Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MAKALAH

“STRATEGI PENDANAAN”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan
dengan dosen Ibu Tetty Lasniroha Sarumpaet, S.E., M.Ak., CA

DISUSUN OLEH:

Rizkal Rizaldi (1517102012)

Lonita Frederika (1517102005)

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2017
BAB I
PENDAHULUAN

Agar suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatannya secara lancar, maka perusahaan
membutuhkan sumber dana yang cukup. Lebih dari itu, perusahaan membutuhkan dana bukan
hanya untuk kegiatan operasionalnya yang bersifat rutin dari tahun ke tahun, namun juga untuk
peningkatan kapasitas atau perluasan usaha perusahaan tersebut. Kebutuhan pendanaan
perusahaan dapat berubah sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut
tidak hanya berasal dari faktor internal, namun dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti halnya
inflasi dan krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang menghantam seluruh
sektor perekonomian, di sejumlah negara Asia Timur tidak terkecuali perusahaan-perusahaan
di Indonesia. Oleh karena itu, dalam kondisi apapun, aktivitas perusahaan mutlak harus
ditopang oleh dana yang mencukupi. Sumber dana merupakan bentuk – bentuk dana yang dapat
dimanfaatkan perusahaan yang dapat diperoleh pihak lain.
Strategi untuk mendapatkan dana bagi suatu perusahaan dibuat dengan pertimbangan
bagaimana membentuk struktur pendanaan yang dapat meminimalkan biaya modal atau cost of
capital. Sebagaimana diketahui, sumber pendanaan mengandung biaya modal, diantaranya
adalah utang yang mengandung biaya berupa bunga dan ekuitas seperti saham yang juga
mengandung biaya, yaitu berupa dividen. Kombinasi sumber pembiayaan yang ada di
perusahaan sering disebut bauran pendanaan. Struktur yang membentuk komposisi bauran
pendanaan hutang jangka panjang dan modal sendiri disebut dengan struktur modal (capital
structure).
Salah satu fungsi utama keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah
membuat keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana (financing decision)
(Sartono, 2001b). Sebagai lembaga yang menjalankan fungsi ekonomi (Mishkin, 1998:21),
pasar modal yang memegang peranan penting dalam mengatasi kebutuhan dana ini. Pasar
modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas berupa obligasi ataupun saham
(Husnan, 2001:5). Namun keputusan perusahaan dalam menentukan sumber dana yang akan
digunakan akan menghasilkan dampak atau konsekuensi yang berbeda. Pemenuhan kebutuhan
modal dengan menerbitkan saham akan menyebabkan peningkatan kontrol terhadap pihak
manajemen oleh pemilik perusahaan. Jika perusahaan menggunakan utang, maka perusahaan
akan mendapat keuntungan yang berupa penghematan pajak (tax saving), di lain pihak
penggunaan hutang juga akan menimbulkan risiko, karena adanya beban tetap
BAB II
TEORI

Sumber pendanaan sendiri secara umum dapat dikelompokkan menurut jangka


waktunya dan menurut asalnya. Menurut jangka waktunya, sumber dana terbagi menjadi tiga
yaitu sumber dana jangka pendek, sumber dana jangka menengah, dan sumber dana jangka
panjang. Sedangkan menurut asalnya, sumber dana menurut asalnya dapat terbagi menjadi
sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Sumber internal merupakan sumber dana atau
modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan dan
penyusutan. Sedangkan sumber eksternal adalah smber dana yang berasal dari luar perusahaan
seperti supllier, bank dan pasar modal. banyak sekali, tetapi yang paling umum adalah saham,
modal ventura, obligasi, dan saham preferen. Sedangkan

1. Sumber dana menurut jangka waktunya terbagi menjadi :


1) Sumber dana jangka pendek
Sumber dana jangka pendek pada prinsipnya merupakan bentuk pendanaan yang harus
dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Perusahaan memerlukan
pendanaan jangka pendek karena beberapa hal :
 Laba yang diperoleh mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
pendanaan sehubungan dengan pertumbuhan perusahaan;
 Dalam memenuhi kebutuhnan dana, pihak manajemen cenderung memilih untuk
meminjam dari pada harus menunggu perusahaan memiliki cukup dana;
 Sumber pendanaan jangka pendek lebih mudah tersedia dan biasanya biayanya lebih
rendah dibandingkan sumber pendanaan jangka panjang.
Menurut Sartono (2001) sumber dana jangka pendek dikelompokkan menjadi:
a. Accrual Account, merupakan jenis hutang bebas bunga, seperti kebisaan perusahaan
membayar gaji karyawannya mingguan atau bulanan. Dengan demikian di
neracanya akan nampak tampak rekening upah sebagai hutang gaji yang belum
dibayarkan, rekening ini akan meningkat secara otomatis jika kegiatan perusahaan
meningkat.
b. Hutang Dagang, adalah sumber pembiayaan jangka pendek yang paling besar bagi
perusahaan. Misalnya perusahaan seringkali dapat membeli persediaan yang
diperlukan secara kredit dari perusahaan lain, sebagai contoh misalnya perusahaan
melakukan pembelian setiap hari Rp1.000.000 dengan syarat pembayaran net 30.
Ini berarti bahwa perusahaan dapat membayar pada setiap akhir bulan. Dengan
demikian secara keseluruhan perusahaan akan memiliki hutang dagang sebesar
Rp30.000.000.
c. Hutang Bank, adalah sumber dana jangka pendek yang biasanya dikeluarkan oleh
bank-bank komersial. Biaya hutang jangka pendek ini sangat bervariasi untuk
berbagai peminjam pada waktu tertentu. Secara teoritis tingkat bunga akan
cenderung tinggi bagi peminjam yang beresiko tinggi dan sebaliknya relative redah
untuk peminjam yang bonafide.
d. Commercial Paper, satu bentuk promissory note tanpa jaminan yang dikeluarkan
oleh perusahaan besar, profitable dan dijual kepada perusahaan lain seperti asuransi,
dana pension, dan bank.
e. Factoring atau biasa disebut anjak piutang. Perusahaan anjak piutang merupakan
badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan
dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, di samping penatausahaan
penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan nasabah.
2) Sumber dana jangka menengah
Sumber dana jangka menengah adalah sumber dana yang mempunyai jangka waktu
lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun. Kebutuhan jangka menengah
diperlukan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan sumber dana
jangka pendek di suatu pihak dan juga sulit dipenuhi dengan sumber dana jangka
panjang di pihak lain. Jenis sumber dana jangka menengah :
a. Term loan
Kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun. Term
loan pada umumnya dibayar kembali dengan angsuran tetap selama periode tertentu,
misalnya setiap bulan, kuartal atau setiap tahun. Term loan biasanya disediakan oleh
bank komersial atau bank dagang, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga
pembiayaan pemerintahan, dan suplier perlengkapan. Jika dilihar dari biaya, term
loan memiliki biaya yang lebih rendah dari pada modal saham atau obligasi karena
tidak adanya biata yang berkaitan dengan biaya penerbitan saham dan obligasi.
b. Equipment loan
Pendanaan atau pembiayaan yang dipergunakan untuk pengadaan peralatan baru
yang mudah untu diperjual belikan. Peminjam biasanya menanggung beban lebih
tinggi dari harga perlengkapan tersebut, dan selisih antara peralatan dengan beban
total merupakan margin of safety bagi kreditur. Equipment loan biasanya diberikan
oleh bank komersial, penjual peralatan, perusahaan asuransi, dana pensiun, dan
lembaga pembiayaan lainnya. Ada dua instrumen yang dapat dipergunakan untuk
membiayai equipment yaitu melalui kontrak penjualan kondisional dan hipotik
barang bergerak.
c. Leasing atau sewa guna usaha
Persetujuan atas dasar kontrak dimana pemilik dari aset atau pihak yang
menyewakan aset (lessor) menginginkan pihak lain atau penyewa (leese) untuk
menggunakan jasa dari aset terseut selama periode tertetu. Manfaat dari leasing
antara lain bahwa lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki
aktiva tersebut. Hak milik atas aktiva tersebut tetap pada lessor, namun bisa juga
lessee diberi kesempatan untuk membeli aktiva tersebut.
d. Modal ventura adalah bentuk pembiayaan penyertaan modal yang bersifat
sementara ke dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU).
3) Sumber dana jangka panjang
Pendanaan dalam jangka panjang pada umumnya menunjukkan pendanaan yang jangka
waktunya lebih dari lima tahun. Pendanaan jangka panjang terutama terdiri dari
obligasi. Pendanaan jangka panjang seringkali digunakan untuk mendanai aset yang
masa manfaatnya jangka panjang, seperti tanah, mesin, pabrik, atau proyek-proyek
konstruksi lainnya. Jenis-jenis sumber dana jangka panjang adalah :
a. Hutang jangka panjang, terdapat beberapa alternatif hutang jangka panjang seperti
obligasi, hutang dengan tanpa jaminan, dan hutang jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Hutang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara
peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman
sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodic yang
mencakup bunga dan pokok pinjaman.
b. Obligasi, yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan akan jatuh
tempo pada waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar bunga tertentu.
Tingkat bunga obligasi biasanya tetap dan dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali
dalam satu tahun.
c. Saham preferen, sebagai sumber modal jangka panjang perusahaaan, saham
preferen menduduki posisi antara long term debt dengan saham biasa. Seperti halnya
saham biasa, saham preferen juga merupakan bagian dari modal sendiri. Saham
preferen memberikan pendapatan yang relatif konstan dan biaya modal saham
preferen cenderung lebih tinggi dari biaya hutang. Pemegang saham preferen
memiliki prioritas dalam pembayaran dividen.
d. Saham biasa, merupakan sumber dana yang permanen, karena akan tertanam dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih
menjalankan kegiatan operasi. Pemegang saham biasa merupakan pemilik
perusahaan yang sebenarnya. Pendapatan yang diterima oleh pemegang saham biasa
adalah laba setelah dikurangi pajak dan dividen.

2. Sumber dana menurut asalnya terbagi menjadi :


1) Sumber Internal
Dana yang berasal dari sumber intern adalah dana atau modal yang dibentuk atau
dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earnings) dan
penyusutan (depreciation). Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya kedua dana
tersebut di dalam perushaan tidak ada bedanya. Besarnya laba ditahan dipengaruhi oleh
besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, dicidend policy dan plowing back
policy yang dijalankan oleh perusahaan. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama
periode tertentu jumlahnya besar, tetapi karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa
sebagian besar dari laba tersebut dibagikan sebagai dividen, maka bagian laba yang
ditahan akan kecil jumlahnya atau sebaliknya. Besarnya depresiasi setiap tahunnya
tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang
akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya
terbatas sampai saat penggantian tersebut (Riyanto;2001).
2) Sumber Eksternal
Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan
pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Dana atau modal yang
berasal dari kreditur merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal
yang berasal dari kreditur tersebut disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan
menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan
hutang (debt financing). Sumber pendanaan eksternal dapat berupa :
a. Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. pemegang saham
memperoleh pendapatan dari dividen dan capital gain atau selisih antara harga jual
dengan harga beli. Saham dapat terbagi menjadi saham biasa dan saham preferen.
a) Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang tidak memiliki keistimewaan baik dari sisi
penerimaan dividen atau dalam klaim atas aset perusahaan mengalami kondisi
likuidasi. dividen tidak harus di bayarkan apabila perusahaan tidak mempunyai
kas atau mempunyai kas. Saham biasa merupakan sumber dana yang permanen,
karena akan tertanam dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas
selama perusahaan masih menjalankan kegiatan operasi. Adapun karakteristik
Saham Biasa adalah sebagai berikut :
 Shareholder Rights
Pemegang saham mengendalikan perusahaan melalui hak untuk memilih
Direksi. Direksi dipilih setiap tahun melalui Rapat Umum Pemegang Saham
oleh pemegang saham mayoritas. Prinsipnya adalah “satu saham, satu hak
suara”.
 Proxy Voting
Proxy adalah pemberian kewenangan dari pemegang saham keadaan pihak
lain untuk memilih dengan saham yang dimilikinya. Pemegang saham bisa
datang saat RUPS untuk memilih Direksi atau memindahkan haknya kepada
pihak lain.
 Classes of Stock
Beberapa perusahaan memiliki lebih dari satu tipe saham biasa yang kadang
kala memiliki hak suara yang tidak sama. Ford Motor Company (FMC)
misalnya memiliki saham biasa tipe B yang tidak diperdagangkan di bursa
saham (dimiliki oleh keluarga pendiri perusahaan). Alasannya keberadaan
lebih dari satu tipe saham biasa terkait dengan pengendalian perusahaan.
 Other Rights
Nilai saham biasa dalam perusahaan berhubungan langsung dengan hak-hak
umum yang dimiliki pemegang saham. Biasanya pemegang saham biasa
memilki beberapa hak lain selain hak untuk memilih direksi, yakni :hak
untuk mendapatkan dividen secara proposional, hak untuk memperoleh nilai
sisa dari aset secara proposional setelah liabilitas dibayarkan dalam kondisi
perusahaan likuidasi. Dan hak untuk memilih terkait dengan hal-hal yang
sangat penting, misalnya merjer.
Pemegang saham juga terkadang memiliki preemptive right yakni hak yang
diberikan kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru
perusahaan yang akan diterbitkan. Pemegang saham lama ditawarkan
membeli untuk pertama kali jika tidak mengambil penawaran tersebut maka
perusahaan akan menjualnya ke pasar. Preemptive right mencegah
terjadinya dilusi kepemilikan pemegang saham lama.
 Dividends
Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham adalah tingkat
pengembalian atas modal yang dikontribusikan secara langsung atau tidak
langsung ke perusahaan. Pembayaran dividen merupakan hasil keputusan
RUPS.
Beberapa karakteristik penting dari dividen yakni:
 Dividen bukan merupakan liabilitas perusahaan. Nilai dividen yang
dibayarkan berdasarkan pertimbangan dari dewan direksi.
 Dividen bukanlah beban perusahaan sehingga dividen tidak bisa
dikurangkan dari pajak (dividen mengurangi laba setelah pajak).
 Dividen yang diterima oleh pemegang saham individu dikenakan pajak.
b) Saham Preferen
Saham preferen merupakan bagian dari modal sendiri. Saham preferen
memberikan pendapatan yang relative konstan, biaya modal salah preferen yang
cenderung lebih tinggi daripada biaya utang karena resiko yang dihadapi
pemegang saham preferen lebih besar dari resiko pemegang obligasi. Saham
preferen memiliki perbedaan dengan saham biasa, dalam hal pembayaran
dividen dan distribusi aset saat perusahaan dilikuidasi. Pemegang saham
preferen akan mendapatkan dividen lebih dahulu sebelum pemegang saham
biasa menerima dividen.
Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut :
 Stated Value
Saham preferen memiliki nilai likuidasi yang tetap. Nilai rupiah dari dividen
tunai yang diberikan kepada pemegang saham preferen biasanya ditentukan
setiap lembar saham.
 Cumulative dan Noncumulative Dividen
Tidak seperti bunga untuk obligasi, Dewan direksi boleh memutuskan untuk
tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Utang dividen yang
tidak dibayarkan pada suatu tahun dapat bersifat kumulatif dan
nonkumulatif. Jika saham preferen memiliki sifat kumulatif maka dividen
yang tidak dibagikan akan diakumulasikan ke tahun berikutnya sampai
dengan Direksi memutuskan untuk membagikan dividen. Dividen yang
belum dibayarkan tidak diakui sebagai utang perusahaan. Jika saham
preferen memiliki sifat non-kumulatif maka dividen yang tidak dibayarkan
pada suatu tahun tidak diakumulasikan ke tahun-tahun pembayaran dividen
berikutnya.
 Apakah saham preferen merupakan utang ?
Beberapa ahli berpendapat, saham preferen merupakan utang karena nilai
dividen yang dibagikan tetap dan dapat terakumulasi setiap tahunnya.
Walaupun demikian, saham preferen tidak memilki waktu jatuh tempo
sehingga memiliki sifat seperti ekuitas. Hal ini membuat saham preferen
memiliki sifat hybird yakni memiliki sifat utang dan ekuitas.
b. Utang Jangka Panjang Perbedaan utama antara utang dan ekuitas adalah sebagai
berikut:
 Utang tidak mencerminkan kepemilikan atas perusahaan.
 Pembayaran bunga atas pinjaman diklasifikasikan sebagai beban perusahaan
sehingga mengurangi beban pajak yang harus ditanggung perusahaan. Dividen
yang dibayarkan tidak mengurangi pembayaran pajak.
 Utang yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas. Jika tidak dibayar, maka
kreditur dapat mengklaim aset perusahaan peminjam yang akan berakibat
terjadinya likuidasi atau reorganiasi perusahaan peminjam.
Utang jangka panjang adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan dimana
perusahaan menjanjikan pembayaran pokok dan bunga kepada kreditur pada waktu
yang dijanjikan. Sekuritas utang dapat dibagi menjadi utang jangka pendek (jatuh
tempo < 1 tahun) atau jangka panjang (dengan jatuh tempo > 1 tahun). Utang jangka
panjang dapat berupa utang bank jangka panjang, wesel bayar atau obligasi.
Pembahasan utang jangka panjang disini lebih spesifik kepada utang jangka panjang
yang diterbitkan ke masyarakat yaitu obligasi.
The Indenture
Indenture adalah surat perjanjian antara perusahan dengan pihak krediturnya.
Umumnya perusahaan menunjuk wali amanat (trustee) misalnya bank untuk
mewakili kepentingan pemegang obligasi.
Indenture umumnya berisikan : Istilah-istilah dasar obligasi, total nilai nominal
obligasi yang diterbitkan, penjelasan tentang properti yang dijadikan jaminan, tata
cara pembayaran kembali, provisi penarikan kembali obligasi, dan rincian covenant
yang ada.
Sekuritas Utang
Sekuritas utang diklasifikasikan berdasarkan jaminan yang digunakan untuk
melindungi pemegang obligasi. Jaminan yang diberikan biasanya dalam bentuk aset.
Mortgages securities adalah surat utang yang dilindungi dengan aset properti berupa
tanah atau bangunan yang dimiliki perusahaan penerbit surat utang.
Debenture adalah surat utang yang tidak dijaminkan dengan aset tertentu.
Seniority mengindikasikan posisi kreditor dan utang biasanya diidentifikasi sebagai
senior dan junior untuk mengindikaikan seniority.
Pembayaran Kembali Obligasi (Repayment)
Obligasi dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo yaitu pada saat pemegang
obligasi akan memperoleh nilai nominal obligasi. Pemegang obligasi dapat juga
menerima nilai nominal obligasi sebagian atau seluruhnya sebelum obligasi jatuh
tempo.
Sinking fund (dana pelunasan obligasi) adalah akun yang dikelola oleh wali amanat
obligasi untuk pelunasan obligasi. Perusahaan membayar sejumlah dana setiap
tahunnya kepada wali amanat yang kemudian menggunakan dana tersebut untuk
membeli kembali obligasi secara bertahap.
Call Provision
Call provision membuat perusahaan penerbit obligasi untuk membeli kembali
obligasi atau call sebagian atau seluruh obligasi pada harga yang telah ditentukan
selama periode waktu tertentu. Umumnya harga pembelian kembali obligasi (call
price) lebih tinggi dari nilai nominal obligasi.
Protective covenant
Protective covenant merupakan bagian dari perjanjian pinjaman yang membatasi
kegiatan-kegiatan perusahaan peminjam selama jangka waktu pinjaman.
Protective covenant dapat dibagi menjadi dua kelompok:
 Positive covenant adalah tindakan yang boleh atau harus dilakukan perusahaan,
contoh: menjaga tingkat modal kerja diatas angka minimal tertentu.
 Negative covenant adalah tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh perusahaan,
misalnya membatasi jumlah pembayaran dividen.
Jenis-Jenis Obligasi
Floating Rate Bonds
Pembayaran kupon bunga dapat disesuaikan dengan indeks tingkat bunga tertentu.
Nilai dari floating rate bond bergantung pada berapa lama penyesuaian pembayaran
kupon disesuaikan. Floating rate bond memilki beberapa karakteristik yakni:
 Pemegang obligasi memilki hak untuk menjual kembali obligasi yang dimilikinya
pada nilai nominalnya setelah beberapa periode. Hak ini disebut dengan put
provosion.
 Kupon bunga memilki batas atas (maksimum/ceiling) dan batas bawah
(minimum/floor).
Other Types of Bonds
 Bonds with Warrant
Setiap pemegang obligasi diberikan hak untuk membeli saham perusahaan pada
harga tertentu dan waktu tertentu.
Obligasi dengan warrant berbeda dengan convertible bonds karena warrant
dapat dijual terpisah dari obligasi.
 Income Bonds
Mirip dengan obligasi biasa namun pembayaran kupon bunga bergantung pada
laba perusahaan. Umumnya kupon bunga akan dibayarkan jika laba perusahaan
cukup.
 Convertible bonds
Pemegang saham dapat mengkonversikan obligasi menjadi saham biasa pada
harga tertentu sebelum tanggal jatuh tempo obligasi.
 Put bond
Obligasi yaitu pada saat pemegang obligasi boleh memaksa penerbit untuk
membeli kembali obligasi yang pernah diterbitkan sebelumnya pada harga
tertentu.
Sekuritisasi Obligasi
Obligasi yang pembayaran kupon bunga dan nilai nominalnya berasal dari aset
tertentu atau kumpulan aset tertentu. Misalnya BTN dapat saja menerbitkan obligasi
yang pembayaran bunga dan nilai nominalnya berasal dari piutang-piutang KPR
yang dimiliki oleh BTN.
Kredit Sindikasi Jangka Panjang
Pinjaman sindikasi adalah pinjaman kepada perusahaan yang diberikan oleh
sekelompok (sindikasi) bank atau instusi keuangan. Pinjaman sindikasi selalu
memilki rating investasi yang baik.
Obligasi Internasional
Eurobond adalah obligasi yang diterbitkan di beberapa Negara tetapi menggunakan
satu mata uang saja, biasanya mata Uang Negara tempat penerbit obligasi berasal
Foreign bonds adalah obligasi yang diterbitkan di suatu Negara dengan
menggunakan mata uang Negara tempat terbitnya obligasi tersebut. Nama-nama
foreign bond yang diterbitkan: Yankee bond (United States), Samurai bond (Japan),
dan Rembrandt bond (Netherlands).
3. Pola Pembiayaan
Perusahaan menggunakan arus kas untuk belanja modal dan modal kerja bersih baru. Secara
historis perusahaan di Amerika Serikat mengeluarkan kas sebesar 80% untuk belanja modal
dan sisanya untuk modal kerja.

Defisit Pendanaan Jangka Panjang

Uses of Cash flow (100%) Sources of Cash flow (100%)

Internal cash flow


(retained earning + Internal
Capital depreciation 80%
expenditure
Cash Flow
80%

Internal
financial deficit

net working Ekternal


Long term debt and equity
capital + other
(net new issues of bonds
uses 20% Cash Flow
and stock) 20%

Beberapa fitur dari pendanaan jangka panjang:

1. Arus kas yang diperoleh dari internal perusahaan mendominasi sebagai sumber
pendanaan.
2. Pendanaan yang defisit terjadi karena adanya selisih antara total pengeluaran
perusahaan dengan arus kas yang dihasilkan secara internal.
3. Secara umum, kekurangan pendanaan biasanya ditutupi dengan pinjaman atau
menerbitkan saham baru yang merupakan sumber pendaan eksternal.
4. Perkembangan Terkini Struktur Modal
Apakah struktur permodalan perusahaan-peruahaan di Amerika Serikat berubah secara
signifikan di pertengahan 90-an ? sayangnya tidak ada jawaban yang tepat untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
Penggunaan nilai buku atau nilai pasar dari utang dan ekuitas dalam menentukan rasio utang
atas ekuitas akan memberikan gambaran yang berbeda terkait dengan struktur permodalan
perusahaan. Secara umum, cedekiawan lebih suka menggunakan nilai pasar dalam
menghitung rasio utang.
Hal ini dikarenakan nilai pasar mencerminkan nilai terkini dibandingkan dengan nilai
historis meskipun terjadi perbedaan dengan para praktisi. Penggunaan nilai buku lebih
popular karena adanya volatilitas dalam pasar saham. Perusahaan di Amerika Serikat lebih
sedikit menggunakan utang dibandingkan dengan ekuitas dalam struktur permodalannya.
5. Strategi Perusahaan Memilih Struktur Modal
Sebuah penelitian oleh Elok Sri Utami (Universitas Jember) tentang strategi pendanaan antara utang
dan saham mengungkapkan bahwa Strategi struktur modal menjadi penting karena dalam memilih
apakah perusahaan menggunakan utang atau ekuitas (saham) membawa konsekwensi terhadap
risiko dan return. Berangkat dari karakteristik sumber pendanaan utang dan ekuitas (saham), jika
dilihat dari sudut pandang perusahaan, maka keuntungan menggunakan utang atau saham dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Keuntungan dan Kelemahan menggunakan utang
Keuntungan Biaya
menyediakan manfaat pajak karena pengeluaran utang dapat meningkatkan risiko karena
bunga dapat merededuksi pajak kemungkinan perusahaan tidak mampu memenuhi
pembayaran tetapnya bahkan dapat juga berujung
pada risiko kebangkrutan
utang bisa mendorong manajer untuk lebih disiplin utang akan meningkatkan potensi konflik antara
dalam pilihan-pilihan investasi mereka pemberi utang (kreditor) dan agen (dalam hal ini
diwakili oleh manajer)
utang tidak memberikan pihak pemegang surat utang menyebabkan perusahaan kehilangan
utang (debtholder) hak suara, sehingga tidak beberapa fleksibilitas berkaitan dengan
terjadi pergeseran pengendalian perusahaan. pembiayaan di masa mendatang, karena adanya
rambu-rambu perjanjian (debt covenant) yang
ditetapkan pada awal pinjaman dilakukan

Keuntungan dan biaya menggunakan pendanaan ekuitas (saham)


Keuntungan Biaya
saham tidak mengharuskan perusahaan untuk penerbitan saham baru sering direspon negatif oleh
membayar dividen, meskipun demikian bukan pasar, sehingga mengakibatkan harga saham
berarti dana ekuitas yang masuk untuk kegiatan
turun. Respon negatif muncul karena anggapan
usaha tidak mengandung biaya investor kepada manajemen bahwa perusahaan
tidak mampu membayar bunga jika menggunakan
utang sebagai akibat dari kinerja yang kurang
bagus
dana yang digali dari saham (ekuitas) adalah penerbitan saham menyebabkan dilusi kepemilikan
sangat besar sehingga memungkinkan bagi saham, yaitu berkurangnya presentase kepemilikan
perusahaan untuk melakukan investasi dengan saham pemilik lama yang tidak memiliki cukup dana
nilai yang juga besar. untuk membeli saham baru yang berpotensi pada
resistensi rencana penerbitan saham.
saham merupakan modal yang dapat menjamin penerbitan saham dapat mengakibatkan
kerugian yang diderita perusahaan, sehingga pergeseran pengendalian. Ketika penerbitan saham
saham dapat meningkatkan kredibilitas
baru tidak diikuti oleh pembelian secara
perusahaan penerbit proporsional dari pemegang saham mayoritas,
maka hal ini dapat menyebabkan perubahan
pengendali perusahaan.
Selain itu saham merupakan surat kepemilikan biaya pendanaan saham akan lebih tinggi
atau modal sehingga tidak mempunyai tanggal dibandingkan dengan utang karena banyak
jatuh tempo melibatkan pihak lain, seperti penjamin emisi
(underwriter), notaris dan lain-lain
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa pertanyaan penting yang selama ini belum
terjelaskan adalah mengapa perusahaan mempunyai bauran pembiayaan yang berbeda dan
apakah debt ratio yang ada saat ini adalah tepat bagi mereka? Ada tiga pandangan alternatif
mengenai strategi perusahaan memilih sebuah bauran pembiayaan.
a. Pilihan antara hutang dan ekuitas ditentukan oleh berada dimanakah suatu perusahaan
dalam siklus hidupnya.
b. Perusahaan memilih bauran pembiayaannya dengan melihat perusahaan lain yang
sejenis dalam bisnisnya.
c. Perusahaan memiliki pilihan yang kuat terhadap pilihan pembiayaan yang akan mereka
gunakan dengan hirarki pembiayaan. Alternatif bauran pembiayaan pada masing
masing strategi ini secara implisit tetap mempertimbangkan untung rugi (tradeoff)
antara biaya dan keuntungan sumber dana, meskipun demikian tetap ada asumsi pada
masing-masing strategi berikut:
a) Bauran pembiayaan dan siklus hidup perusahaan
Strategi pembiayaan perusahaan dapat berubah seiring dengan transisinya dari
perusahaan yang baru berdiri (start-up) menjadi sebuah perusahaan yang dewasa
hingga akhirnya mengalami penurunan (Damodaran, 2001:511). Ada lima tahapan
siklus hidup sebuah perusahaan:
 Start-up yaitu suatu tahapan ketika bisnis baru yang seringkali didanai oleh
sumber dana dari ekuitas dan mungkin sedikit utang bank, karena baru berdiri
maka ada hambatan untuk mendapatkan dana.
 Masa ekspansi dimana pelanggan mulai meningkat sehingga kebutuhan
pendanaan juga meningkat karena keinginan untuk ekspansi. Pada masa ini
perusahan kemungkinan kecil untuk dapat membuat cash flows internal tinggi
sementara kebutuhan investasi besar sehingga pemilik akan mencari lewat
ekuitas pribadi atau ada sebagian perusahaan menjadi go public lewat
penerbitan saham biasa.
 Masa pertumbuhan tinggi (mature) meski pendapatan perusahaan tinggi tetapi
laba jauh tertinggal dari pendapatan sehingga kebutuhan dana dapat dipenuhi
dengan ekuitas lebih banyak lagi, dan utang konvertibel yang mungkin untuk
mengumpulkan modal.
 Masa pertumbuhan matang (dewasa) pada kondisi ini laba dan cash flow akan
terus meningkat pesat, maka kebutuhan dana akan ditutup dengan utang bank
atau menerbitkan obligasi.
 Masa penurunan (decline) yang mana akan dijumpai pendapatan dan laba
perusahaan mulai menurun, karena bisnis mereka semakin dewasa dan
kompetitor baru mengambil alih posisi mereka.
b) Bauran Pembiayaan Berdasarkan Rasio Industri
Strategi kedua adalah bauran pembiayaan dengan mendasarkan pada bauran
pembiayaan yang digunakan oleh perusahaan lain dalam bisnis yang sejenis
c) Bauran Pembiayaan mengikuti Hierarki Pembiayaan
Ada bukti bahwa perusahaan akan mengikuti hierarki pembiayaan yang dimulai dari
penggunakan laba ditahan, diikuti kemudian dengan utang dan ekuitas baru
menjadi pilihan terakhir. Menurut teori Brealy dan Myers,1996: 500 perusahaan
mempunyai pola urutan pendanaan yang disebut Pecking Order Theory :
 Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal, yaitu pendanaan dari hasil
operasi perusahaan sendiri,
 Perusahaan akan menyesuaikan target pembayaran dividen terhadap peluang
investasi dimana pembayaran secara bertahap disesuaikan terhadap peluang
investasi,
 Kebijakan dividen bersifat sticky disertai dengan fluktuasi keuntungan akan
membawa ketersediaan dana internal berkurang atau lebih dari kesempatan
investas, jika dana internal kurang dari investasi memungkinkan bagi
perusahaan untuk mencari sumber pendanaan eksternal,
 Jika dibutuhkan dana eksternal perusahaan akan mencari dana yang paling
murah dan aman lebih dulu yaitu dari utang, kemudian diikuti menerbitkan
saham baru sebagai pilihan terakhir untuk memenuhi investasi.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Pertama, strategi memilih alternatif


pendanaan apakah utang ataukah saham adalah sarat oleh untung rugi (tradeoff)
antara pertimbangan keuntungan(manfaat) dan biaya (kerugian) dari masing-masing
yang mampu diterima oleh manajer keuangan sebagai pengambil kebijakan. Kedua
strategi memilih antara utang dan saham akan sangat tergantung pada estimasi cash
flow perusahaan di masa yang akan datang, mengingat utang yang harus dibayar
beserta bunganya, sedang untuk saham merupakan modal yang tidak mempunyai
jatuh tempo. Ketiga, strategi yang merupakan alternatif struktur yang akan
ditargetkan oleh perusahaan dapat mengacu pada tahapan siklus hidup perusahaan
atau mengacu pada rasio perusahaan lain yang sejenis dan juga bisa mengacu pada
pola urutan pendanaan sebagai akibat adanya informasi asimetri. Penentuan pilihan
akan mencerminkan preferensi risk dan return perusahaan.Oleh karena itu, pilihan
pendanaan antara utang atau saham akan sudah sangat dipertimbangkan oleh
manager dengan alasan-alasan yang menguntungkan bagi perusahaan.
BAB III
CONTOH KASUS

A. Primus Automation Division


Primus Automation adalah sebuah divisi dari perusahaan besar kelas dunia yang
membuat (manufaktur) dan penyedia jasa penyediaan peralatan otomasi Pabrik di seluruh
dunia termasuk kawasan Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Produk Primus termasuk
pengendali yang dapat diprogram, kontrol numerik, komputer industri, perangkat lunak
manufaktur, sistem otomasi pabrik, dan jaringan komunikasi data.
Lingkungan bisnis telah berubah drastis beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan
ekonomi yang lambat yang disertai peningkatan jumlah kompetitor diprediksi akan terus
terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Namun, kebangkitan basis manufaktur AS, sebagai
akibat melemahnya nilai tukar dollar sehingga menaikkan nilai ekspor, turut mendorong
pertumbuhan pabrik otomasi. Aliansi perusahaan lintas benua dan pengenalan produk baru
telah meningkatkan persaingan dalam dunia industri
Target dari Primus Automation adalah mempertahankan diri sebagai pemimpin
pasar, meningkatkan penjualan sebesar 15% dalam setahun, dan mencapai target laba.
Semua target tersebut ingin dicapai dengan cara memberikan layanan pelanggan yang
paling responsif, menguasai segmen pasar dengan volume pertumbuhan tinggi, dan
menawarkan produk dengan teknologi terbaik yang sesuai dengan standar industri.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan tindakan yang menstimulasi
permintaan dengan cara memberikan insentif baru untuk pembelian peralatan otomasi.
Banyak pengguna yang awam (unsophisticated customer ) mengenai peralatan otomasi di
Amerika Serikat perlu diberikan pendidikan dalam hal analisa belanja modal, insentif pajak,
dan beberapa alternatif lain untuk pengadaan peralatan. Para eksekutif dari divisi telah
membahas beberapa pendekatan pendanaan aset yang sesuai dengan sistem mereka..
Pada awal tahun 2002, Tom Baumann, seorang analis Tim Pemasaran dan Penjualan
pada Divisi Otomasi Pabrik (Factory Automation), Primus Corporation, harus memberikan
rekomendasi kepada Manajer Divisi Penjualan (Sales Manager ) mereka, Jim Feldman,
mengenai syarat-syarat Leasing salah satu produk sistem canggih mereka untuk Avantjet
Corporation, produsen pesawat Corporate-Jet. Secara spesifik, Baumann
mempertimbangkan untuk memilih salah satu dari empat alternatif paket persyaratan
Leasing yang akan mereka tawarkan.
Pekerjaan dalam menganalisis dan menetapkan persyaratan Leasing merupakan hal
yang relatif baru bagi Baumann dan ide ini baru saja muncul satu bulan sebelumnya, ketika
Avantjet menginformasikan kepada Baumann dan Feldman bahwa mereka memutuskan
untuk menunda pembelian sistem otomatisasi pabrik selama waktu yang tidak dapat
ditentukan. CEO Avantjet baru saja memerintahkan penangguhan setiap belanja modal
(Capital Expenditure / Capex) yang dapat memberikan pengaruh negatif pada Income
Statement dan Neraca ( Balance Sheet) perusahaan. Di lain pihak, Baumann sesungguhnya
tidak terlalu terkejut dengan keputusan Avantjet ini. Karena baru-baru ini, Wall Street
Journal mengumumkan penurunan harga saham dan memburuknya Balance Sheet Avantjet
sebagai contoh memburuknya kondisi industri manufaktur selama resesi ekonomi.
Tiga bulan sebelumnya, Baumann dan Feldman telah memenangkan persaingan
nyata untuk bisnis Avantjet mengenai pesaing utama Primus, Faulhaber Gmbh dari Jerman
dan Honshu Heavy Industries of Japan.. Baumann khawatir bahwa kondisi yang terjadi pada
Avantjet saat itu akan memberi dua pesaing tersebut kesempatan untuk memperbarui usaha
penjualan mereka ke Avantjet.
Feldman menantang Baumann untuk menemukan cara untuk memastikan penjualan
ini: "Bantu aku mengamankan kesepakatan ini atau kita tidak dapat mencapai Sales Budget
kita tahun ini. Selain itu, mengingat ketatnya persaingan, kita bisa saja kehilangan
pelanggan sama sekali pada penjualan di masa depan (Future Sales)". Baumann
mengeksplorasi dan memikirkan berbagai metode pembiayaan, seperti leasing, yang
mungkin menghilangkan keengganan Avantjet untuk melanjutkan transaksi. Beliau
menyimpulkan bahwa transaksi dalam bentuk leasing mungkin dapat mengamankan
kesepakatan yang telah terjadi. Sekarang, mereka tinggal menentukan masalah detail
pembayaran tahunan leasing yang harus diselesaikan sebelum kembali ke Avantjet dengan
membawa sebuah proposal
B. Pendekatan Pendanaan Aset
Baumann telah berdiskusi dengan eksekutif dari Primus mengenai beberapa cara
yang akan digunakan oleh Primus Automated Factory System. Pertama, customer dapat
membeli dengan uang tunai maupun uang pinjaman dengan jaminan atau tanpa jaminan
peralatan. Kedua perusahaan yang akan menjadi customer dapat membeli peralatan melalui
penjualan bersyarat dimana hak milik produk akan diberikan setelah pembayaran dilunasi
oleh customer. Yang terakhir, customer dapat memperoleh peralatan dengan cara Leasing
melalui dua cara yang pertama melalui operating lease yang dapat dibatalkan yaitu tipe
leasing dimana customer dapat menggunakan barang selama waktu kurang dari umur
ekonomis peralatan. Kedua, dapat dengan cara capital lease yang tidak dapat dibatalkan,
dimana transaksi ini berlaku sampai umur ekonomis peralatan berakhir.
C. Capital vs Operating Lease
Pada Financial Accounting Standart Board (FASB) pernyataan nomer 13 yaitu tentang
Accounting for leseas, Financial Accounting diatur bahwa kontrak lease harus memenuhi
salah satu atau lebih dari empat kriteria berikut
a) Kepemilikan dari aset berpindah saat akhir periode leasing.
b) Terdapat sebuah persetujuan pilihan pembayaran, lessee membayar nilai fair market
property pada batas akhir lease
c) Masa lease harus lebih atau sama dengan 75% dari umur ekonomis barang.
d) Present value dari pembayaran lease selama masa lease harus sama atau lebih dari 90%
dari nilai fair market pada lease property diawal lease.
Jika lease tersebut layak sebagai capital lease, lessee perlu menghitung depresiasi
dari peralatan dilihat sebagai asset dan liabilitas pada neraca keseimbangan. Lessee tidak
dapat mengurangi pembayaran lease dari pendapatan pajak. Pada akhir kontrak lease, lessee
memperoleh hak kepemilikan dan menanggung resiko dari perubahan pada nilai asset. Jika
kontrak lease tidak satupun sesuai dengan kriteria,itu dapat diklasifikasikan sebagai lessing
operasi. Sebagai lessing operasi, pembayaran lease dimasukkan dalam biaya sehari hari,
dikurangi dari pendapatan pajak. Property yang di lease tidak dicantumkan pada neraca dan
setelah batas akhir lease harus dikembalikan ke pemberi lease.
Primus Automation sebelumnya tidak pernah menawarkan metode lease dan tidak
biasa dengan struktur working of leasing. Untungnya, divisi keuangan peralatan dari induk
perusahaan Primus memiliki ahli dibidang leasing dan akan membantu Bouman dalam
penelitiannnya. Bouman menggali beberapa informasi dari perwakilan divisi yang
dikirimkannya. Bauman menyadari ini merupakan usaha pertamanya dan beliau ingin
memahami semua nuansa mengenai leasing.
Avantjet
Merupakan pabrik pembuat corporate-jet aircraft. Untuk melakukan cost reduction
dan mempercepat company’s production line. Avantjet membutuhkan automation system.
Bauman telah mendengar bahwa Vice President Operation dari Avantjet telah
menetapkan untuk membeli sistem otomasi untuk memotong biaya dan mempercepat
produksi perusahaannya. Sebuah jaminan besar akan pemesanan untuk jet-jet baru dan
retrofitted older older telah dimenangkan sebagai permintaan baru untuk diproduksi. Tanpa
sistem itu, sangat sulit untuk memenuhi pesanan yang ada. Bauman mengetahui anggaran
modal avantjet termasuk semua biaya biaya utama-kontruksi baru dan modal lease kecuali
biaya lease operasi.
Risiko keusangan dan kemampuan memperbarui peralatan merupakan keputusan
yang berat bagi avantjet. Secara keseluruhuan, merupakan faktor penting yang
mempengaruhi cash flow karena avantjet menginginkan tidak ada tambahan biaya yang
tidak direncanaka pada tahun 2002.
Risiko keusangan dan kemampuan untuk meningkatkan peralatan sangat
membebani keputusan Avantjet. Secara keseluruhan, faktor yang paling penting adalah arus
kas, karena Avantjet ingin menghindari pengeluaran tambahan yang tidak direncanakan
pada tahun 2002.
Bowmann tertantang untuk menemukan jalan keluar dari persoalan tersebut. Dia
tahu banyak perusahaan telah memanfaatkan metode leasing untuk menyelamatkan
keadaan tersebut. Walaupun banyak dari perusahaan besar pada industri airframe longgar
dala hal membelanjakan uangnya, itu bermanfaat untuk menemukan kelas dari pelanggan
yang akan memberikan keuntungan secara financial dari metode leasing . Bauman menduga
bahwa kesenjangan tingkat pajak dan biaya modal antara lessor dan lessee menjadi titik
kritis dalam menyusun persyaratan lease.
Kompetitor Primus
Beberapa bulan sebelumnya, ketika Avanjet melihat proposal dari Primus, Honshu
dan Faulhaber, Baumann dan Feldman menyadsari bahwa proposal dari ketiga perusahaan
tersebut relatif sama, dsan hanya berbeda dalam hal harga (table 1).
Table 1 | Summary of the available pricing options (in US$)

Baumann penasaran dalam hal lease yang diusulkan oleh Faulhaber dan Honshu dan
perencanaan untuk mengestimasi efektivitas biaya lease proposal mereka masing-masing

Proposal Leasing Primus


Peralatan yang ditawarkan akan memungkinkan Avantjet untuk mengoperasikan
sejumlah workstation dari ruang kendali pusat sambil. Menyadari bahwa ia harus
mengetahui lebih lanjut tentang motif Avantjet untuk menunda proyek, Baumann bertanya
pada Feldman tentang kinerja Avantjet sejauh ini. Feldman menyebutkan bahwa CEO
Avantjet yang sebelumnya telah digantikan oleh seorang eksekutif senior dari luar
perusahaan yang lebih mementingkan bottom line dan neraca dibandingkan menyusun
biaya modal (capital expenditures) yang memiliki waktu pengembalian yang panjang.
Maka, Baumann mulai mengevaluasi kesepakatan ini. Harga total peralatan adalah
$715.000. Baumann mengasumsikan bahwa alternatif utama Avantjet untuk lease adalah
menggunakan harga pembelian peralatan pada pinjaman 5 tahun. Equipment Finance
Division juga memberikan Baumann 4 alternatif untuk operating lease selama lima tahun
dengan pembayaran tahunan yang sama (awal setiap tahun) yang bervariasi tergantung pada
tarif pajak dan biaya hutang Avantjet yang aktual. Pada akhir masa lease, pembaharuan
kontrak tergantung pada negosiasi antara kedua belah pihak. Peralatan otomasi pabrik
diklasifikasikan sebagai peralatan teknologi dengan usia pakai selama lima tahun.
Penyusutan (depresiasi) lima tahun menggunakan MACRSdapat dilihat pada tabel 2.
Table 2 Five-Year MACRS
Income Tax Depreciation Rate Schedule
Year Percentage
1 20.00
2 32.00
3 19.20
4 11.52
5 11.52
Dengan menyusun trasnsaksi ini sebagai operating lease, Equipment Finance
Division membutuhkan residual guarantee sebesar 11,2729% dari divisi Baumann.
Baumann tidak mengetahui seberapa sensitif garansi residual terbut terhadaap hasil
analisis..
Karena divisinya mencoba beralih ke leasing untuk meningkatkan penjualan, dia
menduga mungkin akan menanggung beberapa risiko nilai peralatan tersebut menurun
secara substansial dalam lima tahun. Otomasi Primus mungkin juga harus membantu Divisi
Keuangan Peralatan dalam memasarkan ulang peralatan ke pengguna lain, jika sebuah
kontrak baru tidak ditandatangani saat masa sewa asli berakhir. (Tampilan 3 mencantumkan
berbagai persyaratan harga dan leasing).
Exhibit 3

Terms Under Hypothetical Buy-and-Borrow


and Leasing Strategies

Loan (“Buy-and-Borrow”)
5-year term loan
Payment in arrears

Equipment cost $715,000


Cash down payment $0
Loan amount $715,000

Lease Annual payments


5-year net lease (in advance)

Leasing option #1 $155,040


Leasing option #2 $160,003
Leasing option #3 $162,350
Leasing option #4 $164,760

Both Methods
Guaranteed residual value: 11.2729%
(required by Primus Equipment Finance Division)

Investment tax credit 0%


Depreciation 5-year MACRS
BAB IV
PEMBAHASAN

1. ANALISIS PERMINTAAN PASAR (AVANTJET)


Kondisi internal Avanjet sebagai perusahaan sasaran utama Primus, sedang
mengalami penurunan. Terlihat dalam laporan keuangan Avantjet bahwa kondisi
persaingan yang semakin ketat menjadikan peningkatan penjualan tidak sekencang
tahun sebelumnya. Dalam kondisi ini, laba juga cenderung menurun akibat biaya
produksi yang semakin tinggi. Net profit margin pada 2000 diangka 2.01%, kini pada
2001 turun diangka 1.75%. Disisi lain, rasio hutang Avantjet masih tinggi berkisar
diangka 64% pada 2001. Sehingga, jika investasi yang dilakukan Avantjet didanai dari
hutang, akan memperbesar resiko kebangkrutan perusahaan.
Exhibit 1
AvantJet Statement of Income
($000)

2001 2000 1999

Sales $ 576,327 $ 575,477 $ 432,522


Other income 9,985 6,976 9,677

Gross income 586,312 582,453 442,199

Cost of goods sold 425,076 423,443 325,016


Selling, general, & admin. 43,624 36,215 35,632
Research & development 13,773 12,873 9,064
Interest 84,062 87,259 27,002

Total expenses 566,535 559,790 396,714

Income before taxes 19,777 22,662 45,485


Taxes 9,690 11,105 22,288

Net income $ 10,087 $ 11,557 $ 23,197

Source: Company records.


2. ANALISIS PROPOSAL PENGADAAN SISTEM AUTOMASI
Untuk membuat proposal pengadaan sistem automasi kepada Avantjet, primus
harus menyiapkan opsi-opsi sebagai bahan pertimbangan, mana yang paling
menguntungkan dari sisi Avantjet namun tidak merugikan Primus. Dalam analisis ini,
primus akan memilih alternatif opsi yang mana akan menarik dimata Avantjet namun
tergolong paling menguntungkan dari sisi Primus jika dibandingkan dengan opsi lain
seperti yang telah di tampilkan pada exhibit 3
Exhibit 3

Terms Under Hypothetical Buy-and-Borrow


and Leasing Strategies

Loan (“Buy-and-Borrow”)
5-year term loan
Payment in arrears

Equipment cost $715,000


Cash down payment $0
Loan amount $715,000

Lease Annual payments


5-year net lease (in advance)

Leasing option #1 $155,040


Leasing option #2 $160,003
Leasing option #3 $162,350
Leasing option #4 $164,760

Both Methods
Guaranteed residual value: 11.2729%
(required by Primus Equipment Finance Division)

Investment tax credit 0%


Depreciation 5-year MACRS

Sedangkan proposal pengadaan sistem automasi dari kompetitor adalah sebagai berikut:
Dari data tersebut, Primus perlu menimbang nilai investasi yang paling menguntungkan
dari sisi Avantjet agar sasaran utamanya tersebut tertarik untuk memilih Primus menjadi
vendornya. Oleh karena itu, perlu adanya perhitungan yang membandingkan NPV dan IRR
antara masing-masing opsi dan berbagai situasi tarif pajak dan biaya hutang, sehingga akan
terlihat pada situasi mana dan opsi mana yang paling menarik untuk diajukan kepada Avantjet.
Berikut telah dilampirkan hasil perhitungan exhibit 6 yang berisi tentang NPV dan IRR dari
opsi buy and borrow, opsi 1-4, dan perhitungan investasi milik kompetitor yaitu Faulhaber dan
Honshu. Biasanya, semakin tinggi NPV dan IRR akan lebih baik. Namun dalam kasus ini
berbeda, semakin kecil IRR dan NPV dari nilai investasi, Avantje akan menilai lebih menarik
karena tingkat biaya yang harus dibayar oleh Avantjet akan lebih rendah dibanding investasi
ber-IRR tinggi.
Dengan demikian, dapat dilihat dalam tabel exhibit 6 bahwa pada kondisi tarif pajak
34% dan biaya hutang 9.5%, dari nilai investasi pada opsi 2 merupakan pilihan terbaik karena
memiliki nilai investasi yang sama dengan opsi buy and borrow dan kompetitor. Karena
Avantjet cenderung memiliki rasio hutang yang tinggi, maka jika Primus mengajukan proposal
dengan opsi 2 pada kondisi A, maka Avantjet memiliki kecenderungan akan memilih lease dan
meninggalkan hutang. Dengan begitu, primus akan tetap menjadi vendor Avantjet dengan nilai
NPV dan IRR yang cukup tinggi dibanding jika ia mengajukan proposal dengan opsi 1.
Pada kondisi tarif pajak 34% dan biaya hutang 13%, nilai investasi yang paling
menguntungkan Avantjet adalah opsi 3 karena lebih menarik dengan NPV $457.515 dan IRR
6.72% dibandingkan opsi milik kompetitor Faulhaber dengan NPV $479.073 dan IRR 7.13%.
Pada Kondisi tarif pajak 0% dan biaya hutang 9.5%, nilai investasi terbaik terdapat pada opsi 1
dengan nilai NPV $ 651.863 dan IRR 8.61% dibanding buy and borrow dengan NPV $ 663.800
dan IRR 9.5%. dan pada kondisi tarif pajak 0% dan biaya hutang 13%, nilai investasi terbaik
pada opsi 3 dengan NPV $ 645.255 dan IRR 10.91% dibanding kompetitornya Faulhaber
dengan NPV $697.207 dan IRR 11.42%.
Scenario A B C D
Effective tax rate 34.0% 34.0% 0.0% 0.0%
Pretax cost of debt 9.5% 13.0% 9.5% 13.0%
After-tax cost of debt 6.27% 8.58% 9.50% 13.00%
NPV of loan (borrow and buy) $469,273 $484,546 $663,800 $671,253
IRR of loan (borrow and buy) 6.27% 8.58% 9.50% 13.00%
Leasing Option #1 $155,040 $155,040 $155,040 $155,040
NPV of leasing option #1 $454,717 $436,915 $651,863 $616,202
IRR of lease 5.32% 5.32% 8.61% 8.61%
Lease advantage over borrowing $14,556 $47,631 $11,937 $55,051
Leasing Option #2 $160,003 $160,003 $160,003 $160,003
NPV of leasing option #2 $469,273 $450,901 $672,730 $635,927
IRR of lease 6.27% 6.27% 10.17% 10.17%
Lease advantage over borrowing $0 $33,645 ($8,930) $35,326
Leasing Option #3 $162,350 $162,350 $162,350 $162,350
NPV of leasing option #3 $476,156 $457,515 $682,598 $645,255
IRR of lease 6.72% 6.72% 10.91% 10.91%
Lease advantage over borrowing ($6,883) $27,031 ($18,798) $25,998
Leasing Option #4 $164,760 $164,760 $164,760 $164,760
NPV of leasing option #4 $483,225 $464,306 $692,730 $654,834
IRR of lease 7.19% 7.19% 11.68% 11.68%
Lease advantage over borrowing ($13,952) $20,240 ($28,930) $16,419
Faulhaber Gmbh
NPV of loan $484,376 $501,993 $686,679 $697,207
NPV of lease $498,593 $479,073 $714,762 $675,660
IRR of lease 7.13% 7.13% 11.42% 11.42%
Lease advantage over borrowing ($14,217) $22,920 ($28,083) $21,547
Honshu Heavy Industries
NPV of loan $438,036 $458,436 $624,641 $640,997
NPV of lease $478,063 $459,346 $685,330 $647,839
IRR of lease 8.64% 8.64% 13.48% 13.48%
Lease advantage over borrowing ($40,027) ($910) ($60,689) ($6,842)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka rekomendasi kepada Primus untuk
menggunakan opsi berikut pada masing-masing kondisi.
Proposal Keuntungan nilai investasi lease
Kondisi Primus IRR NPV dibanding buy and borrow
A Opsi 2 6.27% $469,273 $0
B Opsi 3 6.72% $457.515 $27.031
C Opsi 1 8.61% $651,863 $11.937
D Opsi 3 10.91% $645.255 $25.997
BAB V
CONTOH PENDANAAN PERUSAHAAN DI INDONESIA

PT Jasa Marga didirikan berdasarkan Akta no 1 tanggal 1978 dengan nama PT Jasa Marga
yang kemudian diubah berdasarkan Akta no 187 tanggal 19 Mei 1981 dan nama perseroan
diubah menjadi PT Jasa Marga (Persero). Pada tahun 1978 PT Jasa Marga mulai beroperasi
secara komersial dengan diresmikannya jalan tol jagorawi.
Sejalan dengan meningkatnya arus lalu lintas jalan raya terutama di pulau Jawa, hingga
tahun 2007 PT Jasa Marga telah membangun dan mengoperasikan 13 ruas jalan tol yang
dikelola oleh sembilan cabang perseroan dan satu anak perusahaan yaitu PT Jalan Tol
Lingkarluar Jakarta (JLJ). Keseluruhan ruas rol berjarak 465,55 Km dan merupakan bagian
dari seluruh jalan/jembatan tol yang ada di Indonesia yang mencapai panjang keseluruhan
599,0 Km. PT Jasa Marga memiliki penyertaan saham pada beberapa perusahaan sehubungan
dengan kerjasama operasi penyelenggaraan jalan tol yang didasarkan pada Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum tentang Penyelenggaraan jalan tol dalam bentuk usaha patungan.
Perseroan merupakan salah satu perusahaan BUMN yang masuk kedalam program
privatisasi yang akan dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam tahun 2007. Pada
saat itu, perseroan telah memperoleh persetujuan dari DPR. Dalam IPO perseroan melepas
sebanyak –banyaknya 30% saham baru yang akan ditawarkan kepada investor.
Pada tahun 2007, PT Jasa Marga (Persero) menerbitkan obligasi yang diberi nama Obligasi
Jasa Marga XIII Seri R Tahun 2007 dengan tingkat bunga tetap. Dana hasil penerbitan obligasi
setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan dipergunakan untuk refinancing
pinjaman bank dan hutang bantuan pemerintah. Informasi obligasi dapat diuraikan sebagai
berikut :
Jenis Obligasi
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat kecuali sertifikat jumbo obligasi yang diterbitkan untuk
didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan pemegang obligasi.
Obligasi ini didaftarkan atas nama KSEI untk kepentingan pemegang rekening KSEI yang
selanjutnya untuk kepentingan pemegang obligasi dan didaftarkan pada tanggal
diserahkannya sertifikat Jumbo Obligasi oleh Perseroan kepada KSEI. Bukti kepemilikan
obligasi bagi pemegang obligasi adalah konfirmasi tertulis yang diterbitkan oleh KSEI,
Perusahaan efek atau Bandk Kustodian.
Jumlah nominal obligasi dan satuan pemindahbukuan
Obligasi ini diterbitkan dengan nilai nominal sebesar Rp1.500.000.000.000,00 (Satu triliun
lima ratus milyar rupiah), dengan satuan jumlah obligasi yang dapat dipindahbukukan sebesar
Rp1,00 (satu rupiah) dan diperdagangkan dari satu rekening efek ke rekeninf efek lainnya
senilai Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan kelipatannya.
Harga penawaran
100% (seratus persen) dari nilai nominal obligasi.
Bunga Obligasi
Tingkat bunga obligasi 10,25% per tahun dan bunga obligasi dihitung berdasarkan jumlah
hari yang lewat terhitung sejak tanggal distribusi obligasi secara elektronik dimana satu hilan
dihitung tiga puluh hari dan satu tahun dihitung 360 hari. Bunga obligasi akan dibayarkan
setia triwulan dan akan dibayarkan kepada pemegang obligasi melalui rekening KSEI pada
tanggal pembayaran bunga bersangkutan. Dengan demikian jumlah pembayaran bungan
obligasi adalah sebanyak 40 kali.
Jangka waktu dan jatuh tempo
Jangka waktu obligasi yaitu sepuluh tahun sejak tanggal emisi. Obligasi akan jatuh tempo dan
harus dilunasi dengan harga sama dengan jumlah pokok yang tertulis yang tercantum pada
sertifikat jumbo obligasi pada tanggal pelunasan pokok obligasi yatu tanggal 21 Juni 2017.
Jaminan
Obligasi ini tidak dijamin dengan agunan berupa benda, pendapatan atau aktiva lain perseroan
dalam bentuk apapun. Seluruh harta kekayaan perseroan baik barang bergerak maupun tidak
bergerak baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari atas jaminan atas hutang
perseroan kepada semua krediturnya, yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa hak
preferen termasuk obligasi ini.
Diketahui :
M = Rp5.000.000,00
‘n = 10 tahun
‘i = 10,25% atau Rp512.500 (10,25% x Rp5.000.000,00)
Kd = 8%
‘t = 40 (10 tahun = 120 bulan : 3 bulan)

Ditanya :
Nilai obligasi?

Jawab :
Vd = i/4 (PVIFA, kd/4,t) + m (PVIF, kd/4, n)
= Rp512.500,00 : 4 (PVIFA 8% : 4,40) + 5.000.000,00 (PVIF, 8% : 4, 40)
= Rp128.125,00 (PFIFA 2%,40) + Rp5.000.000,00 (PVIF 2%,40)
= Rp128.125,00 (27,3555) + Rp5.000.000,00 (0,453)
= Rp3.504.923,00 + Rp2.265.000,00
= Rp5.769.923,00

Anda mungkin juga menyukai