Isca Nathany
Hana Ira Marpaung
Hia
7193220009
7203220026
Pengertian modal dan struktur modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam
pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya Modal
pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal
Pasif (Kredit).
A. Tingkat bunga
Tingkat bunga yang berlaku saat manajemen akan menentukan struktur modal akan
mempengaruhi jenis modal yang akan digunakan apakah memakai saham atau obligasi
B. Stabilitas earning
Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan akan menentukan apakah perusahaan
dibenarkan menggunakan utang tetap atau tidak
C. Susunan aktiva
Pada kebanyakan industri atau manufaktur di mana sebagian besar modalnya tertanam dalam
aktiva tetap akan cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan modal asing atau
hutang hanya sebagai pelengkap.
D. Risiko aktiva
Risiko yang melekat kepada setiap aktiva belum tentu sama. Semakin panjang jangka waktu
penggunaannya maka risiko semakin besar.
E. Jumlah modal yang dibutuhkan
Jumlah modal yang diperlukan atau dibutuhkan akan mempengaruhi struktur modal. Jika modal
yang dibutuhkan adalah besar maka dirasakan perlu bagi perusahaan untuk menggunakan
sekuritas secara bersamaan.
g. Sifat manajemen
Bagi manajemen yang optimis akan masa depan perusahaan akan berani menanggung risiko
besar sehingga akan lebih menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan.
h. Besarnya perusahaan
Suatu perusahaan besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk
memenuhi kebutuhan dana tidak banyak mempengaruhi kekuasaan atau pengendalian pemegang
saham mayoritas. Perusahaan besar pada umumnya lebih menyukai penerbitan saham baru
dalam memenuhi kebutuhan dananya.
Komponen- komponen Struktur
Modal
Hutang Jangka Panjang
Menurut Sundjaja dan Barlian , " Hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan
jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 - 20 tahun ". Kreditur ( Investor )
lebih memilih menanamkan investasi dalam bentuk hutang jangka panjang karena beberapa pertimbangan.
Menurut Sundjaja, pemilihan investasi dalam bentuk hutang jangka panjang dari sisi investor didasarkan
pada beberapa hal berikut ini :
a.Hutang dapat memberikan prioritas baik dalam hal pendapatn maupun likuidasi kepada pemegangnya.
b.Mempunyai saat jatuh tempo yang pasti.
c.Dilindungi oleh isi perjanjian hutang jangka panjang (dari segi resiko).
d.Pemegang memperoleh pengembalian yang tetap (kecuali pendapatan obligasi).
Modal Sendiri
Menurut Sundjaja “Modal sendiri / equity capital adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan
oleh penilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan
saham biasa) serta laba ditahan”. Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang
diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo.
Ada dua sumber modal utama dari modal sendiri yaitu :
a. Proporsi 1
Nilai perusahaan yang menggunakan utang akan sama dengan nilai perusahaan yang tidak
menggunakan utang sebagai berikut ini:
VL = VU
Dimana
VL : nilai untuk perusahaan yang menggunakan utang (value for leveraged companies)
VU : nilai untuk perusahaan yang tidak menggunakan utang (100% saham, atau value for
unlevered companies)
b. Proporsi 2
Mengatakan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk perusahaan yang menggunakan
utang, naik proposional terhadap peningkatan rasio utang dengan saham
Dimana
Ks : tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham
Ko : tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham peruahaan tanpa utang
B/S : rasio utang dengan saham
Kb : tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk utang (tingkat bunga)
5. Model Modigiani-Miller (MM) Dengan Pajak
a. Proporsi 1.
Nilai perusahaan dengan utang akan sama dengan nilai perusahaan tanpa utang plus
penghematan pajak karena bunga utang.
Formula untuk pernyataan tersebut yaitu:
Dimana
Tc : tingkat pajak (perusahaan)
B : besarnya utang
VL = VU + Tc.B Ks : tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk
saham
= EBIT (1-Tc) +KbTc.Kb.B
: tingkat keuntungan utang (tingkat
bunga) Ko Kb
Ko : tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk
saham perusahaan tanpa utang
EBIT : pendapatan sebelum pajak dan bunga
b. Proporsi 2.
Mengatakan bahwa biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya utang.
Tetapi penghematan dari pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena
kenaikan biaya modal saham.
Pernyataan tersebut bisa dituliskan dalam formula seperti berikut :
Ks = Ko + B/S (1 – Tc)(Ko-Kb)
6. Model Miller
Tahun 1976, Miller menyajikan suatu teori struktur modal yang juga meliputi pajak untuk pengasilan
pribadi. Pajak pribadi ini adalah pajak penghasilan dari saham dan pajak pengasilan dari obligasi.
Menurut Miller nilai perusahaan yang menggunakan utang, setelah memasukkan pajak personal
adalah sebagai berikut :
VL = VU + {1 – [(1-Tc)(1-Ts)]}B
(1-Tb)
Dimana :
VL = nilai perusahaan dengan utang
VU = nilai perusahaan tanpa utang
Tc = tingkat pajak perusahaan
Ts = tingkat pajak pemegang saham
Tb = tingkat pajak untuk pemegang utang
B = utang
7. Financial Distress and Agency Costs
Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Jika
perusahaan mengalami kebangkrutan, maka akan timbul biaya kebangkrutan yang disebabkan oleh :
a.keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar
b.biaya likuidasi perusahaan
c.rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual, dan sebagainya
Agency costs atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan
melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor. Biaya keagenan ini muncul dari
problem keagenan. Jika perusahaan menggunakan utang, ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan
tindakan yang merugikan kreditor.
8.Model Trade-Off
Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat
hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan
keuangan (financial distress)” (p.81).
Biaya kesulitan keuangan (Financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization,
dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan.
Dengan biaya kebangkrutan yang besar, proposisi MM dengan pajak bisa dimodifikasi sebagai berikut:
• Under capitalization
Under capitalization terjadi apabila :
1. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return
dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya.
2. Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil daripada assetnya.
1. Menghitung return (keuntungan ) obligasi :
Ki = I/B
Dimana :
Ki = return (keuntungan) dari obligasi
I = bunga hutang obligasi tahunan
B = nilai pasar obligasi yang beredar.
Ke = E/S
Dimana :
ke = return (keuntungan) dari saham biasa
E = laba untuk pemegang saham biasa
S = nilai pasar saham biasa yang beredar.
Ko = O/V
Dimana :
Ko = return (keuntungan) bersih perusahaan (sebesar biaya modal rata-rata minimal)
O = laba operasi bersih
B = total nilai perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Struktur Modal
Tidak mudah untuk bagi manajer untuk menentukan perimbangan struktur modal yang optimal yaitu yang
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi
setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap
posisi financial perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan struktur modal terdiri
dari:
a. Stabilitas Penjualan
b. Struktur aset
c. Leverage Operasi
d. Tingkat Pertumbuhan
e. Profitibilitas
f. Pajak
g. Kendali
h. Sikap Manajemen
i. Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Penilai Pemeringkat
j. Kondisi Pasar
k. Kondisi Internal Perusahaan
l. Fleksibilitas Keuangan
Rasio struktur modal
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu
perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari
perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan
keuangan.
Menurut Sjahrial dan Purba (2013:37) rasio struktur modal terdiri dari:
1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets/DAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal
pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.
3.Rasio Utang jangka Panjang Terhadap Modal (Long Term Debt to Equity
Ratio/LDER)
Rasio ini digunakan untuk menunjukan hubungan antara jumlah pinjaman
jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang
diberikan oleh pemilik perusahaan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur
seberapa besar perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri atau seberapa besar utang jangka panjang dijamin oleh modal sendiri.
Suatu perusahaan mempunyai hutang sebesar Rp 8.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 15%. Misal laba
operasi bersih yang diproleh sebesar Rp 8.000.000 dengan tingkat kapitalisasi total sebesar 20% dan saham
yang beredar sebanyak 10,000 lembar. Berdasarkan data tersebut maka nilai perusahaan adalah :
Keterangan Nilai
Misalnya perusahaan mengganti sebagian modal sahamnya dengan modal hutang sebesar
Rp.16.000.000,-, sehingga komposisi struktur modalnya:
Saham sebesar Rp16.000.000
= (16.000.000 ) - 5000 lembar = 5000 lembar
3.200
Jumlah saham beredar sekarang berkurang menjadi 5.000 lembar (10.000 lembar – 5.000
lembar).
Utang sebesar Rp16.000.000
Maka nilai perusahaan menjadi:
Keterangan Nilai
PT”ABC” semula hutang sebesar Rp 30.000.000 dengan bunga 5% dan laba operasi bersih Rp 10.000.000,-
Misalkan tingkat kapitalisasi modal sendiri(tingkat kapitalisasi berarti tingkat keuntungan yang disyaratkan
untuk modal sendiri sebesar 11%. Kalau kita hitung penilaian perusahaan sebagai berikut :
Laba bersih operasi Rp 10.000.000
Bunga 5% x Rp 30.000.000 Rp 1.500.000 (-)
Laba tersedia untuk pemegang saham Rp 8.500.000
Tingkat kapitalisasi MS 0,11 (:)
Nilai pasar Saham Rp 77.727.700
Nilai pasar obligasi Rp 30.000.000 (+)
Nilai keseluruhan Persh Rp.107.277.000
(Rp)
• Menurut MM, situasi di atas tidak dapat berlangsung terus karena akan terjadi proses arbitrase
yang menjadikan kedua nilai perusahaan sama.
• Perusahaan B tidak akan memiliki nilai yang lebih tinggi karena perusahaan tersebut memiliki
struktur modal yang berbeda dengan perusahaan A.
• Investor dalam perusahaan B akan mampu memperoleh keuntungan yang sama
• Tanpa peningkatan risiko keuangan dengan cara menginvestasikan dananya pada perusahaan A.
• Transaksi arbitrase ini terus berlangsung sampai membuat nilai total kedua perusahaan sama.
Kesimpulan
1. Keuntungan bersih sebesar Rp.2.560.000, sama dengan keuntungan investasi pada
perusahaan B.
2. Pengeluaran kas untuk investasi perusahaan A hanya sebesar Rp.14.666.667 (dari
Rp.26.666.667 – Rp.12.000.000) dibandingkan pengeluaran kas untuk investasi pada
perusahaan B sebesar Rp.16.000.000.
TERIMAKASI
H
Ada