Anda di halaman 1dari 5

Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat

diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk membayar imbalan
berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang
telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi merupakan salah satu investasi
Efek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi
yang relatif stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga, dibandingkan dengan saham.
Jenis-jenis obligasi pada umumnya:
1. Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi dalam bentuk Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh
Pemerintah RI. Pemerintah menerbitkan obligasi dengan kupon tetap (seri FR- Fixed Rate),
obligasi dengan kupon variable (seri VR –Variable Rate) dan obligasi dengan prinsip syariah/
Sukuk Negara.
2. Obligasi Korporasi, yaitu obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh Korporasi
Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. Sama seperti obligasi pemerintah, obligasi
korporasi terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variabel dan obligasi
dengan prinsip syariah. Ada Obligasi Korporasi yang telah diperingkat atau ada yang tidak
diperingkat.
3. Obligasi Ritel, yang diterbitkan oleh Pemerintah yang dijual kepada individu atau
perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk oleh Pemerintah. Biasanya ada beberapa jenis
yaitu ORI atau Sukuk Ritel.i
tu definisinya obligasi sama jenis nya BUMS atau Badan Usaha Milik Swasta merupakan badan
usaha atau perusahaan yang dimiliki oleh pihak swasta. Dalam hal ini pihak swasta pada
perusahaan BUMS terbagi menjadi 4 jenis yaitu Perseorangan, Perseroan Terbatas atau PT,
Persekutuan Komanditer atau CV, dan Firma atau Fa.





  

Artikel Obligasi Pemerintah: Pengertian, Jenis, RIsiko & Keuntungan

Obligasi Pemerintah: Pengertian, Jenis, RIsiko & Keuntungan

29 Des 2022

    Link Copied

Obligasi pemerintah adalah investasi berupa surat utang yang diterbitkan negara

Anda masih bingung ingin berinvestasi di mana? Jika iya, obligasi pemerintah adalah salah satu
instrumen investasi yang bisa Anda coba. Jaminan utang yang ditujukan sebagai pengumpulan
uang.

Pengumpulan dana tersebut digunakan untuk membiayai proyek negara melalui APBN.
Pemerintah dalam menerbitkan obligasi jenis ini akan bertanggung jawab membayar bunga atau
kupon berkala.

Yuk ketahui lebih jauh mengenai apa itu obligasi pemerintah dan jenis-jenisnya di artikel berikut
ini!

Pengertian Obligasi Pemerintah

Obligasi pada intinya merupakan surat utang yang diterbitkan oleh korporasi, pemerintah, atau
pihak lain untuk memperoleh pendanaan.

Obligasi ini memberikan penawaran imbal hasil lebih tinggi dari deposito dengan jangka waktu
yang sama.

Sebelum jatuh tempo, obligasi dapat dijual dengan tambahan imbal hasil jika harganya naik.

Nah, salah satu jenis dari investasi ini adalah obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sangat
minim risiko sehingga menjadi salah satu investasi yang aman.

Obligasi pemerintah adalah surat utang yang ditujukan untuk pendanaan dan diterbitkan negara
dalam hal ini oleh pemerintah Republik Indonesia.

Skema penerbitan obligasi pemerintah adalah dengan menawarkannya kepada masyarakat secara
perorangan.

Sistem obligasi pemerintah adalah pembayaran utang disertai dengan imbal hasil atau kupon
hingga jatuh tempo pada investor, yaitu masyarakat.

Keuntungan yang didapatkan ketika membeli obligasi pemerintah adalah dari kupon tersebut.

Kupon ini dibayar pemerintah dengan nominal yang sama pada tiap bulannya. Harga obligasi
pemerintah cenderung stabil dan tetap, walaupun terjadi fluktuasi di pasar.

Selain itu, obligasi pemerintah juga memiliki karakteristik yang khusus. Adapun beberapa
karakteristik khusus pada obligasi pemerintah adalah sebagai berikut ini:

1. Memiliki nilai tetap atau fixed rate pada kuponnya

2. Terdapat minimal pembelian, yaitu Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar
3. Bersifat capital gain dan capital loss

4. Investor dapat memperjualbelikan obligasi ini di pasar sekunder

Jenis-jenis Obligasi Pemerintah

Dalam obligasi pemerintah, terdapat jenis-jenis penerbitan yang dilakukan oleh negara untuk
mendapatkan pendanaan pembangunan negara dari investor, baik masyarakat maupun institusi.

Pada dasarnya, obligasi pemerintah atau SBN (Surat Berharga Negara) memiliki dua jenis, yaitu
SUN dan SPN.

SUN atau Surat Utang Negara terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu Obligasi Negara (ON) dan Surat
Perbendaharaan Negara (SPN). 

Nah, untuk SPN memiliki tenor pendek di bawah 1 tahun sehingga obligasi jenis ini jarang
diperdagangkan. Mata uang yang diterbitkan obligasi pemerintah adalah rupiah dan US Dollar.

Kupon tetap (fixed rate) dimiliki oleh obligasi negara dengan denominasi US Dollar (INDON).

Selain itu, terdapat dua contoh obligasi pemerintah yang sering diperdagangkan di pasar
sekunder, yaitu ORI dan FR.

Kupon yang dibagikan melalui ORI maupun FR bersifat tetap dan tidak berubah hingga jatuh
tempo.

Oleh karena itu, investasi obligasi pemerintah melalui ORI dan FR tentu berpotensi
mendatangkan passive income yang menarik, mengapa demikian?

Karena imbal hasilnya lebih tinggi daripada suku bunga acuan Bank Indonesia dan sifat kupon
yang fixed rate.

Keuntungan Obligasi Pemerintah

Investasi obligasi pemerintah, khususnya melalui ORI dapat berpotensi mendapatkan


keuntungan.

Keuntungan masyarakat atau individu sebagai pemegang obligasi adalah sebagai berikut:

1. Berpotensi mencapai capital gain

2. Nilai kupon lebih tinggi daripada rata-rata bunga deposito bank BUMN

3. Pembayaran kupon tiap bulan


4. Memiliki bunga tetap sampai jatuh tempo

5. Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder

6. Dapat dipinjamkan atau dijaminkan pada pihak lain sesuai kesepakatan

7. Masyarakat dapat ikut andil dalam pendanaan pembangunan nasional

8. Investasi yang aman dan dijamin pemerintah

9. Minim risiko

Risiko Obligasi Pemerintah

Walaupun terjamin aman, karena langsung diterbitkan oleh pemerintah, nyatanya obligasi
pemerintah tetap memiliki beberapa risiko. Nah, risiko obligasi pemerintah adalah sebagai
berikut: 

1. Risiko Pasar

Potensi kerugian pada obligasi pemerintah juga tidak dapat dimungkiri bisa terjadi. Risiko
kerugian disebabkan karena adanya penurunan harga di pasar sekunder.

Penurunan ini terjadi akibat investor menjual obligasi sebelum jatuh tempo pada pasar sekunder.

Risiko ini dapat diminimalisir dengan cara menghindari penjualan obligasi sebelum jatuh tempo,
agar nilai jual tetap tinggi dan mendapatkan keuntungan.

2. Risiko Likuiditas

Selanjutnya, risiko obligasi pemerintah adalah tentang likuiditas, yaitu saat investor menjual
sebelum jatuh tempo.

Hampir sama dengan risiko pasar, investor akan kesulitan saat menjual obligasi tersebut dengan
nilai wajar di pasar sekunder.

Itulah pengertian beserta jenis, keuntungan, dan risiko obligasi pemerintah. Kesimpulannya,
obligasi pemerintah adalah salah satu produk investasi yang memiliki risiko rendah.

Semoga penjelasan artikel ini dapat menambah pengetahuan dan membuat Anda sadar terkait
pentingnya memahami dunia investasi.
Crowding out effect adalah istilah untuk kondisi ketika penerbitan SBN yang terlalu agresif
dengan bunga yang terlalu tinggi mengakibatkan dana investor tesedot ke SBN dan justru
merugikan perbankan. Akibatnya, pertumbuhan kredit perbankan pun melemah, karena sebagian
besar dana tersedot ke surat utang.
Apa Efek Crowding Out?
Efek crowding out adalah teori ekonomi yang berpendapat bahwa peningkatan pengeluaran
sektor publik menurunkan atau bahkan menghilangkan pengeluaran sektor swasta .

Untuk membelanjakan lebih banyak, pemerintah membutuhkan pendapatan tambahan. Itu


diperoleh dengan menaikkan pajak atau dengan meminjam melalui penjualan sekuritas Treasury.
Pajak yang lebih tinggi dapat berarti berkurangnya pendapatan dan pengeluaran oleh individu
dan bisnis.

Penjualan Treasury dapat meningkatkan suku bunga dan biaya pinjaman. Itu dapat mengurangi
permintaan pinjaman dan pengeluaran.

Secara keseluruhan, kegiatan pemerintah ini dianggap mengakibatkan pengeluaran pengeluaran


oleh individu dan perusahaan swasta.
Memahami Efek Crowding Out
Efek crowding out didasarkan pada penawaran dan permintaan uang. Menurut teori, ketika
pemerintah mengambil tindakan peningkatan pendapatan, seperti meningkatkan pajak atau
penjualan surat utang, permintaan konsumen dan bisnis untuk menghasilkan pinjaman suku
bunga yang lebih tinggi menurun.
Ingatlah bahwa teori crowding out effect bertentangan dengan teori ekonomi lama yang terkenal
yang berpendapat bahwa pengeluaran pemerintah selama periode aktivitas ekonomi yang
melambat sebenarnya meningkatkan pengeluaran konsumen dan bisnis dengan, pada dasarnya,
memasukkan lebih banyak uang ke dalam kantong mereka.
Jenis Efek Crowding Out
Ekonomis
Pengurangan belanja modal perusahaan sebagian dapat mengimbangi manfaat yang dibawa
melalui pinjaman pemerintah, seperti stimulus ekonomi . Namun, ini hanya mungkin ketika
ekonomi beroperasi pada kapasitasnya. Dalam hal ini, stimulus pemerintah secara teoritis lebih
efektif ketika perekonomian berada di bawah kapasitasnya.

Namun, jika ini masalahnya, penurunan ekonomi dapat terjadi. Ini dapat mengurangi pendapatan
yang dikumpulkan pemerintah melalui pajak dan mendorongnya untuk meminjam lebih banyak
uang. Secara teoritis, ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan lingkaran setan peminjaman dan
penggusuran.

Kesejahteraan Sosial
Crowding out juga bisa terjadi karena kesejahteraan sosial , meskipun secara tidak langsung.
Ketika pemerintah menaikkan pajak untuk memperkenalkan atau memperluas program
kesejahteraan, individu dan bisnis dibiarkan dengan pendapatan diskresioner yang lebih sedikit .
Ini dapat mengurangi kontribusi amal.

Anda mungkin juga menyukai