.2 Penyesuaian Materi Pembelajaran Dengan Konteks PBL............................................. 11
BAB IV ................................................................................................................................................. 12
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
4.2 Saran .......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor kunci dalam membentuk masa depan anak-anak dan memberi
kontribusi besar terhadap pembangunan masyarakat. Dalam konteks pendidikan di era modern
ini, penting bagi para pendidik untuk mengembangkan model pembelajaran. Menurut ,
Kasmawati,( 2017: 72) (Dalam Oktaffi Arinna Manasikana,dkk , 2022 : 2) Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atas suatu pola yang digunakan sebagi pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan–
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas . Jadi model pembelajaran adalah suatu bentuk pembelajaran yang
didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat pemebelajaran yang
mengacu pada pendekatan pembelajaran dan tujuan pembelajaran.

Pengembangan model pembelajaran ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga
mengembangkan keterampilan kognitif serta pemecahan masalah anak-anak. Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) muncul sebagai pendekatan pembelajaran yang menawarkan
solusi inovatif untuk memperkuat perkembangan kognitif anak-anak.

Dalam konteks ini, pendekatan interaktif dan kontekstual dalam PBL menonjol sebagai
elemen-elemen kunci yang memperkaya pengalaman belajar anak-anak. Pembelajaran
interaktif yang melibatkan partisipasi aktif siswa, kolaborasi, dan komunikasi merupakan
elemen penting yang dapat merangsang perkembangan kognitif anak-anak. Sementara itu,
kontekstualisasi materi pembelajaran memungkinkan anak-anak untuk mengaitkan
pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata, sehingga menguatkan pemahaman dan
penerapan konsep-konsep kognitif dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam


konteks pendekatan interaktif dapat mendukung perkembangan kognitif anak di
SD?
2. Bagaimana peran guru dan siswa dalam pembelajaran PBL yang dapat
memfasilitasi perkembangan kognitif anak secara efektif?
3. Bagaimana penyesuaian materi pembelajaran dengan konteks PBL dapat membantu
anak mengembangkan keterampilan kognitif, kreativitas, dan pemecahan masalah?

1.3 Tujuan

1. Mempelajari Implementasi PBL dengan Pendekatan Interaktif.


2. Menganalisis Peran Guru dan Siswa dalam pembelajaran PBL.
3. Mengetahui pentingnya penyesuaian materi pembelajaran dalam mendukung
perkembangan kognitif anak-anak melalui pendekatan PBL.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Wena (2009) mengemukakan bahwa model Problem Based Learning merupakan
model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menghadapkan peserta didik pada
permasalahan - permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar. Sejalan dengan Sanjaya
(2008) mengemukakan bahwa model Problem Based Learning diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaiann masalah yang dihadapi
melalui proses ilmiah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan masalah pada dunia
nyata sebagai langkah awal peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan diselesaikan
melalui proses ilmiah.

Menurut , Anifah, R. D., & Wahyudi, W. (2020) Pembelajaran berbasis masalah memiliki
karakteristik sebagai berikut:

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah di sesuaikan dengan kondisi lingkungan peserta


didik, yang artinya pembelajaran bermakna untuk peserta didik. Pertanyaan dan
masalah yang diajukan haruslah 2 memenuhi kriteria yaitu autentik, jelas, mudah
dipahami, sesuai dengan tujuan, serta bermanfaat bagi peserta didik.
2. Fokus pada keterkaitan masalah dengan disiplin ilmu dan masalah yang digunakan
bersifat nyata agar peserta didik dapat meninjau masalah dari banyak mata pelajaran.
3. Menghasilkan produk/karya untuk menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan dan memamerkannya
4. Kolaborasi atau menunjukan sikap bekerja satu sama dengan yang lainnya.
2.2 Teori Perkembangan Kognitif Anak

Teori perkembangan kognitif anak adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana anak
memperoleh pengetahuan dan kemampuan berpikir. Seperti teori yang dikemukakan oleh
Piaget, J. (1970) teori ini menjelaskan bahwa anak akan terus berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya dan hasil dari interaksi tersebut akan menghasilkan suatu hal yang bernama skema
atau skemata. Skema adalah struktur kognitif yang digunakan anak untuk memahami dunia.
Teori ini juga menjelaskan bahwa perkembangan kognitif anak terjadi melalui empat tahap,
yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap
operasional formal.

2.3 Pendekatan Interaktif Dalam Pembelajaran

Sanjaya (2008:127) mengatakan “Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk ke-pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.” Pandangan terhadap proses
belajar akan mempengaruhi pertim-bangan pendidik atau tutor dalam mengambil langkah-
langkah yang relevan dalam pe-laksanaan pembelajaran. Langkah - langkah tersebut akan
mengacu pada metode, teknik, dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran.

Menurut, Hadrianto, C. (2013) Penerapan pendekatan yang interaktif sangat dibutuhkan


dalam pem-belajaran. Sebagaimana tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005, Pasal 19 (ayat 1) yang berbunyi “Proses pembelajaran pada satuan pen-didikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat per-kembangan fisik serta psikologis peserta
didik.” Pembelajaran yang demikian di-harapkan mampu untuk meng-upgrade semua potensi
peserta didik dengan maksimal. Selain itu yang paling penting, dengan interaksi yang
komunikatif dalam pembelajaran membuat peserta didik belajar dengan ketertarikan dan ke-
sadaran akan kebutuhan belajar mereka tanpa merasa di bawah tekanan (under-pressure).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Implementasi PBL Dalam Pembelajaran

3.1.1 Peran Guru Dalam Pembelajaran PBL


Dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL), guru tidak hanya menjadi pengajar,
tetapi juga menjadi fasilitator, pembimbing, dan penyemangat bagi siswa. Peran guru dalam
PBL sangat menonjol, karena guru bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar
yang merangsang minat, pemikiran kritis, serta kreativitas siswa. Sebagai fasilitator, guru
merancang dan memandu siswa dalam menjelajahi masalah kompleks, merumuskan
pertanyaan yang relevan, dan mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas. Guru juga berperan dalam memotivasi siswa, mengajak mereka untuk
bertanya, mendiskusikan ide-ide, serta mengembangkan pemahaman mendalam tentang
masalah yang dihadapi.

Selain itu, Adapun langkah – langkah yang dilakukan guru dalam pelaksaan pembelajaran
PBL. Menurut , Oktaffi Arinna Manasikana,dkk ,( 2022 : 92 – 93) terdapat 5 tahapan dalam
pembelajaran PBL :

1. Tahap 1 ( Orientasi peserta didik pada masalah) Pada Tahap ini Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena
atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilihnya.
2. Tahap 2 (Mengorganisasi peserta didik untuk belajar) Pada tahap ini guru membantu
peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas, topik yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Tahap 3 (Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok) Guru mendorong
peserta didik untuk mencari informasi yang berhubungan atau sesuai dengan
permasalahan yang ada, melaksankan eksperimen, untuk dapat penjelasan dan
pemecahan masalah.
4. Tahap 4 ( mengembangkan dan menyajikan hasil karya) Pada tahap ini guru membantu
peserta didik dalam merencankan dan menyiapkan karya yang sesuai serta membantu
mereka untuk berbagitugas dengan temannya.
5. Tahap 5 ( menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah) Dalam tahap ini
guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evasluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang digunakan. Salah satu model pembelajaran yang
dapat diaplikasikan di sekolah adalah model pembelajaran Problem Based Learning.

3.1.2 Peran Siswa Dalam Pembelajaran PBL


Dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa memiliki peran yang sangat
aktif dan sentral dalam proses pembelajaran. Mereka bukan hanya penerima informasi, tetapi
juga peneliti, pemecah masalah, dan pembuat keputusan. Peran siswa dalam PBL melibatkan
penjelajahan aktif terhadap masalah yang kompleks, meneliti informasi yang relevan,
merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam, dan mengembangkan solusi-solusi yang
kreatif. Siswa juga berkolaborasi dengan anggota kelompoknya, berdiskusi, bertukar ide, dan
bersama-sama mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang
dihadapi.

Selama proses PBL, siswa diajak untuk berpikir kritis, mengajukan pertanyaan, dan menguji
ide-ide mereka sendiri. Hal ini sesuai dengan sintaks kegiatan peserta didik Model
Pembelajaran Problem Based Learning oleh Anifah, R. D., & Wahyudi, W. (2020) :

1. Kelompok mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau


yang diperoleh dari bahan bacaan yang disarankan.
2. Peserta didik berdiskusi dan melakukan pembagian tugas pada seluruh anggota
kelompok untuk mencari data/ materi / alat yang diperlukan dalam pemecahan masalah.
3. Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/ referensi/ sumber) sebagai
bahan diskusi kelompok.
4. Kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah
dan membuat laporan lalu mempresentasikan laporan dalam bentuk karya.
5. Setiap kelompok mepresentasikan hasil pemecahan masalah bersama
kelomponya. Siswa memberikan apresiasi kepada kelompok lain yang menyajikan hasil
pemecahan masalah.
6. Peserta didik dan guru membuat kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
Oleh karena ,berdasarkan kegiatan diatas dalam pembelajaran PBL peserta didik mengamati
masalah, berdiskusi, mencari data, dan menyelidiki solusi. Mereka berkolaborasi dalam
kelompok, menciptakan solusi, dan menyajikannya dalam bentuk laporan dan presentasi.
Proses ini melibatkan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok lain, dan pada akhirnya, peserta
didik dan guru membuat kesimpulan berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan serta
masukan dari kelompok lain.

3.1.3 Implementasi Pembelajaran PBL Interaktif Dalam Meningkatkan Perkembangan


Kognitif
Implementasi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam konteks pendekatan
interaktif membuka peluang besar untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak di tingkat
pendidikan dasar. Dalam PBL yang interaktif, siswa dihadapkan pada masalah nyata yang
mendorong mereka untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan mencari solusi bersama-sama. Melalui
interaksi aktif ini, siswa tidak hanya mengasah keterampilan sosial, tetapi juga merangsang
perkembangan kognitif mereka. Mereka belajar untuk memecahkan masalah secara kreatif,
mengembangkan pemikiran analitis, serta merancang strategi untuk mengatasi hambatan dalam
mencari solusi. Pembelajaran interaktif juga melibatkan pertukaran ide dan penjelasan antara
siswa, memungkinkan mereka memahami konsep-konsep secara lebih mendalam melalui
diskusi dan argumentasi. Selain itu, dengan mendorong pertanyaan dan diskusi aktif, guru
dapat memicu rasa ingin tahu siswa, memotivasi mereka untuk menjelajahi lebih lanjut, dan
merangsang pertumbuhan kognitif mereka melalui eksplorasi intelektual.

Selain itu, implementasi PBL yang interaktif juga memperkenalkan konsep kerjasama tim,
di mana siswa belajar bekerja bersama sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Proses
kerjasama ini tidak hanya meningkatkan keterampilan sosial siswa, tetapi juga mendukung
perkembangan kognitif mereka. Dalam situasi kolaboratif, siswa membangun pengetahuan
bersama, bertukar ide, dan saling melengkapi pengetahuan masing-masing. Ini merangsang
pertumbuhan kognitif melalui eksplorasi berbasis kelompok, di mana mereka berbagi
perspektif dan pengetahuan, serta mengatasi perbedaan pendapat. Dengan merangsang
interaksi dan kolaborasi melalui PBL yang interaktif, perkembangan kognitif anak di tingkat
pendidikan dasar diperkaya melalui pengalaman pembelajaran yang melibatkan, merangsang,
dan mendalamkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
3.2 Kontekstualisasi Materi Pembelajaran Dalam PBL

3.2.1 Identifikasi Konteks Pembelajaran PBL Dalam Kurikulum Sekolah


Dalam konteks pendidikan modern, penting bagi sekolah untuk mengidentifikasi dan
mengintegrasikan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam kurikulum mereka
dengan memperhatikan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Identifikasi konteks pembelajaran
PBL dalam kurikulum sekolah melibatkan pemahaman mendalam tentang kebijakan
pendidikan nasional, tujuan kurikulum, serta karakteristik dan kebutuhan siswa di tingkat
sekolah. Guru dan pengambil keputusan pendidikan perlu mengidentifikasi mata pelajaran atau
topik yang sesuai dengan pendekatan PBL dan memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku.

Selain itu, identifikasi konteks juga melibatkan penilaian terhadap sumber daya yang
tersedia, termasuk buku teks, teknologi, dan dukungan dari pihak sekolah atau pemerintah
setempat. Peran guru dalam mengidentifikasi konteks pembelajaran PBL melibatkan
penyesuaian metode pengajaran dan materi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa
dan memungkinkan implementasi PBL dengan efektif. Dengan memahami konteks
pembelajaran secara mendalam, guru dapat merencanakan pembelajaran PBL yang relevan,
menarik, dan sesuai dengan perkembangan siswa, sehingga menciptakan lingkungan belajar
yang menginspirasi dan mendukung pertumbuhan kognitif dan kreativitas siswa.

3.2.2 Penyesuaian Materi Pembelajaran Dengan Konteks PBL


Penyesuaian Materi Pembelajaran dengan Konteks PBL merupakan strategi yang sangat
penting dalam memastikan bahwa pembelajaran PBL menjadi relevan, menarik, dan efektif
bagi siswa. Salah satu aspek kunci dalam penyesuaian ini adalah mengidentifikasi topik atau
kasus pembelajaran yang memiliki relevansi tinggi dengan kehidupan nyata siswa. Materi
pembelajaran haruslah mencerminkan masalah-masalah sosial, lingkungan, atau ekonomi di
sekitar siswa, agar siswa dapat merasa terhubung dengan pembelajaran yang mereka terima.
Selain itu, materi pembelajaran juga harus diintegrasikan dengan kebutuhan kurikulum sekolah
dan standar pembelajaran yang berlaku. Dengan memastikan bahwa materi pembelajaran
terkait dengan kurikulum, guru dapat memastikan bahwa siswa tidak hanya mengembangkan
keterampilan dalam menyelesaikan masalah, tetapi juga memahami dan mampu
mengaplikasikan konsep-konsep akademik yang relevan.
Selain mengenai relevansi, penyesuaian materi pembelajaran juga melibatkan desain tugas
atau proyek yang menantang dan merangsang pikiran siswa. Tugas-tugas ini harus dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa merasa tertantang untuk mencari solusi yang kreatif dan
mendalam. Penggunaan studi kasus yang mencerminkan situasi nyata juga dapat membantu
siswa melihat relevansi dari pembelajaran yang mereka terima. Penyesuaian materi dengan
konteks PBL juga mencakup pemanfaatan teknologi dan sumber daya lainnya yang dapat
memperkaya pengalaman pembelajaran siswa. Dengan menggabungkan teknologi, sumber
daya lokal, dan kebutuhan siswa, penyesuaian materi pembelajaran dengan konteks PBL dapat
menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif, serta memperluas pemahaman dan keterampilan mereka dalam menghadapi tantangan
dunia nyata.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL), peran guru dan siswa memiliki arti
yang sangat penting. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga fasilitator yang mengarahkan dan
membimbing siswa dalam menjelajahi masalah kompleks. Sementara itu, siswa tidak hanya
penerima informasi, melainkan juga peneliti yang aktif, pemecah masalah, dan pembuat
keputusan. Implementasi PBL melibatkan langkah-langkah yang terstruktur, mulai dari
orientasi pada masalah hingga analisis dan evaluasi hasil pemecahan masalah. Dalam proses
ini, interaksi antara guru dan siswa, serta antar siswa dalam kelompok, memainkan peran
penting dalam perkembangan kognitif siswa. Tidak hanya itu dalam proses ini juga dapat
memperkaya pemahaman,dan kreativitas siswa.
4.2 Saran
Dalam mengimplementasikan PBL, penting bagi guru untuk terus mengembangkan
keterampilan sebagai fasilitator dan pembimbing, memastikan bahwa lingkungan
pembelajaran merangsang minat siswa, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, disarankan agar guru dan sekolah
memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi yang ada untuk memperkaya konten
pembelajaran dan membuatnya lebih relevan dengan kehidupan nyata siswa. Pemberian
pelatihan dan dukungan kepada guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran PBL juga dapat meningkatkan efektivitas implementasi PBL di kelas. Selain itu,
penting juga untuk melibatkan orang tua dan stakeholder lainnya dalam mendukung
pembelajaran PBL, sehingga kolaborasi antara sekolah, guru, siswa, dan orang tua dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan kognitif dan
kreativitas anak-anak di SD.

DAFTAR PUSTAKA

Anifah, R. D., & Wahyudi, W. (2020). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Kelas V SD. JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 8(1), 60-68.
Hadrianto, C. (2013). Penerapan pendekatan interaktif oleh tutor dalam pembelajaran paket c
pada kelompok binuang sakti kota padang. Spektrum: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
(PLS), 1(2).
Oktaffi Arinna Manasikana,dkk. (2022). Model Pembelajaran Inovatif Dan Rencana
Pembelajaran Untuk Guru IPA SMP. Jombang : LPPM UNHASY TEBUIRENG JOMBANG.

Piaget, J. (1970). Science of education and the psychology of the child. New York: Viking.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Made, Wena. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai