Penerbit obligasi berasal dari perusahaan, pemerintah, dan lembaga supranasional. Mereka
menawarkan pendapatan reguler kepada pemberi pinjaman.
Jenis obligasi yang diterbitkan biasanya terbagi menjadi, obligasi kupon tetap, obligasi
kupon variabel, dan obligasi berprinsip syariah. Jenis obligasi pemerintah adalah obligasi
yang diterbitkan oleh pemerintah, salah satu contohnya adalah ORI.
Contoh dari obligasi adalah Surat Utang Negara (SUN), kemudian perusahaan yang bisa
berasal dari perusahaan swasta nasional, contohnya BUMN. ORI (Obligasi Ritel Indonesia)
juga adalah bentuk dari Surat Berharga Negara (SBN) yang juga termasuk obligasi.
Artinya, jika perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka pemegang obligasi mendapat
hak pertama untuk didahulukan saat terjadi penjualan aset. Untuk klaim pendpatan,
pemegang obligasi juga mempunyai hak terlebih dahulu dari pada pemegang saham umum
maupun saham preference.
Karakteristik obligasi memiliki nilai nominal yang tertera dalam lembar obligasi.
Karakteristik obligasi ini menjadi ciri khas yang sangat mudah dikenali.
Setiap penerbitan obligasi selalu disertai dengan kupon dengan tingkat suku bunga
tertentu. Bunga ini bisa dibayar tiap bulan, tiga bulan, empat bulan, atau enam bulan.
Ada yang jatuh temponya 5, 10, 15 bahkan 30 tahun. Untuk obligasi yang dikeluarkan
oleh negara, jatuh temponya rata-rata 2 tahun.
Investasi ini mempunyai peringkat, misalnya AAA, AA+, AA-, BBB+, dan sebagainya.
Peringkat ini mencerminkan resiko yang terkandung dari obligasi tersebut. Peringkat AAA
merupakan peringkat yang tertinggi. Peringkat AA+, AA-, BBB+, dan seterusnya
menunjukkan peringkat yang Paling rendah. Semakin tinggi peringkat obligasi, biasanya
semakin rendah tingkat bunga yang ditawarkan. Demikian pula sebaliknya.
Obligasi berfungsi sebagai alternatif solusi bagi penerbit yang membutuhkan pembiayaan
tertentu untuk mendapatkan dana jangka dengan harga yang relatif rendah. Dan untuk
menjaga agar nilai investasi dan resikonya tetap bisa stabil.
Obligasi juga bisa dimanfaatkan sebagai jaminan atau agunan sebagai salah satu syarat
untuk mendapat pinjaman bank. Selain itu, surat obigasi juga bisa dijadikan sebagai jaminan
untuk membeli saham ke bursa efek (stock exchange).
Resiko investasi obligasi disebut resiko likuiditas. Harga obligasi amat ditentukan oleh
perubahan inflasi atau suku bunga. Jika inflasi dan suku bunga naik, maka harga obligasi
akan turun dan sebaliknya jika inflasi dan suku bunga naik, maka harga obligasi akan naik.
Dalam hukum ekonmi islam, obigasi yang berdasarkan pada utang dengan pendapatan
keuntungan yang berupa bunga dipandang sebagai suatu bentuk produk keuangan yang
mengandung unsur riba, sehingga bagi seorang muslim hal ini wajib untuk dihindari.
Tujuan korporasi publik didirikan untuk membantu serta memberikan layanan ke publik.
Mereka memiliki motif pelayanan dan keuntungan hanyalah pertimbangan sekunder.
Misalnya, maskapai milik negara beroprasi untuk memfasilitasi transportasi penduduk di
daerah-daerah terpencil.
Korporasi publik berada disektor publik dan biasanya beroprasi di industri-industri strategis
dan sangat diatur seperti ketenagalistrikan, kesehatan dan transportasi umum. Atau,
mereka mengelola industri atau usaha yang dinasionalisasi.
Mereka dibentuk dengan fleksibiitas seperti sektor swasta dan otoritas seperti di sektor
pemerintah. Meski dimiliki oleh pemerintah, manajemen perusahaan mengambil keputusan
sehari-hari. Tapi untuk keputusan kebijakan utama, itu diambil oleh pemerintah.
1. Keterjangkauan
2. Kontinuitas operasi
Korporasi publik tetap beroprasi dengan dukungan pemerintah bahkan jika itu rugi.
Pemerintah akan mempertahankanya karna mereka memberi manfaat sosial yang cukup
besar kepada publik.
3. Dukungan pemerintah
Perusahaan tidak terlalu pusing untuk mengumpulkan dana karena mendapaat dukungan
pendanaan yang kuat dari pemerintah. Begitu juga, perusahaan memberikan hak istimewa
untuk beroprasi, sehingga tidak menghadapi tekanan pesaing.
1. Inefisiensi
Karena tidak menghadapi tekanan pesaingan, tidak ada alasan bagi perusahaan untuk
beroprasi lebih efisien. Selain itu, perusahaan juga tidak mengejar target laba secara ketat,
membuat mereka tidak terlalu khawatir tentang efisien.
2. Intervensi
3. Pemborosan uang
Karena tekanan untuk lebh efisien lebih rendah, maka perusahaan kemungkinan
mengkonsumsi lebih banyak biaya. Itu bisa menghabiskan anggaran pemerintah yang besar
untuk mensubsidi mereka.
NON PROFIT CORPRATION
Non profit corporation atau korporasi nirlaba adalah setiap badan hukum yang telah
didirikan berdasarkan hukum yurisdiksinya untuk tujuan selain menghasilkan keuntungan
bagi pemilik atau pemegang sahamnya. Bergantung pada undang-undang yurisdiksi,
perusahaan nirlaba dapat melakukan pengakuan resmi seperti itu, dan dapat dikenakan
pajak secara berbeda dari perusahaan nirlaba, dan diperlakukan secara berbeda dengan
cara lain. Atau pengertian lain, korporasi/organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik perhatian
publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang
bersifat mencari laba (moneter).
Dalam ruang lingkup PSAK No 45 (2009: 45.2), dikatakan bahwa sebuah organisasi nirlaba
harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :
Jenis pendapatan yang terdapat pada korporasi nirlaba tergantung kepada jenis dan
karakteristik dari korporasi nirlaba. Jenis pendapatan yang tedapat pada korporasi nirlaba
dapat dibagi menjadi :
1. Tidak terikat
2. Terikat secara permanen
3. Terikat temporer