Anda di halaman 1dari 3

MODUL 5

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang
berpiutang. Singkat kata obligasi adalah surat utang yang bisa dibeli dan pembeli akan mendapat
keuntungan berupa bunga nantinya. Dalam obligasi berisi tanggal jatuh tempo pembayaran utang
dan bunganya. Bunga dalam obligasi disebut kupon. Kupon wajib diberikan oleh penerbit
obligasi terhadap pemegang obligasi.

A. Obligasi Pemerintah. Obligasi pemerintah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah. Di Indonesia obligasi jenis ini diterbitkan setiap 1 tahun sekali dengan nama
Obligasi Negara Ritel (ORI). 
1. Surat Utang Negara (SUN )
Surat Utang Negara adalah Surat Berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah sesuai Undang-
Undang No. 24 Tahun 2002. Surat Utang Negara (SUN) merupakan surat pengakuan utang yang
dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara RI sesuai masa berlakunya. SUN
digunakan oleh pemerintah untuk membiayai kebutuhan anggaran pemerintah seperti untuk
menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).SUN dapat dimiliki investor
melalui pasar perdana maupun pasar sekunder. Pasar Perdana adalah kegiatan penawaran dan
penjualan Surat Utang Negara untuk pertama kali, sedangkan Pasar Sekunder adalah kegiatan
perdagangan Surat Utang Negara yang telah dijual di Pasar Perdana.

Jenis SUN
 Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
 Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah SUN yang berjangka waktu maksimal 12
bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.

2. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara adalah surat
berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan prinsip
syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini adalah perusahaan yang secara khusus
dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini (special purpose vehicle-SPV).

SBSN atau sukuk negara ini adalah suatu instrumen utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam
obligasi, di mana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip
syariah.
SBSN dapat berupa:

 SBSN ijarah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah (akad sewa menyewa
atas suatu aset),
 SBSN mudharabah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah (akad
kerjasama dimana salah satu pihak menyediakan modal [rab al-maal] dan pihak lainnya
menyediakan tenaga dan keahlian [mudharib] dimana kelak keuntungannya akan dibagi
berdasarkan persentase yang disepakati sebelumnya. Apabila terjadi kerugian, maka
kerugian tersebut adalah menjadi beban dan tanggung jawab pemilik modal),
 SBSN musyarakah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah (akad
kerjasama dalam bentuk penggabungan modal),
 SBSN istisna’, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad istisna’ (akad jual beli
untuk pembiayaan suatu proyek dimana cara, jangka waktu penyerahan barang dan harga
barang ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak),
 SBSN berdasarkan akad lainnya, selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah,
 SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih jenis akad.

3. ORI (Obligasi Negara Ritel)


Obligasi Negara Ritel atau biasa disebut ORI adalah salah satu produk investasi paling aman
karena memiliki risiko rendah. Bentuk dari ORI adalah obligasi atau surat utang yang diterbitkan
oleh Pemerintah Indonesia, kemudian ditawarkan kepada masyarakat secara perseorangan.Dalam
hal ini, pemerintah akan membayar utang obligasi kepada investor yakni masyarakat hingga
waktu jatuh tempo disertai dengan imbal hasil atau disebut kupon. Investor yang membeli ORI
atau SBN lainnya dari pemerintah tentunya akan mendapatkan keuntungan dari kupon yang
diberikan.Kupon tersebut akan pemerintah bayar tiap bulannya kepada investor. Besaran kupon
ORI adalah tetap sama setiap bulannya, sehingga walaupun terjadi fluktuasi di pasar efek, hal
tersebut tidak akan mempengaruhi. Selain itu, keuntungan lainnya yang akan didapatkan investor
ORI adalah dapat menjual kembali di pasar sekunder kepada investor lain.

4. Sukuk Negara Ritel (SR)


Bank Muamalat Indonesia sejak tahun 2012 dipercaya oleh pemerintah melalui Kementerian
Keuangan menjadi salah satu Agen Penjual Sukuk Negara Ritel (SR). Sukuk Negara Ritel (SR)
adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas
penyertaan terhadap Aset SBSN, dalam denominasi Rupiah dengan tingkat imbalan tertentu yang
telah ditetapkan (Fixed Coupon). Sukuk Negara Ritel (SR) diterbitkan khusus untuk investor
individu Warga Negara Indonesia di Pasar Perdana, serta dapat dimiliki oleh individu maupun
lembaga (perusahaan/yayasan/lembaga keuangan) melalui Pasar Sekunder.
Nasabah Bank Muamalat Indonesia dapat melakukan investasi dengan pembelian instrumen
Sukuk Negara Ritel (SR) tersebut pada pasar perdana (IPO) dan pasar sekunder dengan harga
yang kompetitif. Selain itu nasabah juga dapat menjual kepemilikan Sukuk Negara Ritel (SR)
pada Bank Muamalat Indonesia dengan harga yang kompetitif pula. Informasi lebih lanjut,
nasabah dapat menghubungi cabang terdekat atau Treasury Sales Staff kami melalui Treasury
Sales Department.

B. Obligasi Municipal
Municipal Bonds, adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara, kota, atau pemerintah daerah.
Obligasi ini adalah jenis obligasi yang bebas dari pajak (tax-exempt). Di Amerika, municipal
bonds juga dikenal dengan nama The Muni’s. Di Indonesia, municipal bonds lebih dikenal
dengan nama Obligasi Daerah. Sampai tahun 2020, pemerintah daerah di Indonesia masih terus
mengembangkan kapasitasnya dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah dan meningkatkan
kemandirian daerahnya supaya mampu menerbitkan obligasi daerah yang layak.

C. Obligasi perusahaan
Corporate Bonds, adalah obligasi yang diterbitkan oleh bank, institusi keuangan bukan bank,
perusahaan pemerintah atau perusahaan swasta lainnya dalam mata uang rupiah, atau mata uang
asing. Konsep obligasi ini sama dengan obligasi pada umumnya, yakni issuer akan membayar
bunga kepada buyer sesuai jadwal yang ditentukan, dan akan mengembalikan pokok pada saat
jatuh tempo. Obligasi ini dapat diperjualbelikan secara ritel di Pasar Sekunder.
Risiko Obligasi
 Risiko Gagal Bayar Pada dasarnya, obligasi merupakan janji untuk membayar, maka
risiko paling besar adalah si penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya.

 Risiko Likuiditas Mengingat obligasi dapat diperjualbelikan antara satu investor dengan
investor lain, maka ada kemungkinan ketika seorang investor ingin menjual suatu
obligasi, tidak ada yang bersedia membeli atau bersedia namun di harga yang sangat
rendah. Risiko investasi obligasi ini disebut risiko likuiditas.

 Risiko Perubahan Inflasi dan Suku Bunga Harga obligasi amat ditentukan oleh perubahan
inflasi dan suku bunga. Jika inflasi dan suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun
dan sebaliknya jika inflasi dan suku bunga naik, maka harga obligasi akan naik. Bagi
investor yang ingin berinvestasi di obligasi dengan tujuan diperdagangkan, maka inflasi
dan suku bunga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.

Nilai intrinsik obligasi


Nilai intrinsik suatu obligasi merupakan nilai teoritis dari suatu obligasi. Nilai intrinsik bisa
diperoleh dari hasil estimasi nilai saat ini (present value) dari semua aliran kas obligasi dimasa
yang akan datang. Nilai intrinsik obligasi dipengaruhi oleh tingkat kupon yang diberikan, waktu
jatuh tempo dan nilai prinsipalnya. Kupon obligasi, menujukkan besarnya pendapatan bunga
yang akan diperoleh oleh pemegang obligasi dari perusahaan penerbit obligasi (emite) selama
umur obligasi.

a. Nominal Yield Dan Current Yield


Nominal yield adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan pada pemegang
obligasi. Tingkat bunga kupon dinyatakan sebagai presentrase nilai nominal.
Current Yield adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi.

b. Yield To Maturity (YTM)
Yield To Maturity (YTM) adalah tingkat return majemuk yang akan dikembalikan dan diterima
investor jika pembeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut sampai
jatuh tempo. Yield To Maturity adalah ukuran yield yang umum digunakan karena yield ini
mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded rate of return) yang
diharapkan investor, jika dua asumsi yang disyaratkan itu bisa terpenuhi.

Untuk memperoleh nilai yang paling mendekari, maka digunakan persamaan berikut ini:

c. Yield To Call (YTC)
Yield to call (YTC) adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali
(callable). obligasi ini membolehkan emiten untuk bisa melunasi atau membeli kembali obligasi
yang sudah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang obligasi tersebut (sebelum jatuh
tempo). biasanya obligasi yang mempunyai peluang besar untuk dilunasi sebelum jatuh tempo
adalah obligasi yang dijual pada harga premi, contohnya: obligasi kuponnya tinggi dan
mempunyai harga pasar diatas nilai parinya.
Rumus YTC sebagai berikut:

YTC dihitung sama dengan perhitungan YTM, dengan catatan variable nilai pari diganti dengan
cell price sehingga bentuk persamaannya seperti berikut:

Anda mungkin juga menyukai