Anda di halaman 1dari 12

Manajemen Keuangan

MERGER, AKUISISI,
RESTRUKTURISASI,
REORGANISASI
DAN LIKUIDASI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

15
Ekonomi dan Bisnis Manajemen W311700005 Riska Rosdiana SE., M.Si

Abstract Kompetensi
Akuisisi suatu perusahaan oleh perusahaan Diharapkan mahasiswa dapat
yang lain, pada dasarnya merupakan suatu memahami proses ekspansi suatu
keputusan investasi yang mengandung unsur perusahaan yaitu bisa berupa
ketidak-pastian. Karena itu, konsep keuangan merger akuisisi dan metode
tentang keputusan investasi berlaku pula. lainnya
Diterapkan dalam konteks akuisisi, maka suatu
akuisisi dapat dibenarkan secara ekonomi
apabila akuisisi tersebut diharapkan akan
memberikan NPV yang positip bagi pemegang
saham perusahaan yang mengakuisisi.

I. Merger dan Akuisisi


Barangkali kegiatan yang memperoleh perhatian besar dari masyarakat adalah
pada waktu suatu perusahaan mengambil alih (melakukan akuisisi) perusahaan lain,
atau penggabungan (merger atau consolidation) dari dua perusahaan. Perluasan usaha
memang dapat dilakukan dengan ekspansi intern (yaitu menambah kapasitas pabrik,
menambah unit produksi, menambah divisi baru, dan sebagainya), tetapi juga dapat
dilakukan dengan menggabungkan dengan usaha yang telah ada atau membeli
perusahaan yang telah ada (akuisisi). Beberapa perusahaan memilih untuk
mengakuisisi perusahaan lain dalam mendukung usaha pengembangan mereka.

Akuisisi suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain, pada dasarnya


merupakan suatu keputusan investasi yang mengandung unsur ketidak-pastian.
Karena itu, konsep keuangan tentang keputusan investasi berlaku pula. Diterapkan
dalam konteks akuisisi, maka suatu akuisisi dapat dibenarkan secara ekonomi apabila
akuisisi tersebut diharapkan akan memberikan NPV yang positip bagi pemegang
saham perusahaan yang mengakuisisi. Hanya saja, untuk kasus akuisisi beberapa
karakteristik berikut akan membuat keputusan akuisisi mempunyai kekhususan.

II. Pengertian Merger dan Akuisisi,

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana


perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities
perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki
paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan
pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang
baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai
penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini
perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan
pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto
dan Sudomo, 2001, p.640).

Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan


membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.
(Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

15 Manajemen Keuangan
2 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
III. Jenis-jenis Merger dan Akusisi

Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain


dengan beberapa cara, yaitu :

a. Merger

Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan
para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit
50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan
menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.

b. Konsolidasi

Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang
saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.

c. Tender offer

Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa
persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile
takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap
penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena
bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.

d. Acquisistion of assets

Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang


saham target firm. (p.835).

Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002.
Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :

a. Merger atau konsolidasi

Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap
berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban
milik target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding
firm. Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua
perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan
menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau
yang me-merger tidak dibedakan.

15 Manajemen Keuangan
3 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Acquisition of stock

Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat
dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of
stock dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap
perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada
pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender
offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm,
diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain.

c. Acquisition of assets

Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya.


Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat
halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of
stock (p.817-818).

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat
dibedakan:

a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang
industri yang sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier
atau customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak
dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya
adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis
melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman,
2003, p.717).

IV. Tiga bentuk dasar akuisisi

Ada tiga prosedur dasar yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengambil alih
perusahaan lain. Tiga cara tersebut adalah: (1) merger atau konsolidasi, (2) akuisisi
saham, dan (3) akuisisi assets.

15 Manajemen Keuangan
4 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1) Merger atau konsolidasi

Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua


perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang
bergabung. Sedangkan consolidation menunjukkan penggabungan dari dua
perusahaan atau lebih, dan nama dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.

Misalkan PT. A mengambil alih PT. B dalam suatu merger. Pemegang saham
PT. B setuju bahwa setiap lembar saham mereka diganti dengan dua lembar saham
PT. A. Dengan demikian, setelah merger saham PT. B hilang, dan yang ada hanya
saham PT. A. Dalam kasus consolidation, saham PT. A dan B diganti dengan saham
PT dengan nama lain (missal PT. C). Karena perbedaan tersebut tidaklah penting untuk
maksud-maksud analisis, kita nantinya akan menggunakan istilah merger bagi kedua
bentuk penggabungan usaha tersebut.

2) Akuisisi saham

Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham
perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas
lain (saham atau obligasi). Kadang-kadang penawaran langsung dilakukan terhadap
pemegang saham perusahaan yang akan diambil alih. Apabila perusahaan yang akan
diambil alih (missal PT. B) merupakan perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek,
maka sesuai dengan keputusan BAPEPAM pada tahun 1995, upaya penguasaan
terhadap 20% atau lebih saham perusahaan tersebut harus dilakukan dengan tender
offer. Dengan cara ini, perusahaan yang akan mengambil alih (missal PT. A) harus
mengumumkan di media masa (memasang iklan), menjelaskan bahwa PT. A
bermaksud membeli saham PT. B dengan harga tertentu (yang lebih tinggi dari harga
pasar), sejumlah lembar saham tertentu. Apabila jumlah lembar saham yang
ditawarkan oleh para pemegang saham PT. B melebihi jumlah yang akan dibeli oleh
PT. A, maka penjatahan akan dilakukan.

3) Akuisisi assets

Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli


aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari
kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa
akuisisi saham. Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan

15 Manajemen Keuangan
5 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
aktiva-aktiva yang dibeli. Meskipun demikian proses hukum pemindahan aktiva-aktiva
tersebut dapat menjadi sangat mahal.

V. Pengelompokan akuisisi berdasarkan keterkaitan operasi

Para analis keuangan sering mengelompokkan akuisisi ke dalam salah satu dari
tiga bentuk berikut ini.

1) Akuisisi horizontal. Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang


mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang mengakuisisi dan
yang diakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.
2) Akuisisi vertical. Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada
pada tahap proses produksi yang berbeda. Sebagai missal, perusahaan rokok
mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau, perusahaan garment mengakuisisi
perusahaan tekstil, dan sebagainya.
3) Akuisisi konglomerat. Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi
tidak mempunyai keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-
products oleh perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat.

VI. Akuisisi atau Takeover?

Dua istilah ini sering dipergunakan untuk maksud yang sama, yaitu pengambil-
alihan suatu perusahaan oleh pihak lain. Meskipun demikian, sebenarnya akuisisi
hanyalah merupakan salah satu cara untuk melakukan takeover. Takeover merupakan
istilah umum yang dipergunakan untuk menjelaskan pengambilalihan kendali suatu
perusahaan dari sekelompok pemegang saham ke kelompok yang lain.

VII. Aspek pajak dalam peristiwa akuisisi

Apabila suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain, transaksi tersebut


mungkin terkena pajak mungkin pula tidak. Dalam peristiwa taxable acquisition,
pemegang saham dari perusahaan yang diakuisisi diperlakukan sebagai menjual
saham yang mereka miliki, dan karenanya akan memperoleh capital gains (yang akan
dikenakan pajak) atau loss. Dalam peristiwa akuisisi yang taxable, perusahaan yang
mengakuisisi mungkin melakukan revaluasi atas aktiva tetap dari perusahaan yang
diakuisisi.

Dalam peristiwa akuisisi yang tax-free, pemegang saham dari perusahaan yang
diakuisisi dipandang hanya melakukan pertukaran saham dengan nilai yang sama,

15 Manajemen Keuangan
6 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sehingga tidak memperoleh capital gains atau loss. Dalam transaksi yang tax-free,
aktiva dari perusahaan yang diakuisisi tidak revaluasi.

VIII. Akuntansi untuk akuisisi

Setelah kita memahami bagaimana dampak akuisisi bagi pembayaran pajak,


sekarang kita bicarakan bagaimana mencatat peristiwa akuisisi dalam akuntansi. Ada
dua perlakuan akuisisi, yaitu dicatat sebagai “pembelian” (purchase) atau sebagai
“penggabungan kepentingan” (pooling of interest).

 Dicatat sebagai pembelian

Metode ini mencatat kekayaan perusahaan yang diakuisisi pada harga pasar
yang wajar (fair market value) pada buku yang melakukan akuisisi. Dengan demikian
maka perusahaan yang melakukan akuisisi dapat menentukan harga perolehan yang
baru (new cost basis) untuk aktiva-aktiva yang diakuisisi.

Pada metode ini, istilah akuntansu “goodwill” diciptakan. Goodwill merupakan


selisih antara harga yang dibayar dengan nilai pasar dengan nilai pasar yang wajar dari
aktiva yang diakuisisi.

 Dicatat sebagai pooling of interest

Dengan cara pooling of interest, aktiva-aktiva perusahaan baru dinilai sama


dengan nilai buku dari perusahaan yang mengakuisisi dan diakuisisi.

IX. Motif merger dan akuisisi

Mengapa perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli


perusahaan lain (akuisisi)? Alasan yang sering dikemukakan adalah karena dengan
akuisisi perusahaan mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat dari pada harus
membangun unit usaha sendiri. Meskipun alasan tersebut benar, faktor yang paling
mendasari sebenarnya adalah motif ekonomi. Dengan kata lain, kalau kita akan
membeli perusahaan lain, maka pembelian tersebut hanya dapat dibenarkan apabila
pembelian tersebut menguntungkan kita.

Diperoleh synergy sebagai akibat merger dan akuisisi

Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa akuisisi
atau merger tersebut diperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari

15 Manajemen Keuangan
7 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kedua perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masing-masing nilai
perusahaan yang digabungkan. Dalam bahasa yang lebih mudah, synergy adalah
situasi pada saat 2 + 2 = 5.

Peningkatan pendapatan

Pendapatan dapat meningkat karena kegiatan pemasaran yang lebih baik,


strategic benefits, dan peningkatan daya saing. Pemasaran yang lebih baik dapat
terjadi karena pemilihan bentuk dan media promosi yang lebih tepat, memperbaiki
system distribusi, dan menyeimbangkan komposisi produk.

Penurunan biaya

Penurunan biaya mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan unit
yang dihasilkan, sehingga menekan biaya rata-rata (economies of scale). Integrasi
vertical juga memungkinkan perusahaan menekan biaya, seperti dengan memperoleh
biaya bahan baku yang lebih murah, atau menghemat biaya distribusi. Menghilangkan
menejemen yang kurang efisien dan penggunaan sumberdaya yang komplementer,
juga merupakan sumber-sumber untuk mengurangi biaya.

Penghematan pajak

Manfaat dalam bentuk penghematan pajak dapat diilustrasikan berikut ini. Suatu
perusahaan telah menderita rugi sebesar Rp. 10 Milyar. Oleh pemiliknya kemudian
perusahaannya dijual dan diperlakukan sebagai penjualan aktiva. Dari penjualan
tersebut pemilik mengakui memperoleh capital gains sebesar Rp. 10 milyar, karena
aktiva tetap dijual dengan harga Rp. 10 Milyar di atas nilai bukunya. Tetapi perusahaan
telah menderita rugi Rp. 10 Milyar, maka gains 10 Milyar tersebut akan tertutup oleh
kerugian yang ditanggung sehingga pemilik perusahaan tidak perlu membayar pajak.

Penurunan biaya modal

Penurunan biaya modal dapat terjadi karena biaya emisi mempunyai komponen
yang bersifat tetap. Dengan demikian, apabila gabungan perusahaan akan menerbitkan
sekuritas, biaya emisinya akan lebih murah sehingga dapat menekan biaya modal
perusahaan.

Alasan yang meragukan (dubious)

Disamping alasan-alasan yang diharapkan dapat menimbulkan synergy,


kadang-kadang akuisisi dilakukan dengan alasan yang meragukan (dubious). Dua

15 Manajemen Keuangan
8 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
alasan dubious yang sering disebut adalah diversifikasi dan jumlah earnings per share
(EPS). Dari konsep CAPM kita mengetahui bahwa diversifikasi tidaklah menimbulkan
manfaat, karena pasar akan menentukan nilai perusahaan berdasarkan atas risiko
yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Sedangkan untuk alasan EPS saat ini.
Alasan EPS yang dubious terjadi karena analisis dilakukan atas dasar pertimbangan
jumlah EPS saat ini.

Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger


maupun akuisisi, yaitu :

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan
tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan
merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau
mengurangi persaingan.

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies
of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead
meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan
ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger
berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat
dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,
tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan
tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi
sehingga

menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban


keuangan.

Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

15 Manajemen Keuangan
9 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya
efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat
mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
manajemen atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat
melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan
kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan
kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum
pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan
keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan
pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih


besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham
lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003,
p.714-716).

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi

Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding


pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan Merger

15 Manajemen Keuangan
10 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan
Sudomo, 2001, p.642)

Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi

Kelebihan Akuisisi

Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:

a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang
saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm,
mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung
dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer
sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
 Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,
akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak
bersahabat (hostile takeover).
 Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan
mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada
halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi
(Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).
Kekurangan Akuisisi

Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :

a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui


pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran
dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara
setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi
merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum
dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo,
2001, p.643)

15 Manajemen Keuangan
11 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Arthur J. Keown, David F. Scott Jr, John D. Martin, J. William Petty. 2002. Introduction
Financial Management. Prentice- Hall, Inc.

Weston, J Fred and Eugene F Brigham, 2004. Managerial Finance, Tenth Edition, Dryden
Press, Hinsdale Illinois.

Syamsudin Lukman, 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep dan Aplikasi dalam
Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, Handinata Yogyakarta

Husnan, Suad, 1990. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan, Edisi Pertama, Cetakan
ketiga, BPFE Yogyakarta.

15 Manajemen Keuangan
12 Riska Rosdiana SE., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai