Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN

“PROBLEM BASED LEARNING (PBL)”


DOSEN PENGAMPU : SAKURA ALWINA, M.Pd

Disusun oleh :
ARDIANSYAH (2205020039)

RIO ANANDA PA (2205020217)

FATIMAH ZUHRA (2205020050)

RENO PRISTIANDO (2205020054)

WINDI AUDI YANDRI (2205020174)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU KEGURUAN STKIP
AL MAKSUM LANGKAT
TAHUN 2023/2024

zz
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Model Pembelajaran Problem Based
Learning”

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Model


Pembelajaran Problem Based Learning” dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Stabat,1 Maret 2023

Penulis

zz
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................


iii

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakangan Masalah .................................................................................1

B.Rumusan Masalah ..............................................................................................2

C.Tujuan Penulisan ................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A.Masalah Pembelajaran .......................................................................................3

B.Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)........................................4

C.Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..........................7

D.Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .................7

E.Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL) ............................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................10

3.2 Saran .....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

zz
zz
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan suatu


kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar yang
memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang memadai. Proses kegiatan pembelajaran dan keberhasilan
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan
pendidik dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.
Pada saat kegiatan pembelajaran guru seharusnya menggunakan
model pembelajaran yang sesuai agar pelajaran yang
disampaikan diterima dengan baik oleh peserta didik.
Pembelajaran dalam biologi menyediakan berbagai pengalaman
belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Guru sebagai
pendidik dituntut untuk dapat melakukan inovasi dalam
mengkombinasikan model pembelajaran yang sesuai untuk
menyampaikan materi pokok bahasan sehingga tujuan yang
diharapkan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Untuk mengetahui tercapainya tujuan dari sebuah proses
pembelajaran maka perlu dilakukan evaluasi atau penilaian pada
akhir proses pembelajaran. Dalam mencapai tujuan tersebut
maka diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat dan
efektif.

Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda


dengan model pembelajaran yang lainnya. Dalam model
pembelajaran ini, peranan guru adalah menyodorkan berbagai
masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi
dan dialog. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas, walaupun

zz
1
sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus
dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan
perancah atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkan
kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam
berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik
mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa saja masalah dalam pembelajaran?


2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)?
3. Apa saja tujuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
4. Bagaimana karakteristik model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)?
5. Bagaimana sintaks model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)?
6. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)?
7. Bagaimana assesmen dan evaluasi model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Siswa dapat mengetahui masalah dalam pembelajaran


2. Siswa dapat mengetahui pengertian model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)
3. Siswa dapat mengetahui tujuan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)
4. Siswa dapat mengetahui karakteristik model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)

zz
2
5. Siswa dapat mengatahui model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
6. Siswa dapa tmengetahui kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran
7. Siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

zz
3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Pembelajaran

Mata pelajaran biologi identik dengan pembelajaran


hafalan. Tidak jarang ditemukan di lapangan bahwa kemampuan
memecahkan masalah dan proses penalaran masih kurang
dikarenakan proses pembelajaran yang bersifat tekstual dan
teacher centered yang masih menjadi primadona pada proses
belajar mengajar. Pada kenyataannya siswa masih kurang
mampu dalam menghubungkan konsep yang telah dimilikinya
dengan kehidupan nyata. Ketidakpuasanpun ditujukan pada cara
mengajar yang selalu menekankan hanya pada penguasaan
konsep belaka. Pengetahuan tentang suatu konsep memang suatu
hal yang sangat penting. Namun pengetahuan tentang konsep
tersebut akan dianggap tidak bermanfaat jika hanya ditransfer
dari guru ke siswanya.

Keterampilan-keterampilan abad 21 yang perlu dimiliki


menurut US- based Partnership for 21st Century Skills (P21)
adalah “The 4Cs”- communication, collaboration, critical
thinking, dan creativity. Setiap proses pembelajaran peserta didik
wajib untuk lebih aktif, bukan hanya sekedar melalukan aktifitas
mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru saja. Widodo
& Lusi (2013) dalam penelitiannya mengatakan bahwa model
pembelajaran yang tidak melibatkan peserta didik selama
pembelajaran dapat mengurangi partisipasi aktif peserta didik
dalam pembelajaran dan akan berdampak pada rendahnya hasil
belajar peserta didik.

Menurut Arend dalam buku yang ditulis oleh Triantoro Al-


Tabany mengatakan bahwa “It is strange that we expect student

zz
4
to learn yet seldom teach then about learning, we expect student
to solve problem yet seldom teach then about problem solving”
yang berarti dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk
belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana
siswa belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan
masalah, tetapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya
menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, dalam model
pembelajaran berbasis pemecahan masalah dirancang untuk
membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan
intelektualnya.

B. Konsep Dasar Model Pembelajaran Problem Based Learning

PBL seperti yang umumnya dikenal saat ini berevolusi dari kurikulum
ilmu kesehatan inovatif yang diperkenalkan di Amerika Utara lebih dari 30 tahun
yang lalu. Fakultas kedokteran di McMaster University di Kanada
memperkenalkan proses tutorial, tidak hanya sebagai metode instruksional
tertentu, tetapi juga sebagai pusat filosofi mereka untuk menyusun seluruh
kurikulum yang mempromosikan pendidikan multidisiplin yang berpusat pada
siswa, dan pembelajaran seumur hidup dalam praktik profesional. Oleh karena itu
Barrows & Tamblyn pada tahun 1980 memperkenalkan PBL sebagai pendekatan
yang berpusat pada peserta didik instruksional (dan kurikuler) yang
memberdayakan peserta didik untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori
dan praktik, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan solusi yang layak untuk masalah yang ditentukan.
Barrows dan Tamblyn mendefinisikan metode baru
pembelajaran berbasis masalah sebagai pembelajaran yang
dihasilkan dari proses kerja menuju pemahaman atau
penyelesaian suatu masalah. Ringkas prosesnya sebagai berikut:

1.Masalah dihadapi terlebih dahulu dalam pembelajaran sebelum


persiapan atau pembelajaran terjadi.

zz
5
2. Situasi masalah disajikan kepada siswa dengan cara melihat keadaan
yang sedang terjadi.
3. Para siswa memecahkan masalah dengan cara yang memungkinkan
kemampuannya untuk menalar dan menerapkan pengetahuan untuk
ditantang dan dievaluasi, sesuai dengan tingkat pembelajarannya.
4. Area pembelajaran yang dibutuhkan diidentifikasi dalam proses
bekerja dengan masalah dan digunakan sebagai panduan untuk belajar
individu.
5. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari studi diterapkan
kembali ke masalah, untuk mengevaluasi keefektifan pembelajaran
dan untuk penghijauan kembali pembelajaran.
6. Pembelajaran yang telah akurat dalam pemecahan masalah dan dalam
studi individual diringkas dan diintegrasikan ke dalam pengetahuan
dan keterampilan siswa yang ada.
Torp dan Sage (2002) menggambarkan PBL sebagai fokus,
pengalaman belajar diselenggarakan di sekitar penyelidikan dan
masalah dunia nyata. Hmelo- Silver (2004) menggambarkan
PBL sebagai metode instruksional di mana siswa belajar melalui
pemecahan masalah yang difasilitasi yang berpusat pada masalah
kompleks yang tidak memiliki jawaban yang benar tunggal.

Problem based learning didasarkan oleh landasan yang kuat


oleh berbagai ahli. Dukungan teori stick yang mendasari
problem based learning di deskripsikan saya sebagai berikut:

1. John Dewey dan problem oriented classroom.


Pedagogik dewey mendorong agar guru melibatkan siswa
dalam berbagai kegiatan yang berorientasi masalah dan
membantu mereka untuk menyelidiki berbagai masalah sosial
dan intelektual penting. Pembelajaran di sekolah menurut dewey
seharusnya memiliki maksud yang jelas dan tidak abstrak serta
problem centered. Filosofi dari pemikiran dewey menekankan
bahwa yang konkret untuk dioperasikan oleh siswa menjadi

zz
6
suatu pengetahuan yang bermakna baginya. Keterlibatan
langsung siswa dalam mengkaji berbagai informasi dan data
yang konkret menjadi katrol pelajaran menjadi jelas bagi siswa.

2. Pieget, Vigotsky dan kontruktivisme.

Pieget berpendapat bahwa pembelajaran yang bermakma


adalah ketika belajar dilibatkan dalam proses mendapatkan
informasi dan menginstruksikan pengetahuannya sendiri.
Menurut Pieget situasi dalam pembelajaran harus mendorong
anak untuk bisa bereksperimen atau mengujicobakan berbagai
hal yang melibatkan apa yang terjadi, dapat melontarkan
pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, kemudian
merekonsiliasi apa yang ditemukannya dan membandingkan
temuannya dengan anak-anak lain. Vygotsky juga meyakini
bahwa intelektual berkembang apabila individu menghadapi
pengalaman baru yang membingungkan dan ketika mereka
berusaha mengatasi masalah yang timbul oleh pengalaman-
pengalaman yang ada. Ketika individu berusaha untuk
menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya dan mencoba mekonstruksikannya
menjadi pengetahuan dengan makna baru. Interaksi sosial
dengan orang lain akan membantu percepatan pong konstruk
sian pengetahuan dan ide-ide hal ini meningkatkan intelektual
anak yang berarti interaksi sosial dalam belajar adalah faktor
yang mendukung pembentukan pengetahuan baru bagi individu.
Dasar teori di sini menjadi salah satu karakteristik dalam
pembelajaran berbasis masalah.

3. Brunner dan pembelajaran penemuan

Brunner yakin pentingnya siswa telibat dalam pembelajaran


dan dia meyakini bahwa pembelajaran yang terjadi sebenarnya
melalui penemuan pribadi. Menurut Brunner tujuan pendidikan
tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga

zz
7
menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk penemuan siswa.
Konsep lain dari brunner adalah scaffolding yang didefinisikan
sebagai proses seseorang siswa dibantu merumuskan mahasiswa
mampu memahami masalah tertentu melampaui kapasitas
perkembangannya. Pembelajaran penemuan memiliki kaitan
intelektual dengan PBI, yaitu pada kedua model ini guru
menekankan keterlibatan siswa secara aktif, orientasi induktif lebih
ditekankan dari pada deduktif, dan siswa menemukan dan
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.

Berdasarkan konsep-konsep tersebut, model pembelajaran


berbasis pemecahan masalah dapat digunakan oleh guru dengan
pertimbangan bahwa guru menginginkan agar siswa tidak hanya
sekedar mengingat materi pembelajaran tetapi juga menguasai dan
memahami secara penuh permasalahan yang dipelajarinya. Dengan
demikian siswa menjadi lebih kuat pemahamannya terhadap
konsep yang diajarkan Dalam proses pembelajaran. model PBL ini
dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan keterampilan
berpikir rasional siswa karena dalam pembelajaran ini terdapat
proses yang mengarahkan siswa untuk menganalisis situasi,
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya, mengenal adanya
perbedaan antara fakta dan pendapat serta mengembangkan
kemampuan dalam membuat dugaan objektif. Ketika guru
merasa siswanya tidak memilik kemampuan untuk belajar
mandiri, pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan.

C. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dari


berbagai bidang melalui proyek-proyek yang lebih kompleks dan
multidisiplin Pembelajaran dan pekerjaan otonom: masalah tidak
terstruktur yang membutuhkan penelitian.Otonomi akan
mengarah pada penelitian dan pencarian informasi, dan dalam
konteks itu sangat penting untuk mengembangkan

zz
8
kemampuan mereka untuk membedakan informasi mana yang
dapat diandalkan dan mana yang tidak.Kerja tim:
mempersiapkan siswa untuk lingkungan sosial Evaluasi diri dan
kritik diri, terhadap kepuasan diri, mencoba untuk melihat
melampaui ide-ide dan pengetahuan mereka sendiri.

D. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning


PBL adalah pendekatan yang berpusat pada peserta
didik instruksional (dan kurikuler) yang memberdayakan peserta
didik untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori dan
praktik, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan solusi yang layak untuk masalah yang
ditentukan. Penting untuk keberhasilan pendekatan adalah
pemilihan masalah yang tidak terstruktur (sering interdisipliner)
dan guru sebagai tutor yang memandu proses pembelajaran dan
melakukan pembekalan menyeluruh pada akhir pengalaman
belajar. Beberapa penulis telah menggambarkan karakteristik dan
fitur yang diperlukan untuk pendekatan PBL yang sukses untuk
instruksi. siswa didorong untuk membaca dokumen sumber,
karena kutipan singkat tidak memberikan informasi yang
mendetail.

PBL menggambarkan metode yang digunakan dan


keterampilan khusus yang dikembangkan, termasuk kemampuan
untuk berpikir kritis, menganalisis dan memecahkan masalah
dunia nyata yang kompleks, untuk menemukan, mengevaluasi,
dan menggunakan sumber belajar yang tepat, bekerja secara
kooperatif, untuk menunjukkan keterampilan komunikasi yang
efektif, dan menggunakan pengetahuan konten dan keterampilan
intelektual untuk menjadi pembelajar terus-menerus.

Torp dan Sage (2002) menggambarkan siswa sebagai


pemecah masalah yang terlibat, berusaha mengidentifikasi akar
masalah dan kondisi yang diperlukan untuk solusi yang baik dan

zz
9
dalam prosesnya menjadi pembelajar mandiri. Hmelo Silver
(2004) mencatat bahwa siswa bekerja dalam kelompok
kolaboratif untuk mengidentifikasi apa yang perlu mereka
pelajari untuk memecahkan masalah, terlibat dalam
pembelajaran mandiri, menerapkan pengetahuan baru mereka
untuk masalah, dan merenungkan apa yang mereka pelajari dan
efektivitas strategi yang digunakan. Karakteristik lain dari model
pembelajaran berbasis masalah ini adalah mengorganisasikan
siswa di seputar masalah, bukan di seputar disiplin ilmu,
penyelidakan secara langsung, menghasilkan solusi,
mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk
suatu produk atau kinerja

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem


Based Learning

Berikut beberapa Kelebihan yang didapatkan ketika menerapkan model


pembelajaran PBL:

1. Siswa yang diajar melalui PBL menjadi mandiri untuk belajar


dengan rasa ingin mengetahui dan mempelajari kemampuan untuk
merumuskan kebutuhan mereka sebagai siswa dan kemampuan
untuk memilih dan menggunakan sumber daya terbaik yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan ini. Keterampilan ini menjadi kebiasaan
yang baik dimasa yang akan dating dalam kehidupan sehari-hari.

2. Siswa yang diajar melalui PBL menjadi mandiri untuk belajar


dengan rasa ingin mengetahui dan mempelajari kemampuan untuk
merumuskan kebutuhan mereka sebagai siswa dan kemampuan
untuk memilih dan menggunakan sumber daya terbaik yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan ini. Keterampilan ini menjadi kebiasaan
yang baik dimasa yang akan dating dalam kehidupan sehari-hari.

zz
10
3. Memfasilitasi siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran
mereka sendiri.

4. Peningkatan motivasi siswa untuk belajar dengan memfokuskan


pembelajaran pada permasalahan yang nyata

Sayangnya tidak ada satu strategi pendidikan yang


sempurna untuk semua situasi pendidikan dan PBL memiliki
beberapa kelemahan yang signifikan, anatara lain:

1. Guru dituntut untuk memfasilitasi pembelajaran daripada secara


langsung memberikan pengetahuan mereka. Ini mungkin dianggap
tidak efisien dan mungkin menurunkan motivasi guru.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui PBL kurang terorganisir
daripada pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran
tradisional.
3. Guru akan kesulitan untuk menjadi fasilitator jika sebelumnya lebih
sering mengajar tradisional.
4. Waktu yang dibutuhkan siswa untuk sepenuhnya terlibat dalam PBL
yang singkat.

zz
11
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah suatu metode pembelajaran
yang berlandaskan pada prinsip pemanfaatan permasalahan-permasalahan
sebagai poin permulaan untuk proses mendapatkan dan mengintegrasikan suatu
pengetahuan baru. Pembelajaran berbasis masalah meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam beberapa hal, yakni: mentransfer konsep dan permasalahan
baru, integrasi konsep, ketertarikan/minat belajar, belajar dengan arahan
sendiri; dan keterampilan belajar.

Karakteristik-karakteristik yang melekat dalam model pembelajaran


berbasis masalah yaitu: i) Belajar inkuiri (merumuskan pertanyaan investigatif)
dan keterampilan melakukan pemecahan masalah dimana menstimulasi
mahasiswa menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order
thinking skill) memancing stimulasi mental seperti; induksi, deduksi,
klasifikasi, dan reasoning; ii) Peran perilaku dewasa (adult role behaviors); dan
iii) Keterampilan belajar mandiri (skills for independent learning).

B. Saran
Saran dari kami untuk pembaca:

1. Dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, agar kami dapat
penulis dapat menyusun makalah menjadi lebih baik lagi.
2. Disarankan untuk pembaca tidak menjadikan makalah ini sebagai acuan.

zz
12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, T. I. B. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,


Progresif, dan Kontekstual: Konsep Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum 2012 (Kurikulum Tematik
Integratif/ KTI). Kencana.

Blumberg, P. (2021). Assessing Students During the Problem-Based


Learning (PBL) Process. International Associated of Medical
Science Education. 15(2).

Boud, D., & Feletti, G. I. (1997). The Challenge of Problem Based


Learning 2nd Edition. Biddles LTD.

Darmawan, E.., Yusnaeni., Ismirawati, n., & Ristanto, R. H. (2021).


Strategi Belajar Mengajar Biologi. Pustaka Rumah Cinta.

Hmelo-Silver, C. E. (2004). Problem-based learning: What and how do


students learn. Educational Psychology Review. 16(3).

Lismiya, L. (2019). Berpikir Kritis & PBL (Problem Based Learning).


Media Sahabat Cendekia.

P21. (2011). Framework for 21st Century Learning. Washington DC,


Partnership for 21st Century Skills.

Savery, J. R. (2006). Overview of Problem Based Learning: Definition


and Distinction. Interdisciplinary Journal of Promlem Based
Learning, 1(1), 9- 20.

13
Setiawati, I., Nurlaelah, I., & Handayani. (2017). Penerapan Asesmen
Autentik Dalam Model PBL untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Peserta Didik. Seminar Nasional Pendidikan, 18–26.

Torp, L., & Sage, S. (2002). Problems as Possibilities: Problem-Based


Learning for K-16 Education (2nd ed.). Association for
Supervision and Curriculum Development.

Widodo & Lusi W. (2013). Peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar
siswa dengan metode problem based learning pada siswa kelas
VIIA Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo tahun pelajaran
2012/2013. Jurnal Fisika Indonesia. 13(49): 32-35.

Yustina., Darmawati., & Apriandi, R. (2018). Strategi Pembelajaran


Biologi.

University of Riau Press

zz
zz

Anda mungkin juga menyukai