Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH KEUANGAN

STRUKTUR MODAL DAN KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL

NAMA : AULYA RAHMI PUTRI


NIM : 20180410314
MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN E

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi Rabbi’Aalamiin, Puji dan syukur saya panjatkan atas kekhadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah Manajemen Keuangan ini sebagai salah satu tugas
dalam minggu ini.

Dalam menyusun dan menyelesaikan tugas ini, saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah yang berjudul
”Struktur Modal dan Keputusan Struktur Modal” hingga dapat terselesaikan.

Saya menyadari bahwa hasil tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang disampaikan kepada saya sangat berarti sebagai dorongan
semangat dan pembelajaran yang membangun saya untuk lebih baik lagi di masa depan.
Semoga tugas makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak
yang membutuhkannya. Terima Kasih.

Yogyakarta, 18 Desember 2019

Penyusun,

Aulya Rahmi Putri


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif mampu
menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Bersamaan dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan tersedianya dana dari
para calon investor yang berminat menginvestasikan modalnya, struktur modal telah
menjadi salah satu faktor pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko
dan pendapatan yang akan diterima.
Setiap perusahaan, baik yang dibangun oleh individu ataupun kelompok pada
dasarnya memerlukan modal didalam mengoperasionalkan usahanya. Mengkaji hal
tersebut maka, struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
dan modal sendiri. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan pertimbangan antara
resiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang dapat memperbesar risiko
perusahaan tetapi juga berdampak memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Semakin tingginya resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan cenderung menurunkan
harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan
menaikkan harga saham tersebut.
Dalam melihat struktur modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari
informasi perusahaan berupa laporan keuangan yang dikeluarkan setiap tahunnya. Para
investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan
keuangan perusahaan.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari struktur modal?
2. Apa saja komponen dari struktur modal?
3. Apa saja teori dari struktur modal?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi struktur modal?
5. Apa saja pendekatan secara konsep dalam penilaian struktur modal?
6. Bagaimana keputusan struktur modal dalam praktik?

3. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mengetahui pengertian dari struktur modal
2. Mengetahui komponen struktur modal
3. Mengetahui teori dari struktur modal
4. Mengetahui factor yang mempengaruhi struktur modal
5. Mengetahui pendekatan secara konsep dalam penilaian struktur modal
6. Mengetahui bagaimana keputusan modal dalam praktik
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRUKTUR MODAL


Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan
modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan
bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur modal adalah perimbangan / perbandingan hutang jangka panjang dengan
modal sendiri ( Riyanto, 2001 ). Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan
perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur
modal adalah erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-
jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur
modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal
berasal dari laba ditahan dan depresiasi.
Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan
modal sendiri. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan
tingkat pengembalian.
Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat
membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal
yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001).
B. KOMPONEN STRUKTUR MODAL
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga
dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Komponen struktur modal menurut
Bambang Riyanto (2008:227) terdiri dari 2 yaitu:
A. Modal Asing
Modal asing atau utang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang
digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan
keputusan akan penggunaan utang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap
yang muncul dari utang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya
leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengambilan bagi para pemegang
saham. Modal asing adalah yang berasal dari luar perusaahaan yang sifatnya sementara
bekerja didalam perusahaan dari luar perusahaan yang bersangkutan modal tersebut
merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal asing atau utang
sendiri dibagi menjadi tiga golongan diantaranya:

1. Utang jangka pendek (Short-term Debt)

Utang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama satu
tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan yaitu kredit
yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.

2. Utang jangka menengah (Intermediate-term Debt)

Utang jangka menengah merupakan utang yang jangka waktunya adalah lebih dari
satu tahun atau kurang dari 10 tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka
menengah adalah:

 Term loan merupakan kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan
kurang dari 10 tahun.
 Leasing merupakan suatu alat atau cara mendapatkan service dari suatu aktiva
tetap yang pada dasarnya adalah sama seperti halnya kalau kita menjual
obligasi untuk mendapatkan service dan hak milik atas aktiva tersebut,
bedanya pada leasing disertai hak milik.

3. Utang jangka panjang (Long-term Debt)


Utang jangka panjang merupakan utang yang jangka waktunya adalah panjang, pada
umumnya lebih dari 10 tahun. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari utang
jangka panjang antara lain:

 Pinjaman obligasi merupakan pinjaman untuk jangka waktu yang panjang,


untuk debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal
tertentu.
 Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang
(kreditur) diberi hak hipotik pada suatu barang tidak bergerak, agar bila pihak
debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dari hasil
penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutupi tagihannya.

B. Modal Sendiri

Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari
pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki
jatuh tempo. Modal sendiri menurut Bambang Riyanto (2008:228) modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tentu
lamanya. Jadi modal sendiri merupakan modal yang digunakan oleh perusahaan untuk
kegiatan operasionalnya yang berasal dari pemilik perusahaan tersebut. Modal sendiri di
dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan terdiri dari:

1. Modal saham, adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu
perseroan.
2. Cadangan, dimaksukan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun
berjalan. Cadangan yang termasuk modal sendiri adalah:

 Cadangan ekspansi
 Cadangan modal kerja
 Cadangan selisih kurs
 Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak diduga
sebelumnya

3. Laba ditahan, keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian
dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan
keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentukah cadangan
sebgaimana yang terlah diuraian. Apabila perushaan belum mempunyai tujuan
tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut
merupakan “keuntungan yang ditahan”.

C. TEORI STRUKTUR MODAL

1. Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling


pada tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004) ,yang
menyebutkan bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai
pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas
kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang
ditimbulkan dari pengawasan yang dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi.
Biaya agensi menurut Horne dan Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya
yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa
manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan
dengan kreditur dan pemegang saham.

2. Signaling Theory

Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu
tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk
penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman
emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa
manajemen memandang prospek perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan
menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya
akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif
yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

3. Pecking Order Theory

Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan untuk


memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan berusaha menerbitkan
sekuritas pertama dari internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan
terakhir ekuitas (Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory
memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan
internal. Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat,
bukan pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory
mencerminkan persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL

1. Tingkat Penjualan
Perusahaan dengan penjualan stabil, cashflow relatif stabil, shg dpt menggunakan
hutang relatif besar.
2. Struktur Aktiva
Perusahaan dengan aktiva tetap besar (sebagai kolateral) dpt menggunakan hutang
relatif besar.
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk
ekspansi.
4. Profitabilitas
Pecking order theory menyatakan, bahwa urutan pembiayaan; laba ditahan →
hutang → jual saham baru (untuk menghindari pengawasan eksternal).
5. Variabel Laba dan Perlindungan Pajak (Tax Shield)
Jika variabilitas laba kecil, besar kemampuan menanggung beban tetap dari
hutang. Penggunaan hutang memberi manfaat perlindungan pajak.
6. Skala Perusahaan
Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, sehingga ada korelasi
positif antara skala perusahaan dengan debt to book value of equity ratio.
7. Kondisi Intern Perusahaan dan Ekonomi Makro
Saat yang tepat menjual saham atau obligasi; tingkat bunga pasar rendah dan
pasar bursa sedang bullish (lawan dari bearish)

E. PENDEKATAN KONSEP PENILAIAN STRUKTUR MODAL

1. Teori pendekatan laba bersih ( net income approach) NI

Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba


perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan dapat
meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga konstan.
Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang
konstan atau tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal
rata-rata tertimbang akan semakin kecil

2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach )


NOI

Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan,


berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai
sudut pandang yang berbeda-beda
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu
manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat,
konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan
F. KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL DALAM PRAKTIK
a. Analisis EBIT – EPS.
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before
Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih
sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham
perusahaan yang beredar. Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat
dicari dengan cara :
 Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT
tertentu , dan
 Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya
kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.

Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam


memilih alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference
point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan
saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika
actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil
keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat
variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari
dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta
dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen
harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya.
Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT
cukup jauh di atas indifference point.
EAT ( saham ) EAT ( hutang )
= Jumlah saham Jumlah saham
( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T)
= S1 S2

Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak

b. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage


Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif
pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen
kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada
alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage
terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).
 Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan
kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh
tempo. Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan
informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan, informasi dari
laporang rugi – laba yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
1. Rasio Hutang:
a. Total hutang/Total aktiva
b. Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang +
Modal sendiri)
c. Total hutang/ Modal sendiri

 Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga +
(pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ]

Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan :


(1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan
perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti
100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebut
kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan
tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang
paling tepat bagi perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen
harus mempertahankan rasio yang sama dengan rasio industri.
Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika
perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang
menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.

c. Analisis Arus Kas Perusahaan


Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas
perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan
persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2)
struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat
dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman,
bunga, sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu
tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa
mengakibatkan “ financial insolvency “.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan
modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan
bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur Aktiva (Tangibility),Growth Opportunity, Ukuran Perusahaan (Firm
Size), Profitabiltas dan Risiko Bisnis baik secara simultan maupun parsial mempunyai
pengaruh pada Keputusan Struktur Modal Suatu Perusahaan.
Keputusan Struktur Modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko
yang ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat
keuntungan yang diharapkan.
Dari faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh satu dengan yang lainnya.
Sehingga dengan demikian Para Investor, Kreditor maupun Manajemen Perusahaan
hendaknya memberikan perhatian yang lebih kepada informasi atas faktor-faktor yang
mempengaruhi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan,


Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan). Hlm. 68.
2. Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33
3. Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, Op. Cit.,6-7.

Anda mungkin juga menyukai