Disusun oleh :
ARDIANSYAH (2205020039)
zz
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Model Pembelajaran Problem Based
Learning”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
zz
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
zz
zz
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
zz
1
sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus
dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan
perancah atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkan
kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam
berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik
mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
zz
2
5. Siswa dapat mengatahui model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
6. Siswa dapa tmengetahui kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran
7. Siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
zz
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah Pembelajaran
zz
4
to learn yet seldom teach then about learning, we expect student
to solve problem yet seldom teach then about problem solving”
yang berarti dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk
belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana
siswa belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan
masalah, tetapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya
menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, dalam model
pembelajaran berbasis pemecahan masalah dirancang untuk
membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan
intelektualnya.
PBL seperti yang umumnya dikenal saat ini berevolusi dari kurikulum
ilmu kesehatan inovatif yang diperkenalkan di Amerika Utara lebih dari 30 tahun
yang lalu. Fakultas kedokteran di McMaster University di Kanada
memperkenalkan proses tutorial, tidak hanya sebagai metode instruksional
tertentu, tetapi juga sebagai pusat filosofi mereka untuk menyusun seluruh
kurikulum yang mempromosikan pendidikan multidisiplin yang berpusat pada
siswa, dan pembelajaran seumur hidup dalam praktik profesional. Oleh karena itu
Barrows & Tamblyn pada tahun 1980 memperkenalkan PBL sebagai pendekatan
yang berpusat pada peserta didik instruksional (dan kurikuler) yang
memberdayakan peserta didik untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori
dan praktik, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan solusi yang layak untuk masalah yang ditentukan.
Barrows dan Tamblyn mendefinisikan metode baru
pembelajaran berbasis masalah sebagai pembelajaran yang
dihasilkan dari proses kerja menuju pemahaman atau
penyelesaian suatu masalah. Ringkas prosesnya sebagai berikut:
zz
5
2. Situasi masalah disajikan kepada siswa dengan cara melihat keadaan
yang sedang terjadi.
3. Para siswa memecahkan masalah dengan cara yang memungkinkan
kemampuannya untuk menalar dan menerapkan pengetahuan untuk
ditantang dan dievaluasi, sesuai dengan tingkat pembelajarannya.
4. Area pembelajaran yang dibutuhkan diidentifikasi dalam proses
bekerja dengan masalah dan digunakan sebagai panduan untuk belajar
individu.
5. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari studi diterapkan
kembali ke masalah, untuk mengevaluasi keefektifan pembelajaran
dan untuk penghijauan kembali pembelajaran.
6. Pembelajaran yang telah akurat dalam pemecahan masalah dan dalam
studi individual diringkas dan diintegrasikan ke dalam pengetahuan
dan keterampilan siswa yang ada.
Torp dan Sage (2002) menggambarkan PBL sebagai fokus,
pengalaman belajar diselenggarakan di sekitar penyelidikan dan
masalah dunia nyata. Hmelo- Silver (2004) menggambarkan
PBL sebagai metode instruksional di mana siswa belajar melalui
pemecahan masalah yang difasilitasi yang berpusat pada masalah
kompleks yang tidak memiliki jawaban yang benar tunggal.
zz
6
suatu pengetahuan yang bermakna baginya. Keterlibatan
langsung siswa dalam mengkaji berbagai informasi dan data
yang konkret menjadi katrol pelajaran menjadi jelas bagi siswa.
zz
7
menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk penemuan siswa.
Konsep lain dari brunner adalah scaffolding yang didefinisikan
sebagai proses seseorang siswa dibantu merumuskan mahasiswa
mampu memahami masalah tertentu melampaui kapasitas
perkembangannya. Pembelajaran penemuan memiliki kaitan
intelektual dengan PBI, yaitu pada kedua model ini guru
menekankan keterlibatan siswa secara aktif, orientasi induktif lebih
ditekankan dari pada deduktif, dan siswa menemukan dan
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
zz
8
kemampuan mereka untuk membedakan informasi mana yang
dapat diandalkan dan mana yang tidak.Kerja tim:
mempersiapkan siswa untuk lingkungan sosial Evaluasi diri dan
kritik diri, terhadap kepuasan diri, mencoba untuk melihat
melampaui ide-ide dan pengetahuan mereka sendiri.
zz
9
dalam prosesnya menjadi pembelajar mandiri. Hmelo Silver
(2004) mencatat bahwa siswa bekerja dalam kelompok
kolaboratif untuk mengidentifikasi apa yang perlu mereka
pelajari untuk memecahkan masalah, terlibat dalam
pembelajaran mandiri, menerapkan pengetahuan baru mereka
untuk masalah, dan merenungkan apa yang mereka pelajari dan
efektivitas strategi yang digunakan. Karakteristik lain dari model
pembelajaran berbasis masalah ini adalah mengorganisasikan
siswa di seputar masalah, bukan di seputar disiplin ilmu,
penyelidakan secara langsung, menghasilkan solusi,
mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk
suatu produk atau kinerja
zz
10
3. Memfasilitasi siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran
mereka sendiri.
zz
11
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah suatu metode pembelajaran
yang berlandaskan pada prinsip pemanfaatan permasalahan-permasalahan
sebagai poin permulaan untuk proses mendapatkan dan mengintegrasikan suatu
pengetahuan baru. Pembelajaran berbasis masalah meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam beberapa hal, yakni: mentransfer konsep dan permasalahan
baru, integrasi konsep, ketertarikan/minat belajar, belajar dengan arahan
sendiri; dan keterampilan belajar.
B. Saran
Saran dari kami untuk pembaca:
1. Dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, agar kami dapat
penulis dapat menyusun makalah menjadi lebih baik lagi.
2. Disarankan untuk pembaca tidak menjadikan makalah ini sebagai acuan.
zz
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Setiawati, I., Nurlaelah, I., & Handayani. (2017). Penerapan Asesmen
Autentik Dalam Model PBL untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Peserta Didik. Seminar Nasional Pendidikan, 18–26.
Widodo & Lusi W. (2013). Peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar
siswa dengan metode problem based learning pada siswa kelas
VIIA Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo tahun pelajaran
2012/2013. Jurnal Fisika Indonesia. 13(49): 32-35.
zz
zz