Mengutip dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), obligasi merupakan surat utang dengan
jangka waktu tertentu yang dapat diperjualbelikan. Jangka waktu ini bisa menengah ataupun
dalam kurun waktu panjang. Secara garis besar, obligasi berisikan janji pihak tertentu untuk
membayar utang serta imbalan berupa bunga (kupon) dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Menurut James Julianto Irawan dalam buku Surat Berharga: Suatu Tinjauan Yuridis dan Praktis
(2016), obligasi berasal dari Bahasa Belanda, yakni obligatie, berarti utang atau kewajiban
Sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran utang, obligasi bisa diperjualbelikan kepada pihak lain
atau masyarakat. Biasanya obligasi diterbitkan dengan klausula atau 'atas nama'.
Tujuan perusahaan menerbitkan obligasi adalah untuk kegiatan pendanaan perusahaan.
Perusahaan yang membutuhkan modal besar bisa lebih mendapatkannya melalui obligasi. Besar
kecilnya biaya obligasi ini juga ditentukan berdasarkan kondisi keuangan perusahaan. Misalnya
kemampuan membayar hutang pokok saat memasuki jatuh tempo, juga perlu memperhatikan
aliran kas perusahaan dan lain sebagainya.
Obligasi berfungsi sebagai surat utang yang bisa diperjualbelikan kepada masyarakat. Obligasi
juga berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan pembiayaan jangka panjang yang relatif murah.
Pihak emiten cenderung memilih menerbitkan obligasi, yang mana tujuannya meningkatkan nilai
perusahaan dengan biaya relatif murah, dibanding harus menerbitkan saham dengan risiko besar.
Seperti yang telah dituliskan di atas, obligasi termasuk dalam investasi efek berpendapatan tetap.
Tujuannya untuk menjaga nilai investasi agar tetap stabil dengan risiko yang lebih stabil.
Kelebihan obligasi bagi penerbit
Salah satu keunggulan menerbitkan obligasi bagi penerbit, baik perusahaan maupun negara,
adalah mendapatkan dana segar dengan cepat dari investor. Berikut ini kelebihan lain yang
diterima penerbit obligasi:
Investor pemegang obligasi cuma punya hak atas bunga (kupon). Jadi keuntungan yang
diterima hanya bunga obligasi, tidak ada keuntungan lain.
Obligasi lebih murah dari segi biaya penerbitan dari pada menerbitkan saham baru.
Investor obligasi tidak punya hak atas internal perusahaan. Hal tersebut berbeda dari
investor saham yang memiliki kepemilikan atas perusahaan.
Bunga obligasi cenderung lebih rendah dibandingkan bunga pinjaman kredit di bank. Itu
sebabnya kebanyakan perusahaan memilih penerbitan obligasi untuk pengembangan
bisnis dibandingkan pinjaman di bank.
Sumber Refrensi: