Anda di halaman 1dari 15

AK2 JENIS JENIS OBLIGASI

materi 3-4
DRS SETYOBUDI SE MM AKT
OBLIGASI
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh
perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal dan waktu jatuh
tempo tertentu. Obligasi juga dapat diperjualbelikan di pasar
sekunder.10 Okt 2022
Jenis Obligasi
. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan negara. Surat
utang ini sah secara hukum dan dilindungi berbagai peraturan,
termasuk undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri
keuangan (PMK). obligasi pemerintah, yakni Obligasi Negara Ritel
Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Saving Bond Ritel (SBR), dan Sukuk
Negara Tabungan (ST). Surat utang dengan nama depan sukuk berarti
surat utang yang berbasis syariah.
• Obligasi Korporasi
Obligasi korporasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh BUMN atau
perusahaan swasta. Biasanya obligasi korporasi ini jatuh tempo dalam
waktu yang cenderung pendek, minimal satu tahun. Risiko obligasi
korporasi akan lebih tinggi ketimbang obligasi pemerintah.
Obligasi Pemerintah Daerah
Selanjutnya ada obligasi pemerintah daerah. Sesuai namanya, obligasi
jenis ini diterbitkan oleh pemerintah daerah. Tujuannya adalah
membantu pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan.
Jenis Obligasi Berdasarkan Nominal
• 1. Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional adalah surat utang yang mempunyai satuan
nominal yang besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot.
2. Obligasi Ritel
Sebaliknya, obligasi ritel adalah surat utang yang mempunyai nilai
nominal kecil, misalnya Rp1 juta. Obligasi ini biasanya diterbitkan
pemerintah, tapi korporasi juga bisa menerbitkannya.
Obligasi Berdasarkan Imbal Hasil
• 1. Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional dalam jenis obligasi berdasarkan imbal hasil
diartikan sebagai surat utang yang diterbitkan pihak tertentu untuk
mendapat pinjaman. Nantinya, pinjaman akan digunakan sebagai
tambahan modal dengan perjanjian memberikan imbal hasil atau
bunga kepada investor dalam jangka waktu tertentu.
• 2. Obligasi Syariah
Obligasi syariah atau dikenal dengan nama sukuk adalah surat utang
yang memberikan imbal hasil berupa uang sewa. Perhitungannya
dilakukan berdasarkan prinsip syariah Islam, tanpa mengandung unsur
riba. Imbal hasil akan dibayarkan secara berkala dalam periode
tertentu. Sementara, peminjam akan melunasi pokok utang pada
tanggal jatuh tempo.
Obligasi Berdasarkan Jaminan
• 1. Secured Bonds
Secured bonds adalah obligasi yang dijaminkan dengan kekayaan milik
penerbit atau bisa juga dijaminkan pihak ketiga. Nantinya, dana penjualan
obligasi akan digunakan untuk membeli aset tertentu lalu aset dipinjamkan ke
perusahaan. Jenis obligasi ini dibagi menjadi tiga:
- Mortgage bonds: surat utang dengan jaminan berupa gedung atau bangunan
- Collateral trust bonds: surat utang yang dijaminkan dengan saham atau
obligasi milik penerbit
• - Equipment trust certificate: surat utang yang digunakan untuk mendanai
berbagai aset, seperti pesawat, gerbong kereta, atau truk.
2. Unsecured Bonds
Sementara, unsecured bonds adalah jenis obligasi yang tidak dijaminkan
menggunakan kekayaan milik penerbit. Obligasi jenis ini dibagi menjadi tiga:
- Debentures: Surat utang yang hanya diterbitkan perusahaan yang sudah
terpercaya.
- Subordinated debentures: Obligasi ini tidak akan dibayar jika obligasi yang
lebih senior dibayarkan.
- Income bonds: Surat utang diterbitkan yang mana perusahaan membayar
bunga ketika memperoleh laba. Obligasi ini biasa untuk mereorganisasi
perusahaan yang dianggap kurang berhasil.
Obligasi Berdasarkan Pembayaran Bunga
1. Obligasi Kupon
Obligasi kupon adalah surat utang yang secara berkala memberikan
bunga kepada pihak investornya. Kupon di sini berisikan nominal tertentu
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.

2. Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bonds)


Obligasi tanpa bunga adalah surat utang yang tidak ada bunga atau tidak
memberikan kupon secara berkala. Investor yang membeli obligasi ini
mendapat keuntungan dari selisih harga jual diskonto dan nilai yang
tampak saat surat utang diperdagangkan.
3. Obligasi Kupon Tetap (Fixed Coupon Bonds)
Obligasi kupon tetap adalah surat utang yang menawarkan tingkat suku bunga
tetap kepada investornya hingga jatuh tempo surat utang tersebut. Artinya,
investor sudah bisa memastikan imbal hasil yang bakal diterima.

4. Obligasi Kupon Mengambang (Floating Coupon Bonds)


Kupon yang ditawarkan oleh jenis obligasi ini bisa berubah nilainya tergantung
dengan indeks pasar uang. Pada obligasi ini, terdapat kupon batas minimal di
dalamnya yang berarti kupon yang pertama ditetapkan akan menjadi besaran
kupon minimal yang berlaku sampai waktu jatuh tempo.
Perbedaan Obligasi dan Saham
1. Fungsi
Surat saham adalah bukti sah kepemilikan perusahaan, beda dengan obligasi. Pasalnya,
obligasi hanya sebagai bukti piutang saja. Jadi, obligasi bukan tanda kepemilikan sah
bagian dari perusahaan.

2. Masa Berlaku
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, obligasi memiliki tanggal jatuh tempo. Setelah
penerbit membayar utang dan kupon bunganya kepada investor, keuntungan yang
didapat berhenti sampai di sana.
Sementara, masa berlaku saham tidak ada batasnya. Artinya, kepemilikan tetap di
tangan Anda selama saham tidak dijual. Keuntungan juga terus diperoleh selama saham
masih tersimpan.
3. Harga Transaksi Jual Beli
Inflasi, gejolak kondisi ekonomi, hingga perubahan kondisi politik bisa
mempengaruhi harga jual saham. Naik turunnya harga saham memang
sangat bergantung pada kondisi tertentu. Dengan begitu, risiko yang
investor hadapi cukup besar.
Berbeda dengan harga obligasi yang tidak terpengaruh terhadap kondisi
keuangan. Investor tetap memperoleh keuntungan berdasarkan
ketentuannya sebelumnya. Jadi, obligasi termasuk investasi yang
memiliki risiko yang kecil.
4. Besar Keuntungan
Obligasi dan saham memiliki nilai keuntungan yang berbeda.
Keuntungan dari obligasi terpaku pada ketentuan bunga pada surat
obligasi. Dalam kondisi keuangan seperti apa pun, jumlah yang
perusahaan berikan kepada investor tetap sama.
Sementara, keuntungan saham lebih besar karena berasal dari jumlah
saham yang investor miliki dan hasil laba perusahaan. Jika perusahaan
memperoleh laba besar dari bisnisnya, investor juga kecipratan.
Namun, ini sebanding dengan risikonya yang lebih besar daripada
obligasi.
5. Pajak
Investor pemegang saham harus membayar pajak karena adanya
dividen termasuk jenis pendapatan. Namun, pembayarannya tidak
investor lakukan sendiri karena sudah terpotong otomatis dari dividen.
Sementara, pajak dalam obligasi sudah termasuk dalam biaya
perusahaan. Jadi, seakan-akan tidak ada pajak yang harus investor
bayar dalam obligasi.

Anda mungkin juga menyukai