id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Obligasi (Bond)
Obligasi (bond) adalah surat hutang yang diterbitkan oleh Issuer untuk
(menjual) obligasi kepada pihak pemilik dana dengan imbalan sejumlah uang;
jadi obligasi tersebut merupakan surat pernyataan utang dari pihak peminjam
(Bodie et. all, 2005). Sedangkan menurut Zubir (2012) Obligasi adalah surat
dana.
adalah, obligasi merupakan surat utang yang dananya hanya sebatas dana
pinjaman dari pemegang obligasi kepada emiten dan akan dikembalikan pada
dana, nantinya akan membayar sejumlah bunga atau disebut coupon dalam
commit to
14 user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
jangka waktu tertentu. Pada masa jatuh tempo, utang pokoknya akan
coupon akan diberikan setiap enam bulan sekali. Maka, pemegang obligasi
akan menerima coupon bunga setiap enam bulan sekali dari emiten hingga
jatuh tempo. Lalu saat jatuh tempo, utang pokok yang telah dipinjamkan oleh
portofolio obligasi ini memiliki tiga keuntungan, yaitu bunga atau coupon
yang diterima dalam jangka waktu tertentu, utang pokok yang diterima pada
masa jatuh tempo dan capital gain. Capital gain ini merupakan selisih antara
2. Obligasi Negara
adalah salah satu kenis obligasi berdasarkan pihak yang menerbitkan obligasi
oleh negara sehingga obligasi negara ini dinilai sebagai obligasi tanpa resiko
menjanjikan coupon sebagai imbal hasil atas dana yang telah dipinjamkan.
Pada saat jatuh tempo, pemerintah juga akan mengembalikan dana yang telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
lain. Dana pinjaman dari penerbitan obligasi tersebut dapat digunakan untuk
masyarakat. Selain itu, obligasi negara juga dapat digunakan sebagai alat
dibedakan menjadi dua, yaitu Fixed Rate Bond dan Variabel Rate Bond.
Obligasi negara dengan seri Fixed Rate menawarkan nilai coupon yang tetap
bulan sekali atau enam bulan sekali. Sedangkan obligasi seru Variable Rate
Sedangkan manfaat SUN yang juga dikutip dari booklet online terbitan
DJPRR adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
APBN.
bahwa SUN merupakan bagian dari Surat Berharga Negara (SBN) di mana
SBN terbagi lagi menjadi dua yaitu, SUN dan Surat Berharga Syariah Negara.
Secara umum SUN masih dibagi lagi menjadi dua, yaitu Surat
berjangka waktu lebih dari 12 bulan yang disebut Obligasi Negara. Obligasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
defisit sehingga pemerintah perlu mencari dana lagi untuk mengurangi defisit
mengurangi jumlah utang luar negeri yang ditanggung pemerintah dan dapat
4. Yield Obligasi
resiko bagi investor. Resiko yang ada dalam obligasi tersebut akan
pembelian. Imbal hasil yang diperoleh pun akan berubah ubah seiring dengan
berjalannya waktu. Semakin tinggi imbal hasil yang ingin diperoleh investor,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
maka semakin tinggi juga resiko obligasinya. Menurut Bursa Efek Indonesia
pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi
obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor
jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi
dimana,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
C : Coupon
F : Nilai Nominal (Face value)
P : Harga Pasar Obligasi
n : Jangka waktu (time to maturity)
d. Yield to Call
sebagian atau seluruhnya dibeli kembali oleh emiten dengan call price yang
menyajikan berapa imbal hasil yang akan diterima oleh investor pada saat
Dimana,
Dari berbagai jenis hitungan yield obligasi yang ada, yang paling
sering digunakan adalah Current Yield dan Yield to Maturity. Pada penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
bunga manjemuk .
Risiko investasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu resiko sistematis
yang berhubungan dengan indeks pasar modal, seperti tingkat suku bunga,
keadaan harga dipasar modal, kurs mata uang asing dan lain sebagainya.
yang akan diperoleh. Pada obligasi, resiko dan return memiliki hubungan
yang selaras. Dimana ketika suatu obligasi memiliki resiko yang tinggi, maka
5. Inflasi
sederhana inflasi adalah peningkatan harga secara umum dan terus menerus.
Sehingga apabila hanya ada satu atau dua barang yang mengalami kenaikan
harga, hal tersebut belum dapat dikatakan sebagai inflasi. Kecuali kenaikan
meluas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
deflasi dari suatu barang atau jasa kebutuhan masyarakat sehari hari.
mengakibatkan harga obligasi menjadi turun dan yield yang dapat ditawarkan
Nilai tukar atau kurs adalah perbandingan berapa banyak mata uang
domestik dibanding dengan mata uang asing misalnya dolar. Kurs merupakan
harga yang nilainya ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran mata
uang domestik atau permintaan dan penawaran mata uang asing. Namun, pada
umumnya nilai tukar ditentukan oleh kebijakan yang diambil oleh masing
masing negara.
Negara yang menganut sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate)
nilai tukarnya ditetapkan pada nilai tertentu dan pemerintah akan berupaya
menjaga nilai tukar tersebut. Sitem nilai tukar lainnya adalah nilai tukar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
mengambang (free floating exchange rate). Negara yang menganut sistem ini
jangkauan tanpa batas, mata uang negara lain tentunya akan mempengaruhi
pasar uang dalam negeri termasuk dalam pasar obligasi. Misalnya mata uang
Amerika Serikat yaitu dolar. Mata uang tersebut dianggap mata uang
exchange rate tentunya akan mempengaruhi harga obligasi yang bisa naik
ataupun turun. Ketika nilai tukar rupiah terhadap US$ menguat, maka negara
merupakan sinyal bagi pemerintah untuk menurunkan nilai yield karena resiko
pengeluaran total nasional atas barang dan jasa (Mankiw, 2003). Dalam
merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
dalam suatu periode waktu tertentu. Sehingga, pertumbuhan PDB yang cepat
resiko yang melekat pada obligasi sehingga nilai yield yang memiliki
yang dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Tingkat
suku bunga ini sering dijadikan investor sebagai tolak ukur dari imbal hasil
investasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Pada penelitian ini, tingkat suku bunga yang digunakan adalah BI rate.
BI rate dipilih karena perubahan pada BI rate akan langsung direspon oleh
harga dalam efek dan mempengaruhi tingkat suku bunga umum. Selain itu BI
rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
sebagai berikut:
P = K/r
Di mana:
r = tingkat bunga
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa suku bunga (r) dan harga
obligasi (P) memiliki hubungan terbalik sehingga ketika suku bunga naik,
depan, maka semakin rendah perkiraan imbal hasil dari obligasi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
obligasi saat suku bunga naik dan harga obligasi turun mengakibatkan dana
yang diterima oleh emiten menjadi lebih sedikit, sehingga yield yang dapat
B. Penelitian Terdahulu
seluruh obligasi yang listed dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Pemilihan
adalah BI Rate, Inflasi, PDB dan Peringkat Obligasi. Dalam penelitian ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
terhadap yield obligasi. Sedangkan untuk variabel PDB dan peringkat obligasi
Rate, kurs dan harga minyak sebagai variabel independen. Dalam penelitian
pada akhir bulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama Desember 2010 –
Januari 2012 sebanyak 761 obligasi. Dengan kriteria yang sudah ditentukan
Hasilnya, jatuh tempo, inflasi dan BI Rate berpengaruh positif terhadap yield
obligasi dan variabel lainnya yaitu kurs dan harga minyak berpengaruh negatif
tingkat suku bunga, exchange rate dan DER berpengaruh positif signifikan
rasio keseimbangan fiskal terhadap PDB dan rasio neraca berjalan terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
pemerintah. Melalui metode OLS ditemukan pengaruh yang positif dari inflasi
yaitu PDB, rasio keseimbangan fiskal terhadap PDB dan rasio neraca berjalan
pemerintah Indonesia.
terhadap PDB, rasio cadangan devisa terhadap PDB, rasio utang terhadap
ekspor, rasio ekspor terhadap PDB, dan rasio pembayaran utang terhadap
obligasi.
obligasi korporasi dengan studi kasus pada industri perbankan dan finansial.
yang diukur atas dasar Quick Ratio, Inflasi, IRATE, Durasi, Peringkat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
15 negara sejak Januari 1996 sampai dengan Mei 2000, diperoleh beberapa
pertumbuhan PDB, total amortisasi eksternal sebagai rasio dari cadangan luar
negeri, rasio utang luar negeri terhadap PDB, keseimbangan fiskal, rasio
ekspor terhadap PDB, nilai tukar riil, tingkat suku bunga internasional, dan
Inflasi
Nilai Tukar
Yield Obligasi
(Kurs)
Negara Seri
Produk FR0038
Domestik Bruto
Suku Bunga
Acuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
obligasi. Hal tersebut terjadi karena saat inflasi naik, konsumsi masyarakat
obligasi juga akan turun dibarengi dengan penurunan dari harga obligasi.
Turunnya harga obligasi ini mengakibatkan dana yang diperoleh oleh emiten
menjadi lebih sedikit dan menurunkan nilai yield yang dapat ditawarkan oleh
emiten.
yield obligasi. Hal tersebut terjadi karena ketika nilai tukar menguat maka
posisi yang cukup aman, sehingga resiko yang melekat juga menurun dan
menempatkan negara pada posisi yang lebih stabil lagi dan mampu
mengurangi resiko yang melekat pada obligasi. Selaras dengan yang telah
obligasi. Ketika suku bunga naik dan harga obligasi turun, mengakibatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
commit to user